Grout Perlindungan untuk tendon prategang

SNI - 03 - 2847 - 2002 191 dari 278

20.16 Perlindungan terhadap karat untuk tendon prategang tanpa lekatan

1 Tendon tanpa lekatan harus dibungkus dengan pelapis. Tendon harus dilapisi secara penuh dan pelapis di sekeliling tendon harus diisi dengan bahan yang sesuai yang mampu memberikan perlindungan terhadap karat dengan baik. 2 Pelapis harus kedap air dan menerus di sepanjang bagian tendon yang direncanakan tanpa lekatan. 3 Untuk aplikasi di lingkungan korosif, penyambungan pelapis dengan angkur penegangan, angkur tengah, dan angkur mati haruslah bersifat kedap air. 4 Tendon tanpa lekatan yang terdiri dari strand tunggal harus dilindungi terhadap korosi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

20.17 Selongsong untuk sistem pasca-tarik

1 Selongsong untuk tendon yang di-grout harus kedap mortar dan tidak reaktif dengan bahan beton, tendon, bahan pengisi yang akan digunakan, dan bahan penghambat korosi. 2 Selongsong untuk tendon kawat tunggal, strand tunggal, atau batang tunggal yang di- grout harus mempunyai diameter dalam paling sedikit 6 mm lebih besar daripada diameter tendon. 3 Selongsong untuk tendon kawat majemuk, strand majemuk, atau batang majemuk yang di-grout harus mempunyai luas penampang-dalam paling sedikit dua kali luas penampang tendon.

20.18 Grout

untuk tendon prategang dengan lekatan 1 Grout harus terdiri dari semen portland dan air; atau semen portland, pasir, dan air. 2 Bahan untuk grout yaitu semen portland, air, pasir dan bahan-tambahan yang boleh digunakan, harus memenuhi ketentuan yang berlaku dalam pasal 5. Bahan-tambahan yang boleh digunakan adalah yang telah diketahui tidak memiliki pengaruh buruk terhadap bahan grout, baja, atau beton. Bahan tambahan yang mengandung kalsium klorida tidak boleh dipergunakan. SNI - 03 - 2847 - 2002 192 dari 278 3 Pemilihan proporsi grout: 1 Proporsi bahan untuk grout harus didasarkan pada salah satu ketentuan berikut: a Hasil pengujian pada grout yang masih segar dan yang sudah mengeras yang dilaksanakan sebelum pekerjaan grout dimulai, atau b Catatan pengalaman sebelumnya dengan bahan dan peralatan yang serupa dan pada kondisi lapangan yang sebanding. 2 Semen yang digunakan untuk pekerjaan harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam penentuan proporsi grout. 3 Kandungan air haruslah merupakan nilai minimum yang cukup untuk menjamin tercapainya pelaksanaan pemompaan grout dengan baik, tetapi nilai rasio berat air-semen tidak boleh melampaui 0,45. 4 Penurunan kemampuan alir grout akibat penundaan pelaksanaan grouting tidak boleh diatasi dengan penambahan air. 4 Pengadukan dan pemompaan grout 1 Grout harus diaduk dalam alat yang mampu untuk mencampur dan beragitasi secara menerus sehingga akan menghasilkan distribusi bahan yang merata dan seragam. Selanjutnya, adukan dilewatkan melalui saringan, dan kemudian dipompa sedemikian hingga akan mengisi selongsong tendon secara penuh. 2 Suhu komponen struktur pada saat pelaksanaan grout harus di atas 2 ° C dan harus dijaga agar tetap diatas 2 ° C hingga kubus grout ukuran 50 mm yang dirawat di lapangan mencapai suatu kuat tekan minimum sebesar 6 MPa. 3 Selama pengadukan dan pemompaan, suhu grout tidak boleh lebih tinggi dari 30 ° C.

20.19 Perlindungan untuk tendon prategang

Pelaksanaan pembakaran atau pengelasan disekitar tendon prategang harus dilakukan dengan hati-hati, agar tendon tersebut tidak terpengaruh oleh suhu, percikan las, atau hantaran arus listrik yang berlebihan.

20.20 Pemberian dan pengukuran gaya prategang