Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton

SNI - 03 - 2847 - 2002 57 dari 278 1 Tulangan transversal tersebut harus direncanakan untuk memikul beban terfaktor selebar efektif pelat yang dianggap berperilaku sebagai kantilever. Untuk balok-T tunggal, seluruh lebar dari sayap yang membentang harus diperhitungkan. Untuk balok-T lainnya, hanya bagian pelat selebar efektifnya saja yang perlu diperhitungkan. 2 Tulangan transversal harus dipasang dengan spasi tidak melebihi lima kali tebal pelat dan juga tidak melebihi 500 mm.

10.11 Konstruksi pelat rusuk

1 Konstruksi pelat rusuk terdiri dari kombinasi monolit sejumlah rusuk dengan jarak beraturan dan pelat atas yang membentang dalam satu arah atau dua arah yang ortogonal. 2 Rusuk mempunyai lebar minimum 100 mm dan mempunyai tinggi tidak lebih dari 3,5 kali lebar minimumnya. 3 Jarak bersih antar rusuk tidak boleh melebihi 750 mm. 4 Konstruksi pelat rusuk yang tidak memenuhi batasan-batasan pada 10.111 hingga 10.113 harus direncanakan sebagai pelat dan balok biasa. 5 Bila digunakan bahan pengisi permanen berupa lempung bakar atau ubin beton yang mempunyai kuat tekan minimal sama dengan kuat tekan beton yang digunakan pada konstruksi pelat rusuk, maka: 1 Bagian dinding vertikal dari bahan pengisi yang berhubungan dengan rusuk boleh disertakan dalam perhitungan kuat geser dan kuat lentur negatif. Bagian lain dari bahan pengisi tidak boleh disertakan dalam perhitungan kekuatan. 2 Tebal pelat di atas bahan pengisi permanen tidak boleh kurang dari seperduabelas jarak bersih antar rusuk dan tidak boleh kurang dari 40 mm. 3 Pada pelat rusuk satu arah, harus dipasang tulangan pelat dalam arah tegak lurus terhadap rusuk sesuai dengan ketentuan 9.12. 6 Bila digunakan cetakan yang dapat dilepaskan atau bahan pengisi tidak memenuhi ketentuan 10.115 maka: 1 Tebal pelat tidak boleh kurang dari seperduabelas jarak bersih antar rusuk dan tidak boleh kurang dari 50 mm. 2 Tulangan pelat dalam arah tegak lurus terhadap rusuk harus disediakan sesuai dengan perhitungan lentur, dengan memperhatikan beban terpusat, bila ada, tetapi tidak boleh kurang dari jumlah yang diperlukan berdasarkan 9.12. SNI - 03 - 2847 - 2002 58 dari 278 7 Bila ada saluran atau pipa yang ditanam di dalam pelat sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka tebal pelat di setiap tempat paling sedikit harus 25 mm lebih besar daripada tebal total saluran atau pipa tersebut. Saluran atau pipa tersebut tidak boleh mengurangi kekuatan konstruksi secara berlebihan. 8 Kuat geser beton V c untuk konstruksi rusuk boleh diambil 10 lebih besar daripada ketentuan yang diberikan pasal 13. Kuat geser boleh dinaikkan dengan memberi tulangan geser atau dengan memperlebar ujung komponen rusuk.

10.12 Penutup lantai yang terpisah