Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
24.6 Dinding
1 Dinding beton polos stuktural harus ditumpu secara menerus oleh tanah, fondasi telapak, dinding fondasi, balok sloof, atau komponen struktur lain yang mampu memberikan tumpuan vertikal secara menerus. 2 Dinding beton polos struktural harus direncanakan terhadap beban vertikal, beban lateral, dan beban lain yang bekerja padanya. 3 Dinding beton polos struktural harus direncanakan untuk suatu eksentrisitas sesuai dengan momen maksimum yang menyertai beban aksial tapi tidak boleh kurang dari 0,10 h. Apabila resultan dari semua beban terfaktor berada pada daerah sepertiga tengah dari tebal keseluruhan dinding, maka perencanaan harus dilakukan sesuai dengan 24.53 atau 24.65. Jika tidak, dinding harus direncanakan sesuai dengan 24.53. 4 Perencanaan untuk geser harus sesuai dengan 24.54. 5 Metode perencanaan empiris 1 Dinding beton polos struktural dengan penampang solid persegi panjang diperbolehkan untuk direncanakan menggunakan persamaan 143 bila resultan dari semua beban terfaktor berada pada daerah sepertiga tengah dari tebal keseluruhan dinding. 2 Perencanaan dinding yang mengalami beban aksial tekan harus didasarkan pada: u nw P P ≥ φ 143 dimana P u adalah beban aksial terfaktor dan P nw adalah kuat aksial nominal yang dihitung dengan persamaan: ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ′ = 2 32 1 45 h A f , P c g c nw l 144 6 Pembatasan 1 Kecuali dapat dibuktikan oleh analisis rinci, panjang horizontal dinding yang dapat dianggap efektif untuk masing-masing beban vertikal terpusat tidak boleh melebihi jarak pusat ke pusat antar beban ataupun tidak melebihi lebar daerah tumpu ditambah empat kali tebal dinding. 2 Kecuali sebagaimana ditentukan dalam 24.663, tebal dinding penumpu tidak boleh kurang dari 124 tinggi atau panjang bebas, diambil nilai terkecil, dan tidak boleh kurang dari 140 mm. SNI - 03 - 2847 - 2002 239 dari 278 3 Tebal dinding besmen luar dan dinding fondasi tidak boleh kurang dari 190 mm. 4 Dinding harus ditahan terhadap translasi lateral. Lihat 24.3 dan 24.47. 5 Sekeliling lubang jendela dan pintu harus dipasang penulangan tidak kurang dari dua tulangan D-16. Tulangan demikian harus diperpanjang sedikitnya 600 mm dari sudut lubang.24.7 Fondasi telapak
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more