Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
24.5 Kuat rencana
1 Perencanaan luas penampang yang mengalami lentur harus didasarkan pada: u n M M ≥ φ 131 dimana M u adalah momen terfaktor dan M n adalah kuat momen nominal yang dihitung dengan persamaan: S f M c n 12 5 = 132 untuk kondisi yang dikontrol oleh tarik, dan dengan persamaan: S f , M c n ′ = 85 133 untuk kondisi yang dikontrol oleh tekan, dimana S adalah modulus penampang elastis. 2 Perencanaan penampang yang mengalami gaya tekan harus didasarkan pada: u n P P ≥ φ 134 dimana P u adalah beban tekan terfaktor dan P n adalah kuat tekan nominal yang dihitung dengan menggunakan persamaan: 1 2 32 1 60 A h f , P c c n ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = l 135 dimana A 1 adalah luas daerah pembebanan 3 Komponen struktur yang mengalami kombinasi beban lentur dan aksial tekan harus diproporsikan sehingga pada muka tekan dipenuhi: 1 ≤ + n u n u M M P P φ φ 136 dan pada muka tarik dipenuhi: c g u u f A P S M φ 12 5 ≤ − 137 SNI - 03 - 2847 - 2002 237 dari 278 4 Perencanaan penampang persegi panjang yang mengalami geser harus didasarkan pada: u n V V ≥ φ 138 dimana V u adalah gaya geser terfaktor dan V n adalah kuat geser nominal yang dihitung dengan persamaan: bh f V c n 9 1 = 139 untuk aksi balok dan dengan persamaan: h b f V o c c n ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + = β 2 1 9 1 140 untuk aksi dua arah, tapi tidak perlu lebih dari h b f o c 9 2 5 Perencanaan daerah tumpu yang berada dalam kondisi tekan harus didasarkan pada: u n P B ≥ φ 141 dimana P u adalah beban tumpu terfaktor dan B n adalah kuat tumpu nominal dari daerah pembebanan A 1 yang dihitung dengan persamaan: 1 85 A f , B c n = 142 kecuali bilamana permukaan yang menumpu lebih lebar pada semua sisinya dibandingkan dengan daerah yang dibebani, maka kuat tumpu rencana pada daerah yang dibebani harus dikalikan dengan 1 2 A A tetapi tidak lebih dari 2. 6 Beton ringan 1 Ketentuan 24.5 berlaku untuk beton normal. Bila beton agregat ringan digunakan, satu dari beberapa modifikasi berikut ini harus diberlakukan: a Jika f ct dipersyaratkan dan campuran beton diproporsikan sesuai dengan 7.2, maka persamaan yang berisi c f harus dimodifikasi melalui penggantian c f dengan 1,8 f ct dimana saja notasi c f ′ ditemui di 24.5, tetapi nilai 1,8 f ct tidak boleh melebihi c f ; b Jika f ct tidak dipersyaratkan, maka semua harga c f pada 24.5 harus dikalikan dengan 0.75 untuk beton ringan-total, dan 0,85 untuk beton ringan-pasir. Jika dilakukan pengantian pasir secara parsial maka faktor pengali bisa didapatkan dengan menggunakan interpolasi linier. SNI - 03 - 2847 - 2002 238 dari 27824.6 Dinding
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more