Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton

SNI - 03 - 2847 - 2002 236 dari 278 8 Pada saat menghitung kekuatan terhadap lentur, terhadap kombinasi beban lentur dan aksial, dan terhadap geser, keseluruhan luas penampang dari komponen struktur harus diperhitungkan dalam perencanaan, kecuali untuk beton yang dicor langsung di atas tanah dimana tebal total h harus diambil 50 mm lebih kecil daripada tebal yang sebenarnya.

24.5 Kuat rencana

1 Perencanaan luas penampang yang mengalami lentur harus didasarkan pada: u n M M ≥ φ 131 dimana M u adalah momen terfaktor dan M n adalah kuat momen nominal yang dihitung dengan persamaan: S f M c n 12 5 = 132 untuk kondisi yang dikontrol oleh tarik, dan dengan persamaan: S f , M c n ′ = 85 133 untuk kondisi yang dikontrol oleh tekan, dimana S adalah modulus penampang elastis. 2 Perencanaan penampang yang mengalami gaya tekan harus didasarkan pada: u n P P ≥ φ 134 dimana P u adalah beban tekan terfaktor dan P n adalah kuat tekan nominal yang dihitung dengan menggunakan persamaan: 1 2 32 1 60 A h f , P c c n ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = l 135 dimana A 1 adalah luas daerah pembebanan 3 Komponen struktur yang mengalami kombinasi beban lentur dan aksial tekan harus diproporsikan sehingga pada muka tekan dipenuhi: 1 ≤ + n u n u M M P P φ φ 136 dan pada muka tarik dipenuhi: c g u u f A P S M φ 12 5 ≤ − 137 SNI - 03 - 2847 - 2002 237 dari 278 4 Perencanaan penampang persegi panjang yang mengalami geser harus didasarkan pada: u n V V ≥ φ 138 dimana V u adalah gaya geser terfaktor dan V n adalah kuat geser nominal yang dihitung dengan persamaan: bh f V c n 9 1 = 139 untuk aksi balok dan dengan persamaan: h b f V o c c n ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + = β 2 1 9 1 140 untuk aksi dua arah, tapi tidak perlu lebih dari h b f o c 9 2 5 Perencanaan daerah tumpu yang berada dalam kondisi tekan harus didasarkan pada: u n P B ≥ φ 141 dimana P u adalah beban tumpu terfaktor dan B n adalah kuat tumpu nominal dari daerah pembebanan A 1 yang dihitung dengan persamaan: 1 85 A f , B c n = 142 kecuali bilamana permukaan yang menumpu lebih lebar pada semua sisinya dibandingkan dengan daerah yang dibebani, maka kuat tumpu rencana pada daerah yang dibebani harus dikalikan dengan 1 2 A A tetapi tidak lebih dari 2. 6 Beton ringan 1 Ketentuan 24.5 berlaku untuk beton normal. Bila beton agregat ringan digunakan, satu dari beberapa modifikasi berikut ini harus diberlakukan: a Jika f ct dipersyaratkan dan campuran beton diproporsikan sesuai dengan 7.2, maka persamaan yang berisi c f harus dimodifikasi melalui penggantian c f dengan 1,8 f ct dimana saja notasi c f ′ ditemui di 24.5, tetapi nilai 1,8 f ct tidak boleh melebihi c f ; b Jika f ct tidak dipersyaratkan, maka semua harga c f pada 24.5 harus dikalikan dengan 0.75 untuk beton ringan-total, dan 0,85 untuk beton ringan-pasir. Jika dilakukan pengantian pasir secara parsial maka faktor pengali bisa didapatkan dengan menggunakan interpolasi linier. SNI - 03 - 2847 - 2002 238 dari 278

24.6 Dinding