Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
13.9 Ketentuan khusus
untuk konsol pendek 1 Ketentuan 13.9 ini berlaku untuk konsol pendek dengan rasio bentang geser terhadap tinggi efektif a d tidak lebih besar daripada satu, dan memikul gaya tarik horizontal N uc yang tidak lebih besar daripada V u . Jarak d harus diukur pada muka tumpuan Gambar 11. Gambar 11 Parameter geometri konsol pendek 2 Tinggi konsol pada tepi luar daerah tumpuan tidak boleh kurang daripada 0,5 d . 3 Penampang pada muka tumpuan harus direncanakan untuk memikul secara bersamaan suatu geser V u , suatu momen d h N a V uc u − + , dan suatu gaya tarik horizontal N uc . 1 Di dalam semua perhitungan perencanaan yang sesuai dengan 13.9, faktor reduksi kekuatan φ harus diambil sebesar 0,75. 2 Perencanaan tulangan geser-friksi A vf untuk memikul geser V u harus memenuhi ketentuan 13.7. a Untuk beton normal, kuat geser V n tidak boleh diambil lebih besar daripada d b f , w c 2 ataupun 5,5 b w d dalam Newton. h d a d 3 2 V u A h sengkang tertutup tulangan angkur N uc pelat tumpu A s tulangan utama rangka untuk mengangkur sengkang tertutup SNI - 03 - 2847 - 2002 106 dari 278 b Untuk beton ringan-total atau beton ringan-pasir, kuat geser V n tidak boleh diambil melebihi d b f d a , , w c 07 2 − ataupun 5,5 – 1,9 ad b w d dalam Newton. 3 Tulangan A f untuk menahan momen ] [ d h N a V uc u − + harus dihitung menurut 12.2 dan 12.3. 4 Tulangan A n untuk menahan gaya tarik N uc harus ditentukan dari N uc ≤ φA n f y . Gaya tarik N uc tidak boleh diambil kurang daripada 0,2 V u , kecuali bila digunakan suatu cara khusus untuk mencegah terjadinya gaya tarik. Gaya tarik N uc harus dianggap sebagai suatu beban hidup walaupun gaya tarik tersebut timbul akibat rangkak, susut, atau perubahan suhu. 5 Luas tulangan tarik utama A s harus diambil sama dengan nilai terbesar dari A f + A n atau 2 A vf 3 + A n . 4 Sengkang tertutup atau sengkang ikat yang sejajar dengan A s , dengan luas total A h yang tidak kurang daripada 0,5 A s - A n , harus disebarkan secara merata dalam rentang batas duapertiga dari tinggi efektif konsol, dan dipasang bersebelahan dengan A s . 5 Rasio ρ = A s bd tidak boleh diambil kurang daripada y c f f , 04 . 6 Pada muka depan konsol pendek, tulangan tarik utama A s harus diangkurkan dengan salah satu cara berikut: a dengan las struktural pada suatu tulangan transversal yang diameternya minimal sama dengan diameter tulangan A s ; las harus direncanakan agar mampu mengembangkan kuat leleh f y dari batang tulangan A s . b dengan menekuk tulangan tarik utama A s sebesar 180 o hingga membentuk suatu loop horizontal; atau c dengan cara lain yang mampu memberikan pengangkuran yang baik. 7 Luas daerah penumpu beban pada konsol pendek tidak boleh melampaui bagian lurus batang tulangan tarik utama A s , dan tidak pula melampaui muka dalam dari batang tulangan angkur transversal bila dipasang.13.10 Ketentuan khusus untuk dinding
Parts
» Standar Nasional Indonesia Beton
» tulangan polos tulangan ulir tulangan spiral zona angkur
» Baja tulangan Standar Nasional Indonesia Beton
» Bahan tambahan Standar Nasional Indonesia Beton
» Rasio air - semen Pengaruh lingkungan Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat
» Perlindungan tulangan terhadap korosi Umum
» Persiapan peralatan dan tempat penyimpanan Pencampuran
» Pengantaran Pengecoran Perawatan beton
» Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton
» Siar pelaksanaan Kait standar Diameter bengkokan
» Cara pembengkokan Kondisi permukaan baja tulangan Penempatan tulangan
» Batasan spasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Detail tulangan khusus untuk kolom
» Sambungan Tulangan lateral pada komponen struktur tekan
» Penulangan lateral untuk komponen struktur lentur Tulangan susut dan suhu
» Tulangan khusus untuk integritas struktur
» Perencanaan Pembebanan Metode analisis
» Kolom Pengaturan beban hidup Konstruksi balok-T
» Konstruksi pelat rusuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana tulangan Kontrol terhadap lendutan
» Umum Asumsi dalam perencanaan
» Prinsip perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan
» Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan Perbesaran momen - Umum
» Perbesaran momen – Rangka portal tak bergoyang Perbesaran momen – Rangka portal bergoyang
» Kuat tumpu Standar Nasional Indonesia Beton
» Beton ringan Kuat geser yang disumbangkan oleh beton untuk komponen struktur non-prategang
» Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang
» Kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser
» Perencanaan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton
» Ketentuan khusus Standar Nasional Indonesia Beton
» Penyaluran momen ke kolom Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
» Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Angkur mekanis Penyaluran jaring kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik
» Penyaluran jaring kawat polos yang berada dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum
» Penyaluran tulangan momen positif Penyaluran tulangan momen negatif
» Penyaluran tulangan badan Standar Nasional Indonesia Beton
» Sambungan tulangan - Umum Sambungan batang dan kawat ulir dalam kondisi tarik
» Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan Ketentuan khusus untuk sambungan pada kolom
» Umum Beberapa definisi Penulangan pelat
» Bukaan pada sistem pelat Cara perencanaan
» Cara perencanaan Standar Nasional Indonesia Beton
» Umum Tulangan minimum Standar Nasional Indonesia Beton
» Perencanaan alternatif untuk dinding langsing
» Lingkup Beban dan Momen pada fondasi telapak
» Geser pada fondasi telapak Penyaluran tulangan dalam fondasi telapak
» Perencanaan sambungan dan tumpuan
» Lingkup Umum Penopangan Kuat geser vertikal
» Kuat geser horizontal dalam Newton. maka
» Sengkang pengikat untuk geser horizontal Lingkup Umum
» Kehilangan prategang Kuat lentur
» Batasan tulangan pada komponen struktur lentur Tulangan non-prategang minimum
» Struktur statis Standar Nasional Indonesia Beton
» 12.92 dan 9.10 untuk kolom atau Sistem pelat
» Perencanaan daerah pengangkuran untuk strand
» Grout Perlindungan untuk tendon prategang
» Pemberian dan pengukuran gaya prategang Angkur dan penyambung coupler
» Analisis dan Standar Nasional Indonesia Beton
» Kuat rencana bahan Tulangan cangkang
» Pelaksanaan konstruksi Evaluasi kekuatan
» Penentuan dimensi struktur dan sifat bahan yang diperlukan Prosedur uji beban
» Kriteria pembebanan Syarat penerimaan maks
» maks maks maks Ketentuan untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah Keamanan
» Ketentuan umum Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK
» Komponen struktur yang menerima kombinasi lentur dan beban aksial pada SRPMK
» Hubungan balok-kolom pada SRPMK
» Dinding struktural beton khusus dan balok perangkai khusus
» Diafragma dan rangka batang struktural
» Fondasi Standar Nasional Indonesia Beton
» Komponen struktur yang tidak direncanakan untuk memikul beban gempa
» Ketentuan-ketentuan untuk Standar Nasional Indonesia Beton
» Batasan Sambungan Metode perencanaan
» Kuat rencana Standar Nasional Indonesia Beton
» Dinding Standar Nasional Indonesia Beton
» Fondasi telapak Standar Nasional Indonesia Beton
» Pedestal Komponen struktur pracetak Beton polos pada struktur tahan gempa
Show more