SNI - 03 - 2847 - 2002
108 dari 278
8 Bila gaya geser terfaktor V
u
adalah kurang daripada
φV
c
2, maka tulangan harus
disediakan sesuai dengan 13.109 atau sesuai dengan ketentuan dalam pasal 16. Bila V
u
melebihi
φV
c
2, maka tulangan dinding untuk menahan geser harus disediakan sesuai
dengan 13.109. 9 Perencanaan tulangan geser untuk dinding
1
Bila gaya geser terfaktor V
u
lebih besar dari kuat geser
φV
c
, maka harus disediakan
tulangan geser horizontal yang memenuhi persamaan 44 dan 45, dan kuat geser V
s
harus dihitung dari
2
s d
f A
V
y v
s
= 76
dengan A
v
adalah luas tulangan geser horizontal dalam rentang jarak s
2
dan d
ditentukan sesuai dengan 13.104. Tulangan geser vertikal harus disediakan sesuai dengan
13.1094.
2
Rasio dari luas tulangan geser horisontal terhadap luas bruto penampang vertikal dinding ρ
h
, tidak boleh kurang daripada 0,002 5.
3
Spasi tulangan geser horizontal
s
2
tidak boleh lebih besar daripada
l
w
5, 3
h
, ataupun 500 mm.
4
Rasio dari luas tulangan geser vertikal terhadap luas bruto penampang horisontal dinding,
ρ
n
, tidak boleh kurang daripada:
[ ]
5 0,002
5 2
5 5
0,002 −
⎟⎟⎠ ⎞
⎜⎜⎝ ⎛
− +
=
h w
w n
ρ h
, ,
ρ
l 77
ataupun 0,002 5, tetapi tidak perlu lebih besar daripada tulangan geser horizontal perlu.
5
Spasi tulangan geser vertikal s
1
tidak boleh melebihi l
w
3, 3
h , ataupun 500 mm.
13.11 Penyaluran momen ke kolom
1 Bila beban gravitasi, angin, gempa, atau gaya lateral lainnya menyebabkan terjadinya penyaluran momen pada sambungan-sambungan elemen portal ke kolom, maka geser yang
timbul akibat penyaluran momen tersebut harus diperhitungkan dalam perencanaan tulangan lateral kolom.
2 Pada sambungan-sambungan elemen portal ke kolom harus disediakan tulangan lateral dengan luas tidak kurang daripada yang disyaratkan dalam persamaan 56 dan dipasang di
dalam kolom sejauh tidak kurang daripada tinggi bagian sambungan paling tinggi dari elemen portal yang disambung, kecuali untuk sambungan yang bukan merupakan bagian
SNI - 03 - 2847 - 2002
109 dari 278
dari sistem utama penahan beban gempa, yang dikekang pada keempat sisinya oleh balok atau pelat yang mempunyai ketebalan yang kira-kira sama. Lihat 9.9.
13.12 Ketentuan khusus untuk pelat dan fondasi telapak
1 Kuat geser pelat dan fondasi telapak di sekitar kolom, beban terpusat, atau daerah reaksi ditentukan oleh kondisi terberat dari dua hal berikut:
1
Aksi balok satu arah dimana masing-masing penampang kritis yang akan ditinjau menjangkau sepanjang bidang yang memotong seluruh lebar pelat atau fondasi telapak.
Pada aksi balok, pelat atau fondasi telapak harus direncanakan menurut 13.1 hingga 13.5.
2
Aksi dua arah dimana masing-masing penampang kritis yang akan ditinjau haruslah ditempatkan sedemikian hingga perimeter penampang,
b
o
, adalah minimum, tetapi tidak
perlu lebih dekat daripada jarak d
2 ke:
a
tepi atau sudut kolom, beban terpusat atau daerah reaksi, atau
b
lokasi perubahan ketebalan pelat seperti pada tepi kepala kolom atau tepi daerah penebalan pelat.
Untuk aksi dua arah, pelat atau fondasi telapak harus direncanakan menurut 13.122 hingga 13.126.
3
Pada kolom, beban terpusat, atau daerah reaksi yang berbentuk bujursangkar atau persegi, penampang kritis dengan empat sisi lurus boleh digunakan.
2 Perencanaan pelat atau fondasi telapak untuk aksi dua arah harus didasarkan pada persamaan 44 dan 45.
V
c
harus dihitung menurut 13.1221, 13.1222 atau 13.1231.
V
s
harus dihitung menurut 13.123. Untuk pelat yang menggunakan penahan geser khusus,
V
n
dihitung menurut 13.124. Jika momen disalurkan antara pelat dan kolom, maka 13.126 harus diberlakukan.
1
untuk pelat dan fondasi telapak non-prategang, nilai V
c
harus diambil sebagai nilai terkecil dari persamaan-persamaan berikut:
a
6 2
1 d
b f
β V
o c
c c
⎟⎟⎠ ⎞
⎜⎜⎝ ⎛ +
= 78
dengan β
c
adalah rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek pada kolom, daerah beban terpusat atau daerah reaksi Gambar 12:
SNI - 03 - 2847 - 2002
110 dari 278
b a
c
= β
Gambar 12 Nilai
c
β
untuk daerah pembebanan yang bukan persegi
b
12 2
d b
f b
d α
V
o c
o s
c
⎟⎟⎠ ⎞
⎜⎜⎝ ⎛
+ =
79 dengan
α
s
adalah 40 untuk kolom dalam, 30 untuk kolom tepi, 20 untuk kolom sudut, dan c
d b
f V
o c
c
3 1
= 80
2
pada kolom dari pelat dan fondasi telapak prategang dua arah yang memenuhi ketentuan 18.93:
p o
pc c
p c
V d
b f
, f
β V
+ ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
3
81 dengan
ρ
β merupakan nilai terkecil dari 0,29 atau
12 1,5
db α
s
+ ,
α
s
adalah 40 untuk kolom dalam, 30 untuk kolom tepi dan 20 untuk kolom sudut,
b
o
adalah perimeter penampang kritis yang didefinisikan dalam 13.1212,
pc
f adalah nilai rata-rata dari nilai
pc
f untuk kedua arah, dan
p
V adalah komponen vertikal dari semua gaya prategang efektif
yang memotong penampang kritis. Kuat geser V
c
dapat dihitung dengan persamaan 81 bila ketentuan berikut dipenuhi; bila tidak maka 13.1221 harus diberlakukan Gambar 13 a
dan 13 b:
a
tidak ada bagian penampang kolom yang jaraknya terhadap tepi pelat kurang dari 4 kali tebal pelat, dan
b
c
f
dalam persamaan 81 tidak boleh diambil lebih besar daripada 35 MPa, dan
c
pc
f pada masing-masing arah tidak boleh kurang daripada 0,9 MPa, dan tidak boleh
diambil lebih daripada 3,5 MPa.
b
a bidang kritis
daerah efektif pembebanan daerah pembebanan sebenarnya
SNI - 03 - 2847 - 2002
111 dari 278
Gambar 13 Pengaturan tulangan geser pelat pada kolom dalam
3 Tulangan geser yang terdiri dari batang tulangan atau kawat dapat digunakan pada pelat dan fondasi telapak berdasarkan ketentuan berikut:
1
Kuat geser V
n
harus dihitung menggunakan persamaan 45, dimana kuat geser V
c
tidak boleh diambil lebih besar daripada
d b
f
o c
6 1
dan luas tulangan geser yang dibutuhkan,
A
v
dan V
s
, harus dihitung berdasarkan ketentuan dalam 13.5 dan diangkur sesuai ketentuan 14.13.
2
Kuat geser V
n
tidak boleh diambil lebih besar daripada d
b f
o c
2 1
.
a Denah
d 2
Daerah kritis
b Elevasi
SNI - 03 - 2847 - 2002
112 dari 278
Gambar 14 Pengaturan tulangan geser pelat pada kolom tepi
4 Tulangan geser yang terdiri dari baja struktural berpenampang
I
atau kanal boleh digunakan dalam pelat. Ketentuan 13.1241 hingga 13.1249 berlaku untuk keadaan
dimana gaya geser akibat beban gravitasi disalurkan pada tumpuan kolom dalam. Bila yang disalurkan ke kolom adalah momen, maka 13.1263 harus diberlakukan.
1
Setiap profil penahan geser harus terdiri dari profil baja yang dibentuk dengan proses pengelasan penetrasi penuh sehingga membentuk lengan yang sama yang saling tegak
lurus. Lengan profil penahan geser tersebut tidak boleh terputus di dalam penampang kolom.
2
Tinggi profil penahan geser tidak boleh melebihi 70 kali tebal badan profil baja yang digunakan.
3
Ujung setiap lengan profil penahan geser boleh dipotong sehingga membentuk sudut tidak kurang daripada 30° terhadap horizontal, as alkan kuat lentur plastis penampang miring
yang tersisa masih cukup untuk menahan bagian gaya geser yang bekerja padanya.
D
C B
A Daerah kritis
a Denah
b Elevasi
SNI - 03 - 2847 - 2002
113 dari 278
4
Semua sayap tekan dari profil baja yang digunakan harus ditempatkan dalam jarak 0,3
d
dari bagian permukaan tekan pelat.
5
Nilai α
v
yang merupakan rasio antara kekakuan setiap lengan profil penahan geser terhadap kekakuan penampang pelat komposit retak selebar
c
2
+ d
yang berada di
sekelilingnya tidak boleh kurang daripada 0,15.
6
Kuat lentur plastis M
p
yang diperlukan pada masing-masing lengan profil penahan geser harus dihitung menggunakan:
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
− +
=
2 2
1
c α
h V
M
v v
v u
p
l φ
82 dengan
φ adalah faktor reduksi kekuatan untuk lentur,
η adalah jumlah lengan, dan
v
l adalah panjang minimum masing-masing lengan profil penahan geser yang diperlukan
untuk memenuhi persyaratan 13.1247 dan 13.1248.
7
Penampang kritis pelat untuk geser harus tegak lurus terhadap bidang pelat dan harus memotong setiap lengan profil penahan geser sejarak tiga perempat dari
{ 2
1
c
v
− l
} diukur
dari muka kolom ke ujung lengan profil penahan geser. Penampang kritis harus ditempatkan sedemikian hingga perimeter
b
o
minimum, tetapi tidak perlu lebih dekat daripada jarak d
2
terhadap perimeter penampang kolom.
8
Kuat geser V
n
tidak boleh diambil lebih besar daripada d
b f
c
3 1
pada penampang kritis yang didefinisikan dalam 13.1247. Bila dipasang profil penahan geser, maka kuat
geser V
n
tidak boleh diambil lebih besar daripada d
b f
o c
0,6 pada penampang kritis yang
didefinisikan dalam 13.1212a.
9
Suatu profil penahan geser boleh diasumsikan menyumbangkan suatu tahanan momen
M
v
kepada setiap jalur kolom pelat yang nilainya tidak boleh melebihi: ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
=
2 2
1
c V
M
v u
v v
l α
φ 83
dengan φ
adalah faktor reduksi kekuatan untuk lentur, η
adalah jumlah lengan, dan
v
l adalah panjang setiap lengan profil penahan geser yang terpasang. Namun,
M
v
tidak boleh diambil lebih besar daripada nilai terkecil dari nilai-nilai berikut:
a
30 dari momen terfaktor total yang diperlukan untuk setiap lajur kolom pelat,
b
perubahan dalam momen lajur kolom sepanjang
v
l
,
c
nilai M
p
yang dihitung menurut persamaan 82.
SNI - 03 - 2847 - 2002
114 dari 278
10
Bila momen tidak berimbang diperhitungkan, maka profil penahan geser harus mempunyai pengangkuran yang cukup untuk menyalurkan
M
p
ke kolom. 5 Bukaan pada pelat.
Bila bukaan pada pelat terletak pada jarak kurang dari 10 kali tebal pelat diukur dari daerah beban terpusat atau reaksi, atau jika bukaan dalam pelat datar terletak dalam lajur kolom
seperti yang didefinisikan dalam pasal 15, maka penampang pelat kritis untuk geser yang didefinisikan dalam 13.1212 dan 13.1247 harus disesuaikan sebagai berikut Gambar
15:
Gambar 15 Pengaruh bukaan dan tepi bebas
1
Untuk pelat tanpa profil penahan geser, bagian perimeter penampang kritis yang dibatasi oleh garis-garis lurus yang ditarik dari titik pusat pada kolom, beban terpusat, atau
daerah reaksi dan menyinggung batas tepi bukaan harus dianggap tidak efektif.
2
Untuk pelat dengan profil penahan geser, bagian perimeter yang tidak efektif adalah setengah dari bagian yang didefinisikan dalam 13.1251.
6 Penyaluran momen dalam sambungan pelat-kolom
1
bila beban gravitasi, angin, gempa, atau beban lateral lainnya menyebabkan terjadinya penyaluran momen tidak berimbang
M
u
antara pelat dan kolom, maka sebagian momen tidak berimbang tersebut, yaitu
u f
M
γ , harus disalurkan sebagai lentur mengikuti ketentuan
dianggap sebagai
ujung bebas daerah kritis
sudut bebas Tidak efektif
Bukaan
d 2 tipikal
a
c d
b
SNI - 03 - 2847 - 2002
115 dari 278
13.53 dan sisanya, yaitu γ
v
M
u
, disalurkan melalui eksentrisitas geser terhadap pusat penampang kritis yang didefinisikan dalam 13.1212, dengan,
f
γ γ
− =
1
v
84
3
Tegangan geser yang terjadi akibat penyaluran momen melalui eksentrisitas geser harus dianggap bervariasi linier terhadap pusat penampang kritis, yang didefinisikan dalam
13.1212 Gambar 16. Tegangan geser maksimum akibat gaya geser dan momen terfaktor tidak boleh melebihi
φv
n
:
a
untuk komponen struktur tanpa tulangan geser:
d b
V v
o c
n
φ φ
= 85
dengan V
c
adalah sebagaimana yang didefinisikan dalam 13.1221 dan 13.1222.
b
untuk komponen struktur yang menggunakan tulangan geser selain dari profil penahan geser:
d b
V V
v
o s
c n
+ =
φ φ
86 dengan
V
c
dan V
s
adalah seperti yang didefinisikan dalam 13.123. Jika dipasang tulangan geser, maka variasi dari tegangan geser di sekitar kolom harus diperhitungkan dalam
perencanaan.
4
Bila tulangan geser yang digunakan terdiri dari penahan geser yang terbuat dari profil baja
I
atau kanal, maka jumlah total tegangan-tegangan geser yang bekerja pada penampang kritis yang didefinisikan pada 13.1247, 13.1212a, dan 13.1213 tidak
boleh melebihi
c
f 3
1
φ .
SNI - 03 - 2847 - 2002
116 dari 278
Gambar 16 Distribusi tegangan geser
c
1
+ d
c c
D
C B
A
c
CD
c
AB
c
1
+ d
2
D c
C c
A
B
c
AB
c
CD
Sumbu kolom
V v
AB
v
CD
M
c
c
tegangan geser
c
c
v
CD
v
AB
Daerah kritis
Daerah kritis
Tegangan geser
a Kolom dalam
b Kolom tepi Sumbu
kolom
V M
c
2
+ d
c
2
+ d
SNI - 03 - 2847 - 2002
117 dari 278
14
Penyaluran dan penyambungan tulangan
14.1
Penyaluran tulangan – Umum
1
Gaya tarik dan tekan pada tulangan di setiap penampang komponen struktur beton bertulang harus disalurkan pada masing-masing sisi penampang tersebut melalui panjang
pengangkuran, kait atau alat mekanis, atau kombinasi dari cara-cara tersebut. Kait sebaiknya tidak dipergunakan untuk menyalurkan tulangan yang berada dalam kondisi
tekan.
2
Nilai
c
f yang dipakai pada bab ini tidak boleh melebihi 253 MPa.
14.2 Penyaluran batang ulir dan kawat ulir yang berada dalam kondisi tarik