Geser-Friksi Standar Nasional Indonesia Beton

SNI - 03 - 2847 - 2002 101 dari 278

13.7 Geser-Friksi

1 Ketentuan dalam 13.7 ini harus diterapkan jika dipandang perlu untuk meninjau penyaluran geser melalui suatu bidang tertentu, misalnya: pada bidang retakan eksisting atau daerah yang mempunyai potensi retak, pada bidang kontak antara bahan-bahan yang berlainan, atau pada bidang kontak antara dua beton yang dicor pada waktu yang berbeda. 2 Perencanaan penampang yang memikul penyaluran geser seperti yang dijelaskan dalam 13.71 harus didasarkan pada persamaan 44, dengan V n dihitung menurut ketentuan 13.73 atau 13.74. 3 Suatu retakan harus diasumsikan akan terjadi di sepanjang bidang geser yang ditinjau Gambar 10. Luas A vf yang diperlukan untuk penulangan geser-friksi disepanjang bidang geser tersebut boleh direncanakan dengan menggunakan 13.74 ataupun menggunakan metode perencanaan penyaluran geser lainnya yang menghasilkan perkiraan kekuatan yang nilainya sangat mendekati dengan hasil pengujian yang rinci, lengkap dan seksama. 1 Ketentuan 13.75 hingga 13.710 berlaku untuk semua perhitungan kuat penyaluran geser. 4 Cara perencanaan geser-friksi 1 Bila tulangan geser-friksi dipasang tegak lurus terhadap bidang geser, maka kuat geser V n harus dihitung berdasarkan μ f A V y vf n = 68 dengan μ adalah koefisien friksi yang ditetapkan sesuai dengan 13.743. 2 Bila tulangan geser-friksi membentuk sudut terhadap bidang geser sedemikian rupa hingga gaya geser yang bekerja menghasilkan gaya tarik pada tulangan geser-friksi, maka kuat geser V n harus dihitung menurut f f y vf n μ f A V α + = cos sin α 69 SNI - 03 - 2847 - 2002 102 dari 278 dengan α f adalah sudut yang terbentuk antara tulangan geser-friksi dan bidang geser Gambar 10. Gambar 10 Geser friksi 3 Koefisien friksi μ pada persamaan 68 dan 69 harusdiambil sebagai berikut: Beton yang dicor monolit 1,4 λ Beton yang dicor di atas permukaan beton yang telah mengeras dengan kondisi permukaan yang sengaja dikasarkan seperti yang ditentukan dalam 13.79 1,0 λ Beton yang dicor di atas permukaan beton yang telah mengeras dengan kondisi permukaan yang tidak secara sengaja dikasarkan 0,6 λ Beton yang diangkur pada baja gilas struktural dengan menggunakan penghubung geser jenis paku berkepala atau batang tulangan lihat 13.710 0,7 λ dengan λ = 1,0 untuk beton normal, 0,85 untuk beton ringan-pasir dan 0,75 untuk beton ringan-total. Jika dilakukan penggantian pasir secara parsial maka nilai λ bisa didapatkan dengan menggunakan interpolasi linier dari kedua harga tersebut di atas. 4 Kuat geser V n tidak boleh diambil melebihi 0,2 c f A c ; ataupun 5,5 A c dalam Newton, dengan A c adalah luas penampang beton yang menahan penyaluran geser. bidang retak dan geser tulangan geser friksi, Avf gaya geser V u α f SNI - 03 - 2847 - 2002 103 dari 278 5 Kuat leleh rencana tulangan geser-friksi tidak boleh diambil lebih besar daripada 400 MPa. 6 Gaya tarik neto yang bekerja pada bidang geser harus dipikul oleh tulangan tambahan. Gaya tekan netto permanen yang bekerja pada bidang geser boleh diperhitungkan sebagai tambahan terhadap gaya pada tulangan geser-friksi , f A y vf pada saat menghitung A vf perlu. 7 Tulangan geser-friksi harus ditempatkan setepat mungkin di sepanjang bidang geser dan harus diangkurkan agar mampu mengembangkan kuat leleh yang disyaratkan pada kedua sisinya dengan cara penanaman, pengaitan, atau pengelasan pada perangkat khusus. 8 Untuk memenuhi ketentuan 13.7, bila beton dicor terhadap beton yang telah mengeras sebelumnya, maka bidang kontak yang digunakan untuk penyaluran geser harus bersih dan bebas dari kotoran atau serpihan yang tidak berguna. Jika μ dianggap sama dengan λ 1,0 , maka bidang kontak harus dikasarkan hingga mencapai amplitudo penuh sebesar ± 5 mm. 9 Bila geser disalurkan antara baja gilas struktural dan beton dengan menggunakan stud berkepala atau batang tulangan yang dilas, maka permukaan baja harus bersih dan bebas dari cat.

13.8 Ketentuan khusus untuk komponen struktur lentur tinggi