SNI 03 – 2847– 2002
137 dari 278
15 Sistem pelat dua arah
15.1 Umum
1
Ketentuan dalam pasal 15 berlaku untuk perencanaan sistem pelat bertulangan lentur dalam arah lebih dari satu dengan atau tanpa balok di antara tumpuannya.
2
Sistem pelat dapat ditumpu oleh kolom atau dinding. Bila ditumpu oleh kolom atau dinding maka ukuran
c
1
dan c
2
serta bentang bersih, l
n
, ditetapkan berdasarkan luas efektif tumpuan yang didefinisikan sebagai perpotongan permukaan bawah pelat atau panel
setempat, bila ada, dengan lingkaran konus terbesar, piramida, atau irisan miring yang permukaannya berada pada kolom atau kepala kolom dan bersudut maksimum 45
° terhadap
sumbu kolom.
3
Ketentuan pada pasal 15 juga mencakup pelat masif dan pelat berongga yang dibuat dengan menggunakan cetakan pengisi permanen atau yang dapat dilepas yang dipasang di
antara rusuk balok atau pelat berusuk dua arah.
4
Tebal minimum pelat yang direncanakan berdasarkan ketentuan pasal 15 harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam 11.53.
15.2 Beberapa definisi
1
Lajur kolom adalah suatu lajur rencana dengan lebar pada masing-masing sisi sumbu
kolom sebesar nilai yang terkecil dari 0,25
l
2
atau 0,25
l
1
; lajur kolom tersebut mencakup balok, bila ada.
2
Lajur tengah adalah suatu lajur rencana yang dibatasi oleh dua lajur kolom.
3
Suatu panel dibatasi pada semua sisinya oleh sumbu-sumbu kolom, balok, atau dinding.
4
Pada konstruksi monolit atau komposit penuh, suatu balok mencakup juga bagian pelat pada setiap sisi balok sebesar proyeksi balok yang berada di atas atau di bawah pelat
tersebut lihat Gambar 27.
SNI 03 – 2847– 2002
138 dari 278
Gambar 27 Bagian pelat yang diperhitungkan sesuai 15.24
15.3 Penulangan pelat
1
Luas tulangan pelat pada masing-masing arah dari sistem pelat dua arah ditentukan dengan meninjau momen-momen pada penampang kritis tapi tidak boleh kurang daripada
yang disyaratkan oleh 9.12.
2
Spasi tulangan pada penampang kritis tidak boleh lebih daripada dua kali tebal pelat kecuali untuk bagian pelat yang berada pada daerah rongga atau rusuk. Pada bagian pelat
di atas daerah rongga, tulangan diadakan sesuai dengan 9.12.
3
Tulangan momen positif yang tegak lurus tepi tak-menerus harus diteruskan hingga mencapai tepi pelat dan ditanam, dapat dengan kaitan, minimum sepanjang 150 mm ke
dalam balok tepi, kolom, atau dinding.
4
Tulangan momen negatif yang tegak lurus tepi tak-menerus harus dibengkokan atau diangkur pada balok tepi, kolom, atau dinding, sesuai dengan ketentuan mengenai panjang
penanaman pada pasal 14.
5
Bila pelat tidak memiliki balok tepi atau dinding pada tepi tak-menerus, atau pada pelat yang membentuk kantilever pada tumpuan maka pengangkuran tulangan harus dilakukan
didalam pelat itu sendiri.
6
Pada pelat dengan balok yang membentang di antara kedua tumpuannya, dan
1,0 =
p cp
b cb
l E
l E
α
dimana subskrip b
merujuk pada balok dan p
merujuk pada pelat, harus disediakan tulangan khusus di sisi atas dan bawah bagian pelat yang berada di sudut luar, sebagai berikut:
1
Tulangan khusus pada sisi atas dan bawah pelat harus cukup untuk memikul momen positif maksimum per satuan lebar pada pelat.
h
w
h
f
b
w
+ 2 h
w
≤
b
w
+ 8 h
f
b
w
h
w
≤
4 h
f
h
w
h
f
SNI 03 – 2847– 2002
139 dari 278
2
Untuk tulangan yang berada di sisi atas, vektor momen tersebut harus dianggap bekerja tegak lurus garis diagonal pada sudut pelat; sedangkan untuk tulangan yang berada di sisi
bawah, vektor momen tersebut harus dianggap bekerja sejajar garis diagonal.
3
Tulangan tersebut harus disediakan pada masing-masing arah sejarak seperlima bentang terpanjang dari sudut pelat yang ditinjau.
4
Tulangan khusus tersebut dipasang dalam bentuk lajur paralel dengan diagonal untuk sisi atas dan tegak lurus diagonal untuk sisi bawah. Sebagai alternatif, tulangan tersebut
dapat dipasang dalam dua rangkap paralel dengan tepi-tepi pelat, di sisi atas dan di sisi bawah dari pelat tersebut.
7
Bila digunakan penebalan panel setempat untuk mereduksi jumlah tulangan momen negatif di daerah kolom maka dimensi penebalan panel setempat harus sesuai dengan hal-
hal berikut ini:
1
Penebalan panel setempat disediakan pada kedua arah dari pusat tumpuan sejarak tidak kurang daripada seperenam jarak pusat-ke-pusat tumpuan pada arah yang ditinjau.
2
Tebal penebalan panel setempat tidak boleh kurang daripada seperempat tebal pelat di luar daerah penebalan panel setempat.
3
Pada perhitungan tulangan pelat yang diperlukan, tebal penebalan panel setempat tidak boleh diambil lebih daripada seperempat jarak dari tepi panel setempat ke tepi kolom atau
tepi kepala kolom.
8
Detail tulangan pada pelat tanpa balok:
1
Sebagai tambahan terhadap persyaratan 15.3, tulangan pada pelat tanpa balok harus diteruskan dengan panjang minimum seperti yang ditunjukkan pada Gambar 28
2
Bila panjang bentang yang bersebelahan tidak sama maka penerusan tulangan momen negatif diluar bidang muka tumpuan seperti yang dipersyaratkan pada Gambar 28 harus
didasarkan pada bentang yang lebih panjang.
3
Tulangan miring hanya diperkenankan bila perbandingan tinggi tehadap bentang memungkinkan untuk digunakannya tulangan dengan kemiringan
≤ 45
° .
Gambar 28 Detail tulangan pada pelat tanpa balok
PERSENTASE MINIMUM
DARI A
S
TANPA PANEL SETEMPAT DENGAN PANEL SETEMPAT
50 Sisanya
100
100 50
Sisanya LA
JU R TE
NGAH
BAW AH
ATAS L
A JU
R KO L
O M
BA W
A H
AT A
S L
O KA
SI LA
J U
R 0,30
l
n
0,20 l
n
150 mm
0,30 l
n
0,20 l
n
0,33 l
n
0,20 l
n
0,33 l
n
0,20 l
n
Tulangan menerus
150 mm
Setidak-tidaknya ada dua tulangan atau kawat mengikuti 13.3.8.5
0,22 l
n
0,22 l
n
0,22 l
n
0,22 l
n
150 mm 150 mm
Max.0,15 l
Max.0,15 l
150 mm
Dapat dilakukan penyambungan
lewatan di sini
c
1
c
1
c
1
Bentang bersih l
n
Muka tumpuan Jarak as ke as
l Tumpuan luar
Pelat berhenti Muka tumpuan
Jarak as ke as l
C L
Tumpuan dalam menerus
CL CL
Tumpuan luar Pelat berhenti
Bentang bersih l
n
SNI 03 – 2847– 2002
141 dari 278
4
Pada sistem rangka dimana pelat dua arah berfungsi sebagai komponen utama pemikul beban lateral, untuk pelat pada rangka yang dapat bergoyang, panjang tulangan ditentukan
dari analisis tapi tidak boleh kurang daripada yang ditentukan pada Gambar 28.
5
Semua tulangan atau kawat di sisi bawah dari lajur kolom pada masing-masing arah harus menerus atau disambung dengan sambungan lewatan sepanjang
1,0
l
d
sesuai dengan Gambar 28. Setidak-tidaknya dua tulangan atau kawat di sisi bawah pada lajur kolom pada
masing-masing arah harus melewati teras inti kolom dan diangkur pada tumpuan luar.
6
Pada pelat dengan kepala geser dan pada konstruksi pelat yang diangkat, bilamana sangat tidak praktis untuk meneruskan tulangan bawah sebagaimana ditentukan oleh
15.385 melalui kolom, maka setidak-tidaknya dua tulangan atau kawat di sisi bawah pada masing-masing arah harus melewati kepala geser atau cincin angkat sedekat mungkin
kekolom dan menerus atau disambung dengan sambungan lewatan sepanjang 1,0
l
d
. Pada kolom luar, tulangan tersebut harus diangkur pada kepala geser atau cincin angkat.
15.4 Bukaan pada sistem pelat