Distribusi Fisik Pengembangan Industri dan Distribusi

Rustiadi, Saefulhakim et al., 2011. Konsep ruang kehidupan biosphere ini belakangan diubah disesuaikan batasnya menjadi ruang yang didasarkan pada kemampuan teknologi manusia dalam mengakses dan memanfaatkan sumber daya yang ada di alam, sehingga menjangkau ruang yang jauh melebihi batasan-batasan sebelumnya. Dari sudut pandang geografi, spasial atau ruang merupakan segala hal yang menyangkut lokasi atau tempat. Definisi suatu “tempat” atau lokasi secara geografi sangat jelas, tegas dan terukur karena setiap lokasi di atas permukaan Bumi dapat diukur secara kuantitatif melalui sistem koordinat geografis Church, 2002. Ruang lingkup kajian dari ilmu geografi lebih banyak menekankan pada bagaimana mendeskripsikan fenomena spasial, oleh karena itu ilustrasi-ilustrasi spasial dengan peta yang memiliki informasi spasial yang akurat di dalamnya menjadi sangat penting Longley, Goodchild et al., 2010. Sementara dari perspektif ilmu sosial-ekonomi, aspek spasial hanya memiliki makna jika ada kejelasan masalah didalamnya. Segala aspek spasial yang dijelaskan dalam ilmu geografi hanya akan memiliki arti spasial dalam kacamata ilmu sosial-ekonomi jika ada masalah dan ada pemahaman sosial-ekonomi didalamnya Rustiadi, Saefulhakim et al., 2011. Diperkirakan bahwa kurang lebih 80 dari data yang digunakan oleh para manajer dan pengambil keputusan terkait dengan elemen geografis Worrall, 1991, demikian juga dapat dirasakan bahwa dimensi spasial mewarnai hampir semua aspek kehidupan manusia di Dunia. Hukum Geografi Pertama dari “Tobler” mengatakan bahwa “setiap hal memiliki keterkaitan dengan hal lainnya, namun yang lebih berdekatan memiliki keterkaitan lebih dari yang lainnya” Tobler, 1970. Lebih lanjut Rajabidfard, Abbas et al. 2000 menekankan kembali pentingnya peranan posisi lokasi geografis sebagaimana yang dinyatakan oleh hukum geografi pertama dari Tobler yaitu, a pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai lokasi dari suatu aktifitas, akan memungkinkan untuk mengidentifikasi hubungannya dengan aktifitas yang lain atau elemen yang lain dalam daerah yang sama atau lokasi yang berdekatan; dan 2 Keberadaan sesuatu dalam ruang lokasi memungkinkan diperhitungkannya jarak, pembuatan peta, dan pengambilan keputusan spasial yang bersifat kompleks. Penggunaan analisis numerik dan statistik dalam memahami pola spasial dari fenomena alam dan buatan manusia untuk tujuan tertentu atau untuk pengambilan keputusan tertentu adalah merupakan domain dari analisis spasial Goodchild, 1987.

2.4.2 Data dan Sistem Informasi Geografis

2.4.2.1 Data Geografis

Data dan Sistem informasi yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan salah satu elemen yang penting, karena berfungsi sebagai pondasi dalam melaksanakan dan mendukung berbagai macam kegunaan. Sebagai contoh, dalam bidang lingkungan hidup, perencanaan pembangunan, tata ruang, manajemen logistik dan transportasi, pengairan, sumber daya mineral, sosial dan ekonomi, maupun untuk pengembangan industri. Sebagai objek analisis, data dan informasi spasial memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan pendekatan khusus dalam analisisnya dibandingkan dengan data dan informasi non-spasial Rustiadi, Saefulhakim et al., 2011. Data geografis merupakan salah satu bentuk dari data spasial Aronoff, 1989. Data spasial yang merujuk pada lokasi di atas permukaan bumi dikenal sebagai data geografis atau data georeferensi. Terminologi data spasial dan data geografis seringkali dipertukarkan. Data yang melekat dengan posisi di permukaan bumi data spasial atau geo-refferenced data memiliki karakteristik khusus karena sifat alamiahnya yang memiliki korelasi spasial spatial intercorrelation. Objek-objek atau kejadian-kejadian yang terdistribusi di dalam ruang cenderung tidak saling bebas, namun saat diterjemahkan dalam analisis statistika cenderung diasumsikan bersifat independen saling bebas untuk tujuan penyederhanaan. Data geografis dapat disusun dalam bentuk dua tabel, yaitu tabel matriks data struktural dan matriks data interaksi [Berry 1964 dan Wilson 1974 dalam Malczewski 1999]. Kedua bentuk matriks tersebut juga dirujuk sebagai matriks data geografis dan matriks data perilaku spasial secara berturut-turut. Tabel 2-4 menampilkan matriks data struktural. Baris dari matriks memperlihatkan entitas geografis atau unit observasi dimana data diperlukan. Tabel 2-5 memperlihatkan matriks interaksi. Baris dan kolom sama-sama merepresentasikan entitas geografis. Xmk dalam hal ini merepresentasikan hubungan atau keterkaitan entitas