SIMPULAN The design of spatial based decision support model in crude palm oil industry development

6.2 SARAN

1. Kebijakan pembangunan infrastruktur transportasi di daerah dan konfigurasi konektivitas sistem logistik regional sebaiknya mempertimbangkan arus barang secara spasial dengan menggunakan teknik optimasi dan simulasi dalam analisisnya. 2. Desain model dapat diperkaya dengan knowledge based dan mengakomodasi unsur stochatic dalam parameter-parameter yang terlibat dalam model seperti kedatangan kapal, loading dan unoading rate, kecepatan kendaraan, production rate dan produktivitas tanaman. 3. Penggunaan teknologi penginderaan jarak jauh untuk mengidentifikasi estimasi produksi pada lahan kebun kelapa sawit akan sangat membantu dalam pengembangan model ini berikutnya. 4. Pengembangan infrastruktur logistik nasional diharapkan mengacu pada rancangan lintas distribusi optimal yang mempertimbangkan rencana pengembangan industri nasional dan klaster-klaster nya. Rancangan tersebut menentukan jenis dan lokasi infrastruktur yang diperlukan, sehingga pengambil kebijakan dapat memfokuskan sumber dayanya yang terbatas untuk meningkatkan infrastruktur yang prioritas dibutuhkan saja. 5. Diperlukan analisis dampak ekonomi lanjutan atas pengembangan agroindustri hilir ini termasuk infrastrukturnya karena dengan hanya mengandalkan pada potret bisnis kawasan industri, berpotensi akan kehilangan keunggulan kompetitif di masa depan. Bagaimanapun inisiasi dari pengembangan industri hilir kelapa sawit harus segera dimulai sebagai penarik sektor pertanian yang menjadi keunggulan komparatif Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H. Z. 2007. Integrasi GPS dan SIG, Kelompok Keilmuan Geodesi, Institut Teknologi Bandung. Abor, J. 2005. Managing foreign exchange risk among Ghanaian firms. The Journal of Risk Finance 64: 306-318. Aguilar, F. X. 2009. Spatial econometric analysis of location drivers in a renewable resource-based industry: The U.S. South Lumber Industry. Forest Policy and Economics 11: 184 –193. Aminu, M. 2007. A Geographic Information System GIS And Multi-Criteria Analysis For Sustainable Tourism Planning. Faculty of Built Environment. Malaysia, Universiti Teknologi Malaysia. Master. Anonim 1983. Simposium Nasional Agroindustri I. Fateta, IPB, Bogor. Anonim 2011. Statistik Perdagangan Indonesia. D. P. RI. Jakarta, Kementrian Perdagangan RI. Arcelus, F. J. 1989. On The Selection Of Industry Location Alternatives. Engineering Costs and Production Economics, 16: 213-219. Armstrong, M. P. and P. J. Densham 1991. Database organization strategies for spatial decision support systems. International Journal of Geographical Information Systems 4: 3-20. Armstrong, M. P., G. Rushton, et al. 1991. Decision support for regionalization: A spatial decision support system for regionalizing service delivery systems. Computers, Environment and Urban Systems 151: 37- 53. Aronoff, S. 1989. Geographic Information System, A Management Perspective. Ottawa, Canada, WDL Publication. Artikis, G. P. 1993. Financial Factors in Plant Location Decisions: A Case Study in the Greek Metal Industry. International Journal of Operations Production Management 138: 58 - 71. Aryawan, W. and Setijoprajudo 2010. Model Pengangkutan Crude Palm Oil untuk Domestik. Jurusan Teknik Perkapalan. Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ITS. S2. Austin, J. E. 1992. Agroindustrial Project Analysis, Critical Design Factors. Baltimore, The John Hopkins University Press. Badri, M. A. 1999. Combining the analytic hierarchy process and goal programming for global facility location-allocation problem. Production Economics 62: 237-248. Bang-Jensen, J. and G. Gutin 2000. The Bellman-Ford-Moore algorithm. Digraphs: Theory, Algorithms and Applications. London, Springer-Verlag. Banks, J., J. S. C. II, et al. 2010. Discrete -Event System Simulation, Pearson Education. BapedaKutim 2011. Kutei Timur dalam Angka. Kutei Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kutei Timur. Basdabella, S. 2001. Pengembangan Sistem Agroindustri Kelapa Sawit dengan Pola Perusahaan Industri Rakyat. Teknologi Industri Pertanian. Bogor, IPB. S3. Beenhakker, H. L. 2010. Issues in Agricultural Marketing Strategy. Transportation Issues Series No. TRP7. New York, World Bank. Benoit, D. and G. P. Clarke 1997. Assessing GIS for retail location planning. Journal of Retailing and Consumer Services 44: 239-258. Berman, O. and R. R. Mandowsky 1996. Location-allocation on congested networks. European Journal of Operational Research 262: 238-250. Berry, B. J. L. 1964. Approaches to Regional Analysis: A Synthesis. Annals of the Association of American Geographers 541: 2-11. Bhatnagar, R. and C.-C. Teo 2009. Role of logistics in enhancing competitive advantage A value chain framework for global supply chains. International Journal of Physical Distribution Logistics Management 39 3: 202-226. Boroushaki, S. and J. Malczewski 2008. Implementing an extension of the analytical hierarchy process using ordered weighted averaging operators with fuzzy quantifiers in ArcGIS. Computers Geosciences 34: 399- 410. BPS 2005. Volume dan Nilai Ekspor Indonesia Komoditi Crude Palm Oil CPO tahun 1980-2005., Badan Pusat Statistik. BPS 2011. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutei Timur. BPS 2011. Statistik Daerah Kabupaten Kutei Timur 2011, Badan Pusat Statistik Daerah Kutei Timur. BPS 2012. Sumbangan Beberapa Komoditas yang Dominan Terhadap Inflasi Nasional Selama Tahun 2010 dan 2011. Berita Resmi Statistik, Badan Pusat Statistik. 1: 13. Branas, C. C., E. J. MacKenzie, et al. 2000. A trauma resource allocation model for ambulances and hospitals. International Journal of Geographical Information Systems 4: 3-20. Brealey, R. A. and S. C. Myers 2002. Principles of Corporate Finance, Mcgraw Hill Higher Education. Brown, J. G. and D. Touche 1994. Agroindustrial Investment and Operations. Washington, D.C., The World Bank.