Konsep Spasial Analisis Spasial dalam Pengembangan Industri

Dalam menyusun kebijakan logistik nasional dibedakan 2 dua kepentingan logistik. Pertama adalah strategi logisitik untuk komoditi ekspor dan kedua, strategi logistik untuk komoditas domestik. Untuk komoditas ekspor, sesuai acuan yang dipakai oleh Departemen Perdagangan, yaitu “10 produk Utama dan “10 Produk Potensial”. Dari sisi logistik khususnya terkait dengan metoda pengangkutan, produk-produk tersebut dapat di kelompokkan menjadi: Bahan Baku BBM dan Gas, Minyak Kelapa Sawit CPO, Batu Bara, Hasil Industri Dalam Kontainer, Komoditas Dalam Kontainer, dan Hasil Laut. Minyak Kelapa Sawit dalam bentuknya yang cair akan melibatkan tangki- tangki penimbunan dan alat angkut yang tidak dapat dicampur untuk penggunaan cairan lain Pahan, 2010. Mengingat luasnya lahan Kelapa Sawit dan pusat-pusat proses pengolahan minyak Kelapa Sawit tersebar dibeberapa tempat yang berjauhan, maka solusi logistiknya akan mencakup pengangkutan intermodal menggunakan beberapa modal transportasi, dengan melibatkan pipanisasi, truk pengangkut truk tangki, kemudian kapal tangki pengangkut atau containerized tanks dengan kapal container biasa.

2.4 Analisis Spasial dalam Pengembangan Industri

2.4.1 Konsep Spasial

Proses perencanaan pengembangan industri mau tidak mau harus berurusan dengan bagian- bagian perencanaan yang memiliki sifat “keruangan” spasial. Industri atau sekumpulan industri akan berada pada sebuah ruang di permukaan Bumi. Oleh karenanya dalam analisis perencanaan pengembangan industri, analisis yang menyangkut objek-objek dan sistem keruangan atau analisis spasial menjadi sangat penting. Industri harus ditempatkan pada ruang yang optimal sesuai dengan daya dukung lahan yang ditempati dan mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektivitas berdasarkan analisis teknis, ekonomis dan sosial wilayah. Menurut Rustiadi, Saefulhakim et al. 2011 Istilah “ruang” lebih dilihat sebagai tempat kehidupan, dengan demikian pengertian ruang merupakan biosphere yang terdiri atas sebagian dari geosphere permukaan kulit bumi hingga kedalaman kira-kira 3 meter dalam tanah dan 200 meter di bawah permukaan laut dan sebagian dari atmosphere hingga kira-kira 30 m diatas permukaan tanah Rustiadi, Saefulhakim et al., 2011. Konsep ruang kehidupan biosphere ini belakangan diubah disesuaikan batasnya menjadi ruang yang didasarkan pada kemampuan teknologi manusia dalam mengakses dan memanfaatkan sumber daya yang ada di alam, sehingga menjangkau ruang yang jauh melebihi batasan-batasan sebelumnya. Dari sudut pandang geografi, spasial atau ruang merupakan segala hal yang menyangkut lokasi atau tempat. Definisi suatu “tempat” atau lokasi secara geografi sangat jelas, tegas dan terukur karena setiap lokasi di atas permukaan Bumi dapat diukur secara kuantitatif melalui sistem koordinat geografis Church, 2002. Ruang lingkup kajian dari ilmu geografi lebih banyak menekankan pada bagaimana mendeskripsikan fenomena spasial, oleh karena itu ilustrasi-ilustrasi spasial dengan peta yang memiliki informasi spasial yang akurat di dalamnya menjadi sangat penting Longley, Goodchild et al., 2010. Sementara dari perspektif ilmu sosial-ekonomi, aspek spasial hanya memiliki makna jika ada kejelasan masalah didalamnya. Segala aspek spasial yang dijelaskan dalam ilmu geografi hanya akan memiliki arti spasial dalam kacamata ilmu sosial-ekonomi jika ada masalah dan ada pemahaman sosial-ekonomi didalamnya Rustiadi, Saefulhakim et al., 2011. Diperkirakan bahwa kurang lebih 80 dari data yang digunakan oleh para manajer dan pengambil keputusan terkait dengan elemen geografis Worrall, 1991, demikian juga dapat dirasakan bahwa dimensi spasial mewarnai hampir semua aspek kehidupan manusia di Dunia. Hukum Geografi Pertama dari “Tobler” mengatakan bahwa “setiap hal memiliki keterkaitan dengan hal lainnya, namun yang lebih berdekatan memiliki keterkaitan lebih dari yang lainnya” Tobler, 1970. Lebih lanjut Rajabidfard, Abbas et al. 2000 menekankan kembali pentingnya peranan posisi lokasi geografis sebagaimana yang dinyatakan oleh hukum geografi pertama dari Tobler yaitu, a pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai lokasi dari suatu aktifitas, akan memungkinkan untuk mengidentifikasi hubungannya dengan aktifitas yang lain atau elemen yang lain dalam daerah yang sama atau lokasi yang berdekatan; dan 2 Keberadaan sesuatu dalam ruang lokasi memungkinkan diperhitungkannya jarak, pembuatan peta, dan pengambilan keputusan spasial yang bersifat kompleks. Penggunaan analisis numerik dan statistik dalam memahami pola spasial dari fenomena alam dan buatan manusia untuk tujuan tertentu atau untuk pengambilan keputusan tertentu adalah merupakan domain dari analisis spasial Goodchild, 1987.

2.4.2 Data dan Sistem Informasi Geografis