numerik dan statistik dalam memahami pola spasial dari fenomena alam dan buatan manusia untuk tujuan tertentu atau untuk pengambilan keputusan tertentu
adalah merupakan domain dari analisis spasial Goodchild, 1987.
2.4.2 Data dan Sistem Informasi Geografis
2.4.2.1 Data Geografis
Data dan Sistem informasi yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan salah satu elemen yang penting, karena berfungsi sebagai pondasi dalam
melaksanakan dan mendukung berbagai macam kegunaan. Sebagai contoh, dalam bidang lingkungan hidup, perencanaan pembangunan, tata ruang, manajemen
logistik dan transportasi, pengairan, sumber daya mineral, sosial dan ekonomi, maupun untuk pengembangan industri.
Sebagai objek analisis, data dan informasi spasial memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan pendekatan khusus dalam analisisnya dibandingkan
dengan data dan informasi non-spasial Rustiadi, Saefulhakim et al., 2011. Data geografis merupakan salah satu bentuk dari data spasial Aronoff, 1989. Data
spasial yang merujuk pada lokasi di atas permukaan bumi dikenal sebagai data geografis atau data georeferensi. Terminologi data spasial dan data geografis
seringkali dipertukarkan. Data yang melekat dengan posisi di permukaan bumi data spasial atau geo-refferenced data memiliki karakteristik khusus karena sifat
alamiahnya yang memiliki korelasi spasial spatial intercorrelation. Objek-objek atau kejadian-kejadian yang terdistribusi di dalam ruang cenderung tidak saling
bebas, namun saat diterjemahkan dalam analisis statistika cenderung diasumsikan bersifat independen saling bebas untuk tujuan penyederhanaan.
Data geografis dapat disusun dalam bentuk dua tabel, yaitu tabel matriks data struktural dan matriks data interaksi [Berry 1964 dan Wilson 1974 dalam
Malczewski 1999]. Kedua bentuk matriks tersebut juga dirujuk sebagai matriks data geografis dan matriks data perilaku spasial secara berturut-turut. Tabel 2-4
menampilkan matriks data struktural. Baris dari matriks memperlihatkan entitas geografis atau unit observasi dimana data diperlukan. Tabel 2-5 memperlihatkan
matriks interaksi. Baris dan kolom sama-sama merepresentasikan entitas geografis. Xmk dalam hal ini merepresentasikan hubungan atau keterkaitan entitas
m dan entitas k. Keterkaitan ini bisa diukur atau dinilai interaksinya antara 2 entitas yang dapat diekspresikan dalam bentuk jarak, waktu dan biaya.
Tabel 2-4 Matriks Struktural
Attribut
1
Attribut
2
... Attribut
n
Entity
1
...
Entity
2
... ...
... ...
... ...
Entity
m
...
Tabel 2-5 Matriks Interaksi
Entity
1
Entity
2
... Entity
k
Entity
1
...
Entity
2
... ...
... ...
... ...
Entity
m
...
Matriks geografis adalah teknik yang paling fundamental dalam mengorganisasikan data yang digunakan dalam analisis keputusan spasial.
Sebagai contoh adalah analisis pemilihan lokasi, kesesuaian lahan, dan penggunaan lahan dapat diorganisasikan dalam sebuah matrik, dimana baris
merepresentasikan alternatif keputusan misal tempat, bidang tanah dan kolom merupakan kriteria evaluasi atau atribut-atribut sebagai dasar untuk mengevaluasi
alternatif. Serupa dengan matriks geografis, matrik interaksi menyediakan dasar untuk mengorganisasikan data untuk permasalahan lokasi dan alokasi,
permasalahan jalur terpendek, permasalahan rute, permasalahan transportasi, analisa alokasi sumber daya dan lain sebagainya.
Paling tidak ada 2 unsur dalam data spasial Maguire, Goodchild et al., 2005, antara lain: 1 Data yang mendeskripsikan secara spesifik lokasi objek
dalam ruang beserta topologinya, disebut sebagai data posisi dan topologis positional and topological data, dan 2 Data-data yang mendeskripsikan
atribut-atribut non spasial dari objek yang dimaksudkan, selanjutnya disebut sebagai data atribut atau data tematik. Data posisional atau data referensi
geografis dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk, elemen-elemen yang paling primitif dari data spasial biasanya secara geometris berupa objek-objek titik, garis,
dan area Goodchild, 1987.
2.4.2.2 Pengukuran