areal perkebunan kelapa sawit di beberapa wilayah potensial di Indonesia pada tahun 2009 ditampilkan pada Gambar 2-4 TimP3EI, 2011. Pada gambar tersebut
dapat dilihat bahwa pulau Sumatera masih memiliki lahan yang terluas yaitu sekitar 70 berada di daerah tersebut.
Gambar 2-4 Area Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun 2009
2.2.2 Peran Penting Agroindustri Minyak Kelapa Sawit
Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu andalan komoditi pertanian Indonesia yang pertumbuhannya sangat cepat dan mempunyai peran strategis
dalam perekonomian nasional Indagro, 2009. Salah satu hasil olahan kelapa sawit adalah minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil CPO. Hasil olahan ini
merupakan bahan penting yang digunakan untuk menghasilkan produk-produk pangan maupun non pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki nilai
yang tinggi. Produk-produk katagori pangan yang dapat dihasilkan dari CPO antara lain: minyak goreng, minyak salad, shortening, margarine, cocoa butter
substitute , vanaspati, vegetable ghee, food emulsifier, fat powder dan es krim.
Sementara produk-produk non pangan yang dapat dihasilkan antara lain: surfaktan, biodiesel, dan oleokimia turunan lainnya Susila, 2011.
Komoditas kelapa sawit memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional antara lain disebabkan oleh: Pertama, komoditas ini
sebagai bahan utama minyak goreng yang dikonsumsi oleh masyarakat, CPO memainkan peran penting dalam menentukan tingkat inflasi BPS, 2012. Kedua,
dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor industri ini mampu menyerap lebih dari 5 juta tenaga kerja Suryana, Goenadi et al., 2007. Kegiatan ekonomi utama kelapa
sawit di Sumatera dengan luasan 70 dari luasan lahan kelapa sawit di Indonesia telah memberikan kontribusi ekonomi yang besar dengan membuka lapangan
pekerjaan yang luas. Sekitar 42 persen lahan kelapa sawit dimiliki oleh petani kecil TimP3EI, 2011. Ketiga, industri ini menghasilkan pendapatan devisa yang
besar. Pada tahun 2010 pendapatan ekspor dari komoditas ini senilai USD 9,7 milyar hanya dari CPO Indagro, 2010 dan belum termasuk produk turunannya.
2.2.3 Produksi dan Permintaan Minyak Kelapa Sawit
Produksi minyak sawit Indonesia berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian 2010 mengalami pertumbuhan yang cukup
signifikan dengan rata-rata 13,4 persen sejak tahun 2000 sampai tahun 2010 sebagaimana yang terlihat pada Gambar 2-5. Pertumbuhan produksi ini ditunjang
oleh pertumbuhan lahan perkebunan dengan rata-rata sebesar 6,7 persen per tahun. Pangsa produksi minyak sawit CPO Indonesia di pasar internasional juga
menunjukkan tren peningkatan. Total produksi Minyak Sawit CPO dan CPKO dunia pada 2010 sebesar 53,2 juta ton, di mana Indonesia dan Malaysia menguasai
80 persen produksi minyak sawit dunia Rachbini, Arifin et al., 2011. Pangsa CPO Indonesia sebesar 43,6 persen sedangkan Malaysia sebesar 36,2 persen,
sisanya sebesar 20,2 persen merupakan share sejumlah negara-negara lain. Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia sejak 2007
TimP3EI, 2011, menyusul Malaysia yang sebelumnya adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Gambar 2-5 Produksi CPO dan Harga per Ton dari Tahun 2000 sampai 2010
Tabel 2-2 Pangsa Produksi Minyak Sawit Dunia Tahun 2010
Dari sisi pertumbuhan produksi, Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan Malaysia dengan pertumbuhan sebesar 7,8 persen per tahun dan Malaysia yang
sebesar 4,2 persen per tahun TimP3EI, 2011. Permintaan minyak kelapa sawit dunia di lain sisi juga terus mengalami
peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 5 persen per tahun TimP3EI, 2011. Pemenuhan permintaan kelapa sawit dunia didominasi oleh produksi
Indonesia. Indonesia memproduksi sekitar 43 persen Tabel 2-2 dari total produksi minyak mentah sawit Crude Palm OilCPO di dunia. Negara-negara
tujuan ekspor produk CPO Indonesia yang terbesar pada tahun 2010 adalah India dengan perolehan pendapatan sekitar USD 3,7 milyar, diikuti oleh negara tujuan
Malaysia dengan pendapatan sebesar USD 1,6 milyar dan kemudian negara tujuan Belanda sebesar USD 1 milyar Indagro, 2010. Negara-negara tujuan ekspor
produk CPO lainnya adalah Bangladesh, Italia, Singapura, RRC dan Negara- negara lainnya.
Disamping sebagai eksportir produk minyak mentah terbesar di Dunia, Indonesia juga sudah mengekspor produk turunan dari CPO, antara lain minyak
goreng sawit, oleinfatty acids, margarine, stearic acid, sabun mandi, dan glyserol. Minyak goreng mayoritas diekspor ke negara China dengan pendapatan pada
tahun 2010 sekitar USD 1,7 milyar dan total sekitar USD 5,32 milyar. Namun untuk produk-produk turunan lainnya ekspor Indonesia belum signifikan
dibandingkan dengan Malaysia.
2.2.4 Proses Produksi CPO dan Keterlibatan Sistem Transportasi