Agroindustri Minyak Kelapa Sawit

2.2 Agroindustri Minyak Kelapa Sawit dan Potensi Pengembangannya

2.2.1 Agroindustri Minyak Kelapa Sawit

Agroindustri minyak kelapa sawit merupakan industri yang mengolah bahan baku yang berasal dari tandan buah segar TBS yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit yang umumnya ditanam pada perkebunan KKS milik masyarakat, swasta maupun Pemerintah. Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Produk yang dihasilkan dari industri hulu menghasilkan produk primer berupa minyak kelapa sawit MKS dan minyak inti kelapa sawit MIKS. Dari produk primer berupa MKS dan MIKS ini dapat dikembangkan menjadi bermacam-macam produk yang dihasilkan oleh industri hilir Goenadi, 2005. MKS dan MIKS sendiri merupakan ester asam lemak dan gliserol yang disebut trigliserida. Trigliserida MKS kaya akan asam palmiat, linoleat, stearat dan gliserol. Sedangkan trigliserida MIKS mengandung asam laurat, miristat, stearat, gliserol dan sedikit palmitat Pahan, 2010. MKS dan MIKS merupakan sumber energi pangan, seperti minyak goreng, maragarine, shortenings dan vanaspati serta sumber karbon untuk industri oleokimia. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi Deperin, 2007. Sementara senyawa karbon asal minyak nabati dikenal lebih mudah terurai di alam dibandingkan dengan senyawa turunan dari minyak bumi Pahan, 2010. Dengan kandungan nutrisi produk pangan yang dihasilkan dan potensi pengembangan pada produk industri hilir yang bernilai tinggi, menjadikan produk agroindustri minyak kelapa sawit ini sebagai komoditas yang bernilai tinggi dalam perdagangan domestik maupun internasional saat ini maupun di masa yang akan datang. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit Deperin, 2007. Tanaman kelapa sawit sebagai penghasil MKS dan MIKS ini berasal dari Afrika Elaeis guineensis dan telah lama dikenal di negara asalnya Afrika Barat untuk digunakan minyak goreng Lubis dan Widanarko, 2011. Tanaman kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa antara 23.5 o lintang utara sampai 23.5 o lintang selatan. Persyaratan untuk tumbuh tanaman kelapa sawit menurut Pahan 2010 : a curah hujan ≥ 2.000 mmtahun dan merata sepanjang tahun dengan periode bulan kering tidak lebih dari 3 bulan; b Temperatur siang hari rata-rata 29-33 o C dan malam hari 22-24 o C; c Ketinggian tempat dari permukaan laut  500 m; dan d matahari bersinar sepanjang tahun, minimal 5 jam per hari. Dengan ketersediaan lahan, kesesuaian iklim dan kesuburan tanah yang dimiliki, Indonesia memiliki keunggulan komparatif sebagai Negara penghasil minyak kelapa sawit maupun turunannya. Atas dasar persyaratan tumbuh, kesesuaian iklim dan potensi lahan yang ada, potensi pengembangan agroindustri minyak sawit di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2-3. Sumber: UNEP 2006, diolah kembali Gambar 2-3 Potensi Produksi Minyak Sawit di Wilayah Indonesia Menurut data dari Dirjen Perkebunan 2010, pada tahun 2005, luas areal Perkebunan Rakyat PR sekitar 2.202 ribu ha 40,44, Perkebunan Negara PBN 630 ribu ha 11,58 dan Perkebunan Besar Swasta PBS 2.613 ribu ha 47,98. Sumatera mendominasi ketiga jenis pengusahaan, sedangkan Kalimantan dan Sulawesi menjadi lokasi pengembangan perkebunan swasta dan perkebunan rakyat. Pada tahun 2010 luas areal Perkebunan Rakyat PR sekitar 3.314 ribu ha 42,36, Perkebunan Negara PBN 616 ribu ha 7,87 dan Perkebunan Besar Swasta PBS 3.893 ribu ha 49,75. Dalam kurun 5 tahun, terdapat peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit kurang lebih 43. Luas P a p u a R i a u K a li m a n t a n T im u r J a m b i K a li m a n t a n B a r a t K a li m a n t a n T e n g a h I r i a n J a y a B a r a t S u m a t e r a S e l a t a n S u m a t e r a U t a r a L a m p u n g J a w a T i m u r J a w a B a r a t S u la w e s i T e n g a h S u la w e s i S e la t a n J a w a T e n g a h M a lu k u S u m a t e r a B a r a t B e n g k u lu N a n g g r o e A c e h D a r u s s a l a m K a li m a n t a n S e l a t a n B a li S u la w e s i T e n g g a r a M a lu k u U t a r a B a n t e n G o r o n t a l o S u la w e s i B a r a t S u la w e s i U t a r a B a n g k a B e l i t u n g N u s a T e n g g a r a T i m u r N u s a T e n g g a r a B a r a t K e p u l a u a n R i a u D a e r a h I s t i m e w a Y o g y a k a r t a D k i J a k a r t a P r o i n s i I n d o n e s i a K u r a n g P o te n s i a l P o t e n s i R e n d a h P o t e n s i S e d a n g P o t e n s i T i n g g i N E W S areal perkebunan kelapa sawit di beberapa wilayah potensial di Indonesia pada tahun 2009 ditampilkan pada Gambar 2-4 TimP3EI, 2011. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa pulau Sumatera masih memiliki lahan yang terluas yaitu sekitar 70 berada di daerah tersebut. Gambar 2-4 Area Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun 2009

2.2.2 Peran Penting Agroindustri Minyak Kelapa Sawit