pendekatan perhitungan matematis yang terkait dengan data atau layer tematik keruangan dilakukan di dalam fungsi analisis yang satu ini.
Analisis spasial adalah suatu teknik atau proses yang melibatkan sejumlah hitungan dan evaluasi logika matematis yang dilakukan dalam rangka mencari
atau menemukan potensi hubungan relationships atau pola-pola yang mungkin terdapat diantara unsur-unsur geographis yang terkandung di dalam
data-data digital dengan batas-batas wilayah studi tertentu. Dengan memanfaatkan model matematis, network yang digambarkan pada Gambar 2-23 dan Gambar
2-24 selanjutnya dapat menghasilkan beberapa keputusan sebagaimana yang digambarkan pada Gambar 2-23 dan Gambar 2-24.
Gambar 2-23 Analisis Spatial Shortest Facilities Gambar 2-24 Analisis Lokasi-Alokasi
Berbasis Spasial
2.4.5 Spatial Multi Criteria Decision Analysis
2.4.5.1 Elemen-elemen Analisis Keputusan Multikriteria
Sejumlah pendekatan untuk men-strukturisasi permasalahan MCDM telah disarankan oleh beberapa literatur yang telah dipublikasikan Keeney dan Raiffa
1976; Chankong dan Haimes 1983; Kleindorfer, Kunreuther et al. 1993; Saaty 1980; Saaty 1983. Pada umumnya permasalahan MCDM meliputi enam
komponen Malczewski, 1999, yaitu: a Tujuan atau seperangkat tujuan yang harus diraih oleh pengambil keputusan; b Pengambil keputusan atau kelompok
pengambil keputusan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan sekaligus preferensinya terhadap kriteria evaluasi; c Sekumpulan kriteria evaluasi sasaran
danatau atribut sebagai dasar dimana pengambil keputusan mengevaluasi
alternatif-alternatif yang ada; d Sekumpulan alternatif keputusan yang mana sebagai keputusan atau variable aksi; e Sekumpulan variabel-variabel yang tidak
dapat dikendalikan atau lingkungan keputusan; dan f Sekumpulan outcome atau konsekuensi yang berhubungan dengan masing-masing alternatif
– pasangan atribut Keeney dan Raiffa, 1976.
Hubungan antara elemen-elemen tersebut dalam analisis pengambilan keputusan multi kriteria ditampilkan dalam bentuk gambar sebagaimana yang
diperlihatkan pada Gambar 2-25.
Attribut
1
Attribut
2
... Attribut
n
Alternatif
1
...
Alternatif
2
... ...
... ...
... ...
Alternatif
m
...
Gambar 2-25 Kerangka Analisis Keputusan Multi Kriteria
2.4.5.2 Kerangka Analisa Keputusan Multikriteria Spasial
Pengambilan keputusan multi kriteriamulti criteria decision making MCDM merupakan terminologi yang meliputi multiple attribute decision making
MADM dan multiple objective decision making MODM. MADM digunakan ketika harus memilih sejumlah tindakan-tindakan diskret yang harus dilakukan.
Pada MODM diasumsikan bahwa solusi terbaik dapat ditemukan dimanapun dalam ruang alternatif yang layak dan oleh karena itu sering dilihat sebagai
permasalahan keputusan kontinyu. MADM sering dirujuk sebagai analisis multi kriteria MCA atau evaluasi multi kriteria MCE. Sebaliknya, MODM lebih
Goal
Decision maker 1 Decision maker 2
Objective 1 Objective 2
Objective 3
dekat ke pencarian Pareto optimal dengan menggunakan teknik programma matematis Jankowski, 1995; Malczewski, 1999. Tujuan utama dari MCDM
adalah membantu pengambil keputusan untuk memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang layak dengan menggunakan kriteria keputusan
majemuk dan prioritas dari masing-masing kriteria yang berbeda. Setiap teknik MCDM memiliki prosedur yang umum, yang sering disebut sebagai model umum
MCDM Jankowski, 1995. Prosedur tersebut memiliki beberapa langkah sebagaimana yang digambarkan pada Gambar 2-26. Adapun langkah-langkah dari
model umum tersebut adalah: 1. Merumuskan alternatif;
2. Merumuskan sekumpulan kriteria-kriteria keputusan; 3. Mengidentifikasi dampak dari masing-masing alternatif terhadap masing-
masing kriteria untuk mendapatkan nilai score; 4. Membuat tabel keputusan yang berisi alternatif-alternatif diskrit, kriteria
dan skor kriteria; 5. Menentukan preferensi dari pengambil keputusan dalam bentuk bobot
kriteria. 6. Mengagregsikan data dari tabel keputusan dalam upaya untuk
mengurutkan alternatif-alternatif yang ada. 7. Melakukan analisa sensitivitas untuk melihat dampak dari ketidakpastian,
ketidaktepatan dan ketidakakuratan terhadap hasil. 8. Membuat rekomendasi final dalam bentuk alternatif yang terbaik atau
mengurutkan dari yang terbaik sampai yang terburuk. Semua model perhitungan atau teknik-teknik MCDM mendasarkan pada
model umum yang digambarkan tersebut. Model perhitungan dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain jumlah level hirarki kriteria, keseragaman
penilaian alternatif pada setiap kriteria, dan skala penilaian Marimin dan Maghfiroh, 2010. Namun, metode-metode yang ada dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu metode compensatory dan non compensatory. Metode compensatory selanjutnya dapat dibagi menjadi 2 teknik, yaitu additive dan ideal
point . Teknik-teknik seperti penjumlahan tertimbang, analisa concordace dan
Analytical Hierarchy Process AHP, Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Point TOPSIS, Aspiration-level Interactive Method AIM
dan Multi Dimensional Scaling MDS, merupakan teknik yang dapat
dikelompokkan dalam metode compensatory. Sementara teknik-teknik non- compensatory antara lain teknik dominance, conjunctive dan lexicographic.
Sumber: Jankowski 1995
Gambar 2-26 Model Umum Spatial MCDM
Semua metode additive mendasarkan pada skor kriteria yang terstandarisasi yang mana kemudian dapat dilakukan pembandingan dengan lebih
baik. Standarisasi memungkinkan pembandingan skor kriteria pada satu alternatif dengan rentang penilaian yang sama. Dengan demikian kinerja yang kurang baik
pada satu kriteria pada alterntif tertentu mungkin dapat dikompensasikan dengan kinerja yang baik pada kriteria yang lainnya. Teknik penjumlahan terbobot,
menjadi bentuk dasar dari metode additive yang dapat ditulis dalam bentuk matrik aljabar sebagai berikut:
[ ] [
] [ ]
Alternatif Kriteria
Tabel Keputusan
Fungsi Agregasi Analisa Sensitivitas
Rekomendasi Akhir Skor Kriteria
Preferensi Pengambil Keputusan
Dimana, S adalah total skor untuk alternatif ke-i
Cji adalah skor kriteria untuk alternatif i dan kriteria j Wj adalah bobot dari kriteria
Penjumlahan terbobot
memungkinkan untuk
mengevaluasi dan
mengurutkan alternatif atas dasar preferensi kriteria dari pengambil keputusan.
2.4.5.3 Pengambilan Keputusan Multi Kriteria dan GIS