untuk keperluan perencanaan industri, analisis sumber daya lingkungan, perencanaan penggunaan lahan, analisis lokasi, penilaian pajak, perencanaan
infrastruktur dan utilitas, analisis kawasan perumahan, analisa demografi dan pemasaran, studi habitat dan juga analisis di bidang arkeologi. Sistem ini
menggunakan teknologi pemetaan digital untuk memberikan pilihan-pilihan pengambilan keputusan. Tidak seperti sistem informasi pada umumnya, GIS dapat
menangani tidak hanya data-data spasial namun juga data-data yang bersifat non spasial melalui fasilitas analisis dan query data serta visualisasinya Li, Kong et
al., 2003.
2.4.4.3 Pengelolaan Data Spasial
Data spasial direpresentasikan pada tingkat fisik dalam satu atau dua cara pada GIS, yaitu Raster dan Vektor. Data dalam format raster disimpan dalam matrik
dua dimensi grid cells. Titik point adalah cell tunggal, yang berarti bahwa semua area yang direpresentasikan oleh sel tersebut menjadi tertutup buat entitas
yang lainnya. Semua objek spasial memiliki informasi lokasi dimana mereka ditempatkan dalam cell grid. Peta menunjukkan hanya satu nilai penggunaan
lahan, elevasi, kondisi politik, dll untuk masing-masing sel. Ukuran dari grid bisa bervariasi, oleh karena itu resolusi spasial dari data yang ada ditentukan oleh
ukuran dari grid. Semakin tinggi resolusinya, semakin detail kita bisa membedakan gambar-gambar yang ada. Area dibuat pada pixel-pixel yang
berdekatan dengan nilai yang sama sementara garis line dibuat dengan menghubungkan antara satu pixel dengan pixel yang lainnya. Representasi dari
data titik, garis dan area tersebut diperlihatkan pada Gambar 2-20. Contoh representasi dan keterkaitan spasial diperlihatkan pada Gambar 2-21 dan Gambar
2-22.
Gambar 2-20 Representasi Vektor dan Raster untuk Titik, Garis dan Poligon
STRUKTUR DATA SPASIAL Vektor
Raster Titik
Garis Poligon
Jenis Contoh Representasi
Contoh Atribut
Titik
1 2
3 4
5
ID Nama
Lokasi 1
KKS001 Kec. A
2 KKS002
Kec. A 3
KKS003 Kec. A
4 KKS004
Kec. B 5
KKS005 Kec. B
Garis
1 2
3
ID Status Jalan
Kondisi 1
Jalan Nasional Baik
2 Jalan Provinsi
Sedang 3
Jalan Kabupaten Rusak
Poligon
1 2
3 4
ID Guna Lahan
Luas Ha 1
Sawah 20
2 Permukiman
30 3
Kebun 45
4 Hutan
40
Gambar 2-21 Contoh Representasi Titik, Garis dan Poligon dalam Bentuk Vektor dan Raster serta Atributnya
Gambar 2-22 Keterkaitan Spasial
KETERKAITAN SPASIAL
Konektivitas Connectivity
Kedekatan Adjacency
A B
C N
Node N menghubungkan
rantai A, B dan C
A B
Poligon A berdekatan dengan poligon B
Kandungan Containment
A B
C D
R
Poligon R berisi atau mengandung titik A,
B, C dan D
2.4.4.4 GIS dan Pendukung Keputusan
Saat ini, teknologi GIS sebagai sebuah alat visualisasi interaktif dan pendukung keputusan telah memainkan peranan penting dalam manajemen rantai
pasok industri Kumar dan Agrawal, 2011. Dalam bidang agroindustri sendiri tercatat beberapa publikasi yang terkait dengan penenerapan teknologi GIS ini.
Beberapa diantaranya adalah Sante Crecente et al 2004 dan Hadi 2011. Pustaka-pustaka dalam bidang sistem informasi sudah sangat banyak
sekali membahas berbagai teknologi pendukung keputusan yang dapat diterapkan pada sistem informasi geograpfis ini, mulai dari Sprague 1980 sampai dengan
Turban 2011. Sistem pendukung keputusan berbasis spasial adalah sistem pendukung keputusan dimana properti spasial dari data yang akan dianalisa
memainkan peranan yang utama dalam pengambilan keputusan. Bisasanya properti ini merujuk pada okasi diatas permukaan bumi Seffino, Medeiros et al.,
1999. Konsep Spatial Decision Support System SDSS ini sendiri berkembang secara bersamaan dengan DSS.
Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, pengelolaan data tidak hanya bersandarkan pada peta manual berbasis kertas tapi juga sudah
menggunakan teknologi-teknologi seperti penginderaan jarak jauh melalui satelit, GPS maupun Mobile Telephone Derekenaris, Garofalakis et al., 2001; Abidin,
2007; Liu, Mason et al., 2012; Xu dan Coors, 2012. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa SIG adalah sistem yang
berkemampuan dalam menjawab baik pertanyaan spasial maupun non spasial beserta kombinasinya queries dalam rangka memberikan solusi-solusi atas
permasalahan keruangan. Artinya sistem ini memang sengaja dirancang untuk mendukung berbagai analisis terhadap informasi geographis. Secara singkat,
analisis spasial dalam hal merupakan teknik-teknik yang digunakan untuk meneliti dan mengeksplorasi data dari perspektif keruangan, untuk
mengembangkan, menguji model-model, dan menyajikan datanya sedemikian rupa hingga meningkatkan pemahaman dan wawasan. Teknik-teknik ini berada di
dalam sebuah payung umum yang bernama “analisis spasial”. Inilah yang membedakan SIG dengan tipe sistem informasi yang lain. Di dalam SIG segala
pendekatan perhitungan matematis yang terkait dengan data atau layer tematik keruangan dilakukan di dalam fungsi analisis yang satu ini.
Analisis spasial adalah suatu teknik atau proses yang melibatkan sejumlah hitungan dan evaluasi logika matematis yang dilakukan dalam rangka mencari
atau menemukan potensi hubungan relationships atau pola-pola yang mungkin terdapat diantara unsur-unsur geographis yang terkandung di dalam
data-data digital dengan batas-batas wilayah studi tertentu. Dengan memanfaatkan model matematis, network yang digambarkan pada Gambar 2-23 dan Gambar
2-24 selanjutnya dapat menghasilkan beberapa keputusan sebagaimana yang digambarkan pada Gambar 2-23 dan Gambar 2-24.
Gambar 2-23 Analisis Spatial Shortest Facilities Gambar 2-24 Analisis Lokasi-Alokasi
Berbasis Spasial
2.4.5 Spatial Multi Criteria Decision Analysis
2.4.5.1 Elemen-elemen Analisis Keputusan Multikriteria
Sejumlah pendekatan untuk men-strukturisasi permasalahan MCDM telah disarankan oleh beberapa literatur yang telah dipublikasikan Keeney dan Raiffa
1976; Chankong dan Haimes 1983; Kleindorfer, Kunreuther et al. 1993; Saaty 1980; Saaty 1983. Pada umumnya permasalahan MCDM meliputi enam
komponen Malczewski, 1999, yaitu: a Tujuan atau seperangkat tujuan yang harus diraih oleh pengambil keputusan; b Pengambil keputusan atau kelompok
pengambil keputusan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan sekaligus preferensinya terhadap kriteria evaluasi; c Sekumpulan kriteria evaluasi sasaran
danatau atribut sebagai dasar dimana pengambil keputusan mengevaluasi