4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 RANCANG BANGUN MODEL
4.1.1 Konfigurasi Sistem Industri CPO
Sistem industri CPO memiliki elemen-elemen yang banyak, begitu pula dengan rantai pasoknya. Elemen-elemen penyusun sistem industri CPO berdasarkan
urutan entitas yang terlibat mulai dari hulu ke hilir adalah sebagai berikut: a. Kebun kelapa sawit;
b. Pabrik minyak kelapa sawit; c. Industri hilir pengguna CPO;
d. Pelanggan akhir. Dalam penelitian ini, elemen-elemen yang dipertimbangkan dibatasi pada
kebun kelapa sawit KKS, pabrik kelapa sawit PKS dan industri hilir inti minyak kelapa sawit. Dimana penghubung antar elemen-elemen tersebut adalah
jaringan dan infrastruktur transportasi. Kebun kelapa sawit yang merupakan suplier bahan baku terdiri dari perkebunan sawit milik rakyat, perkebunan sawit
milik negara BUMN dan perkebunan sawit milik swasta. Produsen CPO atau pabrik minyak kelapa sawit merupakan pengolah bahan baku tandan buah segar
TBS yang dihasilkan oleh kebun kelapa sawit menjadi CPO. Produsen CPO di Indonesia mayoritas milik Negara dan Swasta.
Konsumen industri luar negeri minyak sawit meningkat secara signifikan baik dalam volume maupun nilai ekspornya. Peningkatan tersebut dapat dilihat
dari data Badan Pusat Statistik BPS, 2005. Pada tahun 2000 volume ekspor CPO baru mencapai 4.110.027 ton dengan nilai US 1.087.278 tetapi kemudian
meningkat menjadi 10.375.792 ton dengan nilai US 3.756.557 pada tahun 2005. Menurut data dari Kementrian Perdagangan RI 2011 Hasil produksi CPO
Indonesia pada tahun 2011 yang baru saja berlalu sebesar 23 juta ton. Dari angka tersebut, 17,5 juta ton diekspor ke berbagai negara dengan China sebagai pembeli
utama.
122
Hasil identifikasi sistem dengan batasan-batasan entitas sebagaimana yang telah dijelaskan dan dipaparkan sebelumnya, dapat digambarkan secara lengkap
sebagai sebuah sistem rantai usaha agroindustri crude palm oil CPO sebagaimana yang digambarkan secara secara sedehana pada gambar Gambar 4-1.
Gambar 4-1 Pemetaan Elem-elemen Rantai Usaha Agroindustri CPO
Kebun kelapa sawit KKS menghasilkan tandan buah segar sebagai bahan baku pabrik minyak kelapa sawit MKS. Tandan buah segar yang dihasilkan,
sangat bergantung dengan umur dari tanaman tersebut. 3 tahun setelah penanaman, KKS dapat menghasilkan sekitar 7 ton per ha nya dan naik terus
sampai tahun ke 12 sekitar 28 ton per ha. Selanjutnya produktivitas tanaman kelapa sawit akan menurun secara gradual sampai tahun ke 25 hanya
menghasilkan sebesar 17 ton per ha nya. Setelah umur 25 tahun, tanaman kelapa sawit sudah tidak dimungkinkan untuk dipanen karena terlalu tinggi. Setiap ton
produk minyak kelapa sawit secara normal membutuhkan kurang lebih 5 ton tandan buah segar TBS dengan kualitas yang sesuai dengan persyaratan Pahan,
2010.
In = indeks untuk Industri Inti i = Indeks Kebun Kelapa Sawit
j = Indeks Pabrik CPO
Perkebunan Kelapa Sawit
Pabrik Kelapa Sawit
Pasar Industri
Industri Inti
m = indeks untuk pasar
123
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan oleh PKS selanjutnya dikirimkan ke pelanggan untuk diproses lebih lanjut melalui pelabuhan-pelabuhan pemuatan
yang terdekat dengan lokasi pabrik. Lokasi pelabuhan muat yang ada di Indonesia secara geographis pada umumnya berjarak cukup jauh dari PKS dan memiliki
infrastruktur transportasi yang pada umumnya juga belum memadai dibandingkan dengan konstribusi dari komoditas ini terhadap pendapatan Negara.
Di pelabuhan muat, sebelum MKS tersebut dikapalkan, kadangkala harus disimpan terlebih dahulu dalam tanki-tanki menunggu kedatangan kapal yang
akan memuat ke pelabuhan tujuan. Keterbatasan tanki dan keterbatasan pelabuhan sangat mempengaruhi proses pengiriman dari produk minyak kelapa sawit ini.
Selanjutnya MKS ini dikirimkan ke pelabuhan-pelabuhan tujuan yang membutuhkan komoditas tersebut. Kondisi pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan
akan mempengaruhi tipe alat transportasi laut yang digunakan. Semakin kecil volume komoditas yang diangkut tentu saja akan meningkatkan biaya transportasi
dari komoditas MKS. Penjualan komoditas MKS sebagian besar ditujukan untuk pasar ekspor dibandingkan dengan pasar domestik.
4.1.2 Analisis Kebutuhan
Pelaku-pelaku utama atau pihak-pihak yang berkepentingan yang terlibat atau yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan terkait dengan rantai
pasok Agroindustri CPO adalah: 1. Pelaku Agroindustri CPO
2. Penyedia bahan baku TBS 3. Pembeli CPO Konsumen
4. Pemerintah 5. Lembaga Keuangan
Adapun kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing pelaku yang
teridentifikasi dalam hal ini adalah seperti yang terlihat pada Tabel 4-1 berikut ini.