karena itu, sistem informasi geografis dan analisis spasial atau spatial decision support system
akan memainkan peranan yang semakin penting dalam dunia bisnis saat ini maupun di masa mendatang.
Mennecke 1997 sejak dua puluh tahun yang lalu telah mengidentifikasi beberapa fungsi dan aplikasi potensial dari teknologi GIS dalam bidang bisnis.
Sampai dengan saat ini, setelah dua puluh tahun berlalu, lebih dari 3000 artikel terpublikasi membahas tentang topik ini Sciencedirect, 2012. Dari sisi teknologi,
sejauh ini terdapat beberapa penyempurnaan pada teknologi pendukung GIS seperti teknologi input, pemrosessan dan visualisasinya sebagaimana yang
dilakukan oleh Derekenaris 2001 dan lain-lainnya.
2.4.4.1 Definisi GIS
Sebagaimana yang telah diuraikan oleh Maguire 1991 ada beragam definisi terkait dengan GIS. Aronoff 1989 mendefinisikan sistem informasi
geografis sebagai sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, memanipulasi, merakit, menganalisa dan menampilkan informasi referensi
geografis. Informasi geografis itu didefinisikan lebih spesifik oleh Goodchild 2009 sebagai informasi yang terkait dengan lokasi diatas permukaaan bumi atau
dekat dengan permukaan bumi yang merupakan properti dari lokasi tersebut. Li et al 2003 bahkan menambahkan bahwa GIS tidak hanya mengelola data spasial
saja, namun juga data-data yang bersifat non spasial agar lebih bermanfaat. Disertasi ini sendiri lebih mengacu pada definisi yang telah diutarakan oleh
Cowen 1988 yang menyatakan bahwa GIS adalah sebuah alat manajemen management tool dan pendukung keputusan decision support yang saat ini
sering disebut sebagai spatial decision support system sebagaimana yang digunakan oleh Ruiz et al 2012 pada tahun ini.
2.4.4.2 Fungsi GIS
Jantung dari GIS adalah kemampuan analitis dari sistem. Apa yang membedakan antara GIS dan sistem informasi lainnya adalah berkaitan dengan
fungsi analisis spasial yang dimilikinya. Fungsi analisis menggunakan atribut spasial maupun non spasial dalam basis data yang ada untuk menjawab
pertanyaan yang terkait dengan dunia nyata. Analisis geografis memfasilitasi studi
proses yang sebenarnya terjadi dengan mengembangkan dan menerapkan model- model. Tujuan dari analisis adalah mentransformasikan data menjadi informasi
yang bermanfaat bagi pengambil keputusan pada semua level. Penggunaan penting dari analisis ini adalah memungkinkan untuk memprediksi kejadian di
lokasi yang lainnya atau pada waktu yang lain. Ruang lingkup analisis yang dapat dilakukan oleh GIS dapat dikagorikan antara lain: a query basis data, b
overlay , c proximity analysis, d network analysis, e digital terrain model, dan
f analisis statistikal. Gambar 2-17 berikut ini memperlihatkan arsitektur multi layer dari GIS
yang diadaptasi dari Li et al2003. Masing-masing layer merepresentasikan tema tunggal dalam region tertentu seperti kebun, jalan, pabrik, pelabuhan, dan lain
sebagainya. Secara khusus GIS mengadopsi sistem manajemen basis data dimana querry command dapat digunakan untuk pengambilan data-data yang tersimpan.
Data disimpan dalam perangkat penyimpanan dan dikelola dengan menggunakan urutan numerik maupun alphabet. Sebagai contoh, sistem ini dapat membantu
untuk menemukan pabrik minyak kelapa sawit yang memiliki jarak 20 km dari kebun kelapa sawit tertentu di muka bumi ini. Masing-masing layer yang berisi
informasi tertentu dihubungkan dengan sistem koordinat agar supaya data dari layer yang berbeda-beda dapat dikombinasikan dalam bentuk informasi sesuai
dengan query untuk mendapatkan solusi yang optimal.
Gambar 2-17 Arsitektur Multi Layer dari Sistem Informasi Geografis
Arsitektur GIS dikembangkan atas dasar konsep jaringan kerja network. Sebuah network didefiniskan sebagai sekumpulan titik node dan sekumpulan
Layer i x,y Layer j x,y
Layer k x,y Layer l x,y
anak panah dimana masing-masing cabang terkait pada sebuah node. Gambar 2-18 dan Gambar 2-19 memperlihatkan konsep jaringan yang diadaptasi dari Li et
al 2003. Gambar 2-18 memperlihatkan sebuah network sederhana dari jarak perjalanan yang meliputi 6 node dan 9 anak panah. Jaringan pada network
terhubung secara sekuensial dengan catatan tidak ada node yang berulang. Pada Gambar 2-19 jaringan digambarkan dalam bentuk struktur pohon
yang terdiri dari 5 lintasan. GIS dalam hal ini akan membantu kita untuk menentukan lintasan terpendek shortest path dari A ke F dengan cara: 1
meletakkan node dalam peta, 2 mengukur jarak masing-masing anak panah, 3 mengukur jarak masing-masing lintasan dengan mengkombinasikan jarak dari
anak panah yang terhubung pada masing-masing lintasan, dan 4 membandingkan masing-masing lintasan untuk menemukan lintasan terpendek.
Gambar 2-18 Node dan Arc dari Network
Gambar 2-19 Lintasan Diperlihatkan dalam Struktur Tree
GIS saat ini telah digunakan secara luas di dunia bisnis, pemerintahan, dan penelitian-penelitian dengan lingkup yang luas termasuk dalam hal in adalah
A B
C D
E F
A
AB AD
AC BF
BE DE
DC CF
CF EF
EF
untuk keperluan perencanaan industri, analisis sumber daya lingkungan, perencanaan penggunaan lahan, analisis lokasi, penilaian pajak, perencanaan
infrastruktur dan utilitas, analisis kawasan perumahan, analisa demografi dan pemasaran, studi habitat dan juga analisis di bidang arkeologi. Sistem ini
menggunakan teknologi pemetaan digital untuk memberikan pilihan-pilihan pengambilan keputusan. Tidak seperti sistem informasi pada umumnya, GIS dapat
menangani tidak hanya data-data spasial namun juga data-data yang bersifat non spasial melalui fasilitas analisis dan query data serta visualisasinya Li, Kong et
al., 2003.
2.4.4.3 Pengelolaan Data Spasial