126
perusahaan publik, maupun Pemerintah. Aktiva produktif yang berasal dari investasi ini selanjutnya dioperasikan sedemikian hingga untuk memperoleh
keuntungan. Sebagaimana yang terlihat pada Gambar 4-3, keuntungan yang diperoleh akan kembali ke pemilik modal baik itu pengusahanya sendiri,
perbankan, lembaga keuangan lainnya maupun masyarakat pada perusahaan publik. Sebuah usaha yang memiliki keuntungan, harus menyetorkan sebagian
dari keuntungannya juga sesuai dengan aturan yang ada ke Pemerintah berupa pajak.
Gambar 4-3 Siklus Usaha Industri CPO
Keuntungan yang diperoleh industri CPO bersumber dari pendapatan penjualan dari produk CPO yang dihasilkan dikurangi oleh biaya-biaya untuk
menghasilkan produk CPO. Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh, sangat bergantung dengan selisih antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan Gambar
4-3. Pendapatan penjualan CPO dipengaruhi oleh kuantitas penjualan dan
harga jual dari komoditas CPO. Kuantitas penjualan ditentukan oleh permintaan dari industri hilir yang menggunakan bahan baku CPO seperti industri minyak
goreng, oleochemical, sabun, margarin dan lain sebagainya, persediaan CPO yang dihasilkan oleh pabrik minyak kelapa sawit dan ketersediaan infrastruktur
transportasi yang menghubungkan antara pabrik dengan pelanggan. Produksi CPO akan berjalan dengan lancar sesuai dengan kapasitas
produksi yang ditentukan jika tersedia bahan baku tandan buah segar TBS yang cukup untuk memenuhi produksi yang ada. Ketersediaan tandan buah segar ini
Keuntungan Industri CPO
Pendapatan Penjualan CPO
Biaya Produk CPO
InvestorPengusaha Perbankan
Lembaga Keuangan Lainnya
Masyarakat Pemerintah
Investasi Agroindustri CPO, Industri
Hilir CPO, Infrastruktur Transportasi, Utilitas, dll
-
127
sangat bergantung dengan produksi dari kebun kelapa sawit dan infrastruktur transportasi yang menghubungkan antara kebun kelapa sawit dengan pabrik
minyak kelapa sawit. Produksi tandan buah segar dari kebun kelapa sawit dipengaruhi oleh luasan lahan yang dipergunakan untuk perkebunan dan
produktivitas yang juga memiliki hubungan yang erat dengan umur tanaman kelapa sawit.
Permintaan CPO dari industri hilir bergantung dengan jumlah dan konsumsi industri hilir yang membutuhkan bahan baku CPO. Jumlah dan
konsumsi dari industri hilir terhadap produk CPO dipengaruhi oleh investasi pada industri hilir yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun milik
Negara. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, keuntungan juga
dipengaruhi oleh biaya yang terjadi atas aktivitas usaha yang dilakukan. Biaya produk dari CPO terdiri dari harga pokok produksi yang dihasilkan atas produksi
CPO dan beban-beban yang harus ditanggung oleh industri tersebut termasuk dalam hal ini adalah beban transportasi atau distribusi produk menuju ke arah
pelanggan. Beban transportasi tersebut bisa saja ditanggung oleh pelanggan sendiri free on Board atau free on truck ataupun ditanggung oleh industri CPO
cost, insurance and freight. Namun, bagaimanapun pada dasarnya tetap akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh atas penjualan produk CPO.
Ketersediaan infrastruktur transportasi yang merupakan elemen yang sangat kritikal agar industri CPO ini dapat berjalan secara berkesinambungan
sangat bergantung pada investasi yang dilakukan oleh pihak swasta maupun Pemerintah. Sumber dana dari pihak swasta bisa bersumber dari modal sendiri.
pinjaman atau dana masyarakat. Sementara investasi untuk infrastruktur transportasi yang dilakukan oleh Pemerintah dapat bersumber dari pajak yang
diperoleh maupun dari sumber-sumber lainnya. Sebagaimana yang telah tergambarkan diatas, bagaimanapun ketersediaan dan kualitas dari infrastruktur
transportasi akan sangat menentukan berjalannya aliran yang berkesinambungan dari komoditas produk CPO ini. Karena potensi industri ini di Indonesia
128
khususnya di kalimantan yang besar, sudah seharusnya Pemerintah memberikan prioritas yang tinggi untuk dapat menyediakan infrastruktur ini dengan baik.
4.1.4 Diagram Input-Output
Hal penting berikutnya yang harus dilakukan adalah melanjutkan interpretasi diagram lingkar sebab akibat ke dalam konsep kotak gelap black-box diagram.
Diagram input-output untuk model pendukung keputusan pengembangan agroindustri CPO disajikan pada Gambar 4-4.
Gambar 4-4 Diagram Input-Output Model Pendukung Keputusan Pengembangan Agroindustri CPO
4.1.4.1 Ouput Dikehendaki
Sebagaimana yang telah teridentifikasi pada analisa kebutuhan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri CPO, ada beberapa output yang harus harus
dihasilkan dan menjadi tugas dari model yang dibangun. Beberapa output yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan pasokan bahan baku TBS dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
b. Mendapatkan pasokan bahan baku TBS yang berkualitas. Kualitas bahan baku tandan buah segar TBS sangat bergantung dengan
kecepatan supply dari kebun kelapa sawit menuju ke pabrik minyak kelapa sawit sejak penebangan sampai di proses di pabrik minyak kelapa sawit.
INPUT TAK TERKENDALI
§ Permintaan pasar § Kondisi alam
§ Tingkat suku bunga § Harga bahan bakar
§ Harga pasar CPO § Pesaing produksi dan harga
jualnya
INPUT TERKENDALI MODEL PENDUKUNG
KEPUTUSAN PENGEMBANGAN
AGROINDUSTRI CPO OUTPUT DIKEHENDAKI
§ Pasokan bahan baku TBS yang berkualitas, harga yang pantas dan
dalam jumlah yang cukup. § Kontinyuitas supplai bahan baku.
§ Pemenuhan permintaan pasar pelanggan.
§ Biaya distribusi yang rendah. § Harga jual yang bersaing.
OUTPUT TAK DIKEHENDAKI
MANAJEMEN TRANSPORTASI
§ Fluktuasi biaya dan harga § Supplai terhambat
§ Keuntungan tidak layak.
INPUT LINGKUNGAN
§ Kebijakan pemerintah § Kondisi sosial, ekonomi dan
lingkungan
§ Volume produksi § Penyediaan lahan
§ Investasi untuk fasilitas pada node transportasi
§ Investasi pada fasilitas link transportasi.
§ Kapasitas pada node jaringan transportasi
129
Kualitas minyak kelapa sawit yang dihasilkan merupakan fungsi waktu dari sejak penebangan sampai diproses.
c. Mendapatkan pasokan bahan baku dengan harga yang pantas. d. Kontinyuitas supplai bahan baku.
e. Kemudahan mendistribusikan produk ke pelanggan. f. Biaya distribusi produk yang minimal.
g. Terpenuhinya permintaan pelanggan. h. Keuntungan yang layak dari industrinya.
4.1.4.2 Output Tidak Dikehendaki
Merupakan hasil sampingan yang tidak dapat dihindarkan dari sistem yang berfungsi dalam menghasilkan keluaran yang dikehendaki.Beberapa pengaruh
negatif yang potensial dapat dihasilkan oleh sistem adalah sebagai berikut: a. Fluktuasi harga dan biaya
b. Supplai terhambat c. Keuntungan tidak layak
4.1.4.3 Input Terkendali
Input terkendali disini merupakan peubah yang sangat perlu bagi sistem untuk melaksanakan fungsi yang dikehendaki dan sebagai peubah untuk mengubah
kinerja sistem dalam pengoperasiannya. Beberapa input terkendali dalam sistem pengembangan industri ini adalah sebagai berikut:
a. Volume produksi industri CPO b. Luasan lahan perkebunan sawit
c. Produktivitas tanaman d. Investasi jaringan transportasi
e. Investasi pelabuhan dan infrastruktur industri hilir inti f. Jumlah alat angkut
g. Jenis alat angkut h. Modal
i. Jumlah dan Kapasitas tanki timbun di pelabuhan
4.1.4.4 Input Tak Terkendali
Input tak terkendali merupakan input yang tidak cukup penting peranannya dalam mengubah sistem namun diperlukan agar sistem dapat berfungsi. Input tak
terkendali dalam sistem yang dibangun ini antara lain:
130
a. Permintaan pasar b. Kondisi alam
c. Tingkat suku bunga d. Harga bahan bakar
e. Harga komoditas CPO f. Produksi pesaing dan harga jualnya.
g. Nilai tukar
4.1.4.5 Input Lingkungan
Input lingkungan yang mempengaruhi keputusan pengembangan industri hilir inti minyak kelapa sawit antara lain terkait dengan a Kebijakan pemerintah; b
Kondisi sosial; c Kondisi ekonomi; dan d Kondisi lingkungan.
4.1.5 Rancangan Basis Data
4.1.5.1 Proses Digitasi dan Konversi Data
Data-data spasial yang terkait dengan agroindustri CPO sebagian diidentifikasi melalui survey langsung dengan menggunakan perangkat Global Positioning
System GPS. Sementara beberapa data spasial yang telah tersedia dengan baik, dalam format hard copy maupun digital, dilakukan proses digitasi untuk
memudahkan pengolahan. Pendigitasian dilakukan pada peta kabupaten Kutei Timur dengan cara manual menggunakan perangkat lunak Autocad. Selanjutnya
data yang telah didigitasi tersebut dikonversi kedalam format SHP file dari ESRI.
4.1.5.2 Data Entitas, Atribut dan Relasinya
Sebagaimana yang terlah teridentifikasi pada konfigurasi sistem industri CPO yang telah digambarkan sebelumnya, ada beberapa entitas spasial yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan pengembangan indutri hilir inti minyak kelapa sawit ini. Entitas-entitas tersebut antara lain adalah kebun kelapa
sawit, pabrik minyak kelapa sawit, jaringan jalan, industri hilir serta lahan yang tersedia. Atribut-atribut dari entitas ini baik yang bersifat spasial maupun non
spasial diidentifikasi dan disesuaikan dengan tujuan dari sistem pendukung keputusan yang dikembangkan.