Tabel 2-2 Pangsa Produksi Minyak Sawit Dunia Tahun 2010
Dari sisi pertumbuhan produksi, Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan Malaysia dengan pertumbuhan sebesar 7,8 persen per tahun dan Malaysia yang
sebesar 4,2 persen per tahun TimP3EI, 2011. Permintaan minyak kelapa sawit dunia di lain sisi juga terus mengalami
peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 5 persen per tahun TimP3EI, 2011. Pemenuhan permintaan kelapa sawit dunia didominasi oleh produksi
Indonesia. Indonesia memproduksi sekitar 43 persen Tabel 2-2 dari total produksi minyak mentah sawit Crude Palm OilCPO di dunia. Negara-negara
tujuan ekspor produk CPO Indonesia yang terbesar pada tahun 2010 adalah India dengan perolehan pendapatan sekitar USD 3,7 milyar, diikuti oleh negara tujuan
Malaysia dengan pendapatan sebesar USD 1,6 milyar dan kemudian negara tujuan Belanda sebesar USD 1 milyar Indagro, 2010. Negara-negara tujuan ekspor
produk CPO lainnya adalah Bangladesh, Italia, Singapura, RRC dan Negara- negara lainnya.
Disamping sebagai eksportir produk minyak mentah terbesar di Dunia, Indonesia juga sudah mengekspor produk turunan dari CPO, antara lain minyak
goreng sawit, oleinfatty acids, margarine, stearic acid, sabun mandi, dan glyserol. Minyak goreng mayoritas diekspor ke negara China dengan pendapatan pada
tahun 2010 sekitar USD 1,7 milyar dan total sekitar USD 5,32 milyar. Namun untuk produk-produk turunan lainnya ekspor Indonesia belum signifikan
dibandingkan dengan Malaysia.
2.2.4 Proses Produksi CPO dan Keterlibatan Sistem Transportasi
2.2.4.1 Proses Produksi
Pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak dan kernel dari buah kelapa sawit melalui proses perebusan, pemipilan,
No Negara
Produksi Pangsa
Produksi
1 Indonesia 23.2
43.61 2 Malaysia
19.3 36.28
3 Negara Lainnya 10.7
20.11 Jumlah
53.2 100
pelumatan, pengempaan, pemisahan, pengeringan dan penimbunan. Pengolahan kelapa sawit yang dilakukan secara mekanis dan fisika dapat berperan dengan
baik jika tersedia bahan baku yang sesuai dan kinerja pabrik yang baik Pardamean, 2008.
Proses produksi CPO dan keterkaitannya dengan transportasi digambarkan secara umum pada Gambar 2-6. Tandan buah segar TBS yang berasal dan
diangkut dari kebun menggunakan truck pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang dan ditampung sementara
di penampungan buah loading ramp. Loading ramp dilengkapi dengan pintu hidrolis sehingga memudahkan pengisian TBS ke lori untuk proses berikutnya.
Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun perebusan sterilizer dengan cara ditarik menggunakan capstand yang digerakkan oleh motor listrik
hingga memasuki sterilizer. Tujuan dari perebusan TBS yaitu untuk menghentikan perkembangan asam lemak bebas ALB atau free fatty acid FFA,
memudahkan pemipilan, pengurangan kadar air dan penyempurnaan dalam proses pengolahan inti sawit.
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil thresher dengan bantuan hosting crane. Proses
pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu yang mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut dan
menyebabkan brondolan lepas dari dari tandannya. Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil ditampung oleh sebuah screw conveyor untuk dikirim ke
bagian digesting dan pressing. Sementara tandan kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh elevator dan yang kemudian dikirim ke hopper
untuk dijadikan pupuk. Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian
pengadukanpencacahan digester. Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk proses pressingpengempaan. Sehingga
minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-kecilnya. Hasil cacahan langsung masuk ke alat pengempaan yang berada
persis di bagian bawah digester.
Minyak kasar yang dihasilkan dari proses press harus dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padat solid, lumpur sludge, maupun air. Tujuan dari
proses pemurnian agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak. Selanjutnya CPO yang dihasilkan
dikirimkan ke tanki penyimpanan.
Gambar 2-6 Proses Produksi CPO dan Keterlibatan Transportasi
2.2.4.2 Sistem Transportasi Produk