commit to user
23
6. Prinsip Kerjasama
Kegiatan bertutur akan berlangsung dengan baik apabila para peserta tutur semuanya terlibat aktif di dalam proses bertutur tersebut, maka para peserta tutur
harus dapat saling bekerja sama. Kerja sama itu pun harus disertai perilaku sopan kepada pihak lain.
Menurut Kaelan 1974 maksim-maksim dalam prinsip kerja sama tidak merupakan suatu kesemestaan bahasa karena pada beberapa masyarakat bahasa tidak
semua maksim dapat diterapkan. Hal itu oleh Leech 1993: 121 ditanggapi bahwa ada ilmu khusus, yakni sosio-pragmatik yang bertujuan menjelaskan bagaimana
masyarakat yang berbeda menggunakan maksim-maksim. Misalnya, ada masyarakat yang dalam situasi tertentu lebih mementingkan prinsip sopan santun yang satu
daripada prinsip kerjasama, atau lebih mendahulukan maksim prinsip sopan santun yang satu daripada yang lain.
Selain itu, ada empat maksim yang menopang prinsip di atas, seperti yang dikemukakan oleh Grice dalam Levinson, 1995: 105: 101; Van Dijk, 1997: 39; lihat
juga Rahardi, 2000: 50; Marcellino, 1993: 62; Wijana, 1996: 45 yang mencakup empat maksim sebagai berikut:
a Maksim kualitas
Maksim ini mewajibkan setiap peserta tutur mengatakan hal yang sebenarnya. Kontribusi peserta didasarkan pada bukti-bukti yang memadai. Contohnya:
1 Unang didokkon manang aha molo dang adong buktina.
‘Jangan mengatakan sesuatu yang tidak ada buktinya’.
commit to user
24
b Maksim kualitas
Di dalam maksim ini seseorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Contohnya:
2 Unang lean hatorangan na lobi godang sian na diporluhon.
‘Jangan memberi keterangan yang lebih banyak dari yang diperlukan’.
c Maksim relevansi
Maksim ini mengharuskan setiap peserta tutur memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang dipertuturkan. Berbicara dengan tidak memberikan
kontribusi yang demikian dianggap tidak mematuhi dan melanggar prinsip kerjasama. Contohnya:
3 Pn
: Juni, coba karejohon soal on tu papan tulis ‘Juni, coba kerjakan soal ini di papan tulis’
Mt : Olo, pak.
‘Ya, pak.’ 4
Pn : Candra, coba karejohon soal on tu papan tulis
‘Candra, coba kerjakan soal ini di papan tulis’ Mt
: Loceng ngamakkuling, pak. ‘Bel berbunyi, pak.’
Tuturan 3 merupakan tuturan yang benar-benar merupakan tanggapan seorang murid mitra tutur ketika diperintahkan gurunya penutur. Ada relevansi
antara jawaban murid terhadap pertanyaan guru sehingga dikatakan memenuhi prinsip kerjasama. Pada tuturan 4 jawaban Candra mitra tutur tidak ada hubungannya
dengan apa yang diperintahkan guru penutur. Tuturan 4 ini juga merupakan bahwa maksim relevansi dalam prinsip kerjasama tidak selalu harus dipatuhi dalam
pertuturan sesungguhnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengungkapkan maksud- maksud tertentu yang khusus sifatnya.
commit to user
25
d Maksim cara pelaksanaan
Maksim ini menghendaki para peserta tutur berbicara langsung, jelas, dan tidak kabur.
Contohnya: 5
Padao sian naso mangantusi ‘Hindari ketidakjelasan’
6 Mangkatai ma denggan
‘Bicaralah dengan sopan’
7. Prinsip Sopan Santun