Validitas Data Teknik Analisis

commit to user 51 2. Teknik Rekam Teknik rekam digunakan untuk merekam khotbah pendeta dengan menggunakan para tuturan dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Dalam perekaman, peneliti dibantu oleh juru rekam tim khotbah dengan maksud agar diperoleh rekaman yang baik. 3. Teknik Simak dan Catat Teknik ini digunakan untuk menyimak dan mencatat tuturan-tuturan pendeta dalam berkhotbah yang ada dalam tindak tutur bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo.

F. Validitas Data

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif, yakni teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat macam trianggulasi, yaitu; trianggulasi teori, trianggulasi peneliti, trianggulasi sumber data, dan trianggulasi metode Patton dalam Sutopo, 1989: 43. Penelitian ini menggunakan dua teknik trianggulasi, yaitu; 1 trianggulasi sumber data, dan 2 trianggulasi metode. 1. Trianggulasi Sumber Data Dengan trianggulasi sumber data, penulis mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Sumber-sumber data yang dimaksud adalah khotbah para pendeta dalam bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. commit to user 52 2. Trianggulasi Metode Dengan trianggulasi metode ini, penulis mengumpulkan data dengan beberapa metode, yakni dengan menerapkan taknik observasi langsung, rekam, simak, dan catat.

G. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif Miles Huberman dan Sutopo, 2002 yang berupa siklus pengumpulan data bersifat induktif, mencakup reduksi data, sajian data, varifikasi dan simpulan. Penelitian tetap bergerak mengikuti siklus ini selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Sebagaimana ciri dari penelitian kualitatif, penelitian ini bersifat terbuka dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang ditemui di lokasi penelitian. Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif digambarkan dengan skema sebagai berikut: Data dalam penelitian ini berwujud data lisan dan data tertulis. Data lisan diambil dari khotbah bahasa Batak Toba yang disampaikan oleh pendeta yang telah direkam. Rekaman tersebut ditranskripkan ke dalam data tertulis. Data tertulis juga diperoleh dari pendeta dengan menggunakan tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian Data Penarikan Simpulan Verifikasi commit to user 53 Toba di Gereja HKBP Solo. Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1 Observasi Langsung terhadap objek dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. 2 Teknik Rekam digunakan untuk merekam khotbah pendeta dengan menggunakan para tuturan dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. 3 Teknik Simak dan Catat. Teknik ini digunakan untuk menyimak dan mencatat tuturan-tuturan pendeta dalam berkhotbah yang ada dalam tindak tutur bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif, yakni teknik trianggulasi. Penelitian ini menggunakan dua teknik trianggulasi, yaitu; 1 trianggulasi sumber data khotbah pendeta, dan 2 trianggulasi metode yakni dengan menerapkan taknik observasi langsung, rekam, simak, dan catat. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yang berupa siklus pengumpulan data bersifat induktif, mencakup reduksi data, sajian data, varifikasi dan simpulan. Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan metode tekstual untuk menganalisis data. Adapun yang dimaksud dengan metode tekstual adalah cara analisis yang diterapkan pada data dengan menggunakan teknik padan dan teknik banding. Teknik padan adalah teknik yang digunakan untuk menyamakan tuturan yang satu dengan tuturan yang lain. Teknik banding adalah teknik yang dipakai untuk membandingkan tuturan yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini, tuturan tersebut adalah tuturan dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Solo. Untuk lebih jelasnya dapat diamati tuturan-tuturan pada Khotbah bahasa Batak Toba sebagai berikut: commit to user 54 17 Acara Ibadah Warta Jemaat Minggu Kantate, 02 Mei 2010 Topik Minggu: MANGHANGOLUHON HAPORSEAON “Na porsea do ahu, umbahen na huhatahon”; hami pe, na porsea do, umbahen na dohot hami mangkatahon. Dalam bahasa Indonesia “Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata- kata.” 2 korintus 4:13. 18 Adong deba halak na buas manaburhon, hape lam ganda do, adong huhut deba mangkolit hamoraonna, hape lam marpogopogos do. Poda 11:24. Dalam bahasa Indonesia “ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan” Amsal 11: 24. 19 Hangoluan do dipangido sian ho, dilehon Ho do tu ibana, diudut Ho do ariarina ro di salenglelengna. Psalm 21:5. Dalam bahasa Indonesia “hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya kepadannya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya” Mazmur 21:5. Ketiga tuturan tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik padan. Tuturan tersebut termasuk subtindak tutur ‘mengatakan’ dan ‘meminta’ sebagai penanda lingualnya adalah kata ‘pilih’. Apabila tuturan tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik banding, maka setiap tuturan akan menjadi karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Tuturan no. 17 merupakan karakteristik pamakaian tindak tutur bagi Jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo. tuturan no. 18 merupakan saatnya untuk jemaat agar ada yang menyebar harta, biar bertambah kaya, kalau pendeta dan Jemaat maupun semua manusia yang ada didunia ini melaksanakannya maka kehidupan kita akan aman sejahtera lahir dan batin.’ sedangkan tuturan no. 19 merupakan karakteristik tindak tutur hidup seseorang dimintanya kejujuran, tegas dan beribawa maka kita menerima umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya. commit to user 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV ini merupakan bentuk pembahasan dan interprestasi atas temuan data objektif di lapangan terkait dengan tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Deskripsi, analisis dan interpretasi secara rinci akan difokuskan pada : a Jenis-jenis tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo, b karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. c Jenis-jenis tindak tutur yang dominan dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo, dan d Mengapa tindak tutur tertentu lebih dominan dibandingkan dengan tindak tutur lainnya dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo? Pembahasan ini mengarah pembagian tindak tutur yang dikemukakan oleh Kreidler, yaitu: fatis, performatif, komisif, ekspresif, verdiktif, asertif dan direktif. Pembagian tindak tutur tersebut disertakan dengan penanda lingualnya. Bentuk- bentuk tindak tutur yang dideskripsikan adalah tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo.

A. Jenis-Jenis Tindak Tutur dalam Khotbah Bahasa Batak Toba di Gereja