Variasi bahasa dilihat dari segi pemakaian atau fungsinya

commit to user 36 daripada bidang fonologi atau gramatika karena kosa kata yang digunakan dalam ragam ini sering berubah-ubah. Ada pula yang menyebutkan ragam ini dengan istilah bahasa prokem. Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kolokial merupakan bahasa percakapan, bukan bahasa tulis. Dalam bahasa Indonesia terdapat pula bentuk-bentuk kolokial seperti ndak, nggak, kok dan sebagainya. Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok- kelompok sosial tertentu. Orang yang bukan kelompoknya akan kesulitan mengetahui maksud pembicaraan yang tengah berlangsung, namun sifatnya tidak rahasia seperti dalam slang . Contohnya ada bahasa kelompok montir, bahasa kelompok tukang, bahasa kelompok pedagang akan memiliki kosa kata- kosa kata yang hanya dikenal oleh kelompok tersebut. Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususan argot adalah pada kosa kata. Misalnya dalam dunia kejahatan dikenal kata barang yang artinya “mangsa”, kacamata artinya “polisi”, daun artinya “uang” dan sebagainya. Ken cant adalah variasi sosial tertentu yang bernada memelas, dibuat merengek-rengek, penuh dengan kepura-puraan. Biasanya digunakan di kalangan pengemis.

b. Variasi bahasa dilihat dari segi pemakaian atau fungsinya

Variasi bahasa dilihat dari segi pemakaian atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Ragam ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. commit to user 37 Variasi berdasarkan bidang pemakaian ini misalnya bidang militer, sastra, jurnalistik, pendidikan dan sebagainya. Masing-masing bidang tersebut menampakkan ciri pemakaian kosa kata yang berbeda-beda. Bidang sastra misalnya akan memiliki leksikon-leksikon yang estetis. Selain itu, tampak pula perbedaan itu dari tataran morfologi dan sintaksis. Variasi bahasa yang disebabkan karena sifat-sifat khas kebutuhan pemakaiannya lazim disebut register. Register sering dikaitkan dengan dialek. Kalau dialek dikaitkan dengan penggunaan bahasa oleh siapa saja, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. Lebih jauh dapat dijelaskan bahwa seseorang mungkin saja akan hidup dengan satu dialek saja, tetapi dia pastilah tidak akan hidup dengan satu register saja karena bidang kegiatan yang harus dilakukan tidak hanya satu saja. Kajian terhadap tindak tutur dalam khotbah Bahasa Batak Toba di Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Solo akan menunjukkan ciri-ciri leksikon, ciri morfologi, dan ciri pelafalan yang khas. Pelanggaran kaidah morfologi dan pelafalan dimungkinkan juga banyak mewarnai register percakapan dalam wacana ini. c. Variasi bahasa dilihat dari segi keformalan Berdasarkan segi keformalannya variasi bahasa itu mencakup lima macam style, yaitu ragam beku, ragam resmi atau formal, ragam usaha atau konsultatif, ragam santai atau kasual, ragam akrab atau intim. Ragam beku adalah ragam bahasa yang paling formal dan dipakai dalam suasana yang sangat resmi atau digunakan dalam situasi-situasi hikmat. Disebut ragam beku karena ragam itu tidak boleh diubah sedikit pun wujud pemakaiannya termasuk titik dalam komanya, urutan kata-katanya serta susunan kalimatnya. Ragam commit to user 38 ini terutama dalam pemakaian resmi dalam bentuk tertulis yang mengandung nilai- nilai historis. Misalnya pemakaian bahasa dalam upacara-upacara, kitab undang- undang, akte notaris, surat keputusan dan sebagainya. Pola dan kaidah ragam beku sudah ditetapkan secara mantap, tidak berubah-ubah. Ragam resmi atau formal adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi yang bersifat resmi, baik lisan maupun tulis. Misalnya dalam surat-surat dinas, rapat dinas, pidato kenegaraan, buku-buku pelajaran, dan sebagainya. Ragam ini dapat disamakan dengan ragam baku atau standar. Ragam ini dikatakan sebagai ragam yang berwibawa atau bahkan paling berwibawa. Ragam usaha atau konsultatif adalah variasi bahasa yang lebih menekankan pada berhasilnya proses komunikasi. Yang diutamakan adalah bagaimana agar pesan- pesan dalam berkomunikasi itu dapat ditangkap dan dipahami secara maksimum oleh komunikan atau penerima. Ragam ini lazim digunakan dalam pembicaraan di sekolah, rapat-rapat, memberi ceramah, dan sebagainya. Ragam santai atau kasual dipakai dalam situasi yang tidak resmi atau santai. Sebagai contoh pembicaraan di warung-warung, di tempat-tempat olah raga, di antara teman karib, dan sebaginya. Ragam ini banyak menggunakan bentuk allegro, yakni bentuk kata atau ujaran yang dipendekkan atau disingkat. Kosa katanya banyak dipenuhi unsur leksikal dialek dan unsur bahasa daerah, misalnya kok, lu, gue, lha, dan sebagainya. Ragam ini sering meninggalkan norma morfologi maupun sintaksis. Ragam intim atau akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang biasanya sudah akrab terutama dalam kalangan keluarga, suami istri, antara teman yang sudah akrab, dan sebagainya. commit to user 39 Kelima ragam itu dalam kehidupan sehari-hari sering secara bergantian digunakan. Hal itu tergantung dari tingkat keformalan peristiwa tutur yang dilakukan. d. Variasi bahasa dilihat dari segi sarana Variasi bahasa berdasarkan sarananya mencakup ragam lisan dan ragam tulis. Ragam bahasa disebut ragam lisan manakala sarananya berwujud bahasa lisan atau ujaran, dan sebuah ragam termasuk tulis manakala sarananya berupa bahasa tulis. Terdapat perbedaan penting antara kedua ragam ini. Dalam menggunakan ragam lisan dapat dipastikan bahwa mitra tutur hadir di hadapan penutur. Penutur harus menggunakan intonasi, penekanan kata, atau unsur-unsur suprasegmental, dan sebagainya. Hal tersebut tidak akan kita temui dalam ragam tulis karena dalam ragam tulis pemakai bahasa harus menata pikirannya sedemikian rupa sehingga jelas dipahami. Untuk itu, pemakaian tanda baca sangat penting dalam ragam tulis karena bisa memperjelas maksud penulis.

10. Situasi Tutur Bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo