commit to user
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Penutur dituntut dapat mengetahui bahasa secara komprehensif, bagaimana dan kapan harus mengutarakan suatu ucapan Bell, 1995: 35. Jika dia berkehendak
menjadi seorang penutur yang baik, dia diharapkan mampu menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam komunikasi. Pengetahuan di sini mengacu pada apa yang
diketahui penutur tentang bahasa dan aspek lain dari penggunaan bahasa itu. Aspek yang harus dikuasai seorang penutur telah dikenal oleh para ahli bahasa dengan istilah
kemampuan komunikasi atau kompetensi komunikatif. Komunikasi berkaitan dengan empat tingkah laku bahasa. Empat tingkah laku
itu adalah berbicara, menulis, mendengar dan membaca. Berbicara dan menulis merupakan produksi bahasa; mendengarkan dan membaca merupakan pemahaman
bahasa. Ditinjau dari tingkah laku bahasa, berbicara dan mendengarkan merupakan tingkah laku lisan; menulis dan membaca merupakan tingkah laku tulis. Di samping
itu konsep suatu komunikasi selalu mempersyaratkan kehendak untuk berkomunikasi Hamid, 1987.
Soeseno Kartomihardjo 1989 mengemukakan ciri-ciri bahasa lisan dalam komunikasi sebagai berikut: 1 struktur yang tidak lengkap, 2 penggunaan kata
penghubung yang terbatas misalnya
lalu
,
tetapi
, dan, 3 cenderung menggunakan satu kata sifat atau keterangan bagi subjek atau bagian kalimat, 4 dipergunakan
kosakata yang sederhana dan umum, 7 penggunaan struktur yang sama, 8 penggunaan kata-kata pengisi seperti
anu
,
ah
,
em
, 9 penggunaan bentuk pasif
commit to user
7
Soeseno Kartomihardjo, 1989: 5. Dalam penelitian ini, penulis memusatkan perhatiannya pada tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja Huria
Kristen Batak Protestan HKBP Solo secara langsung yang menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulis.
B. Kajian Hasil Penelitian
Penelitian-penelitian pragmatik belum banyak dibukukan orang. Mey 1994: 35 menjelaskan bahwa pragmatik merupakan paradigma atau program baru dalam
penelitian. Beberapa hasil penelitian mengenai pragmatik diuraikan secara ringkas di bawah ini.
Purwani 1992 dalam Mujiyono, 1996: 28 mengkaji hakikat tindak tutur wanita para anggota Dharma Wanita IKIP Malang. Tindak tutur wanita itu
dideskripsikan berdasarkan komponen-komponen latar, partisipan, interaksi, kuna, saluran, pesan, topik, dan norma.
Mujiyono 1996 mengkaji implikatur percakapan anak usia sekolah dasar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa implikatur percakapan anak usia sekolah
dasar sudah bervariasi dan kompleks, berupa kalimat tunggal, kalimat majemuk, kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.
Gunarwan 1996 meneliti tindak tutur mengkritik dengan barometer umur di kalangan penutur jati bahasa Jawa serta implementasinya pada usaha pembinaan.
Dalam kajian ini dibedakan antara penutur yang usianya 20 tahun, antara usia 21 tahun sampai 30 tahun, antara 31 tahun sampai 40 tahun, dan orang yang berumur 41
tahun sampai 50 tahun. Penelitian ini terfokus pada kepatuhan strategi tindak tutur dengan variabel, kekuasaan, solidaritas, dan keresmian.
commit to user
8
Abdul Syukur Ibrahim 1996 mengkaji bentuk direktif bahasa Indonesia. Kajian etnografi komunikasi ini difokuskan pada tindak tutur antara camat dengan
kepala desa di kabupaten Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindak tutur antara camat dengan kepala desa menggunakan sepuluh pola tutur kinerja, yaitu
1 tuturan dengan modus imperatif, 2 tuturan dengan modus performatif eksplisit, 3 tuturan dengan performatif berpagar, 4 tuturan dengan preposisi keharusan, 5
tuturan dengan menunjukkan kesangsian, 6 tuturan dengan mengandaikan bersyarat, 7 tuturan dengan preposisi menggunakan persona, 8 tuturan dengan menyatakan
alasan, 9 tuturan dengan sindiran, dan 10 tuturan dengan kelakar. Penelitian Delli Nirmala 1998 membahas koherensi pragmatik antar-ujaran
pada wacana percakapan dalam bahasa Indonesia pada ranah keluarga dan kerja. Objek kajiannya terfokus pada bentuk dan jenis tindak tutur yang direalisasikan oleh
ujaran dalam percakapan dan maksud kerjasama dan kesopanan yang diterapkan dalam percakapan.
Kajian Sri Haryanti 2001 mengenai Implikatur Percakapan dalam Fisik Bahasa Inggris, Suatu Kajian Pragmatik. Hasil penelitiannya menegani tindak tutur
yang bermuatan iplikatur. Edi Subroto 2001 mengkaji tindak tutur tidak langsung dalam bahasa Jawa.
Penelitian ini berupaya memahami meta pesan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: 1 gejala tindak tutur tidak langsung ditandai adanya pemenggalan informasi,
2 gejala tindak tutur tidak langsung merupakan salah satu cara manusia mengkomunikasikan informasi, sekaligus keberadaan sosialnya, dan 3 produktif
tindak tutur tidak langsung menandai bahwa bahasa Jawa merupakan bahasa Ibu yang tetap diperlukan perannya.
commit to user
9
C. Landasan Teori