Khotbah Karakteristik Pemakaian Tindak Tutur dalam Khotbah Bahasa Batak

commit to user 130

B. Karakteristik Pemakaian Tindak Tutur dalam Khotbah Bahasa Batak

Toba di Gereja HKBP Solo. Pembahasan karakteristik tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo pada dasarnya pembahasan karakteristik tindak tutur yang digunakan oleh Pendeta. Karakteristik-karakteristik pemakaian tindak tutur tersebut diambil dari khotbah bahasa Batak Toba yang disampaikan oleh pendeta.

1. Khotbah

Khotbah yang disampaikan oleh pendeta kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo. Pendeta menyampaikan khotbahnya karena ada tertulis di dalam Alkitab. Pendeta dan jemaat sekali-sekali membaca saling bergantian untuk menyampaikan yang tertulis di dalam Alkitab. Khotbah yang digunakan pendeta keseringan menggunakan bahasa Batak Toba di bandingkan bahasa Indonesia. Pendeta menggunakan bahasa Indonesia berarti tidak mengetahui bahasa Batak Toba atau memperjelaskan kepada jemaat apa yang dimaksud dalam firman yang telah disampaikan kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo. Jemaat di Gereja HKBP Solo ada yang tidak mengetahui bahasa Batak Toba ada juga yang mengetahui bahasa Batak Toba, tetapi kebanyakan jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo mengetahui bahasa Batak Toba. Di Gereja HKBP Solo ada dua kali kebaktian pagi jam 7.30 wib keseringan menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa Batak Toba, karena kebaktian pertama banyak remaja atau mudah mudi yang beribadah. Sedangkan kebaktian kedua jam 9.30 wib kebanyakan beribadah orang tua, remaja dan umum maka khotbah yang di sampaikan pendeta menggunakan bahasa commit to user 131 Batak Toba. Untuk memahami karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo dapat diperhatikan pada bagan berikut. Tabel 1 Khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo Pendahuluan Isi Penutup 97 Dame ni Debata nasumurung sian saluhutna roha ima namagaramoti angka ateate dohot pikiran muna dibagasan Kristus Yesus Tuhanta i. 1. Shalom. Selamat paskah ma dihita sasudenang. 2. Horas ma dihita saluhutna. 3. Huria ni Tuhanta hatani Tuhanta nanaeng parmingguatta na dienet toho di Minggu Kantate namarlapatan. Kantate namarlapatan endehon hamuma sada ende naimbaru di Tuhanta. 4. Selamat hari pentakosta 5. Huria ni Tuhanta dibagasan Yesus Kristus parmingguatta sadarion toho 98 Penjelasan khotbah bahasa Batak Toba yang akan disampaikan pendeta kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo. 1. Ai ndang dope diantusi nasida hata ni Surat i na mandok: Ingkon hehe Ibana sian na mate. 2. Dung i didok sisean haholongan ni roha ni Jesus i ma tu si Petrus: Tuhan i do i. 3. Soara ni angka dakdanak dohot posoposo dipature Ho gabe pujipujian? Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji- pujian? 4. Anggo Ahu, dung dipatimbo Ahu sian tano on taitonHu do saluhut nasida tu Ahu. 5. Molo adong na mauas, tu Ahu ma ibana ro minum 6. Gabe gok Tondi Parbadia ma nasida saluhutna, jadi mamungka marpangkuling na asing ma nasida, marguru tu 99 Terima kasih Tuhan karena engkau sudah memberikan berkatmu selama ini kepada hambamu sekarang sampai selama-lamanya. 100 Tuhan beserta kita. 101 Mari kita berdoa. 1. Antong Tuhan sai begema tagiang nami on sahat tu homa hupasahat sude elek- elek nami on. 2. Asa boi tontong di tongatonga huriam mauliate ma di ho Tuhan pasupasuma hami saluhutna di ragam parukkilon sai homa ale Tuhan namandongani hami mauliate ma di ho godang dope sipangidoon nami alai pos do rohanami di boto hodo salutna na adong di bagasan rohanami ale Tuhan hupasahatma tu tanganmu mauliate ma diho sai sesama nasa dosa nami di bagasan Yesus Kristus terpujima goarmu. 3. Antong ale Tuhan commit to user 132 diminggu Trinitatis onma pentakosta naparjolo 6. Huria ni Tuhanta dibagasan Yesus Kristus parmingguatta sadarion toho diminggu Trinitatis 7. Huria ni Tuhanta dibagasan Yesus Kristus parmingguatta sadarion ima minggu Trinitatis na paduahon 8. Hamu angka Ina nami dohot Amang nami nadihaholongan dibagasan goarni Tuhan Yesus Kristus pangalehon ni Tondi i tu nasida mangkatahonsa. 7. Na badia, na badia, na badia do Jahowa Zebaot, gok hamuliaonna liat portibi on. 8. Debata do haholongon i; jala halak na mian di bagasan haholongon, i do na mian di bagasan Debata jala Debata di bagasan ibana. 9. Ingkon parbadiaanmuna do taon palimapuluhon jala tingtingkononmuna haluaon di tano I tu saluhut halak pangisina; ingkon gabe taon parolopolopon do I di hamu, jala ingkon mulak hamu ganup tu partalianna, mulak huhut ganup tu donganna hian. 10. Marolopolop ma hamu, ale angka partigor, mangasahon Jahowa, talup do marende angka na unjur marroha. mauliate ma hatami alana lao mulak hami tu bagasan namibe, dohot pasupasu ngolu nami di jabunami be dohot na diulani tangan nami, gabe puji-pujian di goarmu. 4. Mauliate ma diho ale Tuhan saisesama sude angka dosa nami nasegaja manang sosengaja asa boi lehononmu tu hami pasupasum Tuhan. 5. Alai disaluhutna hapushonma sude angka dosa nami dibagasan Yesus Kristus Tuhan nami begema tangiang nami on saluhutna. 6. Habisukon huriam nalao manjalo hapadanon saihoma namangalehon dalan nadengan mauliate ma diho ale Tuhan saisesama sude angka dosa nami nasegaja manang sosengaja asa boi lehononmu tu hami pasupasum Tuhan. Berdasarkan bagan tentang khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo bahwa tuturan dalam khotbah terdiri dari tiga bagan, yaitu; pendahuluan, isi, dan penutup. Tuturan yang berbeda pada bagian khotbah yang disampaikan oleh pendeta merupakan karakteristik tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Tetapi ada tuturan-tuturan tersebut terdapat di bagian pendahuluan berupa salam pembuka dan bagian penutup berbentuk salam penutup. commit to user 133 Pendeta biasanya mengucapkan salam pembuka dan salam penutup pada saat berkhotbah dalam bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Salam pembuka dipakai pendeta untuk mengawali khotbahnya misalnya syalom atau selamat hari minggu saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan. Salam penutup digunakan pendeta untuk mengakhiri khotbahnya, seperti terima kasih Tuhan karena engkau sudah memberikan berkatmu selama ini kepada hambamu sekarang sampai selama-lamanya Tuhan. Tuturan 97 syalom adalah salam pembuka yang bermakna sosial, yang dapat menunjukkan identitas agama yang dianut penuturnya. Salam pembuka tersebut menunjukkan penuturnya beragama kristen. Penutur biasa mengucapkan syalom pada situasi resmi misalnya pada waktu berkhotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo, atau lagi rapat parhalado huria dengan sittua atau waktu bertamu kerumah kerabat atau kerumah orang. Tetapi penutur biasa mengucapkan syalom salam sejahtera, jika ia bertemu dengan saudara atau teman yang beragama Kristen. Syalom diucapkan penutur ketika ia bertemu di rumah orang yang beragama Kristen hal ini dilakukan penutur karena situasinya resmi. Tuturan Shalom. Horas ma di hita saluhutna , Huriani Tuhanta na dihaholongan dibagasan Yesus Kristus , apa kabar saudara-saudari yang terkasih di dalam anak Allah Bapa disampaikan penutur pendeta untuk mengawali khotbahnya di dalam Gereja HKBP Solo. Tuturan tersebut juga menjadi karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo untuk para jemaat. Jemaat yang lain tidak mengucapkan tuturan tersebut ketika pendeta berkhotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo maksud tuturan yang diucapkan penutur untuk menunjukkan hubungan akrab dengan mitra tutur. commit to user 134 Tuturan penutur memberi hormat kepada mitra tutur dengan mengatakan ‘Para jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo yang saya sayangi. Tuturan yang disampaikan penutur merupakan karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba, Tuturan tersebut tidak diungkapkan oleh pendeta ketika memberi sambutan dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Tuturan ‘saudara-saudari yang saya cintai, saya banggakan’ yang diucapkan penutur untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan senang kepada mitra tutur. Tuturan tersebut merupakan karakteristik pemakaian tindak tutur bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Pendeta tidak memakai tuturan tersebut pada awal khotbahnya. Tuturan penutur menjelaskan mitra tutur pada bagian pendahuluan khotbahnya dengan mengatakan ‘kita berkumpul di Gereja HKBP Solo untuk beribadah dan mendengarkan firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab. Tuturan tersebut merupakan karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Tuturan tersebut hanya diucapkan oleh pendeta, maksud tuturan yang disampaikan penutur agar mitra tutur tersebut mengetahui dengan jelas tujuan mereka berkumpul dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Tuturan 98 penutur memberitahukan kepada mitra tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Isi khotbah yang disampaikan penutur adalah inti sesuatu yang berada di dalam Alkitab yang menciptakan jemaat yang aman, tentram, bersyukur, dan meminta kepada Allah agar makmur tuturan tersebut merupakan karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Pendeta menyampaikan isi khotbahnya sesuai dengan Alkitab dan pendeta bisa mengembangkan khotbahnya sesuai juga dengan isi khotbahnya dan pendeta membuat contoh kepada mitra tutur jemaat atau ruas sesuai dengan commit to user 135 kehidupan manusia yang penting tidak jauh dari topik khotbahnya. Menyampaikan khotbah harus sesuai dengan kehidupan manusia maupun yang ada disekitar jemaat biar jemaat cepat mengerti apa yang sebenarnya yang terjadi dalam hidupnya apa selama ini jemaat melakukan dosa, kejahatan, berbohong, dan melakukan yang tidak terpuji di hadapan Tuhan. Tuturan 99 terima kasih Tuhan karena engkau sudah memberikan berkatmu selama ini kepada hambamu sekarang sampai selama-lamanya. Tuturan terima kasih biasanya diucapkan atau disampaikan oleh pendeta penutur pada akhir khotbah. Dalam hal ini, penutur dan mitra tutur mengucapkan terima kasih kepada Tuhan karena penutur dan mitra tutur merasakan berkat yang tidak terhitung nilainya, doa- doanya terkabul, untuk itu rasa syukur yang di dapat dari Tuhan tidak disia-siakan dalam hidupnya baik sekarang maupun untuk selama-lamanya. Tuturan 100 penutur memberitahukan kepada mitra tutur dengan mengatakan ‘Tuhan beserta kita’. Tujuan penutur mengucapkan tuturan tersebut untuk mendoakan mitra tutur agar Tuhan selalu memberi perlindungan dan keberhasilan apa yang mereka inginkan. Tuturan tersebut merupakan karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Tuturan 101 ‘mari kita berdoa’. Doa itu inti dari ibadah yang diucapkan penutur tersebut untuk mengakhiri khotbahnya. Penutur melakukan hal ini untuk mendekatkan diri kepada Tuhan agar keinginan jemaat menjadi terkabul, Tuturan tersebut menjadi karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Tuturan penutur menutup khotbahnya dengan menyuruh mitra tutur untuk memilih Tuhan Yesus kristus dalam hidupnya baik sekarang maupun untuk kehidupan commit to user 136 dikemudian hari. Hal ini terbukti pada tuturan yang disampaikan oleh pendeta setiap hari minggu jangan lupa beribadah dan berbakti kepada Tuhan Yesus Kristus kerena seminggu ini Tuhan telah menjaga dan melindungi kita dari para bahaya sekarang sampai selama-lamanya. Tuturan tersebut menjadi karakteristik pemakaian tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Pendeta tidak memakai tuturan tersebut untuk menutup khotbahnya dalam bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Tuturan penutur mengajak mitra tuturnya untuk yakin dan percaya memilih Tuhan sekarang sampai selama-lamanya pada akhir khotbahnya. Hal ini terbukti pada tuturan ‘Sekali lagi saya akan mengajak saudara-saudari untuk tidak ragu-ragu memilih Tuhan Yesus sebagai penolong dan penopang bagi hidup kita sekarang sampai selama-lamanya. Tuturan tersebut menjadi karakteristik pemakaian tindak tutur bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo. Tuturan tersebut tidak diucapkan oleh pendeta saat berkhotbah, tetapi ketika pendeta memberi sambutan dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo.

C. Jenis-Jenis Tindak Tutur yang Dominan Dalam Khotbah Bahasa Batak