commit to user
129
q. Menganjurkan
Menganjurkan berarti meminta orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai dengan niat baik penutur. Jadi subtindak tutur ‘menganjurkan’ adalah tindakan
pertuturan yang dilakukan penutur kepada mitra tutur agar mitra tutur melakukan sesuai dengan niat baik penutur. Tuturan-tuturan yang berkaitan dengan subtindak
tutur jenis ini dapat diperhatikan pada contoh berikut. 95 Kalau Tuhan sudah berkenan dalam hidup kita maka kita tidak
meragukan mujizat-mujizat itu kepada kita, keluarga kita, maupun orang-orang yang kita hormati dan kita sanyangi.
96 Pujilah Tuhan dan jadikan kami Tuhan menjadi anak-anak Tuhan yang dapat memuliakan namamu sekarang sampai selama-lamanya.
Pada tuturan 95 penutur menganjurkan mitra tutur kalau Tuhan sudah berkenan dalam hidup kita maka kita tidak meragukan mujizat-mujizat itu kepada
kita, keluarga kita, maupun orang-orang yang kita hormati dan kita sanyangi. Klausa Tuhan sudah berkenan dalam hidup kita maka kita tidak meragukan mujizat-mujizat
itu kepada kita, keluarga kita, maupun orang-orang yang kita hormati dan kita sanyangi sebagai penanda lingual subtindak tutur ‘menganjurka’.
Klausa pada tuturan 96 penutur mengetahui apa yang diinginkan mitra tutur langsung memberi komentar sekaligus memberikan anjuran. Anjuran tersebut
disampaikan dengan mengatakan Pujilah Tuhan dan jadikan kami Tuhan menjadi anak-anak Tuhan yang dapat memuliakan namamu sekarang sampai selama-lamanya.
Klausa tersebut sebagai penanda lingual subtindak tutur ‘menganjurkan’.
commit to user
130
B. Karakteristik Pemakaian Tindak Tutur dalam Khotbah Bahasa Batak
Toba di Gereja HKBP Solo.
Pembahasan karakteristik tindak tutur dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo pada dasarnya pembahasan karakteristik tindak tutur yang
digunakan oleh Pendeta. Karakteristik-karakteristik pemakaian tindak tutur tersebut diambil dari khotbah bahasa Batak Toba yang disampaikan oleh pendeta.
1. Khotbah
Khotbah yang disampaikan oleh pendeta kepada jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo. Pendeta menyampaikan khotbahnya karena ada tertulis di dalam Alkitab.
Pendeta dan jemaat sekali-sekali membaca saling bergantian untuk menyampaikan yang tertulis di dalam Alkitab.
Khotbah yang digunakan pendeta keseringan menggunakan bahasa Batak Toba di bandingkan bahasa Indonesia. Pendeta menggunakan bahasa Indonesia berarti
tidak mengetahui bahasa Batak Toba atau memperjelaskan kepada jemaat apa yang dimaksud dalam firman yang telah disampaikan kepada jemaat yang ada di Gereja
HKBP Solo. Jemaat di Gereja HKBP Solo ada yang tidak mengetahui bahasa Batak Toba
ada juga yang mengetahui bahasa Batak Toba, tetapi kebanyakan jemaat yang ada di Gereja HKBP Solo mengetahui bahasa Batak Toba. Di Gereja HKBP Solo ada dua
kali kebaktian pagi jam 7.30 wib keseringan menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa Batak Toba, karena kebaktian pertama banyak remaja atau mudah mudi yang
beribadah. Sedangkan kebaktian kedua jam 9.30 wib kebanyakan beribadah orang tua, remaja dan umum maka khotbah yang di sampaikan pendeta menggunakan bahasa