commit to user
122
mempertimbangkan masak-masak apa yang menjadi sasaran penutur. Untuk memahami subtindak tutur jenis ini dapat diperhatikan contoh-contoh berikut.
87 Alai na lao siberengotta setiap sude gerak gerik sarana yang ada dalam hidup kita sarune molo didokkon dihalah batak kecapi dohot na asing
nanaeng pakeotta tapuji dohot pasangapon digoar i Debata artinya bahwa renungan dohot nada dohot sude na adong dibagasan ngolutta ikkon naeng
pakkeotta laho pasangaphon Debata.
Pada tuturan 87 penutur memberikan masukan kepada mitra tutur dengan mengatakan tetapi yang perlu kita lihat setiap semua gerak gerik sarana yang ada
dalam hidup kita
sarune
kalau dikatakan orang batak kecapi dengan yang lain yang kita pakai memuji dengan memuliakan nama Tuhan artinya bahwa renungan dengan
nada dan semua yang ada di dalam kehidupan kita harus kita pakai untuk memuliakan Tuhan. Klausa tersebut merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘menyarankan’.
Penutur menyarankan kepada mitra tutur untuk memilih Tuhan sebagai gembala dalam hidupnya, jadi saran penutur akan di pertimbangkan sesuai dengan saran
penutur dengan memperhatikan nasib dirinya untuk hari depan itu ditentukan oleh pilihannya. Maka mitra tutur akan menggunakan hak pilihnya atau menerima saran
penutur. Keinginan penutur kepada mitra tutur merupakan faktor penentu subtindak tutur ‘menyarankan’. Dalam hal ini, penutur menginginkan pendapatnya dapat
dipertimbangkan oleh mitra tutur, dengan demikian maka hidup kita akan makmur jika kita jujur dan dapat kita hindarkan dan hukumpun mampu ditegakkan oleh anak-
anak Tuhan yang jujur.
k. Menegur
Menegur berarti memberitahukan sesuatu kepada orang lain, bahwa tindakannya atau ucapanya salah. Jadi subtindak tutur ‘menegur’ adalah tindak
pertuturan yang dilakukan penutur untuk memberitahukan tentang sesuatu yang
commit to user
123
dilakukan atau diucapkan mitra tutur adalah salah. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur ‘menegur’ dapat dilihat pada data berikut.
88 Jukkat ‘Nakal’ licik na paling sering di pergunakan, licik ima halak naso las rohana mamida na denggan holan na manegai karejona, ala aktif
donganna marpungu koor, ittor di dokkon ibana ma tu donggan nai, unang masuk ko tusi ai holan na makkatai dogan na do halaki hape ibana do na
makatai tu donganna kan.
Pada tuturan 88 Jukkat ‘Nakal’ licik yang paling sering di pergunakan,
licik
itu membuat orang tidak suka atau tidak senang hatinya melihat yang baik hanya merusak kerjaanya, karena aktif temanya ke perkumpulan koor, langsung dia
berbicara kepada temanya jangan masuk kamu ke situ, orang itu selalu menceritakan temanya saja padahal dia yang berbicara kepada temanya ia kan. Pertuturan yang
dilakukan penutur untuk memberitahukan tentang sesuatu yang dilakukan atau diucapkan mitra tutur adalah salah tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur
menegur maksud penutur agar suasana mitra tutur kata ‘jangan kamu masuk ke situ’ merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘menegur’. Dalam teguran tersebut sudah
terdapat unsur marah, karena penutur sudah berkali-kali menyuruh mitra tutur untuk tidak marah kepada orang lain kalau marah berarti kita ikut serta dalam masalah
tersebut tetapi mitra tutur tidak melaksanakannya, ketidaktahuan tentang kesalahan yang dilakukan mitra tutur sehingga penutur mengharuskan diri untuk melakukan
subtindak tutur ‘menegur’.
l. Mengharuskan
Mengharuskan berarti mewajibkan atau memandang perlu kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Jadi subtindak tutur ‘mengharuskan’ adalah tindak
pertuturan yang dilakukan penutur untuk mewajibkan atau memandang perlu kepada
commit to user
124
mitra tutur dengan tujuan agar mitra tutur melakukan sesuatu. Untuk memahami subtindak tutur jenis ini dapat diperhatikan pada contoh-contoh berikut.
89 Di bege hami na tarsurat di patik i namian Kristus i rodi saleleng nilelengna, muasa dohononmu Ikkon sipatimbohon do anankni jolma I,
ise do anakni jolma i, na di dokmi. Klausa pada tuturan 89 Kami mendengar apa yang telah tertulis di
patik
yang tinggal diam di dalam Kristus sampai selama-lamanya, kenapa kamu katakan harus di
tinggikan anak manusia ini, siapa anak manusia ini. Haruskah kita mewujudkan apa yang diharapkan Tuhan menjadi penanda lingual subtindak tutur ‘mengharuskan’.
Penutur bertanya apakah dirinya harus mewujudkan harapan Tuhan, namun karena yang berbicara adalah seorang Pendeta dan yang menjadi mitra tutur adalah
jemaatnya, maka tuturan tersebut mengandung makna ‘mengharuskan’. Dalam hal ini, mitra tutur memperkuat dengan jawaban ‘ya’. Kata tersebut juga menjadi penanda
lingual subtindak tutur ‘mengharuskan’. Jawaban singkat ‘ya, kamu harus mewujudkan apa yang diharapkan Tuhan, namun sebagai anak-anak Tuhan harus
tanggap terhadap apa yang dikatakan oleh mitra tutur.
m. Menyuruh