commit to user
114
c. Memarahi
Memarahi berarti menyatakan perasaan kepada orang lain, karena kesalahan orang lain tersebut membuat dirinya kesal, jengkel atau sakit hati. Jadi subtindak tutur
‘memarahi’ adalah tidak pertuturan yang disampaikan penutur untuk menyatakan perasaan marah kesal, jengkel atau sakit hati kepada mitra tutur karena kesalahan
mitra tutur. Tuturan yang berkaitan dengan subtindak tutur jenis ini dapat diamati pada contoh berikut.
79 Jotjot do Inang tarilu ilu alani pangaloho ni gellengta ndang boi hamuna muruk sesuai dengan pangalaho naso ture di gelleng muna, alana ndang
boi hita gotap hubungan sian gellengta I nappe jotjot di dokkon na tua-tua tung so anakku beho mulai sadarion alani hansit ni rohana, alai dibereng
Debata do asa boi muse mulak hubungan antara anak dengan keluarga manang didia pe hita saonari mariganan.
Pada tuturan 79 penutur menegur mitra tutur dengan mengatakan sering Ibu kita menangis karena tingkahlaku anaknya tidak boleh kita marah sesuai dengan
tingkahlaku yang tidak baik yang dibuat oleh anak kita, soalnya kita tidak bisa terputus hubungan dari anak kita, walaupun sering dikatakan orang tua tidak anakku
lagi kamu mulai sekarang itu terjadi karena sakit hatinya saja, tetapi Tuhan melihat bagaimana caranya biar bisa kembali hubungan antara anak dengan keluarga
dimanapun kita sekarang berada. Pertuturan yang disampaikan penutur untuk menyatakan perasaan marah kesal, jengkel atau sakit hati kepada mitra tutur karena
kesalahan mitra tutur karena di buatnya ibunya menangis karena tingkahlaku anaknya padahal hubungan antara ibu dan anak tidak pernah terpecahkan atau tidak bisa
terputuskan, walaupun sering dikatakan orang tua kepada anaknya tidak anakku lagi kamu mulai sekarang itu terjadi karena sakit hatinya saja atau bisa dikatakan hanya
sesaat saja, tetapi Tuhan melihat bagaimana caranya biar bisa kembali hubungan antara anak dengan keluarga dimanapun kita sekarang berada. Penutur menyuruh
commit to user
115
kepada mitra tutur untuk menghormati kedua orang tua baik yang lebih tua maupun yang mudah harus saling menghormati satu sama yang lain, maksud penutur agar
mitra tutur tidak menyalagunakan kebaikan orang tua, mendengar keterangan tersebut kemudian melepaskan yang tidak baik dan mengikuti apa yang terbaik bagi Allah.
Kesabaran penutur hilang dan mengakibatkan marah terhadap perilaku mitra tutur. Kemarahan tersebut terungkap sering ibu kita menangis karena tingkahlaku anaknya
padahal hubungan antara ibu dan anak tidak pernah terpecahkan atau tidak bisa terputuskan, walaupun sering dikatakan orang tua kepada anaknya tidak anakku lagi
kamu mulai sekarang itu terjadi karena sakit hatinya saja, tetapi Tuhan melihat bagaimana caranya biar bisa kembali hubungan antara anak dengan keluarga
dimanapun kita sekarang berada. Frasa tersebut merupakan penanda lingual subtindak tutur ‘memarahi’. Frasa tingkah laku antara anak dan ibu tidak bisa terputuskan,
walaupun sering dikatakan orang tua kepada anaknya tidak anakku lagi kamu mulai sekarang itu terjadi karena sakit hatinya saja, tetapi Tuhan melihat bagaimana caranya
biar bisa kembali hubungan antara anak dengan keluarga dimanapun kita sekarang berada’ berarti jangan bertindak seperti orang yang tidak tahu tentang sopan santun.
d. Memohon