commit to user
11
Deiksis terdiri dari deiksis persona, deiksis kala, deiksis tempat Henry Guntur Taringan, 1993: 34. Dalam tesis ini tidak dibicarakan deiksis, karena kajian tesis ini
tidak berhubungan secara langsung dengan deiksis.
2. Tindak Tutur a Pengertian Tindak Tutur
Pemakaian makna dan daya tuturan hanya dapat dijelaskan dalam hubungan aktivitas, atau permainan bahasa yang di dalamnya tuturan-tuturan memainkan suatu
peran. Dengan demikian, tindak tutur merupakan bahasa yang diperlihatkan sebagai suatu bentuk perbuatan.
Beberapa ahli dengan hasil karyanya mempunyai pendapat yang sama tentang tindak tutur bahwa secara pragmatik ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan
oleh seorang penutur sebagai berikut: 1
Tindak Lokusi Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk mengatakan sesuatu. Tindak lokusi
sebagai tindak tutur dasar, atau menghasilkan pertanyaan-pertanyaan linguistik yang bermakna. Sebagai contoh adalah: “Ikan paus adalah binatang menyusui” dan “Jari
tangan jumlahnya lima”. Dua kalimat tersebut diutarakan oleh penuturnya semata- mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu,
apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. 2
Tindak Ilokusi Tindak ilokusi merupakan komponen-komponen interpersonal dan tekstual
yang berkonsepsi lebih bersifat pragmatis. Proposisi referensial dalam tindak ilokusi
commit to user
12
masih harus dilihat dari segi situasi pemakaiannya. Apa yang ingin dilakukan oleh penutur atau penulis dengan proposisinya? Apa tujuan yang ingin dituju, menyatakan,
menanyakan “semesteran sudah dekat”, seorang guru ingin memperingati murid- muridnya untuk mempersiapkan diri, dan bila diucapkan oleh seorang ayah kepada
anaknya, kalimat tersebut mungkin dimaksudkan untuk menasehati agar anaknya tidak hanya berpergian menghabiskan waktu secara sia-sia.
Daya ilokusi dapat dinyatakan dengan modus kalimat 1, dibuat eksplisit 2, dan diklasifikasikan3.
Modus Eksplisit
Klasifikasi
Dia pergi. Mengapa dia pergi?
Pergi Saya mengatakan bahwa dia pergi
Saya menanyakan mengapa dia pergi Saya memerintahkan kamu agar pergi
Pernyataan Pertanyaan
Perintah
Daya ilokusi pernyataan penutur memberikan informasi kepada pendengarnya, pertanyaan mendapatkan informasi dari pendengarnya, dan perintah mendorong atau
meminta pendengarnya untuk berbuat. Secara teknis, pertanyaan “saya mengatakan, saya menanyakan, saya memerintahkan” disebut performatif. Dengan demikian, daya
ilokusi merupakan rencana komunikasi verbal di belakang tuturan penutur, dan tindak ilokusi merupakan pencapaian tujuan komunikasi yang bersangkutan.
3 Tindak Perlokusi
Tindak perlokusi sebagai urutan kejadian yang dilakukan dari kondisi awal sampai tercapainya tujuan berbicara. Tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur
yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur. Sebagai contoh, kalimat “Dia kuliah lagi” apabila diutarakan oleh seorang guru kepada kepala sekolah,
maka ilokusinya adalah secara tidak langsung menginformasikan bahwa guru yang
commit to user
13
dibicarakan tidak dapat terlalu aktif di sekolah. Adapun efek perlokusi yang mungkin diharapkan agar kepala sekolah tidak terlalu banyak memberikan tugas kepadanya.
Ketiga unsur tindak tutur tersebut saling berkaitan. Suatu tuturan berupa informasi tentang sesuatu, dapat juga berisi suatu ajakan untuk melakukan sesuatu,
dan sekaligus mengharapkan pengaruh dari melakukan sesuatu tersebut.
b Bentuk-Bentuk Tindak Tutur
Yang dibicarakan pada bagian ini adalah bentuk-bentuk tindak tutur berdasarkan daya ilokusi sebab seperti telah disebutkan pada bagian sebelumnya
bahwa tindak ilokusi merupakan sentral dalam kajian tindak tutur. Komunikasi ini dikemukakan oleh Searle dalam Leech 1993: 164-165 yang mengatakan bahwa
ilokusi terdiri atas lima kategori yaitu: asertif
assertives
, direktif
directives
, komisif
commissives
, ekspresif
expressive
, dan deklaratif
declaratives
. Kreidler 1998: 183-184 mengemukakan tujuh bentuk tindak tutur, yaitu Fatis
phatic
, performatif
performative
, komisif
commissive
, ekspresif
expressive
, verdiktif
verdictive
, asertif
assertive
dan direktif
directive
. Penelitian ini mengadopsi bentuk tindak tutur yang dikemukakan oleh
Kreidler 1998 karena bentuk-bentuk tindak tutur yang disodorkannya lebih representatif dan lebih mampu mengakomodasi data penelitian ini. Bentuk-bentuk
tindak tutur yang dikemukakan oleh Kreidler adalah sebagai berikut. a
Fatis
Phatic Utterances
Tindak tutur fatis bertujuan untuk menciptakan hubungan antara penutur dan mitra tutur. Tindak tutur fatis memiliki fungsi yang kurang jelas jika dibandingkan
commit to user
14
dengan enam jenis tindak tutur sebelumnya, namun bukan berarti bahwa tindak tutur fatis ini tidak penting.
Tuturan-tuturan fatis ini termasuk ucapan salam, ucapan salam berpisah, cara- cara yang sopan seperti terimakasih, sampai ketemu, sampai ketemu juga yang tidak
berfungsi verdiktif atau ekspresif. b
Performatif
P erformative Utterances
Tindak tutur performatif merupakan tindakan tutur yang menyebabkan resminya apa yang dinamakan. Tuturan performatif menjadi sah jika dinyatakan oleh
seseorang yang berwenang dan dapat diterima. Verba performatif antara lain bertaruh, mendeklarasikan, membabtis, menamakan, menominasikan, menjatuhkan hukuman,
menyatakan, mengumumkan. Biasanya ada pembatasan-pembatasan terhadap tindak tutur performatif.
Pertama, subjek kalimat harus
saya
atau
kami
. Kedua, verbanya harus dalam bentuk kala kini. Dan yang paling penting penutur harus diketahui memiliki otoritas untuk
membuat pernyataan dan situasinya harus cocok. Tindak tutur performatif terjadi pada situasi formal dan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan resmi.
c Komisif
Commisive Utterances
Tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang menyebabkan penutur melakukan serangkaian kegiatan. Hal ini termasuk berjanji, bersumpah, mengklaim.
Verba tindak tutur komisif antara lain menawarkan, berjanji, bertanya, bersumpah,mengklaim dan menyetujui.
Verba-verba tersebut bersifat prospektif dan berkaitan dengan komitmen penutur terhadap perbuatan di masa akan datang. Predikat komisif adalah predikat
commit to user
15
yang dapat digunakan untuk menjalankan seseorang atau menolak menjalankan seseorang terhadap perbuatan masa akan datang. Subjek kalimat sebagian besar
adalah saya dan kami. Lebih lanjut verbanya harus dalam bentuk kala kini dan mitra tutur.
d Ekspresif
Expressive Utterances
Tindak tutur ekspresif merupakan tindak pertuturan bermula dari kegiatan sebelumnya atau kegagalan penutur, atau mungkin akibat yang ditimbulkan atau
kegagalannya. Maka dari itu tindak tutur ekspresif bersifat retrospektif dan melibatkan penutur. Verba-verba tindak tutur ekspresif antara lain mengakui,
bersimpati, memanfaatkan, dan sebagainya. e
Verdiktif
Verdictive Utterances
Tindak tutur verdiktif merupakan tindak tutur di mana penutur membuat penilaian atas tindakan orang lain, biasanya mitra tutur. Penilaian-penilaian ini
termasuk merangking, menilai, memuji, dan memafaatkan. Yang termasuk verba verdiktif adalah menuduh, bertanggung jawab, dan berterima kasih. Verba-verba ini
berada pada kerangka ‘Saya…Anda atas…’ karena tindak tutur ini menampilkan penampilan penilaian penutur atas perbuatan penutur sebelumnya, maka tindak tutur
ini bersifat retrospektif. f
Asertif
Assertive Utterances
Kreidler 1998:183 menyatakan bahwa pada tindak tutur asertif para penutur dan penulis memakai bahasa untuk menyatakan bahwa mereka mengetahui atau
mempercayai sesuatu. Bahasa asertif berkaitan dengan fakta. Tujuannya adalah memberi informasi. Tindak tutur ini berkaitan dengan pengetahuan, data, apa yang
commit to user
16
ada atau diadakan, atau telah menjadi atau tidak terjadi. Dengan demikian, tindak tutur asertif bisa benar bisa salah dan biasanya dapat diversifikasikan atau disalahkan.
Tindak tutur asertif dibagi menjadi dua, yaitu tindak tutur asertif langsung dan tak langsung. Tindak tutur asertif langsung diawali dengan kata saya atau kami dan
diikuti dengan verba asertif. Sebaliknya, tindak tutur asertif tak langsung juga diikuti dengan verba asertif yang merupakan tuturan yang dituturkan kembali oleh penutur.
Yang termasuk verba asertif antara lain mengatakan, mengumumkan, menjelaskan, menunjukkan, menyebutkan, melaporkan, dan sebagainya.
g Direktif
Directive Utterances
Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur dimana penutur berusaha meminta tutur untuk melakukan perbuatan atau tindak melakukan perbuatan. Jadi,
tindak tutur direktif menggunakan pronominal
kamu
sebagai pelaku baik hadir secara eksplisit maupun tidak.
Tindak tutur direktif bersifat prospektif, artinya seseorang tidak bisa menyuruh orang lain suatu perbuatan pada masa lampau. Seperti tindak tutur yang lain, tindak
tutur direktif mempresuposisikan suatu kondisi tertentu kepada mitra tutur sesuai dengan konteks. Ada tiga macam tindak tutur direktif perintah, permohonan dan
anjuran. Dalam penelitian ini penulis akan mengacu tindak tutur menurut Kreidler, yaitu: Fatis
phatic
, performatif
performative
, komisif
commissive
, ekspresif
expressive
, verdiktif
verdictive
, asertif
assertive
dan direktif
directive
. Data diambil dari khotbah bahasa Batak Toba di Gereja Huria Kristen Batak Protestan
HKBP Solo. Dengan demikian, data-data tersebut diharapkan dapat dianalisis dengan menggunakan tindak tutur yang disampaikan Kreidler.
commit to user
17
3. Komponen tutur