Situasi Tutur Bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo

commit to user 39 Kelima ragam itu dalam kehidupan sehari-hari sering secara bergantian digunakan. Hal itu tergantung dari tingkat keformalan peristiwa tutur yang dilakukan. d. Variasi bahasa dilihat dari segi sarana Variasi bahasa berdasarkan sarananya mencakup ragam lisan dan ragam tulis. Ragam bahasa disebut ragam lisan manakala sarananya berwujud bahasa lisan atau ujaran, dan sebuah ragam termasuk tulis manakala sarananya berupa bahasa tulis. Terdapat perbedaan penting antara kedua ragam ini. Dalam menggunakan ragam lisan dapat dipastikan bahwa mitra tutur hadir di hadapan penutur. Penutur harus menggunakan intonasi, penekanan kata, atau unsur-unsur suprasegmental, dan sebagainya. Hal tersebut tidak akan kita temui dalam ragam tulis karena dalam ragam tulis pemakai bahasa harus menata pikirannya sedemikian rupa sehingga jelas dipahami. Untuk itu, pemakaian tanda baca sangat penting dalam ragam tulis karena bisa memperjelas maksud penulis.

10. Situasi Tutur Bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo

Leech 1993: 19-20 mengemukakan bahwa pragmatik mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi tutur. Sehubungan dengan bermacam-macamnya maksud yang mungkin dikomunikasikan dalam tuturan, Leech mengemukakan sejumlah aspek yang harus dipertimbangkan dalam rangka studi pragmatik. Aspek-aspek itu adalah penutur dan mitra tutur, konteks tutur, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas dan tuturan sebagai produk tindak verbal. a Penutur dan Mitra Tutur Aspek-aspek yang berkaitan dengan penutur dan mitra tutur ini adalah usia, latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban, dan sebagainya. Hal commit to user 40 demikian harus menjadi pertimbangan dalam memahami tuturan pendeta dalam menyampaikan isi dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Solo dengan secara langsung. b Konteks Tuturan Konteks tuturan penelitian linguistik atau semantik adalah konteks dalam semua aspek fisik yang bisa dilihat dari tuturan yang bersangkutan dengan konteks intern bahasa sedangkan konteks yang dimaksud di sini adalah semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur. Di dalam memahami makna tuturan pendeta dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Solo harus diperhatikan konteks tuturan yang dipakai oleh pendeta. Dengan demikian, diharapkan diperoleh hasil yang lebih baik dalam memahami makna tuturan di dalam setiap peristiwa kebahasaan yang ada dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Solo. c Tujuan Tuturan Bentuk-bentuk tuturan yang disampaikan oleh seorang penutur dilatar belakangi oleh maksud dan tujuan tertentu. Dalam hubungan ini satu maksud dapat dinyatakan dengan berbagai macam bentuk. Atau sebaliknya, berbagai macam maksud dapat dinyatakan dengan tuturan yang sama. Misalnya, bentuk-bentuk selamat siang saudara-saudaraku, siang saudara-saudaraku dan met siang saudara- saudaraku dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama, yaitu menyapa mitra tutur yang dijumpai pada siang hari. d Tuturan Sebagai Bentuk Tindakan atau Aktivitas commit to user 41 Yang dimaksud di sini adalah sebuah tuturan tidak hanya merupakan suatu bentuk yang terdiri atas unsur-unsur kebahasaan seperti misalnya kalimat dalam sintaksis, proporsi dalam studi semantik. Namun, dalam pertuturan terkandung suatu tindakan verbal yang terjadi dalam situasi tertentu karena dalam hal ini tuturan lebih bersifat konkrit, yaitu jelas penuturnya dan mitra tuturnya serta waktu dan tempat pertuturan itu terjadi. Demikian juga yang terjadi dalam khotbah bahasa Batak Toba di Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Solo penuturnya jelas dan mitra tuturnya juga jelas, yaitu pendeta yang ada di gereja HKBP Solo. e Tuturan Sebagai Tindak Verbal Tuturan yang digunakan dalam rangka pragmatik pada huruf d di atas merupakan bentuk tindak tutur. Oleh karena itu, tuturan yang dihasilkannya merupakan bentuk tindak verbal. Misalnya, ada sebuah tuturan berikut ini ‘apakah pendeta yang ada di gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Solo tetap tinggal di Solo? Kalimat di atas dapat ditafsirkan sebagai satu perintah atau pertanyaan. Pertanyaan atau perintah sangat tergantung pada konteks yang ada pada waktu tuturan itu terjadi. Misalnya, seorang pendeta dalam menyampaiakan khotbah bahasa Batak Toba di Gereja HKBP Solo menginginkan jemaat ruas yang ada di Gereja HKBP semakin diberkati dan dilindungi oleh Tuhan. Jika situasinya demikian maka kalimat di atas diartikan sebagai suatu perintah untuk takut akan Tuhan, kalimat tersebut dapat ditafsirkan sebagai suatu pertanyaan. commit to user 42

11. Khotbah di Dalam Gereja HKBP Solo