Pengukuran Motivasi Belajar Al Quran

g Guru meminta siswa membaca sekali lagi dengan jelas secara bergilir, sehingga memberi kesempatan mereka mendapat pengetahuan yang cukup dari bacaan tersebut. Berdasarkan pemamaparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Model pembelajaran konvensional terkenal dengan model pembelajaran yang bersifat satu arah, yakni guru sebagai pusat informasi teacher centre.

2. Model Pembelajaran Modern

Model Pembelajaran Modern dikenal sebagai Pembelajaran yang mutakhir, terbaru dan memberikan kesan elegan. Arasy 2013, para. 1 mengatakan bahwa “Pembelajaran Modern adalah pembelajaran yang mengikuti arus perkembangan zaman, dimana era sekarang ini adalah era teknologi informasi yang mengalir deras melalui berbagai macam media, televisi, media cetak dan dunia online ”. Teknologi akhir-akhir ini telah merambah ke semua lini, mulai dari perekonomian, perindustrian dan tidak terkecuali pendidikan. Pembelajaran dikenal dengan istilah audio-visual instruction karena menggunakan alat peraga audio-visual karena memang sebagian besar dari pengetahuan yang diperoleh dan dimiliki manusia adalah berasal dari pendengaran dan penglihatan Drajat: 1995: 146. Model pembelajaran modern menganut aliran rekonstruktivisme. Aliran ini berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern Soyomukti, 2010: 116. Perombakan ini bersumber dari pengetahuan psikologis anak anak yang berubah-ubah dan proses pengajaran yang kemudian harus diikuti oleh para guru Vaizey, 1982: 124. Selain itu, cara mengajar para guru dan alat-alat digunakan dalam pendidikan akan berubah dengan sangat pesat termasuk dalam teknologi pendidikan Vaizey, 1982: 128. Dengan kata lain pembelajaran modern membawa sebuah misi perubahan baik dalam sistem maupun metdoe dan media pembelajaran. Salah satu model pembelajaran modern adalah dengan menggunakan perangkat komputer. Komputer adalah alat elektronik canggih yang mempunyai potensi kuat dan luas dalam menyimpan data, para ahli psikolog dan ahli pendidikan telah banyak menggunakan alat ini. Dewasa ini di Indonesia pengajaran model komputer baru dilaksanakan secara masal dalam Ujian Nasional tahun 2016. Walaupun pelaksanaanya kurang merata di seluruh sekolah di Indonesia, tetapi menjadi sebuah harapan baru penggunaan teknologi pembelajaran masal pada satuan pendidikan tingkat Nasional. meskipun terlambat. Menurut Hansen sebagaimana dikutip Drajat 1995: 22 penggunaan komputer telah dilakukan di dunia pada tahun 1950-an seperti sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama di Amerika Serikat telah mempergunakan komputer dalam pengajaran. Penggunaan media komputer dalam pembelajaran memiliki berbagai kelebihan. Rusman 2013: 190 mengemukakan bahwa penggunaan komputer dalam pembelajaran di kelas dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa yang lambat slow learner, dan memacu efektivitas belajar bagi siswa yang cepat fast learner, komputer dapat memberikan umpan balik dari hasil belajar dan memberikan pengukuhan terhadap hasil belajar mereka, komputer memiliki kemampuan untuk mengitegrasikan warna, musik suara, dan animasi grafik. Keuntungan dari pemakaian komputer ini dapat terlaksana dengan baik jika fasilitas sekolah memadai dengan adanya perangkat komputer lengkap dengan piranti tambahan lain. Sebagaimana halnya sebuah terobosan baru, tentu disamping kelebihan terdapat kekurangan. Dalam penggunaan komputer sebagai media pembelajaran di sekolah aktifasi dan aplikasi media komputer membutuhkan biaya pengadaan, pemeliharaan dan perawatan yang besar, penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai Rusman, 2013: 191. Seorang peneliti dari Korea, Yee Jin Shin dalam bukunya Digital World Hurt The Children mengemukakan bahwa penggunaan perangkat digital pada anak dapat membuat jiwa anak menjadi hampa, mengurangi kesempatan berbagi rasa dengan orang lain dan menghambat perkembangan emosi serta kemampuan bersosialisasi anak 2014: 65. Resiko penggunaan komputer ini dapat menjadi bahan perhatian tenaga pengajar khususnya agar dapat meminimalisir bahkan meniadakan dampak negatif pemakaian komputer dalam pembelajaran di sekolah. Menurut Stolurow dan Davis sebagaimana dikutip oleh Drajat 1995: 22 model mengajar komputer itu atas dua fase: pratutorial dan tutorial. Fase pratutorial ialah mengenai dimana dan bagaimana aspek-aspek pengalaman belajar dipilih oleh penyusun program pengajaran akan menemukan kebutuhan siswa dalam usahanya mengikuti tujuan pelajaran. Pada fase ini ditetapkan tujuan pembelajaran dan tugas untuk menganalisa karakteristik tingkah laku yang ditetapkan penampilan mereka pada pra tes atau tugas yang relevan dengan tingkat kecerdasan mereka. Interaksi antara program dengan siswa sama halnya dengan interaksi guru dengan siswa. Akan tetapi, komputer dapat mempersiapkan berbagai cara untuk kehidupan individu yang banyak dalam waktu yang pendek, dan biaya yang lebih rendah daripada dilakukan oleh guru. Menurut Stolurow dan davis sebagaimana dikutip oleh Drajat 1995: 24 Bahwa proses interaksi itu dapat dibagi menjadi dua subfungsi, yaitu: a Implementasi atau fungsi guru yang menyangkut kaidah pengambilan keputusan dalam rangka mengutip isi umpan balik agar dicapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. b Monitor atau fungsi prosesor yang menyangkut pengamatan respons siswa, peramalan tanggapan yang akan datang dan mengambil keputusan apakah program itu akan dilanjutkan atau akan diadakan perubahan berasaskan laporan pencapaian.