Metode Pembelajaran Al Quran

Sementara ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, Hamid 2008: 175 mengelompokkan media menjadi tiga macam, yaitu media pandang visualbashariyah, media dengar audiosam‟iyah, dan media dengar pandang audiovisuals am‟iyah bashariyah. Penjelasannya sebagai berikut: a Media Bashariyah media pandangvisual Media pandang bashariyahvisual dapat berupa alat peraga, yaitu benda benda dan gambar. Dalam konteks pembelajaran bahasa Al Quran dapat dianalogikan belajar Al-Quran melalui benda dan gambar dapat berupa tulisan Al Quran dalam benda seperti pelepah kurma kulit, tulang dan batu, semua media yang dipakai pada zaman Rasulullah dahulu yang sekarang bertansformasi menjadi tersusun rapi dan tercetak menjadi satu Mushaf Al Quran. b Media Sam‟iyah media dengaraudio Media dengar sam‟iyahaudio yang dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa antara lain: radio, tape recorder, dan laboratorium bahasa. Dalam konteks pembelajaran bahasa Al Quran dapat dianalogikan belajar Al-Quran melalui radio atau kaset yang berisikan surat-surat Al Quran yang indah dan syahdu dibacakan oleh para Qari terkenal seperti Kh. Muammar ZA, Kh. Imron Rosadi atau KH. Mukmin Ainul Mubarak. c Media Sam‟iyah Bashariyah dengar-pandangaudiovisual Media pembelajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang sam‟iyah bashariyahaudiovisual, karena dengan media ini terjadi proses saling membantu antara indra dengar dan indra pandang, yang termasuk jenis media ini adalah televisi, VCD, komputer dan laboratorium bahasa yang mutakhir. Dalam konteks pembelajaran bahasa Al Quran dapat dianalogikan belajar Al-Quran melalui media audio-visual ini dapat berupa VCD pembelajaran Al Quran, TV dengan program belajar Al Quran seperti yang dilaksanakan pada program TV negeri yaitu TVRI dengan tema “Teletilawah”, media lainya adalah dengan menggunakan teknologi komputer seperti aplikasi software Al Quran digital yang akan digunakan pada penelitian ini. 2 Prinsip Pemilihan dan Pendayagunaan Media Pembelajaran Bahasa Al- Quran Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh tenaga pengajar sebelum memutuskan menggunakan media pembelajaran bahasa, agar tidak keluar dari tujuan dalam pendayagunaan media bahan ajar tersebut. Menurut Rusman 2013: 168 setidaknya ada empat prinsip yang dapar dijadikan acuan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu: a Menentukan media pembelajaran berdasarkan identifikasi tujuan pembelajaran atau kompetensi dan karakteristik aspek materi pelajaran yang akan di pelajari. b Mengidentifikasi karakteristik media pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, penggunaanya dikuasai guru, tersedia di sekolah, mudah menggunaanya, tidak memerlukan waktu yang banyak atau sesuai dengan waktu yang disediakan, dapat mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan kreatifitas siswa. c Mendesain penggunaanya dalam proses pembelajaran bagaimana tahapan penggunaanya sehingga menjadi proses yang utuh dalam proses pembelajaran. d Mengevaluasi penggunaan media pembelajaran sebagai bahan umpan balik dari efektivitais dan efisiensi media pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis mengelaborasikan pada pemilihan media pembelajaran bahasa Al Quran sebagai berikut: Pertama, ketika hendak membelajarkan Al Quran di kelas, tenaga pengajar harus merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan tepat, sesuai dengan indikator yang ada pada kurikulum satuan bahan ajar. Jika misalnya tujuan pembalajaran agar siswa dapat menguasai ilmu tajwid dengan benar, maka media yang digunakan dapat berupa gambar atau mengenai konsep ilmu tajwid dilengkapi dengan contoh yang relevan dengan materi pembelajaran saat itu. Kedua, dalam menggunakan media, tenaga pengajar harus memperhatikan kesesuaian media dengan tingkat kecerdasan, pengalaman belajar serta usia peserta didik. Selain itu, tenaga pengajar diharapkan sudah menguasai media yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung. Media yang baik hendaknya dapat mendorong siswa menjadi lebih kreatif dan mandiri dalam melaksanakan tugas. Jika misalnya peserta didik yang diajarkan adalah siswa SMP, otomatis berbeda dengan media yang akan digunakan pada SD, karena pengetahuan dasar dan porsi pengetahuan tentang ilmu Al Quran berbeda. Ketiga, hendaknya tenaga pengajar membuat desain pembelajaran Al- Quran mulai dari tatap muka pertama sampai dengan akhir pembelajaran. Jika misalnya tenaga pengajar menggunakan media Al Quran digital, maka hendaknya seluruh proses pembelajaran berikut dengan penggunaan media digital tersebut disusun dengan baik agar hasil yang diperoleh dari penggunaan media tersebut maksimal. Ke empat, untuk mengetahui apakah media pembelajaran bahasa Al Quran tersebut memiliki asas manfaat dan daya tarik terhadap peserta didik, hendaknya tenaga pengajar mendesain evaluasi hasil belajar Al Quran dengan menggunakan media tersebut. Evaluasi dapat dilakukan dengan tes akhir kemampuan penguasaan Al Quran siswa atau melalui angket yang disebar pada peserta didik. Hasil yang diperoleh bisa menjadi acuan untuk tetap digunakannya media pembelajaran tersebut atau menggantinya dengan media pembelajaran yang lain.

5. Kemampuan Baca Tulis Al Quran

a. Kemampuan Membaca

Membaca merupakan sarana yang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa, khususnya bagi pembelajaran bahasa Arab non Arab dan tinggal di luar Negara-Negara Arab seperti para pembelajar di Indonesia. Membaca Al Quran bagi umat Islam Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “mengaji”. Secara jelas diterangkan dalam ayat 195 surat Al-Syu‟ara bahwa Al- Quran diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas. Bahasa atau dialek Arab yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Arab pada waktu itu. Selanjutnya selanjutnya pada ayat 198-199 dikemukakan bahwa Al Quran yang berbahasa Arab diturunkan kepada masyarakat yang tidak berbahasa Arab, maka masyarakat tersebut tidak akan mungkin mengimaninya karena mereka tidak bisa menangkap isi pesan yang terkandung di dalamnya. Asrori, 2004: 10. Pada hakikatnya, membaca sebagaimana penjelasan Masna dan Raswan adalah “mengubah simbol tulisan Arab yang berbentuk konsonan dan vokal menjadi dua simbol lain yaitu simbol bu nyi dan makna” 2015: 202. Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang tidak mudah dan sederhana, tidak sekedar membunyikan huruf-huruf atau kata-kata akan tetapi sebuah keterampilan yang melibatkan berbagai kerja akal dan fikiran. Abdul Hamid, dkk: 2008; 46. Membaca menurut Qurais Shihab dalam Mukjizat Al-Quran 1998; 433 diambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari kata inilah muncul beragam makna seperti menyampaikan, menela‟ah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak tertulis. Dengan demikian, membaca bukan hanya sekedar memindahkan aksara ke dalam bahasa lisan tapi lebih pada mengetahui esensi daan inti dari bacaan yang dimaksud oleh si pengarang. Syariffudin 2008: 21 menambahkan bahwa perintah membaca, menelaah, meneliti, menghimpun dan sebagainya dikait kan dengan kalimat “bismi rabbika” dengan menyebut nama Tuhanmu. Hal ini memberi isyarat bahwa membaca apapun disyaratkan harus ikhlas, disamping tuntunan memilih bacaaan yang tidak mengantar kepada hal-hal yang bertentangan dengan nama Allah.