Kemampuan Membaca Kemampuan Baca Tulis Al Quran

menjadi kunci pokok dalam pembelajaran membaca Al Quran sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengucapaan bacaanya Supardi, 2004: 106. Meskipun begitu, Rasulullah memberikan motivasi belajar Al Quran tidak hanya bagi kaum yang sudah Mahir dalam membacanya, bahkan pembelajar yang masih terbata-bata tak luput dari perhatian Nabi saw. Sebagaimana dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sayidatina Aisyah r.a yang terhimpun dalam Shahih Muslim urutan ke 798 yang berbunyi: “Dari Aisyah r.h.a berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda, “Orang yang Ahli dalam Al Qur‟an akan berada bersama Malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang terbata-bata membaca Al- Qur‟an sedang ia bersusah payah mempelajarinya, maka baginya pahala dua pahala .” HR.Muslim: 798

c. Kemampuan Menulis

Menulis huruf Arab tidaklah susah seperti kelihatannya, menulis itu mudah seperti yang dibayangkan karena pembelajaran bahasa adalah sebuah logika murni. Dimulai dari huruf yang tungal sampai tahap derivasi kepada huruf yang lain Najar, 1969: 22. Secaran umum Hidayatullah 2012: 29 menjelaskan bahwa “Menulis adalah bentuk tuntunan pada penggunaan bahasa, jadi cara menulis itu seharusnya menyesuaikan diri dengan bentuk-bentuk bunyi dan perubahan di dalamnya. Tulisan merupakan turunan dari bahasa lisan dalam arti bahwa sistem aksara mengikuti perkembangan bunyi dan tidak berjalan dengan ketentuan sendiri”. Kemampuan menulis adalah kemampuan yang dapat kita aplikasikan setelah kemampuan membaca. Diantara keterampilan-keterampilan berbahasa, keterampilan menulis adalah keterampilan tertinggi dari empat keterampilan berbahasa. Pembelajaran menulis terpusat pada: kemampuan menulis dengan tulisan yang benar dan memperbaiki khot Abdul Hamid: 2008: 49. Syarifudin 2008: 21 mengutarakan pendapatnya bahwa bersama dengan seruan membaca, wahyu perdana di muka juga memadukan perintah menulis, yang tersirat dari kata “Al-Qalam” yang bermakna “pena”. demikian pakar tafsir kontemporer memahai kata”Qalam” sebagai segala macam alat tulis menulis sampai kepada mesin-mesin tulis dan cetak yang canggih. Anjuran ,menulis ini ditegaskan pada wahyu yang turun menyusul wahyu perdana itu . “Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan.“ Al Qalam: 1 Menurut M.Quraish Shihab 2002: 379 dalam Tafsir Al Misbah kata Al - Qalam ada yang memahaminya dalam arti sempit, yakni pena tertentu. Ada juga yang memahaminya secara umum yaitu alat tulis apapun, termasuk komputer canggih sekalipun. Lalu yang memahaminya dalam arti sempit, ada memahami sebagai pena yang digunakan malaikat untuk menulis takdir baik dan buruk serta segala kejadian dan makhluk yang tercatat di Lauh Mahfuzh, atau pena yang digunakan malaikat untuk mencatat amal baik dan buruk manusia, atau pena yang digunakan Sahabat Nabi menulis ayat-ayat al-Quran. Menulis kembali ayat Al-Quran merupakan kemahiran tingkat tinggi karena pada hakikatnya berbeda secara struktur dan kaidah dengan bahasa Ibu yakni bahasa Indonesia. Masna Raswan 2015: 225 menambahkan bahwa dalam dunia alamiah, menulis adalah kemampuan terakhir seorang penutur bahasa apapun. Kemampuan yang pertama dimiliki seseorang adalah menyimak apa yang diucapkan oleh orang yang yang sudah bisa berbicara, selanjutnya baru bisa bicara setelah beberapa tahun. Oleh karenanya kemampuan menulis harus dilatihkan dan bukan dihafalkan, semakin banyak berlatih menulis maka akan menghasilkan tulisan yang semakin berkualitas, intinya adalah mencoba, berlatih dan terus berlatih.

d. Tujuan Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis bahasa Arab Qur‟ani yang notabene bukan Bahasa ibu bagi siswa masuk dalam kateogori penguasaan Aksara yang mencakup keseluruhan sistem tulisan. Aksara merupakan istilah umum untuk graf dan grafem. Graf adalah satuan terkecil dalam aksara yang belum ditentukan statusnya. Sedangkan grafem adalah satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem. Urutan huruf dalam suatu sistem aksara dinamakan abjad atau alfabet. Misalnya dalam aksara Arab, abjad itu dimulai dari alif sampai ya. Hidayatullah, 2012: 28 Wafi, Ali Abdul Wahid dalam kitab “Nasy’ah Al-Lughah Inda Al-Insan Wa Al-Thifl ” menjelaskan sejarah dari aksara Arab bahwa bentuk tulisan yang paling lama berasal dari sistem tulisan al-masnad al-yamani dalam bentuk Tiang- tiang. Bentuk kedua adalah bentuk al-nibthi salah satu macam tulisan al-arumi seperti tulisan naqusy gambar-gambar pada kuburan. Kemudian sampai pada tulisan Arab yang diambil dari al-nibthi, dengan beberapa perubahan, perubahan itu terjadi sampai pada sistem tulisan seperti sekarang dan bukan dalam bentuk naqusy 1947: 251-254 Secara umum tujuan kemampuan menulis ada dua, sebagaimana diungkapkan oleh Ibrahim ”1427 H: 61 yaitu memperkuat struktur dan kata yang telah dikuasai oleh peserta didik dan juga meneruskan kemampuan siswa sampai membuat siswa dituntut terbiasa dalam inovasi berbahasa Arab.

6. Pedoman dalam Baca Tulis Al-Quran

Setiap bahasa memiliki karakteristik dan aturan kaidah tatabahasa yag berbeda dengan bahasa yang lain. Tidak terkecuali bahasa Al Quran yakni bahasa Arab. Dalam kitabnya “Learn The Language Of Holy Qur‟an”Abdullah Abbas Nadwi 1996: 30 mengatakan ada 3 pedoman dalam bahasa Arab, yaitu: a. Di dalam bahasa Arab, huruf ketiga: ta, jika di dahului huruf lain, ditulis dengan bentuk dan . Bentuk yang pertama disebut dengan Ta Al-Maftuhah yang digunakan untuk penulisan kata ganti, sedangkan bentuk ta’ yang kedua disebut dengan Ta‟ Al- Marbuthoh yang letaknya pada akhir kata untuk menunjukkan jenis perempuan, dan berubah bunyi menjadi ha abjad ke 26 apabila terletak di akhir kalimat. Misalnya kata ع قلا jika dibaca washal maka dibaca al-qori‟atu, namun jika dibaca waqaf maka dibaca al-qoriah. b. Kata sandang لا al yang mengawali suatu kata mungkin dilafalkan huruf lam-nya dengan jelas, mungkin juga luluh, bergantung kepada huruf awal kata dasarnya. Jika setelah kata sandang itu adalah huruf huruf خ ف maka bunyi lam-nya pada kata sandang yang mendahukuinya harus dilafalkan dengan jelas. Huruf-huruf tersebut dinamakan ي قلا ف huruf al- qoamariyah Misalnya saja kata : . ع لا , لا , ا لا Jika setelah kata sandang al adalah hururf-huruf selain yang tersebut di atas, bunyi lam pada kata sandang tersebut luluh tidak keluar, tetapi berasimilasi dengan huruf awal kata dasarnya yang dibubuhi tanda syidah. yaitu: ل ط س Hururf hururf tersebut dinamakan ي لا ف huruf al-syamsiyah 1996: 30 Misalnya kata: .ليل لا , ا لا , ب لا Untuk lebih jelasnya penulis memberikan ilustrasi dalam tabel berikut: Tabel 2.5 Cara Membaca Al dalam Al Qur’an Al- Qamariyah As- Syamsiyah لا Al-buruj ب لا At-taubah ع لا Al-jamiah ا لا Ats-tsawab ا لا Al-falah ليل لا Ad-dalil c. Huruf pertama, alif ا selain ditulis seperti pada tabel di atas, juga dapat ditulis dengan tanda kecil huruf ya, seperti pada kata ه huda sebagi ganti penulisan ا ه. Alif seperti itu dinamakan ق لا فلا alif al-maqshurah. Dalam tulisan versi modern, tanda ini dihilangkan, hanya tanda fathah pada hururf berikutnya yang menunjukan bunyi seperti ini. Jadi ه ya tanpa bunyi sudah cukup dijadikan petunjuk.