Ke-empat, Clement L Chau 2014 melalui penelitian yang berjudul “Positive
Technological Development for Young Children in the Context of Children’s Mobile Apps” Teknologi dan media interaktif memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi dengan
tanpa merubah isi pelajaran, melakukan kegiatan permainan kreatif, eksplorasi, aktivitas fisik, pengalaman luar, percakapan, dan interaksi sosial, media dan teknologi itu satu
kesatuan yang diyakini dapat merangsang kemampuan positif anak tentu dengan tehnik penggunaan dan porsinya tepat.
Perbedaan kajian teori yang diprakarsai oleh Clement dengan penelitian penulis terlihat pada materi dan media yang digunakan dalam penelitian. Peneliti menggunakan
aplikasi Software Al Quran digital untuk PC sedangkan yang digunakan Clement adalah pembelajaran dalam bentuk aplikasi pada telepon genggam. Selain itu, objek kajiannya pun
berbeda. Jika Clement menggunakan anak kecil secara umum sebagai objeknya, maka penelitian ini menggunakan siswa SMP di sekolah.
Ke-lima, Marc Prenscky 2001 seorang futurolog abad 20 yang memusatkan keimuannya pada bidang teknologi pembelajaran melalui penelitian yang berjudul Digital
Native, Digital Immigrant, melahirkan sebuah teori bahwa Manusia dikelompokkan menjadi dua. Pertama, Pendatang baru dalam dunia digital yang belum tahu teknis
penggunaan dan pemanfaatan. Kedua, Kaum yang lahir, bertumbuh dan berkembang dalam kondisi serba canggih dengan teknologi mutakhir. Oleh karenanya terdapat
perbedaan dalam cara berfikir dan cara menggunakan pikiran untuk memproses informasi. Anak-anak yang sejak lahir merasakan teknologi komputer sejak usia dini memiliki otak
yang berbeda dengan generasi sebelumnya
Ke- enam, Annete Cederholm 2010 melalui Disertasi yang berjudul “The Use Of
Technology In Developmental Education” University of Alabama, menghasilkan teori
bahwa pembelajaran di dalam kelas dalam kegiatan mengajar mahasiswa, perlu diubah dengan menggunakan Blog, iPod dan video game sebagai bagian pengiriman materi
kuliah mereka. Generasi muda mahasiswa kemungkinan besar akan menghilangkan instruktur untuk kuliah dari pembelajaran tradisional berubah sesuai dengan zamannya.
Jika zaman dahulu banyak berbentuk teksbook sekarang beralih ke zaman serba digital.
E. Kerangka Berfikir
Kemampuan baca-tulis Al Quran siswa yang baik dan sempurna dipengaruhi oleh banyak faktor. Suasana belajar yang nyaman dan kondusif akan menimmbulkan suasana
belajar yang menyenangkan. Kondisi ini akan memberikan pengaruh terhadap semangat belajar anak. Selain itu, kelengkapan sarana dan prasarana juga mempengaruhi hasil
belajar anak.
Penggunaan teknologi seperti media pembelajaran diharapkan akan memacu dan memicu prestasi belajar anak. Teknologi Al Quran digital merupakan teknologi
pembelajaran yang berbasis komputer software dilengkapi dengan tambahan piranti suara dan gambar audiovisual yang menarik. Pembelajaran melalui teknologi ini mempunyai
nilai interaktif yang lebih tinggi dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain. Pembelajaran Al-Quran akan lebih menarik dan berpusat pada keaktifan siswa yang
dikenal dengan learning by student centries dan meminimalkan pembelajaran yang terpusat pada guru atau learning by teacher centries. Al Quran digital dengan kelebihanya
berupa gambar animasi yang menarik serta suara asli para Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi akan membangkitkan minat belajar siswa dan mendekatkan pembelajar
dengan sumber asli bacaan Al Quran, sehingga diharapkan melalui pendekatan ini anak belajar langsung dan dapat mengkoreksi secara langsung ketepatan bacaan Al-Quran
siswa. Selain itu, untuk mendongkrak kemampuan menulis al Quran, aplikasi ini
dilengkapi dengan fitur”copy” ayat Al Quran dan dapat di “paste” ke dalam Ms. Word sehingga memudahkan anak untuk meniru dan berlatih ketepatan huruf dan syakal dalam
menulis Al Quran. Melalui teknologi ini, diharapkan dapat diketahui apakah terdapat pengaruh antara pembelajaran klasik dengan menggunakan Al-Quran non digital mushaf
dengan pembelajaran modern dengan menggunakan Al Quran digital, sehingga diharapkan adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa khususnya pada kemampuan baca tulis Al
Quran siswa.
Teknologi termasuk dalam kategori motivasi eksternal. Teknologi diharapkan dapat mendorong semangat belajar anak selama pembelajaran Baca-Tulis Al Quran
berlangsung. Siswa yang memiliki motivasi yang kuattinggi terhadap mata pelajaran tertentu akan berusaha untuk meraih nilai yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut.
Selanjutnya, motivasi itu akan mendorong untuk lebih bersemangat dalam belajar. Berdasarkan kerangka berfikir diatas membuat gambaran adanya interaksi antara kedua
variable tersebut. Dengan demikian
“teknologi Al Quran Digital” dan “Motivasi Belajar” dapat bersinergi dan memberikan berpengaruh terhadap kemampuan baca-tulis Al Quran
siswa.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori-teori dalam penelitian ini, penulis menyusun 5 lima hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama
Siswa yang belajar dengan menggunakan teknologi Quran Digital memiliki kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan
teknologi Al Quran non digital.
2. Hipotesis Kedua
Siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah.
3. Hipotesis Ketiga
Siswa yang belajar dengan menggunakan teknologi Quran Digital dan memiliki motivasi tinggi memiliki kemampuan baca tulis Al Quran lebih tinggi daripada
siswa yang belajar dengan teknologi Al Quran non digital dan memiliki motivasi tinggi.
4. Hipotesis Keempat
Siswa yang belajar dengan menggunakan teknologi Quran non digital dan memiliki motivasi rendah memiliki kemampuan baca tulis Al Quran yang lebih
tinggi daripada siswa yang belajar dengan teknologi Al Quran Digital dan memiliki motivasi rendah.
5. Hipotesis Kelima
Terdapat interaksi pengaruh teknologi pembelajaran Al Quran Digital dengan motivasi belajar terhadap kemampuan baca tulis Al Quran siswa di SMP 185
Jakarta.