Interaksi Antara Teknologi Al Quran Digital dan Motivasi Belajar
melakukan eksperimen yang dapat membuktikan kebenaran konsep tajwid yang dibangun dalam struktur kognitifnya.
Pengujian hipotesis ke-empat membuat temuan kuantitatif dalam penelitian ini menjadi unik dan spesifik. kelompok siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital memiliki skor rata-rata sebesar 71.54 dengan simpangan
baku 1.23. Sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran tanpa Quran Digital kognitif memiliki
skor rata-rata sebesar 80.28 dengan simpangan baku 2.98. Bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, mereka lebih nyaman belajar dengan manual dengan
cara sederhana”. Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah yang belajar melalui pembelajaran Al Quran secara konvensional
akan mudah belajar apabila pembelajaran Al Quran, mempercepat proses belajar tanpa ada penghalang menuju sumber aslinya, serta membuat mereka
menggunakan daya fikirnya secara maksimal.
Secara deskriptif, pembelajaran Al Quran secara konvensional meskipun terlihat kuno dan terkesan mengandalkan metode ceramah memiliki berbagai
kelebihan. Diantaranya siswa fokus terhadap penjelasan guru, para siswa menggunakan pendengaranya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan
menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat, guru tidak perlu menyiapkan bahan belajar sehingga pembelajaran berlangsung efisien waktu dan hemat biaya.
Disamping itu, belajar Al Quran langsung dengan guru sebagi mursyid Al Quran
membuat mereka ta’zhim dan hormat terhadap guru nya, karena sentuhan langsung sang guru dalam mempelajari Al Quran. Pembelajaran Al Quran secara
konvensional merupakan model pembelajaran yang paling pertama digunakan sejak awal dikenal pembelajaran sampai saat ini. Tentunya diantara kelebihan dari
pembelajaran konvensional yang awet dan tahan lama ini terdapat berbagai kekurangan. Pembelajaran berlangsung hanya satu arah dari guru ke murid tanpa
ada timbal balik antara keduanya. Model pembelajaran ini bergantung pada kompetensi yang dimiliki guru. Tidak semua siswa bisa menangkap pengetahuan
yang disampaikan guru secara seimbang, ada siswa yang menangkap pembelajaran secara sempurna, namun tidak sedikit yang bisa menyerap pelajaran seadanya.
Kedua, motivasi belajar Al Quran memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan baca tulis Al Quran. Secara deskriptif digambarkan, siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi cenderung bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran Al Quran, mereka juga giat dalam mencari sumber bahan ajar lain
yang relevan dengan materi. Selain itu, siswa yang memiliki motivasi tinggi biasa belajar dengan atau tanpa diawasi baik oleh guru maupun orang tua karena mereka
biasa mengulang pelajaran di sekolah sebelum pelajaran dimulai. Secara analaisis kuantitatif melalui data yang diperoleh dari angket motivasi belajar siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital kelompok B
1
memiliki skor rata-rata 75.91 dengan simpangan baku 5.02. Bagi kelompok siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran digital kelompok B
2
memperoleh skor rata-rata 82.10 dengan
simpangan baku 8.63. Ini menujukkan bahwa jika dibandingkan skor rata-rata kemampuan baca tulis Al Quran antara kelompok yang memiliki motivasi belajar
rendah dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, nampak terlihat bahwa skor rata-rata yang diperoleh kelompok siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran lebih tinggi dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, baik yang diajar juga
dengan pendekatan teknologi Quran Digital maupun tanpa Quran digital. Hasil perhitungan analisis varians untuk kedua kelompok siswa yang memiliki motivasi
belajar menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000, sedangkan nilai signifikansi
α = 0,05, ini berarti nilaiSignilai α 0.0000.05.Dengan demikian hipotesis nol H
o
ditolak dan hipotesis alternatif H
1
diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan baca tulis Al Quran
kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang mengikuti pembelajaran Al Quran dengan pendekatan teknologi Quran Digital dan kelompok
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran Al Quran juga dengan pendekatan teknologi Quran Digital.
Ketiga, terdapat interaksi antara penggunaan pembelajaran Al Quran menggunakan Teknologi Quran Digital dengan tingkat motivasi belajar terhadap
kemampuan baca tulis Al Quran siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000, sedangkan nilai signifikansi
α = 0,05, ini berarti nilai Sig nilai α 0.0000.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran Al Quran dengan pendekatan yang
berbeda pada tingkat motivasi belajar siswa yang berbeda dapat memberikan kemampuan baca tulis Al Quran yang berbeda pula.