Investigation Activities bankreport annual report 2017 120

Komposisi dan Kualiikasi Pegawai SKAI SKAI terus berupaya untuk memenuhi dan menyediakan auditor yang memiliki kompetensi dan integritas sesuai dengan kebutuhan dan tingkat risiko baik di Kantor Pusat maupun di Kantor Cabang. Pemenuhan sumber daya yang berkompeten dilakukan dengan menetapkan kualiikasi kompetensi yang diperlukan dalam proses rekrutmen pegawai SKAI secara berkala. Untuk meningkatkan kualitas SDM dilakukan melalui pendidikan, pelatihan program sertiikasi, mengikutsertakan dalam seminar – seminar terkait audit dan fraud sehingga dapat meningkatkan kompetensi para auditor yang mencakup knowledge pengetahuan, skills keterampilan, dan attitude sikap kerja. Sepanjang tahun 2016 SKAI didukung dengan total pegawai sebanyak 15 lima belas anggota dengan jenjang jabatan, pengalaman, pendidikan, usia dan kualiikasi sertiikasi yang beragam, dengan informasi sebagai berikut : Komposisi Jumlah Pegawai SKAI Employees Composition and Qualiications SKAI continually strive to meet and provide auditors with competence and integrity in accordance with the needs and risk levels, both at head oice and at branch oices. Fulillment of competent resource is accomplished by specifying the qualiications competencies necessary in the process of recruitment SKAI periodically. To improve the quality of human resources through education, training and certiication programs, engaging in seminars related to audit and fraud so as to enhance the competence of auditors covering knowledge, skills skills, and attitude work attitude. Throughout the year 2016, the Internal Audit Unit is supported by a total of 15 ifteen members with various levels of position, experience, education, age and qualiication certiication, with the following information: Number of Employees Composition DATA PEGAWAI EMPLOYEE DATA NO. NAMA PEGAWAI NAME OF EMPLOYEES USIA YEAR PENDIDIKAN EDUCATION JABATAN POSITION SERTIFIKAT PROFESI PROFESSION CERTIFICATE 1 SELVANUS R. SENDUK 54 TAHUN S1 PEMIMPIN SKAI PIA 2 ADRIE D. RUMONDOR 58 TAHUN SLTA PEMIMPIN DEP. PIA 3 SANDRO Y. LOLOWANG 31 TAHUN S1 JR. AUDITOR 2 PIA 4 ROLAND LIANDO 32 TAHUN S1 JR. AUDITOR 2 PIA 5 YORITA A. SAPTENNO 31 TAHUN S1 JR. AUDITOR 2 PIA 6 LYTA C. RANTUNG 49 TAHUN S1 QUALITY ASSURANCE 7 SUSANTI N. PAENDONG 25 TAHUN S1 ASS. ADMINISTRASI 8 ARTHUR JACOBUS 50 TAHUN S1 PEMIMPIN DEP. PIA 9 YOLANDA MANOPPO 44 TAHUN S1 SR. AUDITOR 2 PIA 10 NATALIE C PONTORORING 39 TAHUN S1 AUDITOR 2 IT PIA 11 FERNIE L. TOAL 33 TAHUN S1 JR. AUDITOR 2 PIA 12 MARTINO C. RATAG 32 TAHUN S1 JR. AUDITOR 2 PIA 13 RUDY C. MANDEY 50 TAHUN S1 AUDITOR PIA 14 MICHELLE N. BESLY 31 TAHUN S1 JR. AUDITOR 2 PIA 15 NATASYA B.D. MONTONG 28 TAHUN S1 SR. ASS. ADMINISTRASI 588 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Pengembangan Potensi Kompetensi Telah menjadi kebutuhan organisasi untuk mengembangkan potensi dan kompetensi jajarannya. Untuk Divisi SKAI, selama tahun 2016 Bank SulutGo telah memberikan kesempatan kepada anggota Divisi SKAI untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan Auditor, diantaranya : 1. Pelatihan Komunikasi Dan Psikologi Audit. 2. Pelatihan Perhitungan PPH Badan: Evaluasi Aset Tetap. Dan Issue-Issue Perpajakan Terkini. 3. Pelatihan Audit Operasional. 4. Pelatihan Fraud Auditing. 5. Pelatihan Audit Kecurangan. 6. Pelatihan Pengelolaan Tugas-Tugas Audit. 7. Pelatihan Sertiikasi Manajemen Risiko. Untuk tahun 2017 Divisi SKAI akan mengembangkan potensi dan kompetensi pegawai dilingkungan SKAI dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan, antara lain sebagai berikut : 1. Diklat Manajerial. 2. Diklat Sertiikasi Fraud Audit. 3. Diklat Audit Pengadaan Barang Jasa. 4. Diklat Hukum Perbankan. 5. Diklat APU – PPT. 6. Pemeliharaan Sertiikasi . 7. Diklat Psikologi Audit. 8. Diklat Quality Assurance. 9. Diklat Audit Kredit. 10. Diklat Sertiikasi Audit IT. 11. Diklat Audit Investigasi. 12. Diklat Audit Trisuri. 13. Diklat KearsipanAdministrasi. 14. Diklat Dasar-Dasar Audit. Pelaksanaan Kegiatan Audit Standar Pelaksanaan Kegiatan Divisi Audit Intern berpedoman pada Internal Audit Charter yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 067SK-DIRVII2013 perihal Buku Pedoman Audit Berbasis Risiko dan Internal Audit Charter. Efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB dikaji ulang oleh pihak eksternal yang independen sekurang- kurangnya sekali dalam 3 tiga tahun. Ruang Lingkup Pelaksanaan Ruang lingkup audit meliputi seluruh aktivitas operasional perbankan yang secara langsung maupun tidak langsung Potential Competence Development It has become an organizations need to develop the potential and competence of its staf. For Internal Audit Division, during 2016 the Bank SulutGo has enabled members of the Internal Audit Division for education and training of auditors, including: 1. Communication and Psychology Audit Training. 2. Calculation Firm PPH: Fixed Asset Evaluation and Taxation Issues Latest Training. 3. Operational Audit Training. 4. Fraud Auditing Training. 5. Audit Cheating Training. 6. Audit Tasks Management Training. 7. Risk Management Certiication Training. For the 2017 Internal Audit Division will develop employee potential and competence at SKAI environment with education and training, among others, as follows: 1. Managerial Training. 2. Training Certiication Audit Fraud. 3. Procurement of Goods Services Audit Training. 4. Banking Law Training. 5. APU - PPT Training. 6. Maintenance of Certiication. 7. Psychology Audit Training. 8. Quality Assurance Training. 9. Credit Audit Training. 10. IT Certiication Audit Training. 11. Audit Investigation Training. 12. Audit Treasury Training. 13. Archival Administration Training. 14. Basics Audit Training. Implementation Audit Standards of Implementation The activities of the Internal Audit Division shall be guided by the Internal Audit Charter stipulated in the Decree of the Board of Directors. 067 SK-DIR VII 2013 concerning Risk Based Audit and Internal Audit Charter Manual. The efectiveness of the implementation of the SKAI function and its compliance with SPFAIB is reviewed by an independent external party at least once in 3 three years. Scope of Implementation The scope of the audit included all activities of banking operations that are directly or indirectly potentially pose 589 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 berpotensi menimbulkan risiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat terselenggaranya dengan baik kepentingan Bank SulutGo dan masyarakat meliputi risiko kredit, operasional, strategi, reputasi, hukum dan risiko lainnya. Meliputi kegiatan operasional segenap Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, Payment Point, Divisi Corporate Secretary dan Satuan Kerja lain di Kantor Pusat. Audit dititikberatkan pada sumber daya yang digunakan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, termasuk eisiensi sumber daya, efektivitas pencapaian target dan peningkatan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku baik internal maupun eksternal. Audit Intern membantu organisasi mencapai tujuannya melalui aktivitas audit internal assurance dan consulting dan aktivitas investigasi. 1. Assurance Melakukan pengujian secara obyektif terhadap bukti- bukti dalam rangka menyediakan penilaian yang independen atas internal control, penerapan risk management, dan proses governance dalam organisasi 2. Consulting Memberikan jasa advisory yang terkait dengan aktivitas auditeeunit kerja, dimana sifat dan ruang lingkupnya disepakati dengan auditeeunit kerja dan bertujuan untuk memberikan nilai tambah dan memperbaiki internal control , penerapan risk management, dan proses governance, tanpa mengambil alih tanggung jawab operasional. 3. Investigasi Aktivitas pengumpulan bukti-bukti dengan menggunakan teknik Investigasi atas hasil analisa awal terhadap indikasi danatau fraud yang terjadi. Investigasi bertujuan untuk mengungkapkan modus operandi, penyebab, potensi kerugian, pelaku dan pihak lain yang terlibat. Investigasi mencakup perolehan bukti dan pernyataan, penulisan laporan, pemberian kesaksian atas temuan serta monitoring tindak lanjut yang diperlukan. Metode Audit SKAI menerapkan metode audit dengan menggunakan pendekatan audit berbasis risiko Risk Based Audit, termasuk pemahaman yang lebih baik akan kuantitas manajemen, karakteristik bisnis dan risiko yang dihadapi bank, serta memastikan bahwa risiko-risiko telah diidentiikasi secara benar. Metode ini berfokus pada proses bisnis business a risk which can inluence the level of implementation by both the public interest and the Bank SulutGo include credit risk, operational, strategic, reputation, legal and other risks. Covering all operational activities of Branch Oice, Sub Branch Oice, Cash Oice, Payment Point, Corporate Secretary Division and other work units at Head Oice. The Audit focused on the resources used to achieve the objectives set, including resource eiciency, efectiveness and the achievement of an increase in compliance with the applicable provisions of both internal and external. Internal Audit helps an organization accomplish its objectives through the internal audit activity assurance and consulting and investigative activity. 1. Assurance Objectively testing of the evidence in order to provide an independent assessment of internal control, the application of risk management and governance processes within the organization 2. Consulting Provide advisory services related to the auditee activity work units, where the nature and scope agreed with the auditee unit, and aims to provide added value and improve the internal control, the application of risk management and governance processes, without taking over operational responsibility. 3. Investigation Activities of collecting evidence using techniques Investigation on the results of preliminary analysis of the indications and or fraud that occurs. The Investigation aims to reveal the modus operandi, the causes, the potential losses, actors and other parties involved. Investigations include the acquisition of evidence and statements, report writing, testifying on the indings and follow-up monitoring are required. Audit Method SKAI implement audit method using a risk-based audit approach Risk Based Audit, including a better understanding of quantity management, business characteristics and risks faced by banks, as well as ensuring that the risks had been identiied correctly. This method focuses on business processes business process- focused, and in the risk assessment and implementation of 590 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 process-focused, dan dalam penilaian risiko dan pelaksanaan auditnya diarahkan pada area-area yang sangat menentukan kesuksesan bisnis obyek audit. Penerapan audit berbasis risiko bertujuan : 1. Meningkatkan nilai value yang diberikan kepada obyek audit, karena metodologi ini mencakup risiko bisnis utama; 2. Menghemat waktu pelaksanaan audit pada area-area yang berisiko rendah yang berdampak pada eisiensi bisnis utama; 3. Melakukan penilaian serta penelaahan terhadap risiko yang ada secara lebih menyeluruh dalam menjaga serta mengurangi risiko bank; 4. Menilai apakah temuan serta rekomendasi akan sejalan dengan tujuan utama bank corporate objectives; 5. Memberikan kesempatan lebih besar dalam melakukan kaji banding benchmarking dan menggunakan praktik terbaik best practices; 6. Memposisikan IAD sebagai agen perubahan bagi bank corporate change agent; 7. Menjadikan IAD sebagai tempat pelatihan terbaik bagi pejabat Bank; 8. Menghindari terjadinya duplikasi pekerjaanoverlap antara Auditor intern Auditor ekstern yang disebabkan kurangnya koordinasi dan berbedanya metodologi audit yang digunakan antara keduanya. Pelaksanaan Audit Ruang lingkup pekerjaan audit oleh SKAI mencakup seluruh aspek dan unsur kegiatan organisasi Bank. Pekerjaan audit tersebut dilakukan melalui pendekatan risk-based audit dengan melihat risiko yang mengacu pada Peraturan Bank Indonesia, yaitu: Risiko Kredit. Risiko Pasar, Risiko likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Strategik dan Risiko Kepatuhan. Pada Tahun 2016, objek pemeriksaan SKAI Bank SulutGo mencakup keseluruhan jaringan kantor Bank SulutGo yang terdiri dari 1 satu Kantor Pusat, 1 satu Kantor Cabang Utama, 23 dua puluh tiga Kantor Cabang dan 27 dua puluh tujuh Kantor Cabang Pembantu. Adapun hasil dari kegiatan pemeriksaan yang telah dilaksanakan oleh SKAI selama tahun 2016 dapat dijabarkan dengan perbandingan atas realisasi kegiatan pemeriksaan pada tahun 2015, yakni sebagai berikut : audit directed at the areas that determine business success audit object. The application of risk-based audit aims: 1. Increase the value assigned to the audit object, because this methodology covers the main business risks; 2. Save the time of the audit in the areas of low-risk major impact on business eiciency; 3. Conducting an assessment and review of the existing risks more fully in securing and reducing the risk of the bank; 4. Assessing whether the indings and recommendations would be corporate objectives of the bank ; 5. Providing greater opportunities for benchmarking and using best practices; 6. Positioning the IAD as a change agent for the banks corporate change agent; 7. Making the best IAD as a training ground for oicers of the Bank; 8. Avoid duplication of work overlaps between the external auditor, internal auditor due to lack of coordination and diferent audit methodology used between the two. Audit Implementation The scope of audit work by SKAI cover all aspects and elements of organizational activities of the Bank. The audit work carried out through risk-based audit approach by looking at the risk refers to the Bank Indonesia Regulation, namely: Credit Risk. Market Risk, liquidity Risk, Operational Risk, Legal Risk, Reputation Risk, Strategic Risk and Compliance Risk. In 2016, the audit object of SKAI Bank SulutGo covers the entire branch network of Bank SulutGo consisting of one 1 Head Oice, 1 one Main Branch Oice, 23 twenty three Branch Oice and 27 twenty seven Sub Branch Oice. The results of the audit, which was carried out by the Internal Audit Unit during the year 2016 can be described by a comparison of the actual inspection activity in 2015, which is as follows: 591 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 1. Rekapitulasi Temuan Audit Berdasarkan Unit Kerja Data diatas menunjukkan bahwa Unit Kerja Operasional dan Unit Kerja SDM Umum mengalami pertumbuhan yang signiikan dalam hal jumlah temuan dengan prosentase pertumbuhan masing-masing mencapai 34,92 dan 10,81, namun secara kuantitas menunjukkan bahwa Unit Kerja Kas Pelayanan Nasabah merupakan unit kerja yang memiliki jumlah temuan terbanyak yang mencapai 323 temuan pada tahun 2016. 2. Rekapitulasi Temuan Audit Berdasarkan Cabang The above data show that the Operational Work Unit and Human Resources General afair experience signiicant growth in the number of indings with the percentage growth respectively reached 34.92 and 10.81, but the quantity indicates that the Cash Customer Service work unit is the work unit that has the highest number of indings which reached 323 indings in 2016. 2. Summary of Audit Findings Based on Branch No Unit Unit Tahun- Year Growth 2015-2016 Credit 2016 1 Kredit Credit 86 55 -36.05 2 Kas Pelayanan Nasabah Cash Customer Services 304 323 6.25 3 Operasional Operational 126 170 34.92 4 SDM Umum HR General Afair 259 287 10.81 5 Akuntansi Accounting 62 46 -25.81 Total 837 881 5.26 No Cabang Branch Tahun- Year Growth 2015-2016 Main branch 2016 1 Cabang Utama Main Branch 38 28 -26.32 2 Cabang Kotamobagu Kotamobagu Branch 40 31 -22.50 3 Cabang Gorontalo Gorontalo Branch 21 19 -9.52 4 Cabang Tahuna Tahuna Branch 34 54 58.82 5 Cabang Bitung Bitung Branch 26 22 -15.38 6 Cabang Kawangkoan Kawangkoan Branch 18 17 -5.56 7 Cabang Limboto Limboto Branch 31 16 -48.39 8 Cabang Tondano Tondano Branch 18 21 16.67 9 Cabang Tomohon Tomohon Branch 14 13 -7.14 10 Cabang Marisa Marisa Branch 21 25 19.05 11 Cabang Calaca Calaca Branch 24 21 -12.50 12 Cabang Amurang Amurang Branch 18 17 -5.56 13 Cabang Tilamuta Tilamuta Branch 19 20 5.26 14 Cabang Jakarta Jakarta Branch 12 13 8.33 15 Cabang Airmadidi Airmadidi Branch 22 19 -13.64 16 Cabang Surabaya Surabaya Branch 19 18 -5.26 17 Cabang Ratahan Ratahan Branch 27 24 -11.11 1. Summary of Audit Findings Based on Work Unit 592 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel menunjukkan bahwa pada tahun 2016, terjadi penurunan jumlah temuan untuk Cabang sebesar 2,94 dibanding perolehan pada tahun 2015 walaupun terdapat penambahan Cabang yang diakibatkan adanya peningkatan status beberapa Cabang Pembantu menjadi Cabang yakni Cabang Suwawa, Cabang Kwandang dan Cabang Molibagu. 3. Rekapitulasi Temuan Audit Berdasarkan Cabang Pembantu Based on the data mentioned in the table shows that in 2016, a decline in the number of indings to the Branch by 2.94 compared to gains in 2015 despite the addition of branches resulting from an increase in the status of some Sub Branch became the Branch such as Suwawa Branch, Kwandang Branch and Molibagu Branch. 3. Summary of Audit Findings Based on Sub Branch No Cabang Branch Tahun- Year Growth 2015-2016 branch Amu- rang 2016 18 Cabang lolak Lolak Branch 21 22 4.76 19 Cabang Tutuyan Tutuyan Branch 27 22 -18.52 20 Cabang Melonguane Melonguane Branch 24 21 -12.50 21 Cabang Boroko Boroko Branch 23 20 -13.04 22 Cabang Sumawa Sumawa Branch 13 20 53.85 23 Cabang Kwandang Kwandang Branch 17 16 -5.88 24 Cabang Molibagu Molibagu Branch 17 29 70.59 Total 544 528 -2.94 No Cabang Pembantu Sub Branch Tahun- Year Growth 2015-2016 2015 2016 1 Capem Pasar Sentral Pasar Sentral Sub Branch 14 18 28.57 2 Capem Siau Siau Sub Branch 23 21 -8.70 3 Capem Lirung Lirung Sub Branch 19 16 -15.79 4 Capem Tagulandang Tagulandang Sub Branch 15 22 46.67 5 Capem Popayato Popayato Sub Branch 11 13 18.18 6 Capem Kelapa Gading Kelapa Gading Sub Branch 7 7 0.00 7 Capem Cempaka Putih Cempaka Putih Sub Branch 7 5 -28.57 8 Capem Mangga Dua Mangga Dua Sub Branch 7 5 -28.57 9 Capem Malang Malang Sub Branch 16 13 -18.75 10 Capem Tuminting Tuminting Sub Branch 17 11 -35.29 11 Capem Paal Dua Paal Dua Sub Branch 19 12 -36.84 12 Capem Likupang Likupang Sub Branch 11 9 -18.18 13 Capem Paguat Paguat Sub Branch 18 18 0.00 14 Capem Panembo-Nembo Panembo-Nembo Sub Branch 10 9 -10.00 15 Capem Tolangohula Tolangohula Sub Branch 11 10 -9.09 16 Capem Randangan Randangan Sub Branch 17 24 41.18 593 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Berdasarkan data yang disebutkan dalam tabel menunjukkan bahwa pada tahun 2016, terjadi peningkatan jumlah temuan untuk Cabang Pembantu sebesar 20,48 dibanding perolehan pada tahun 2015 dimana hal ini dikarenakan adanya pembukaan Cabang Pembantu yang baru pada beberapa daerah seperti Capem. Beo, Capem. Sam Ratulangi, Capem. Mopuya, Capem. Telaga, Capem. Modoinding dan Capem. Langowan. Pada Tahun 2016 Satuan Kerja Audit Intern SKAI Bank SulutGo juga telah melaksanakan kegiatan Pemeriksaan Rutin pada setiap unit kerja baik yang ada di Kantor Pusat maupun yang ada di CabangCabang Pembantu Bank SulutGo. Adapun rangkuman atas kegiatan pemeriksaan audit yang telah dilakukan oleh tim Audit Satuan Kerja Audit Intern SKAI Bank SulutGo dimuat di dalam rangkuman kegiatan pemeriksaan SKAI Bank SulutGo tahun 2016. Based on the data mentioned in the table shows that in 2016, an increasing number of indings for Sub-Branch of 20.48 compared to gains in 2015 where it was due to the opening of a new Sub Branch in several areas such as the Beo Sub Branch, Sam Ratulangi Sub Branch, Mopuya Sub Branch, Telaga Sub Branch, Modoinding Sub Branch and Langowan Sub Branch. In 2016 the Internal Audit Unit SKAI of Bank SulutGo has also been conducting routine audits on every work unit both in Head Oice with Branch Sub Branch of Bank SulutGo. The overview of the activities of the audit examination conducted by the audit team of the Internal Audit Unit SKAI of Bank SulutGo contained in the summary of audit activities SKAI of Bank SulutGo 2016. No Cabang Pembantu Sub Branch Tahun Growth 2015-2016 2015 2016 17 Capem Motoling Motoling Sub Branch 12 15 25.00 18 Capem Tamako Tamako Sub Branch 20 28 40.00 19 Capem Paguyaman Paguyaman Sub Branch 13 13 0.00 20 Capem Ranotana Ranotana Sub Branch 15 7 -53.33 21 Capem Bahu Bahu Sub Branch 11 10 -9.09 22 Capem Beo Beo Sub Branch 22 23 Capem Sam Ratulangi Sam Ratulangi Sub Branch 2 24 Capem Mopuya Mopuya Sub Branch 12 25 Capem Telaga Telaga Sub Branch 9 26 Capem Modoinding Modoinding Sub Branch 12 27 Capem Langowan Langowan Sub Branch 10 Total 293 353 20.48 594 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 FUNGSI AUDIT EKSTERN Penerapan Fungsi Audit Ekstern Untuk memastikan pelaksanaan efektiitas fungsi audit ekstern maka Bank telah memenuhi ketentuan mengenai hubungan antara Bank, Kantor Akuntan Publik dan Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. RUPS tahun 2015 memberikan persetujuan kepada Dewan Komisaris antara lain untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik sebagai auditor ekstern yang independen untuk memeriksa laporan keuangan Bank SulutGo tahun 2016; 2. Bank telah memberikan penugasan audit terhadap Laporan Keuangan Tahunan periode Januari sampai dengan Desember 2016 kepada Kantor Akuntan Publik yang disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan rekomendasi Komite Audit; 3. Proses pemilihannya dilakukan sesuai dengan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, Auditor Eksternal yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan Bank. Penunjukan Akuntan Publik Penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit Keuangan Bank SulutGo untuk tahun buku 2016 telah dilakukan oleh akuntan publik yang independen, kompeten, profesional dan obyektif sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik, serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan. Agar proses audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang telah ditetapkan serta selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, maka secara rutin dilakukan pertemuan-pertemuan yang membahas beberapa permasalahan penting yang signiikan. Bank SulutGo selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Akuntan Publik, Komite Audit dan Manajemen Bank SulutGo untuk dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi aspek-aspek : 1. Kapasitas KAP; 2. Legalitas perjanjian kerja; 3. Ruang lingkup audit; EXTERNAL AUDIT FUNCTION Implementation of External Audit Function To ensure the efectiveness of the implementation of the external audit function, the Bank has complied with the relationship between the Bank, the Oice of Public Accountants and the Financial Services Authority as stipulated in Bank Indonesia regulation concerning Transparency of Financial Condition by doing the following: 1. SGM 2015 gave approval to the Board of Commissioner among others, to appoint a public accounting irm as an independent external auditor to examine the inancial statements of the Bank SulutGo year 2016; 2. The Bank has granted the audit assignment to the Annual Financial Report of January to December 2016 period to the public accounting irm has approved by the Board of Commissioners in accordance with the recommendation of the Audit Committee; 3. The selection process is carried out in accordance with the procurement mechanism of goods and services. To ensure the independence and quality of audit results, the designated External Auditor may not have a conlict of interest with the Bank. The Appointment of the Public Accountant The appointment of the Public Accountant to audit the Bank SulutGos Financial for the inancial year 2016 has carried out by an independent public accountant, competent, professional and objective in accordance with the Public Accountants Professional Standards, as well as employment contracts and scope of the audit has been determined. In order for the audit process in accordance with the Standards of Professional Accountants and work agreements as well as the scope of the audit that have been established and completed in accordance with the target time has been set, it routinely conducts meetings to discuss several issues of signiicant importance. Bank SulutGo always seeks to improve communication between the Public Accountant, Audit Committee and Bank SulutGo Management to be able to minimize the obstacles that occur during the audit process. Assignment of audits to the Public Accountant and Firm has met the following aspects: 1. KAP capacity; 2. The legality of the employment agreement; 3. The scope of the audit; 595 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 4. Standar Profesional Akuntan Publik; dan 5. Komunikasi antara KAP dengan pihak terkait. Berdasarkan kriteria tersebut, Dewan Komisaris telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi Rekan yang telah memperoleh izin dari Departemen Keuangan dan terdaftar di Otoritas Pengawas Bank sebagai auditor eksternal untuk melaksanakan audit laporan keuangan Bank SulutGo untuk periode 31 Desember 2016. Penunjukan Kantor Akuntan Publik dalam rangka audit Laporan Keuangan Tahunan Bank direalisasikan melalui perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan antara pihak Bank SulutGo dengan Kantor Akuntan Publik. Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit dan management letter kepada Bank tepat waktu, mampu bekerja secara independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan, sebagaimana yang termuat di dalam surat Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi Rekan tanggal 14 Februari 2017 Nomor 003LAI-BSGJKT2 II17 tentang Laporan Auditor Independen. Kantor Akuntan Publik Periode 5 Tahun Terakhir Berikut disampaikan nama Akuntan Publik yang telah ditunjuk Bank SulutGo secara independen sebagai auditor ekstern untuk memeriksa laporan keuangan Bank SulutGo di 5 tahun terakhir : KANTOR AKUNTAN PUBLIK PERIODE 5 TAHUN TERAKHIR- OFFICE OF PUBLIC ACCOUNTANTS THE LAST 5 YEARS Tahun Buku Kantor Akuntan Publik Opini Opinion 2016 HADORI SUGIARTO ADI REKAN Wajar Tanpa Syarat Fairly in all material respect 2015 HUSNI, MUCHARAM RASIDI Wajar Tanpa Syarat Fairly in all material respect 2014 Drs. BAMBANG SUDARYONO REKAN Wajar Tanpa Syarat Fairly in all material respect 2013 HADORI SUGIARTO ADI REKAN Wajar Tanpa Syarat Fairly in all material respect 2012 HADORI SUGIARTO ADI REKAN Wajar Tanpa Syarat Fairly in all material respect 4. Public Accountants Professional Standards; and 5. Communication between KAP with related parties. Based on these criteria, the Board of Commissioner has appointed the Public Accounting Firm Hadori Sugiarto Adi Partners that have obtained permission from the Ministry of Finance and Bank Supervisory Authority, registered as an external auditor to audit the inancial statements of the Bank SulutGo for the period December 31, 2016. The appointment of the Public Accountant in Annual Financial Statements audit framework the Bank realized through a working agreement between the parties in accordance with the provisions of the Bank SulutGo with a public accounting irm. The Public Accountant Firm has submitted the results of the audit and management letter to the Bank on time, able to work independently, meet the professional standards accountant public and work agreements as well as the scope of the audit has set, as contained in the letter public accounting irm of Hadori Sugiarto Adi Partner dated February 14, 2017 No. 003 LAI- BSG JKT2 II 17 on the Independent Auditors Report. Public Accounting Firm of Last 5 Years Period Here submitted the name of Public Accountants has been appointed as independent Bank SulutGo external auditors to audit the inancial statements of the Bank SulutGo in the last 5 years: Kantor auditor yang ditunjuk Bank SulutGo tidak memberikan jasa lain kecuali jasa audit atas Laporan Keuangan Bank SulutGo. Auditor irm has appointed by Bank SulutGo not provide services other than audit services to the Financial Statements of Bank SulutGo. 596 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Efektivitas Pelaksanaan Audit Ekstern dan Kepatuhan Bank Dalam upaya untuk memenuhi prinsip transparasi dan akuntabilitas serta memenuhi ketentuan Anggaran Dasar PT. Bank SulutGo, maka diperlukan hasil audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan oleh pihak independen, yaitu Kantor Akuntan Publik. Hasil audit atas laporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2016 tersebut selanjutnya akan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK Dasar Pelaksanaan transparansi laporan keuangan untuk tahun buku 2016 yang berdasarkan pada ketentuan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan adalah sebagai berikut : 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6POJK.032015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. 2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32POJK.032016 tanggal 8 Agustus 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6POJK.032015 Tentang Transparansi Dan Publikasi Laporan Bank. 3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55 POJK.032016 tanggal 7 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. Tindak Lanjut Temuan Auditor dan Pemeriksa Eksternal Secara periodik Bank SulutGo diawasi dan diperiksa oleh institusi eksternal baik dari pemerintah maupun non-pemerintah yang secara independen memberikan rekomendasi perbaikan untuk dapat ditindak lanjuti. Institusi yang melakukan pemeriksaan berkala di Bank SulutGo adalah Otoritas Jasa Keuangan OJK, Badan Pemeriksa Keuangan BPK, dan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk secara independen. Tindak lanjut dari hasil pemeriksaan pihak eksternal pada tahun 2016 tersebut dimonitor oleh SKAI dan Divisi Kepatuhan, yang kemudian dilaporkan kepada Direksi untuk disampaikan kepada pihak pemeriksa sebagai progress perbaikan yang sudah dilakukan sesuai rekomendasi dan komitmen yang disepakati. Sampai dengan akhir Desember 2016, Bank telah menindaklanjuti temuan- temuan baik temuan Otoritas Jasa Keuangan OJK maupun pihak pemeriksa lainnya. Efectiveness of the External Audit and Bank Compliance In an efort to meet the principles of transparency and accountability as well as complying with the provisions of the Articles of Association of PT. Bank SulutGo, the necessary result of the audit inancial statement performed by an independent party, public accounting irm. The results of the audit of the inancial statements for the iscal year ended on December 31, 2016 will then be submitted to the Financial Services Authority OJK Basic Implementation of transparency of inancial statements for iscal year 2016 based on Bank Indonesia regulations and the Financial Services Authority is as follows: 1. Regulation of the Financial Services Authority No. 6 POJK.03 2015 dated March 31, 2015 on Transparency and Publication Bank report. 2. Regulation of the Financial Services Authority No. 32 POJK.03 2016 dated August 8, 2016 on Amendments to the Regulation of Financial Services Authority No. 6 POJK.03 2015 on Transparency and Publications Bank report. 3. Regulation of the Financial Services Authority No. 55 POJK.03 2016 dated December 7, 2016 concerning Governance Implementation for Commercial Banks. Follow-up the Auditor Findings and the External Auditor Bank SulutGo periodically monitored and audited by external institutions, both from government and non-government independently provide repair recommendations to be followed up. The institutions that conduct periodic audit on Bank SulutGo is the Financial Services Authority OJK, the Supreme Audit Agency BPK, and the Public Accountant Firm independently. Follow-up on the results of external parties in 2016 is monitored by the Internal Audit and Compliance Division, which is then reported to the Board of Directors to be submitted to the auditor as repairs progress that has been made in accordance with the recommendations and commitments agreed. Until the end of December 2016, the Bank has followed up the indings of both the indings of the Financial Services Authority OJK and the other auditor. 597 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 FUNGSI MANAJEMEN RISIKO Risk Management atau manajemen risiko adalah suatu aktivitas untuk mengendalikan risiko dengan melalui suatu proses untuk identiikasi, pengukuran, evaluasi dan monitoring terhadap portofolio untuk memperkirakan kerugian potensial yang mungkin terjadi. Sehingga dengan risk management, kerugian yang mungkin terjadi diharapkan dapat dimitigasi dan diminimalisir dengan baik. Penerapan sistem Manajemen Risiko Bank saat ini mengacu kepada Peraturan OJK Nomor 18POJK.032016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34 SEOJK.032016 tanggal 1 September 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum yang merupakan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran No. 521DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan SE BI No. 1323DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas 521DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, serta secara konsisten menselaraskan program kerja bank sejalan dengan program-program Arsitektur Perbankan Indonesia API yang diinisiasikan oleh Bank IndonesiaOJK dalam upaya terwujudnya sistem perbankan yang sehat, kuat dan eisien. Harapan yang menjadi strategi dalam mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan eisien bagi bank selain penciptaan kestabilan sistem keuangan dengan memperkokoh fundamental bisnis bank, maka penerapan manajemen risiko yang baik juga menjadi tujuan yang tidak kalah pentingnya. Penerapan manajemen risiko selain sebagai tuntutan kebutuhan bank secara internal juga untuk merespon implementasi Basel II Accord sebagai regulatory Perbankan Internasional, menjadi prasyarat yang harus dipenuhi bagi bank yang terlibat dalam pasar Global. Semakin kompleksnya produk dan aktiitas bank maka risiko yang dihadapi Bank akan semakin meningkat. Peningkatan risiko tersebut perlu diimbangi dengan kualitas penerapan manajemen risiko yang memadai. Sehingga peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko bank akan mendukung efektivitas kerangka pengawasan bank berbasis risiko. RISK MANAGEMENT FUNCTION Risk Management is an activity to control risk through a process for identifying, measuring, evaluating and monitoring the portfolio to estimate potential losses that may occur. So with risk management, possible losses are expected to be mitigated and minimized as well. Application of Bank Risk Management system is now referring to the OJK Regulation No. 18 POJK.03 2016 dated March 16, 2016 on the Application of Risk Management for Commercial Bank and Financial Services Authority Circular No. 34 SEOJK.032016 dated September 1, 2016 on the application of Risk management for Commercial Bank which is an amendment to Bank Indonesia Regulation No. 58 PBI 2003 regarding Implementation of Risk management for Commercial Bank and Circular Letter No. 521 DPNP concerning Application of Risk Management for Commercial Banks as amended by Circular Letter No. 1323 DPNP dated October 25, 2011 regarding Amendment on 521 DPNP concerning Application of Risk Management for Banks and consistently align the work program of the bank in line with the programs of the Indonesian Banking Architecture API that are initiated by Bank Indonesia OJK in an efort to realize a sound banking system, strong and eicient. The hope of becoming a strategy to achieve a sound, strong and eicient banking system for banks besides the creation of inancial system stability by strengthening the banks business fundamentals, the implementation of good risk management is also a goal that is not less important. Implementation of risk management than as demanding needs of internal bank is also in response to the implementation of the Basel II Accord as regulatory, International Banking, is a prerequisite that must be met for the banks involved in the Global market. The increasing complexity of products and activities of the bank, the risk faced by the Bank will increase. Such risks need to be balanced with the quality of the application of adequate risk management. So that the quality improvement of bank risk management implementation will support the efectiveness of risk-based bank supervision framework. 598 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Struktur Organisasi Manajemen Risiko Tata kelola risiko Bank yang berlandaskan prinsip tata kelola Bank yang baik terwujud dari terlibatnya seluruh organ Bank dalam pengelolaan manajemen risiko. Hal ini dapat dilihat dari susunan organisasi manajemen risiko Bank, baik Komisaris dan Komite Pemantau Risiko maupun Direksi dan Komite Manajemen Risiko. Dewan Komisaris melalui rapat Komite Pemantau Risiko dan Direksi melalui rapat Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk memastikan penerapan Manajemen Risiko telah memadai sesuai dengan karakteristik, kompleksitas dan proil Risiko Bank. Dewan Komisaris dan Direksi berperan aktif pada proses manajemen risiko dalam rangka memitigasi risiko Bank melalui Kualitas Penerapan Manajemen Risiko meliputi tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan kecukupan sistem informasi manajemen serta kecukupan sistem pengendalian internal. Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dengan melakukan evaluasi atas pedoman kebijakan manajemen risiko Bank Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi, melakukan evaluasi kesesuaian antara pedoman kebijakan manajemen risiko Bank dengan pelaksanaannya dan melakukan pemantauan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat dengan Divisi Manajemen Risiko secara berkala membahas isu-isu terkini, Proil Risiko Triwulanan Bank, Tingkat Kesehatan Bank dan hal-hal yang terkait dengan manajemen risiko Bank. Komite Manajemen Risiko Komite Manajemen Risiko RMCO berperan aktif dalam memberikan rekomendasi terkait risiko yang melekat pada kebijakan yang akan ditetapkan Direksi maupun memberikan evaluasi terhadap ketentuan-ketentuan yang dinilai kurang sesuai dengan perkembangan terkini dan perlu dilakukan penyesuaian. RMCO terlibat secara aktif dalam melakukan penilaian risiko yang melekat pada setiap produk danatau jasa aktivitas baru sehingga Bank dapat melakukan langkah- langkah mitigasi yang diperlukan. Komite Manajemen Risiko RMCO beranggotakan Direksi Risk Management Organizational Structure Bank risk management based on bank good governance princi- ples is manifested through the involvement of all the Banks or- gans in the management of risk management. This can be seen from the composition of the Banks risk management organiza- tion, both the BOC and the Risk Oversight Committee as well as the BOD and the Risk Management Committee. BOC through the Risk Oversight Committee meetings and BOD through the Risk Management Committee meetings is responsible for ensuring the implementation of adequate risk management in accordance with the characteristics, complexity and risk proile of the Bank. BOC and BOD play an active role in the risk management process in order to mitigate the risk of the Bank through the Quality Risk Management includes risk governance, risk management framework, risk management process and the adequacy of management information systems as well as the adequacy of the internal control system. Risk Oversight Committee Risk Oversight Committee is responsible in providing recommendations to the Board of Commissioner to conduct an evaluation of the policy guidelines of risk management Credit Risk, Market Risk, Liquidity Risk, Operational Risk, Legal Risk, Strategic, Compliance Risk and Reputation Risk, an evaluation correspondence between the Banks risk management policy guidelines and their implementation and monitoring and evaluating the implementation of the risk management Committee. In carrying out its duties and responsibilities, the Risk Oversight Committee held a meeting with the Risk Management Division regularly discussed current issues, Quarterly Bank Risk Proile, the Bank Sound Rating and matters related to the Banks risk management. Risk Management Committee The Risk Management Committee RMCO plays an active role in providing recommendations related to the risks inherent in the policies to be determined by the Board of Directors as well as providing an evaluation of the provisions deemed incompatible with the latest developments and the need for adjustment. RMCO is actively involved in conducting risk assessments inherent in each new product and or service activity so that the Bank can perform the necessary mitigation measures. Risk Management Committee RMCO consist of Board of 599 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 dan Kepala Divisi yang merupakan Anggota Tetap maupun Anggota Tidak Tetap, yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1. Bertanggung jawab atas penerapan Manajemen Risiko yang efektif pada Bank SulutGo; 2. Menyusun kebijakan dan strategi Manajemen Risiko; 3. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan eksposur risiko; 4. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan Bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko; 5. Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku mengenai penerapan Manajemen Risiko; 6. Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan yang menyangkut penerapan Manajemen Risiko; 7. Menetapkan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal; 8. Berwenang dan bertanggungjawab terhadap perbaikan atau penyempurnaan penerapan manajemen risiko yang dilakukan secara berkala, sebagaimana diatur dipersyaratkan di dalam Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum; 9. Mengembangkan budaya risiko pada seluruh jenjang organisasi. Divisi Manajemen Risiko Organisasi dalam pengelolaan manajemen risiko di Bank SulutGo dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko, yaitu Direktur Kepatuhan. Untuk membantu Direktur Kepatuhan, Bank telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR, yaitu Divisi Manajemen Risiko yang bertanggung jawab kepada Direksi, untuk melakukan fungsi evaluasi pengelolaan risiko secara independen. Director and Division Leader who are permanent members as well as non-permanent member, which has duties and responsibilities as follows: 1. Responsible for the efective implementation of Risk Management at Bank SulutGo; 2. Compile the policies and strategies for risk management; 3. Responsible for the implementation of risk management policies and risk exposures; 4. Assign the steps necessary to ensure that the Bank has complied with all the regulations of Bank Indonesia Financial Services Authority and other legislation related to the implementation of Risk Management; 5. Monitor and maintain the Banks business activities do not deviate from the provisions governing the application of Risk Management; 6. Monitor and maintain the Banks compliance with all agreements and commitments made by the Bank to the Financial Services Authority concerning the implementation of Risk Management; 7. Assign the matters related to business decisions that deviate from the normal procedure; 8. Authorized and responsible to repair or improve the application of risk management, which is done regularly, as required in the Standard Guidelines for Application of Risk Management for Commercial Banks; 9. Developing a risk culture at all levels of the organization. Risk Management Division The organization in risk management at Bank SulutGo is led by a Director who is responsible for risk management, namely the Compliance Director. To assist the Compliance Director, the Bank has established a Risk Management Work Unit SKMR, the Risk Management Division that is responsible to the Board of Directors, to perform an independent risk management evaluation function. 600 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Manajemen Risiko Tugas dan tanggung jawab Divisi Manajemen Risiko yaitu antara lain sebagai berikut : 1. Melakukan pemantauan pelaksanaan strategi Manajemen Risiko yang telah disetujui oleh Direksi; 2. Melakukan pemantauan posisi Risiko secara keseluruhan composite, per jenis Risiko, dan per jenis aktivitas fungsional serta melakukan stress testing; 3. Melakukan kaji ulang secara berkala terhadap proses Manajemen Risiko; 4. Melakukan pengkajian usulan aktivitas danatau produk baru; 5. Melakukan evaluasi terhadap akurasi model dan validitas data yang digunakan untuk mengukur Risiko, bagi Bank yang menggunakan model untuk keperluan intern internal model; 6. Memberikan rekomendasi kepada satuan kerja operasional risk-taking unit danatau kepada komite Manajemen Risiko, sesuai kewenangan yang dimiliki; dan 7. Menyusun dan menyampaikan laporan proil Risiko kepada direktur utama atau direktur yang ditugaskan secara khusus dan komite Manajemen Risiko secara berkala. Dasar Penerapan Manajemen Risiko Pesatnya perkembangan lingkungan eksternal dan internal perbankan juga menyebabkan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan. Oleh karena itu, agar mampu beradaptasi dalam lingkungan bisnis perbankan, Bank Duties and Responsibilities of the Risk Management Division Duties and responsibilities of the Risk Management Division are as follows: 1. To monitor the implementation of Risk Management strategy which has been approved by the BOD; 2. To monitor the overall risk position composite, per type of risk, and per type of functional activity and perform stress testing; 3. Reviewing the Risk Management process periodically; 4. Reviewing proposals of new activities and or products; 5. To evaluate the models accuracy and validity of the data used to measure risks, for banks which use models for internal models; 6. Provide recommendations to the operational unit risk- taking unit and or to the Risk Management committee, in accordance with the authority possessed; and 7. Prepare and submit Risk proile reports to president directors or directors who specially appointed and the Risk Management Committee periodically. Basic Implementation of Risk Management The rapid development of the external and internal environment also led to increasing complexity of risk banking activities. Therefore, to adapt to the banking business environment, the Bank is required to implement risk management. In this JANE T. L ROMBEPAJUNG Divisi Manajemen Risiko Bank SulutGo di pimpin oleh Jane T. L Rombepajung Lahir di Manado pada 01 Januari 1964. Mengawali Karier di Bank SulutGo sejak 1989 dan telah menduduki beberapa jabatan seperti Pemimpin Kelompok Compliance dan unit Khusus Pemantauan Nasabah, Detaser Pemimpin Cabang Pembantu Tomohon, Detaser Pemimpin Cabang Jakarta, Pemimpin Cabang Kawangkoan, dan selanjutnya diangkat menjadi Pemimpin Divisi Manajemen Risiko pada tahun 2012 sampai sekarang. Mengikuti dan memiliki Sertiikat Manajemen Risiko : 1. SMR level 1 pada tahun 2006. 2. SMR level 2 pada tahun 2008. 3. SMR level 3 pada tahun 2010. 4. Sespi Bank 2013. 5. SMR level 4 pada tahun 2015. 6. SMR level 5 pada tahun 2016. Bank SulutGos Risk Management Division is led by Jane T. L Rombepajung born in Manado on January 01, 1964. She began her career at Bank SulutGo since 1989 and has held several positions as Group Leader of Compliance and Customer Monitoring Special unit, Tomohon Branch Manager, Detaser Jakarta Branch Manager, Kawangkoan Branch Manager, and subsequently was appointed as Risk Management Division Leader in 2012 until now. She has followed and having Risk Management Certiicate: 1. SMR level 1 in 2006. 2. SMR level 2 in 2008. 3. SMR level 3 in 2010. 4. Sespi Bank 2013. 5. SMR level 4 in 2015. 6. SMR level 5 in 2016. 601 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 dituntut untuk menerapkan Manajemen Risiko. Dalam kaitan ini, prinsip-prinsip Manajemen Risiko yang akan dianut dan diterapkan pada perbankan Indonesia diarahkan sejalan dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlements melalui Basel Committee on Banking Supervision . Prinsip-prinsip tersebut pada dasarnya merupakan standar bagi dunia perbankan untuk dapat beroperasi secara lebih berhati-hati dalam ruang lingkup perkembangan kegiatan usaha dan operasional perbankan yang sangat pesat dewasa ini melalui penerapan Manajemen Risiko, Bank diharapkan dapat mengukur dan mengendalikan Risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usahanya dengan lebih baik. Selanjutnya, penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan perbankan akan mendukung efektivitas kerangka pengawasan Bank berbasis Risiko yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Penerapan Manajemen Risiko Bank SulutGo saat ini merujuk pada Peraturan OJK Nomor 18POJK.032016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34 SEOJK.032016 tanggal 1 September 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4POJK.032016 tanggal 26 Januari 2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penerapan Manajemen Risiko Penerapan manajemen risiko Bank SulutGo bertujuan untuk mendukung Bank dalam mencapai pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan, sehingga dapat lebih mengoptimalkan shareholder value. Pendekatan yang dilakukan dalam mendukung penerapan manajemen risiko Bank SulutGo secara efektif adalah dengan melakukan pendekatan komprehensif untuk mengelola risiko-risiko Bank secara menyeluruh, meningkatkan kinerja dalam mengelola ketidakpastian, meminimalisir ancaman dan memaksimalkan peluang tanpa mengabaikan prinsip-prinsip manajemen risiko paling kurang mencakup 4 pilar, yaitu : 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko diantaranya melalui penetapan struktur organisasi yang mencerminkan secara jelas mengenai batas wewenang, tanggung jawab dan fungsi, serta independensi antar unit bisnis dengan unit kerja manajemen risiko, melakukan persetujuan dan peninjauan berkala mengenai strategi dan kebijakan risiko yang mencakup tingkat toleransi regard, the principles of risk management to be adopted and the Indonesian banking system is directed in line with the recommendations issued by the Bank for International Settlements through the Basel Committee on Banking Supervision. These principles are basically the standard for the banking sector to operate more cautiously within the scope of the development of business activities and banking operations were very fast today through the application of risk management, the Bank will be able to measure and control the risks involved in doing activities its business better. Furthermore, the application of risk management in the banking system which will support the efectiveness of risk-based banking supervision framework conducted by the Financial Services Authority. Application of Bank SulutGo Risk Management right now is referrd to OJK Regulation No. 18 POJK.03 2016 dated March 16, 2016 on the Application of Risk Management for Commercial Bank and Financial Services Authority Circular Letter No. 34 SEOJK.032016 dated September 1, 2016 on the application of Risk management for Commercial Bank, the Financial Services Authority Regulation No. 4 POJK.03 2016 dated January 26, 2016 on the Assessment of Commercial Banks Sound Rating. Risk Management Application Bank SulutGo risk management application aims to support the Bank in achieving a sound and sustainable growth, so as to optimize shareholder value. The approach taken in supporting the implementation of Bank SulutGo risk management efectively is to do a comprehensive approach to managing the risks of the Bank as a whole, to improve performance in managing uncertainty, minimize threats and maximize opportunities without neglecting the principles of risk management at least include four pillars, that is : 1. Active Supervision of BOC and BOD; The Board of Commissioners and Board of Directors is responsible for the efective implementation of risk management, including through the establishment of an organizational structure which clearly relects on the limits of authority, responsibilities and functions, as well as the independence of business units with risk management units, approval and periodic review of strategies and risk policies which includes the tolerance level of the Bank to 602 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Bank terhadap risiko dan siklus perekonomian, bertanggung jawab untuk mengimplementasikan strategi dan kebijakan risiko dengan cara menjabarkan dan mengkomunikasikan kebijakan dan strategi risiko, memantau dan mengendalikan risiko dan mengevaluasi penerapan kebijakan dan strategi, dan membentuk komite-komite yang bertujuan untuk yang membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi guna mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif. 2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit; Penerapan Manajemen Risiko didukung dengan kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Bank. Kebijakan Manajemen Risiko disusun sesuai dengan karakteristik, kegiatan dan kompleksitas kegiatan usaha Bank, strategi bisnis dan risk appetite Bank. Dalam rangka pengendalian Risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur yang dimiliki Bank harus didasarkan pada strategi Manajemen Risiko dan dilengkapi dengan toleransi Risiko dan limit Risiko. Penetapan toleransi Risiko dan limit Risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan strategi Bank secara keseluruhan. 3. Kecukupan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko; Pedoman kebijakan pengendalian risiko telah memberikan acuan proses identiikasi dan pengukuran risiko secara memadai. Bank telah mengukur dan memantau secara rutin dengan mempertimbangkan berbagai komponen risiko dan telah disusun secara akurat dan disampaikan tepat waktu kepada Komite Manajemen RisikoDireksi. Dalam proses penerapan manajemen risiko di atas telah didukung oleh Sistem informasi Manajemen Risiko yang merupakan bagian dari sistem informasi manajemen sesuai dengan kebutuhan dalam rangka penerapan Manajemen Risiko yang efektif. 4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh; Bank memiliki struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas batas wewenang dan tanggung jawab Satuan Kerja yang menangani manajemen risiko. Di dalam organisasi yang dimiliki, terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara Unit Kerja Operasional business unit dengan Satuan Kerja yang melaksanakan pengendalian. Hanya pejabat yang ditunjuk saja yang memiliki wewenang untuk mengakses, memodiikasi dan mengubah risk and economic cycles, is responsible for implementing strategy and risks policy by presenting and communicating the risk policy and strategy, monitor and control risks and evaluate the implementation of policies and strategies, and formed committees aimed at helping the execution of Board of Commissioners and Directors tasks in order to support the efective implementation of Risk Management. 2. Adequacy of policies, procedures and limits; Application of Risk Management is supported by a framework that includes policies and procedures for risk management and risk limits are deined clearly in line with the vision, mission, and business strategy of the Bank. Risk Management Policy prepared in accordance with the characteristics, activities and complexity of the Banks business activities, business strategy and the risk appetite of the Bank. In order to control the risks efectively, policies and procedures of the Bank should be based on risk management strategies and comes with risk tolerance and risk limits. Determination of risk tolerance and risk limits conducted with respect to the level of risk to be taken and the Banks overall strategy. 3. Adequacy of identiication, measurement, monitoring, and risk control and also risk management information systems; Guidelines for risk management policy has to provide a reference identiication and measurement of risk adequately. Banks have to measure and monitor on a regular basis, taking into account various risk components and has been prepared accurately and timely submitted to the Risk Management Committee Board of Directors. In the process of risk management at the top has been supported by the Risk Management Information System, which is part of the management information system as required in order to implement an efective risk management. 4. A comprehensive internal control system; The bank has an organizational structure which clearly illustrates the limits of authority and responsibility of the Work Unit which handles risk management. In an organization that is owned, there is a clear separation of functions between operational working units business unit with the Task Force that carry out controls. Only the designated oicial who has the authority to access, modify and change the risk measurement models. The 603 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 model pengukuran risiko. Kerangka pengelolaan risiko dilakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan kemampuannya berfungsi sesuai standar yang ditetapkan dan memantau tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Bank IndonesiaOJK. Jenis Risiko Yang Dihadapi Bank Terdapat 8 jenis risiko yang dihadapi Bank dan harus dikelola dengan baik. Kedelapan jenis risiko tersebut disebut inherent risk yang meliputi: risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko hukum dan risiko reputasi. Berikut penjelasan mengenai risiko-risiko tersebut dan upaya pengelolaannya. Risiko Kredit Risiko Kredit merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan debitur danatau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Untuk mengantisipasi tereksposnya Risiko Kredit, Bank menerapkan kebijakan four eyes principle pemisahan fungsi untuk meningkatkan keandalan sistem pengendalian intern dalam Penerapan Manajemen Risiko Bank, khususnya untuk Risiko Kredit. Risiko Pasar Risiko Pasar merupakan risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Dalam melakukan pengukuran risiko pasar, Bank menggunakan perhitungan Standard Method untuk menghitung Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM untuk Risiko Pasar. Risiko nilai tukar yang timbul dari luktuasi nilai tukar dikelola dengan cara menjaga Posisi Devisa Neto sesuai dengan peraturan Bank IndonesiaOJK. Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas merupakan risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas danatau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Ketidakmampuan memperoleh sumber pendanaan arus kas sehingga menimbulkan Risiko Likuiditas dapat disebabkan antara lain oleh : 1. Ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal risk management framework is periodically evaluated to ensure that its capabilities function in accordance with the established standards and monitor the follow-up indings of Bank Indonesia OJK audit indings. Type of Risk Faced by Bank There are 8 types of risks faced by the Bank and must be properly managed. These eight types of risk are called inherent risks include: credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, strategic risk, compliance risk, legal risk and reputation risk. Heres an explanation of these risks and management eforts. Credit Risk Credit risk is the risk that occurs due to the failure of the debtor and or other parties to meet obligations to the Bank. To anticipate the exposure of credit risk, the Bank implemented a policy four eyes principle separation function to increase the reliability of the internal control system in the Banks Risk Management Implementation, particularly for Credit Risk. Market Risk Market risk is the risk on the balance sheet and of-balance sheet positions, including derivatives transactions, as a result of overall changes in market conditions, including the risk of changes in option prices. In measuring market risk, the Bank uses the calculation of the Standard Method for calculating the Capital Adequacy Ratio CAR for Market Risk. Exchange rate risk arising from luctuations in the exchange rate is managed by maintaining the Net Open Position in accordance with Bank Indonesia regulation OJK. Liquidity Risk Liquidity risk is the risk due to the inability of the Bank to meet its maturing obligations from cash low funding sources and or from high-quality liquid assets that can be pledged, without disrupting the activities and inancial condition of the Bank. The inability of obtaining funding sources of cash low leading to liquidity risk can be caused among others by: 1. Inability to generate cash lows arising from performing 604 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid; danatau 2. Ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari penghimpunan dana, transaksiantar Bank, dan pinjaman yang diterima. Risiko Operasional Risiko Operasional merupakan risiko akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian- kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Dalam rangka menghitung kebutuhan modal minimum untuk Risiko Operasional, Bank menerapkan metode Pendekatan Indikator Dasar Basic Indicator Approach, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24 SEOJK.032016 tanggal 14 Juli 2016 tentang Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko Untuk Risiko Operasional Dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar yang merupakan perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 113DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional Dihitung dengan Pendekatan Indikator Dasar PID. Risiko Hukum Risiko Hukum merupakan risiko akibat tuntutan danatau kelemahan aspek yuridis dimana Risiko Hukum dapat bersumber dari perikatan yang dilakukan oleh Bank. Bank melaksanakan identiikasi Risiko Hukum berdasarkan faktor-faktor risiko yang meliputi tuntutan hukum dan adanya kelemahan aspek yuridis. Pengukuran Risiko Hukum dilaksanakan oleh Divisi Manajemen Risiko bersama-sama dengan Divisi Hukum berdasarkan laporan hasil evaluasi atas analisis kasus-kasus hukum secara individual terhadap kewajiban kontinjensi yang timbul dari tuntutan hukum yang terjadi. Risiko Stratejik Risiko Stratejik merupakan risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam pengambilan danatau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Identiikasi risiko stratejik dilakukan berdasarkan atas faktor-faktor risiko stratejik pada aktivitas fungsional tertentu, seperti aktivitas perkreditan, tresuri dan investasi serta operasional dan jasa melalui business plan yang disusun oleh Divisi Perencanaan Strategis sebagai penjabaran dari Kebijakan Umum Direksi KUD. assets or derived from the sale of assets, including liquid assets; And or 2. Inability to generate cash lows arising from fund raising, inter bank transactions, and borrowings received. Operational Risk Operational risk is a risk due to the inadequacy and or non-functioning of internal processes, human error, system failure, and or the presence of external events afecting the Banks operations. In order to calculate the minimum capital requirement for Operational Risk, the Bank applies the Basic Indicator Approach method, in accordance with the provisions set forth in Circular of the Financial Services Authority Number 24 SEOJK.032016 dated July 14, 2016 regarding Weighted Assets Calculation According to Risk for Operational Risk Using the Basic Indicator Approach, which is an amendment to Bank Indonesia Circular Letter Number 113 DPNP dated January 27, 2009 regarding Risk Weighted Asset Calculation ATMR for Operational Risk Calculated by Basic Indicator Approach PID. Legal Risk Legal risk is the risk due to the demands and or weakness of the judicial aspect wherein Legal Risks can come from engagements undertaken by the Bank. Banks implement the Legal Risk identiication based on factors that include the risk of lawsuits and the weakness of the judicial aspect. Legal Risk measures implemented by the Risk Management Division, together with the Legal Division, based on the evaluation report on the analysis of legal cases individually against contingent liabilities arising from lawsuits occur. Strategic Risk Strategic risk is a risk due to the Banks inaccuracy in the taking and or execution of a strategic decision as well as failure in anticipating changes in the business environment. Strategic risk identiication is based on strategic risk factors in certain functional activities, such as lending, treasury and investment activities and operations and services through a business plan developed by the Strategic Planning Division as the elaboration of the General Policy of the Board of Directors KUD. 605 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Risiko Kepatuhan Dalam mengidentiikasi risiko kepatuhan, Divisi Kepatuhan membuat daftar peraturan dan hukum yang berlaku pada seluruh satuan kerja yang disesuaikan dengan ketentuan dari Bank IndonesiaOJK dan pihak eksternal lainnya yang berlaku. Pengukuran risiko kepatuhan dilakukan untuk mengukur potensi kerugian yang disebabkan oeh ketidakpatuhan dan ketidakmampuan Bank dalam memenuhi ketentuan yang berlaku. Besarnya risiko kepatuhan diestimasi berdasarkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh peraturan pada waktu yang lampau dan yang akan datang. Kegiatan- kegiatan ini termasuk me-review ketentuan Bank dan keluhan nasabah yang pernah diterima Bank. Direktur Kepatuhan dengan dibantu oleh Divisi Kepatuhan secara teratur meninjau kembali aspek kepatuhan Bank, dan khususnya transaksi-transaksi yang mencurigakan atau yang tidak wajar. Bank SulutGo sepenuhnya mematuhi undang-undang anti pencucian uang dan kebijakan mengenal nasabah know your customer policy yang berlaku di Indonesia. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang diakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari berbagai aktivitas diantaranya kejadian-kejadian yang merugikan reputasi Bank misal pemberitaan negatif di media massa, pelanggaran etika bisnis dan keluhan nasabah serta hal-hal lain yang dapat menyebabkan risiko reputasi, misalnya kelemahan pada tata kelola perusahaan, budaya perusahaan dan praktik bisnis Bank. Salah satu upaya pengendalian risiko reputasi adalah senantiasa menjaga kepuasan nasabah dengan cara melakukan penilaian secara berkala terhadap service level yang dilakukan oleh frontliner di setiap kantor cabang. Upaya Untuk Mengelola Risiko Sebagai bank yang memiliki visi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan ikut mengembangkan usaha kecil dan menengah berfokus pada pemberian kredit pada sektor Konsumer dan UMKM, dengan aset yang didominasi oleh kredit mikro dan kecil yang sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan iklim bisnis seperti inlasi dan persaingan dengan produk dari Bank lain. Upaya dalam meminimalkan dampak negatif tersebut dilakukan pengelolaan risiko yang berlandaskan prinsip kehati-hatian untuk memastikan pertumbuhan kinerja Bank yang sehat dan berkesinambungan dan tetap memperhatikan prinsip tata kelola Bank yang baik. Compliance Risk In identifying compliance risks, the Compliance Division makes a list of laws and regulations applicable to all work units in accordance with the provisions of Bank Indonesia OJK and other applicable external parties. Measurement of compliance risk is performed to measure potential losses caused by non compliance and inability of the Bank to comply with applicable regulations. The amount of compliance risk is estimated based on the Banks ability to meet all the rules in the past and future. These activities include reviewing Bank regulations and customer complaints that have been received by the Bank. The Compliance Director with the assistance of the Compliance Division regularly reviews the Banks compliance aspects, and in particular suspicious or unusual transactions. Bank SulutGo fully comply with the anti money laundering laws and know your customer policy in Indonesia. Reputation Risk Reputation risk is the risk that due to declining levels of trust of stakeholders with diverse activities such as events that harm the reputation of the Bank ie negative publicity in the mass media, violation of business ethics and customer complaints and other things that can cause reputation risk, for example weaknesses in corporate governance, corporate culture and business practices of the Bank. One of the reputation risk control eforts are continuing to maintain customer satisfaction by conducting regular assessments of the service level performed by the front liners in each branch oice. Eforts to Manage The Risks As a bank that has a vision to encourage economic growth in the area and come to develop small and medium enterprises focused on sector credits Consumer and SMEs, with an asset which is dominated by micro-credit and small are greatly inluenced by the change in the business climate, such as inlation and competition with products from other banks. Eforts to minimize the negative impact of risk management is done based on the prudential principle to ensure a sound growth of the Banks performance and continuous and permanent attention to the principles of good governance of the Bank. 606 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Pengelolaan Risiko Kredit Sebagai tindak lanjut penerapan Pilar 1 Basel II,Bank telah mengimplementasikan pengukuran risiko kredit dengan menggunakan Standardized Approach sebagaimana diatur di dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42 SEOJK.032016 tanggal 28 September 2016 tentang Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko Untuk Risiko Kredit Dengan Menggunakan Pendekatan Standar sebagai perubahan atas SE BI No. 136DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan Standar. Bank secara teratur meninjau dan memperbarui Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko serta Pedoman Kebijakan Kredit dan Pembiayaan untuk kredit Bank dan pembiayaan sebagai bagian dari proses penilaian risiko. Eksposur Risiko Kredit dipantau sejak proses pemberian kredit sampai dengan jatuh tempo kredit. Pemantauan risiko kredit di antaranya dengan mengevaluasi eksposur risiko kredit terhadap limit risiko kredit. Pengelolaan Risiko Pasar Pengelolaan risiko pasar pada Bank secara umum ditujukan untuk meminimalkan dampak negatif akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Bank. Sesuai dengan regulasi dan mengingat bank tidak memiliki konsolidasi dengan anak perusahaan, maka pengelolaan risiko pasar hanya mencakup pengelolaan risiko suku bunga dan risiko nilai tukar. Risiko suku bunga yang dikelola oleh Bank sebagian besar berasal dari posisi banking book dan sebagian kecil berasal dari posisi trading book. Sedangkan risiko nilai tukar yang dikelola oleh bank hampir secara keseluruhan berasal dari posisi banking book. Terkait dengan pengelolaan risiko pasar, Bank telah memiliki Komite Manajemen Aset dan Kewajiban Assets and Liabilities Commmitee atau ALCO. Dalam hal ini, ALCO secara berkala membahas antara lain suku bunga dan pengelolaan risiko pasar pada Bank, terutama yang bersumber dari posisi banking book . Sebagai bagian dari pengelolaan risiko pasar, Bank melakukan identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pasar, yang dilakukan oleh unit bisnis danatau Divisi Manajemen Risiko. Identiikasi risiko pasar salah satunya dilakukan untuk setiap produk atau aktivitas yang termasuk dalam kategori produk atau aktivitas baru. Bank melakukan pengukuran risiko pasar dengan menggunakan metode standar sebagaimana yang diatur oleh regulator dan analisis sensitivitas. Pengukuran risiko Credit Risk Management As a follow up the implementation of Pillar 1 of Basel II, the Bank has implemented credit risk measurement by using the Standardized Approach as set forth in Circular Letter No. 42 of the Financial Services Authority SEOJK.032016 dated 28 September 2016 on Guidelines for Calculation of Risk Weighted Assets for Credit Risk Using Standard approach as an amendment to Circular Letter No. 136 DPNP dated February 18, 2011 regarding Guidelines for Calculation of Risk Weighted Assets RWA for credit risk by using Standard Approach. Banks regularly review and update the Guidelines for Risk Management Policy and Guidelines Credit Policy and Financing for bank loans and inancing as part of the risk assessment process. Credit risk exposure has been monitored since the loan process to maturity credit. Credit risk monitoring, including by evaluating the credit risk exposure to the credit risk limits. Market Risk Management The market risk management at the Bank is generally intended to minimize the negative impacts due to changes in market conditions on Bank assets and capital. In accordance with the regulation and considering that banks have no consolidation with the subsidiaries, the management of market risk shall include the management of interest rate risk and exchange rate risk. The interest rate risk managed by the Bank comes largely from the position of the banking book and a small portion derives from the trading book position. While the exchange rate risk managed by banks is almost entirely derived from the position of banking book. Associated with market risk management, the Bank has the Asset and Liability Management Committee ALCO. In this case, ALCO regularly discussed, including interest rate and market risk management at the Bank, particularly those coming from the banking book positions. As part of market risk management, Bank identiication, measurement, monitoring and control of market risk, which is carried out by business unit and or the Risk Management Division. Identiication of market risk is one done for each product or activity included in the category of new products or activities. Bank conducts market risk measurements using standard methods as prescribed by the regulator and sensitivity analysis. Market risk measurement by standard methods intended to calculate the Minimum Capital Adequacy Ratio CAR market risk. Portfolio taken into account 607 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 pasar dengan metode standar ditujukan untuk menghitung Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum KPMM risiko pasar. Portofolio yang diperhitungkan dalam penentuan KPMM risiko pasar terdiri dari portofolio trading book untuk risiko suku bunga serta portofolio trading book dan banking book untuk risiko nilai tukar. Dalam rangka mengukur risiko suku bunga, analisis sensitivitas yang dilakukan oleh Bank ditujukan untuk mengukur dampak dari perubahan suku bunga pasar terhadap laba rugi dan ekuitas bank, dengan asumsi bahwa suku bunga pada kurva imbal hasil mengalami perubahan paralel. Sedangkan dalam rangka mengukur risiko nilai tukar, analisis sensitivitas yang dilakukan oleh Bank untuk mengukur dampak perubahan nilai tukar terhadap laba rugi Bank. Guna melengkapi pengukuran risiko pasar dengan metode standar dan analisis sensitivitas, Bank melakukan stress testing guna menilai ketahanan Bank dalam menghadapi perubahan suku bunga dan nilai tukar yang ekstrim, dengan skenario mengacu pada ketentuan regulator dan skenario internal bank. Dalam rangka mengendalikan atau membatasi eksposur risiko pasar, Bank melakukan pemantauan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif dan efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat. Pengelolaan Risiko Likuiditas Sebagai bagian pengelolaan risiko likuiditas, Bank memiliki Komite Manajemen Aset dan Kewajiban Assets and Liabilities Commmitee atau ALCO, melakukan pengelolaan likuiditas dan secara berkala membahas pengelolaan risiko likuiditas pada Bank. Sebagai pedoman dalam melakukan pengelolaan risiko likuiditas, Bank memiliki Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas, yang merupakan bagian dari Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko Bank. Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas mengatur antara lain pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dalam penerapan manajemen risiko likuiditas, proses manajemen risiko likuiditas, serta kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko likuiditas Bank melakukan identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko likuiditas. Identiikasi risiko likuiditas pada dasarnya ditujukan untuk mengetahui jumlah dan trend kebutuhan likuiditas serta sumber pendanaan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan. Dalam rangka mengelola risiko likuiditas, Bank melakukan pemantauan risiko likuiditas secara berkala, yang dilakukan oleh Divisi Treasury. Bank SulutGo telah mengoptimalkan in the determination of the CAR consists of a portfolio of market risk for the trading book interest rate risk and portfolio trading book and banking book for foreign exchange risk. In order to measure the interest rate risk sensitivity analysis conducted by the Bank intended to measure the impact of changes in market interest rates on earnings loss and equity of the bank, with the assumption that interest rates on the yield curve experienced parallel changes. Meanwhile, in order to measure the exchange rate risk sensitivity analysis conducted by the Bank to measure the impact of exchange rate changes on earnings loss of the Bank. In order to complete the measurement of market risk by standard methods and sensitivity analysis, the Bank conducts stress tests to assess the resilience of banks in the face of changes in interest rates and exchange rates to the extreme, with reference to the provisions scenarios regulator and the banks internal scenario. In order to control or limit exposure to market risk, the Bank conducts monitoring of policies, procedures, and limits, comprehensive management information system and efective way maintain a sound internal condition Bank. Liquidity Risk Management As part of liquidity risk management, the Bank has the Asset and Liability Management Committee ALCO, to manage liquidity and regularly discussed the Banks liquidity risk management. For guidance in managing liquidity risk, the Bank has a Liquidity Risk Management Policy Guidelines, which are part of the Banks Risk Management Policy Guidelines. Liquidity Risk Management Policy Guidelines set include active surveillance Board of Commissioners and Board of Directors on liquidity risk management, liquidity risk management process, as well as policies, procedures and limits the Banks liquidity risk identiication, measurement, monitoring and controlling liquidity risk. Identiication of liquidity risk is basically intended to determine the amount and trend of liquidity needs and sources of funding available to meet demand. In order to manage liquidity risk, the Bank conducts regular monitoring of liquidity risk, which is carried out by the Treasury Division. Bank SulutGo has optimized treasury management to maintain liquidity by placement of funds in some inancial instruments which are more liquid. 608 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 pengelolaan treasury untuk menjaga likuiditas dengan melakukan penempatan dana pada beberapa instrument keuangan yang lebih likuid. Pengelolaan Risiko Operasional Mitigasi terhadap Risiko Operasional dilakukan oleh seluruh satuan kerja Bank. Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur merupakan salah satu bentuk mitigasi Risiko Operasional. Divisi Manajemen Risiko memastikan bahwa Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko yang memadai dalam melaksanakan transaksi dan aktivitas dengan akurat, eisien dan tepat waktu. Bank SulutGo memastikan memiliki kecukupan modal untuk dapat memenuhi risiko operasional. Bank mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dan OJK dalam melakukan perhitungan kecukupan modal untuk risiko operasional. Dalam rangka meningkatkan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Operasional, Bank secara berkala melakukan review terhadap Business Continuity Plan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa keuangan Nomor 38POJK.032016 tanggal 1 Desember 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum sebagai perubahan atas SE BI Nomor : 930DPNP tanggal 12 Desember 2007 perihal Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank umum. Pengelolaan Risiko Hukum Pemantauan Risiko Hukum dilaksanakan dengan mengevaluasi efektivitas implementasi kebijakan, prosedur dan kepatuhan terhadap kebijakan, regulasi hukum serta ketentuan limit Bank. Pemantauan dilaksanakan secara berkala terhadap seluruh posisi Risiko Hukum. Dalam melaksanakan pengendalian Risiko Hukum, Divisi Hukum memberi masukan hukum dan rekomendasi kepada setiap divisi dan satuan kerja serta melakukan review secara berkala terhadap kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lain guna memeriksa kembali obyektiitas dan validitas hubungan dalam kontrak dan perjanjian tersebut. Pengelolaan Risiko Stratejik Identiikasi Risiko Stratejik dilakukan berdasarkan atas faktor-faktor Risiko Stratejik pada aktivitas fungsional tertentu, seperti aktivitas perkreditan, treasury dan investasi serta operasional dan jasa melalui business plan yang disusun sebagai penjabaran dari Kebijakan Umum Direksi KUD. Pengukuran Risiko Stratejik dilakukan berdasarkan Operational Risk Management Operational Risk mitigation is done by all units of the Bank. Compliance with policies and procedures is one form of operational risk mitigation. The Risk Management Division ensures that the Bank has established policies and procedures adequate risk management in carrying out transactions and activities with accurate, eicient and timely. Bank SulutGo ensure the capital adequacy to meet operational risks. Bank refers to the regulation of Bank Indonesia and the OJK in the calculation of capital adequacy for operational risk. In order to improve the quality of Operational Risk Management, Bank periodically reviews the Business Continuity Plan in accordance with the Financial Services Authority Regulation No. 38 POJK.03 2016 dated December 1, 2016 on Risk Management in Information Technology Usage by Commercial Bank as an amendment Circular Letter No. 930 DPNP dated December 12, 2007 regarding Risk Management Implementation Guidelines on the Use of Information Technology by commercial banks. Legal Risk Management Legal Risk Monitoring carried out by evaluating the efectiveness of the implementation of policies, procedures and compliance with policies, laws and regulations limit the provisions of the Bank. Monitoring carried out periodically on all Legal Risks positions. In carrying out the control of Legal Risk, Legal Division provides legal input and recommendations to each division and its business units and conduct periodic review of contracts and agreements between the Bank and other parties to re-examine the objectivity and validity of the relationship in the contract and the agreement. Strategic Risk Management Strategic Risk identiication is done based on the Strategic Risk factors in certain functional activities, such as lending activities, treasury and investment as well as operational and service through a business plan drawn up as the elaboration of General Policy of Board of Directors KUD. Strategic Risk measurement is based on the achievement of the Banks performance by 609 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 pencapaian kinerja Bank yaitu dengan membandingkan hasil aktual dengan target yang telah ditetapkan. Pengelolaan Risiko Kepatuhan Pengukuran Risiko Kepatuhan dilakukan terhadap potensi kerugian yang disebabkan oleh ketidakpatuhan dan ketidakmampuan Bank dalam memenuhi ketentuan eksternal yang berlaku. Besarnya Risiko Kepatuhan diestimasi berdasarkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh peraturan pada waktu yang lampau dan yang akan datang. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk mereview semua penalti, litigasi, dan keluhan nasabah yang pernah diterima Bank. Dalam pengendalian Risiko Kepatuhan, Unit kerja Manajemen Risiko dan Divisi Kepatuhan bertugas untuk mengevaluasi efektivitas implementasi manajemen Risiko Kepatuhan dengan memantau secara berkala seluruh jenis kegiatan yang berpotensi menimbulkan Risiko Kepatuhan Pengelolaan Risiko Reputasi Identiikasi Risiko Reputasi dilakukan pada faktor-faktor risiko yang melekat pada aktivitas fungsional yang mencakup keterbukaan informasi yang material disclosure requirement, keluhan nasabah terhadap pelayanan Bank, perilaku karyawan Bank dalam melayani nasabah, dan sistem komunikasi Bank dan memenuhi semua ketentuan yang berlaku. Pengukuran Risiko Reputasi dilakukan berdasarkan hasil assessment terhadap faktor-faktor yang berpengaruh pada reputasi Bank. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi Berdasarkan pasal 7 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18 POJK.032016 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, dinyatakan bahwa wewenang dan tanggung jawab bagi Direksi adalah sekurang-kurangnya : 1. Menyusun kebijakan dan strategi Manajemen Risiko secara tertulis dan komprehensif; 2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan eksposur Risiko yang diambil oleh Bank secara keseluruhan; 3. Mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi; 4. Mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada seluruh jenjang organisasi; 5. Memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait dengan Manajemen Risiko; comparing actual results with the targets set. Compliance Risk Management Compliance Risk Measurements carried out on the potential harm caused by non-compliance and the inability of the Bank to comply with external regulations. The amount of Compliance Risk is estimated based on the Banks ability to meet all the rules in the past and future. These activities include reviewing all penalties, litigation, and customer complaints the Bank has ever received. In Compliance Risk Control Unit, Risk Management and Compliance Division are responsible for evaluating the efectiveness of the implementation of the Compliance Risk Management regularly monitors all types of activities that could potentially cause Compliance Risk Reputation Risk Management Reputation Risk identiication is done on the risk factors inherent in the functional activities that include material information disclosure disclosure requirement, customer complaints against Bank services, the behavior of bank employees in serving customers, and communication systems Bank and meet all applicable regulations. Reputation Risk measurement is based on the assessment of the factors that afect the Banks reputation. Board of Directors and Board of Commissioners Active Supervision Authority and Responsibilities of BOD According to Article 7 of the Regulations of the Financial Services Authority No. 18 POJK.032016 On Application of Risk Management for Commercial Bank, stated that the authority and responsibilities of the Board of Directors is at least: 1. Policies and strategies for risk management in writing and comprehension; 2. Responsible for the implementation of risk management policies and risk exposures taken by the Bank as a whole; 3. Evaluate and decide on transactions that require approval by the BOD; 4. Developing a risk management culture at all levels of the organization; 5. Ensuring increase competence of human resources associated with risk management; 610 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 6. Memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah beroperasi secara independen; dan 7. Melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan : a. keakuratan metodologi penilaian Risiko; b. kecukupan implementasi sistem informasi Manajemen Risiko; dan c. ketepatan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko. 8. Memiliki pemahaman yang memadai mengenai Risiko yang melekat pada seluruh aktivitas fungsional Bank dan mampu mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan proil Risiko Bank. Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Berdasarkan pasal 7 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18 POJK.032016 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, dinyatakan bahwa wewenang dan tanggung jawab bagi Dewan Komisaris adalah sekurang- kurangnya: 1. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko; 2. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko; dan 3. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Pengembangan Kompetensi Bidang Manajemen Risiko Untuk meningkatkan pengembangan sumber daya manusia, Bank telah melaksanakan program pengembangan SDM di bidang pendidikan dan pelatihan bagi pejabat manajemen risiko dan mengikutsertakan seluruh pegawai sesuai job speciication khususnya dilingkungan Divisi Manajemen Risiko, dalam rangka sertiikasi manajemen risiko. Bank juga secara berkala mengadakan pendidikan dan pelatihan serta aktif mengikut sertakan staf dan pejabatnya dalam seminar yang terkait dengan manajemen risiko maupun Ujian Sertiikasi Manajemen Risiko. Pengembangan kompetensi yang diikuti anggota Divisi Manajemen Risiko selama 2016, sebagai berikut : 6. Ensuring that risk management functions operate independently; and 7. Carry out the review on a regular basis to ensure: a. the accuracy of risk assessment methodologies; b. the adequacy of risk management information system implementation; and c. the accuracy of risk management policies and procedures and risk limits. 8. Having a reasonable understanding of the Risks attached to all functional activities of the Bank and capable of taking necessary actions in accordance with Bank Risk proile. Authority and Responsibilities of the BOC According to Article 7 of the Regulations of the Financial Services Authority No. 18POJK.032016 On Application of Risk Management for Commercial Bank, stated that the authority and responsibility for the BOC is at least: 1. Approving and evaluating the risk management policy; 2. Evaluating the accountability of the Board of Directors on the implementation of risk management policy; and 3. Evaluating and decide on the requests of Directors relating to the transactions that require the approval of the Board of Commissioners. Competence Development of Risk Management To enhance human resource development, the Bank has implemented a human resources development program in the ield of education and training for oicials of risk management and involve all employees in accordance with job speciication, particularly in the environment of Risk Management Division, within the framework of risk management certiication. The Bank also periodically holds an active education and training and to involve staf and oicials in seminars related to risk management and the Risk Management Certiication Exam. Competency development followed by members of the Risk Management Division during 2016, as follows: 611 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 PENGEMBANGAN KOMPETENSI DIVISI MANAJEMEN RISIKO COMPETENCE DEVELOPMENT RISK MANAGEMENT DIVISION Jenis Pelatihan Penyelenggara Organizer Tanggal Penyelenggaraan Implementation Date Type of Training Pelatihan Quality Assurance Sebagai Dasar Tehnik Penguatan Internal Control Dan Memitigasi Risiko Operasional Galang Learning Forum 17 Peb - 18 Peb 2016 Quality Assurance For Basic Techniques Strengthening Internal Control and Mitigate Operational Risk Training Pelatihan Penguatan Tiga Pilar Pengendalian Dalam Rangka Mitigasi Risiko Terjadinya Kesalahan Berulang Leinad Aganis Consultant 24 Peb - 25 Peb 2016 Strengthening Three Pillars of Control in the Context of Occurrence Risk Mitigation Repeats Mistakes Training Pelatihan Manajemen Risiko Likuiditas Dan Contingency Funding Plan Leinad Aganis Consultant 28 Mar - 29 Mar 2016 Liquidity Risk Management and Contingency Funding Plan Training Pelatihan Manajemen Risiko Level IV Lembaga Manajemen Surabaya 26 Apr - 28 Apr 2016 Risk Management Level IV Training Pelatihan Manajemen Risiko Keuangan Dan Non Keuangan Patrarijaya Consultant 26 Jul - 28 Jul 2016 Financial Risk Management Training and Non-Financial Pelatihan Manajemen Risiko,Tata Kelola,Permodalan Proses Pembentukan Proil Resiko Terintegrasi RMG 24 Agu - 26 Agu 2016 Risk Management, Governance, Capital Formation Process Integrated Risk Proile Training Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan Bank dinilai dengan memperhatikan terdapat empat parameter penilaian yaitu proil risiko risk proile, Good Corporate Governance GCG, rentabilitas earnings dan permodalan capital. Pedoman dan alat pengukuran tingkat kesehatan Bank dilakukan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4POJK.032016 tanggal 26 Januari 2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan SE BI 1324DPNP perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Berikut disampaikan hasil penilaian tingkat kesehatan Bank untuk periode Desember 2016. Banks Sound Rating The Banks Sound rating is assessed by taking into account four assessment parameters: risk proile, Good Corporate Governance GCG, earnings and capital. The Banks sound rating and measurement tools are based on the Financial Services Authority Regulation Number 4 POJK.03 2016 dated January 26, 2016 on the Rating of Bank Rating and Bank Indonesia BI 1324 DPNP concerning the Rating of Commercial Banks. The following is presented on Bank Soundness Rating for the period of December 2016. 612 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 TINGKAT KESEHATAN BANK DESEMBER 2016 No Parameter Penilaian Peringkat Komposit 1 Proil Risiko 3 2 Good Corporate Governance 2 3 Rentabilitas 2 4 Permodalan 2 Peringkat Komposit TKS Bank 2 DESKRIPSI Bank berada pada peringkat komposit 2 yang mencerminkan kondisi yang secara umum sehat sehingga Bank dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain proil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. The Bank is in a composite 2 rating that relects generally sound condition so that the Bank is assessed to be able to deal with the negative efects of changes in business conditions and other external factors as relected in the ratings of assessment factors, including risk proile, GCG implementation, proitability, and capital General good. Penilaian Proil Risiko Sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 18POJK.032016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, pasal 24 diatur bahwa : 1. Bank wajib menyampaikan laporan proil Risiko kepada Otoritas Jasa Keuangan; 2. Laporan proil Risiko disampaikan secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, bulan Juni, bulan September, dan bulan Desember; 3. Laporan proil Risiko disampaikan paling lambat 15 lima belas hari kerja setelah akhir bulan laporan; 4. Namun dalam hal diperlukan, Otoritas Jasa Keuangan dapat meminta Bank menyampaikan laporan proil Risiko di luar jangka waktu yang ditetapkan di atas. Berdasarkan POJK Nomor 18POJK.032016 tanggal 16 Maret 2016 Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, penetapan penilaian peringkat Risiko merupakan dasar bagi Bank untuk mengategorikan peringkat Risiko Bank. Peringkat Risiko bagi Bank dikategorikan menjadi 5 lima peringkat, yaitu yaitu 1 low, 2 low to moderate, 3 moderate, 4 moderate to high dan 5 high untuk tingkat risiko inheren dan predikat risiko komposit. Sedangkan untuk peringkat kualitas penerapan manajemen risiko dikategorikan menjadi lima peringkat yaitu 1 strong, 2 satisfactory, 3 fair, 4 marginal dan 5 unsatisfactory. Untuk periode Desember 2016 penilaian Proil Risiko Bank SulutGo, adalah sebagai berikut : Risk Proile Assessment In accordance with OJK Regulation No. 18 POJK.03 2016 dated March 16, 2016 on the Application of Risk Management for Commercial Banks, Article 24 stipulates that: 1. Banks are required to submit reports to the risk proile of the Financial Services Authority; 2. Risk proile reports submitted on a quarterly basis for the position in March, June, September, and December; 3. The risk proile report submitted no later than 15 ifteen working days after the end of the reporting month; 4. However, in case of need, the Financial Services Authority can request the Bank to submit a report risk proile beyond the period stipulated above. Based on POJK No. 18 POJK.03 2016 dated March 16, 2016 Application of Risk Management for Commercial Bank, the determination of risk rating assessment is the basis of the Bank to categorize the Banks risk ratings. Rating of risk is categorized into 5 ive ratings: 1 low, 2 low to moderate, 3 moderate, 4 moderate to high and 5 high for the level of inherent risk and composite risk , As for the ranking quality of risk management is categorized into ive ratings: 1 strong, 2 satisfactory, 3 fair, 4 marginal to 5 unsatisfactory. For the period from December 2016, Bank SulutGo risk proile assessment, are as follows: 613 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Jenis Risiko Type Of Risk Tingkat Risiko Inheren Tingkat Kualitas Manajemen Risiko Tingkat Risiko 1. Kredit 1. Credit Moderate Fair 3 2. Pasar 2. Market Low to Moderate Fair 2 3. Likuiditas 3. Liquidity Moderate Satisfactory 2 4. Operasional 4. Operational Moderate Fair 3 5. Hukum 5. Legal Moderate Strong 2 6. Strategik 6. Strategic Moderate Satisfactory 2 7. Kepatuhan 7. Compliance Moderate Fair 3 8. Reputasi 8. Reputation Low to Moderate Satisfactory 2 Peringkat Komposit Composite Rating Moderate Fair 3 Analisa : Analysis : Proil risiko Bank dalam peringkat 3 memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut : Pada periode Desember 2016 terjadi perbaikan peringkat komposit risiko Kepatuhan yang disebabkan oleh: 1. Divisi Trisuri telah menindaklanjuti memorandum contingency funding plan sebagai bagian dari pengendalian likuiditas bank sesuai dengan hasil temuan OJK. 2. Pelaksanaan BPPSOP tentang pengelolaan SDM mulai dilaksanakan dengan baik antara lain pemberian punishment terhadap pelanggaran khususnya fraud telah dilaksanakan. 3. Telah dilaksanakan RUPS Luar Biasa pada tanggal 27 September 2016 dimana terpilih pengurus Bank SulutGo yang baru, sehingga pelanggaran terhadap akta RUPS tidak akan terjadi lagi. Inhern Risk : Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inheren komposit tergolong cukup tinggi, hal ini disebabkan: 1. Konsentrasi kredit perbandingan kredit produktif dan kredit konsumtif triwulan IV2016 yaitu 5,38 : 94,60 masih diatas risk appetite bank. 2. NPL Kredit Bisnis berada pada ratio 5.58, berada diatas ratio ideal yang diatur dalam Lap. Limit Risiko, sebagaimana telah ditetapkan yaitu sebesar ≤3. 3. Total Portofolio Surat Berharga Per Desember 2016 Rp807miliar atau 10,17 dimana telah melebihi Risk limit yang ditetapkan sebesar 6. 4. Konsentrasi dana Bank yaitu pada Dana Pemerintah dan The Banks risk proile in rank 3 has the following characteristics: During the period of December 2016 an improvement in Compliance composite risk rating is due to: 1. Treasury Division has followed up the memorandum of contingency funding plan as part of bank liquidity control in accordance with OJK indings. 2. Implementation of BPP SOP on HR management started well implemented, among others, provision of punishment against infringement, especially fraud has been implemented. 3. The Extraordinary SGM was held on September 27, 2016 where the new board of Bank SulutGo was elected, so that the infringement of the SGM deed will not happen again. Inhernt Risk: Considering the Banks business activities, the possible losses faced by the Bank from composite inherent risks are high, as follows: 1. The credit concentration of productive loan ratio and consumptive credit in quarter IV 2016 is 5.38: 94.60 is still above the risk appetite of the bank. 2. The NPL of Business Credit is at a ratio of 5.58, which is above the ideal ratio set out in Lap. Risk Limit, as determined by ≤3. 3. Total Securities Portfolio Per December 2016 Rp807 billion or 10.17 which has exceeded the Risk limit of 6. 4. The Banks funding concentration on Government and 614 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Korporasi sebesar 66, dimana dana pemerintah akan ditarik habis pada akhir tahun anggaran sedangkan dana korporasi menggunakan special rate. 5. Kategori Pendanaan Non inti ≥2 miliar dan seluruh transaksi antar Bank sebesar Rp5,642triliun, atau 71.05 dari total Pendanaan sebesar Rp.7.941triliun. DPK + Pinjaman yang diterima. 6. Kesalahan sistem yang mengakibatkan adanya posisi nasabah yang seharusnya kolektibilitas Lancar berada pada DPK. Hal ini juga dapat berpotensi terjadinya risiko hukum akibat gugatan nasabah. 7. Masih terdapat permasalahan pada OLIBs 724. 8. Terdapat proses hukum berupa Peninjauan Kembali PK. 9. Beberapa indikator penilaian limit risiko telah melewati risk appetite . 10. Budaya risiko dan kepatuhan belum dilaksanakan secara optimal, sehingga terdapat temuan berulang oleh auditor internekstern.

11. Terdapat beberapa pemberitaan negative mengenai

pelayanan terhadap nasabah dan kinerja Bank SulutGo. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko : Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai. Meskipun persyaratan minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen dan perbaikan. Hal ini disebabkan; 1. Ekspansi kredit produktif belum dapat menurunkan konsentrasi bank terhadap kredit konsumer. 2. Fungsi UPPKB dan analis penyelamatan kredit masih belum optimal. 3. Langkah-langkah untuk menurunkan jumlah Surat Berharga untuk memperkecil eksposur risiko belum optimal. 4. Pertumbuhan dana murah giro dan tabungan belum optimal. 5. Pengembangan sistem informasi teknologi bank sementara dilakukan oleh Divisi ITE-Banking. 6. Sistem OLIB’s 724 dalam proses perbaikan. 7. Budaya hukum telah diimplementasikan dengan baik pada seluruh level organisasi kecukupan SDM dalam menangani proses Hukum memadai 8. Pengawasan aktif Direksi melalui Divisi-Divisi terkait yang optimal. 9. Terdapat action plan setiap Divisi dalam rangka memperbaiki penilaian limit risiko. 10. Budaya risiko dan kepatuhan kepada seluruh pegawai belum optimal. Corporate Funds is 66, whereby government funds will be withdrawn by the end of the iscal year of compound funds using special rates. 5. Non-core Funding Category ≥2 billion and all interbank transactions of Rp5.642 trillion, or 71.05 of total Funding of Rp.7.941 trillion. TPF + Borrowing. 6. The System error that resulted in the position of the customer who should be Current collectibility is in the TPF. This can also potentially result in legal risks due to customer claims. 7. There are still problems with OLIBs 724. 8. There is a legal process in the form of Judicial Review PK. 9. Some indicators of risk limits have passed risk appetite. 10. Risk and compliance cultures have not been implemented optimally, so there are recurring indings by internal external auditors. 11. There are some negative reports about customer service and performance of Bank SulutGo. Quality of Risk Management Implementation: The quality of composite risk management application is suicient. Although the minimum requirements are met, there are some disadvantages that require management attention and improvement. This is due to; 1. The expansion of productive loan has not been able to reduce the banks concentration on consumer loan. 2. UPPKB functions and restructured loan analysts are still not optimal. 3. Steps to decrease the amount of Marketable Securities to minimize risk exposure are not yet optimal. 4. The growth of low-cost funds current accounts and savings is not yet optimal. 5. The development of the banks temporary technology information system is carried out by the IT E-Banking Division. 6. OLIBs 724 system is in the process of repair. 7. The legal culture has been implemented well at all levels of the human resource organization in dealing with due process of the Law. 8. Active supervision of the Board of Directors through the optimal related Divisions. 9. There is an action plan for each Division in order to improve the risk limit assessment. 10. The culture of risk and compliance for all employees has not been optimized. 615 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016 Langkah-langkah mitigasi terkait pemberitaan negative tetap dilakukan oleh bank antara lain dengan cara peningkatan dan perbaikan kualitas pelayanan infrastruktur bank. Penilaian Good Corporate Governance GCG Untuk penyampaian Penilaian atas penerapan tata kelola Bank Bank SulutGo dilakukan untuk periode laporan tahun 2016 masih mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 814PBI2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1515DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG Bagi Bank Umum. Meskipun secara ketentuan Otoritas Jasa Keuangan telah menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55POJK.032016 tanggal 7 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum sebagai bentuk perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 814PBI2006. Namun mengingat bahawa pemberlakuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55POJK.032016 tanggal 7 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, untuk Bank SulutGo baru diberlakuan untuk penerapan tata kelola Bank periode 2017, maka secara umum penerapan tata kelola Bank tahun 2016 cukup baik, yang tercermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip penerapan tata kelola Bank tersebut. Menunjuk Surat OJK No. S-108KO.0632017 tanggal 06 Maret 2017 perihal. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Posisi Desember 2016, menetapkan bahwa peringkat GCG PT. Bank SulutGo Semester II menurut penilaian OJK adalah 4 kurang baik, hal tersebut sangat berbeda dengan penilaian sendiri self Assesment yang dilakukan oleh PT. Bank SulutGo sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia SE-BI No. 1515DPNP tanggal 29 April 2013 dan POJK No. 55POJK.032016 tanggal 7 Desember 2016 untuk 11 faktor penilaian sesuai dengan 3 unsur penilaian yang terdiri dari Governance Struktur, Governance Process, dan Governance Outcome, maka penilaian self assessment GCG PT. Bank SulutGo semester II Tahun 2016 per 31 Desember 2016 adalah peringkat 2 baik. Mitigation measures related to negative news are still conducted by banks, among others, by improving and improving the quality of infrastructure services of banks. Good Corporate Governance GCG Assessment For the submission of Assessment on the implementation of Bank SulutGo governance conducted for the report period of 2016 still refers to Bank Indonesia Regulation Number 84 PBI 2006 concerning the Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks as amended by Bank Indonesia Regulation Number 814 PBI 2006 and Circular Letter of Bank Indonesia Number 1515 DPNP dated 29 April 2013 on the Implementation of Good Corporate Governance GCG for Commercial Banks. Although the provisions of the Financial Services Authority have issued Regulation of Financial Services Authority Number 55 POJK.03 2016 dated 7 December 2016 concerning Application of Governance for Commercial Banks as a form of amendment to Bank Indonesia Regulation Number 814 PBI 2006. However, considering that the implementation of the Financial Services Authority Regulation Number 55 POJK.03 2016 dated 7 December 2016 concerning the Application of Governance for Commercial Banks, for Bank SulutGo newly enacted for the implementation of Bank governance for the period of 2017, the general application of Bank governance in 2016 Quite well, as relected in the adequate fulillment of the Banks principles of governance. Referring to Letter of OJK No. S-108 KO.063 2017 dated March 6, 2017 regarding the matter. The assessment of bank sound rating position as December 2016, stipulates that GCG rating of PT. Bank SulutGo 2nd Semester in accordance with OJK assessment is 4 not good, it is very diferent from self assessment done by PT. Bank SulutGo in accordance with Circular Letter of Bank Indonesia SE-BI No. 1515 DPNP dated 29 April 2013 and POJK No. 55 POJK.03 2016 dated December 7, 2016 for 11 assessment factors in accordance with 3 elements of assessment consisting of Governance Structure, Governance Process, and Governance Outcome, the assessment of GCG self- assessment of PT. Bank SulutGo second semester of 2016 per December 31, 2016 was ranked 2 good. 616 Laporan Tahunan BANK SULUTGO 2016 | Annual Report BANK SULUTGO 2016