Terdapat beberapa pemberitaan negative mengenai
Langkah-langkah mitigasi terkait pemberitaan negative tetap dilakukan oleh bank antara lain dengan cara peningkatan
dan perbaikan kualitas pelayanan infrastruktur bank.
Penilaian Good Corporate Governance GCG
Untuk penyampaian Penilaian atas penerapan tata kelola Bank Bank SulutGo dilakukan untuk periode laporan tahun
2016 masih mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006 tentang tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 814PBI2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1515DPNP tanggal 29
April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG Bagi Bank Umum. Meskipun secara ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan telah menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55POJK.032016 tanggal 7 Desember
2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum sebagai bentuk perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 814PBI2006.
Namun mengingat bahawa pemberlakuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55POJK.032016 tanggal 7 Desember
2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, untuk Bank SulutGo baru diberlakuan untuk penerapan tata kelola
Bank periode 2017, maka secara umum penerapan tata kelola Bank tahun 2016 cukup baik, yang tercermin dari
pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip penerapan tata kelola Bank tersebut.
Menunjuk Surat OJK No. S-108KO.0632017 tanggal 06 Maret 2017 perihal. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Posisi
Desember 2016, menetapkan bahwa peringkat GCG PT. Bank SulutGo Semester II menurut penilaian OJK adalah 4 kurang
baik, hal tersebut sangat berbeda dengan penilaian sendiri
self Assesment yang dilakukan oleh PT. Bank SulutGo sesuai
dengan Surat Edaran Bank Indonesia SE-BI No. 1515DPNP tanggal 29 April 2013 dan POJK No. 55POJK.032016 tanggal
7 Desember 2016 untuk 11 faktor penilaian sesuai dengan 3 unsur penilaian yang terdiri dari Governance Struktur,
Governance Process, dan Governance Outcome, maka penilaian self assessment GCG PT. Bank SulutGo semester II
Tahun 2016 per 31 Desember 2016 adalah peringkat 2 baik.
Mitigation measures related to negative news are still conducted by banks, among others, by improving and improving the
quality of infrastructure services of banks.
Good Corporate Governance GCG Assessment
For the submission of Assessment on the implementation of Bank SulutGo governance conducted for the report period of
2016 still refers to Bank Indonesia Regulation Number 84 PBI 2006 concerning the Implementation of Good Corporate
Governance for Commercial Banks as amended by Bank Indonesia Regulation Number 814 PBI 2006 and Circular
Letter of Bank Indonesia Number 1515 DPNP dated 29 April 2013 on the Implementation of Good Corporate Governance
GCG for Commercial Banks. Although the provisions of the Financial Services Authority have issued Regulation of
Financial Services Authority Number 55 POJK.03 2016 dated 7 December 2016 concerning Application of Governance for
Commercial Banks as a form of amendment to Bank Indonesia Regulation Number 814 PBI 2006.
However, considering that the implementation of the Financial Services Authority Regulation Number 55 POJK.03 2016 dated
7 December 2016 concerning the Application of Governance for Commercial Banks, for Bank SulutGo newly enacted for the
implementation of Bank governance for the period of 2017, the general application of Bank governance in 2016 Quite well, as
relected in the adequate fulillment of the Banks principles of governance.
Referring to Letter of OJK No. S-108 KO.063 2017 dated March 6, 2017 regarding the matter. The assessment of bank
sound rating position as December 2016, stipulates that GCG rating of PT. Bank SulutGo 2nd Semester in accordance with
OJK assessment is 4 not good, it is very diferent from self assessment done by PT. Bank SulutGo in accordance with
Circular Letter of Bank Indonesia SE-BI No. 1515 DPNP dated 29 April 2013 and POJK No. 55 POJK.03 2016 dated December
7, 2016 for 11 assessment factors in accordance with 3 elements of assessment consisting of Governance Structure, Governance
Process, and Governance Outcome, the assessment of GCG self- assessment of PT. Bank SulutGo second semester of 2016 per
December 31, 2016 was ranked 2 good.
616
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Penilaian Rentabilitas Proit
Bank memiliki rentabilitas memadai, laba melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan Bank. Hal ini
tercermin dari: 1. ROA periode Desember 2016 sebesar 2,07 mengalami
perbaikan jika dibandingkan dengan periode Desember 2015 sebesar 1,43 YoY. Hal tersebut sejalan dengan
apabila dibandingkan dengan RKAP Tahun 2016 rencana ROA1,19 yaitu capaian ROA dibandingkan RKAP
sebesar 173,95. Hasil capaian ROA Desember tahun 2016 sebesar 2,07.
2. Hasil capaian Laba Desember 2016 sebesar Rp.266.722juta atau 111,11 jika dibandingkan dengan RKAP tahun
2016 Rp.240.694juta. 3. Pendapatan bunga bersih dibandingkan rata-rata total
aset sebesar 7,81; jika dibandingkan dengan bulan Desember 2015 mengalami peningkatan sebesar 0.27.
rasio bulan desember 2015 sebesar 7,54.
Penilaian Permodalan Capital
Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai dan disertai dengan pengelolaan modal yang
sesuai dengan karakteristik, skala usaha dan kompleksitas usaha bank. Hal tersebut tercermin dari:
1. KPMM sesuai Proil Risiko ICAAP ditambah dengan
cadangan modal bufer yang wajib dipelihara untuk periode bulan Desember 2016 adalah sebesar 10,45.
Hal ini jika dibandingkan dengan CAR Bank SulutGo bulan Desember 2016 sebesar 18,36, mencerminkan
bahwa bank memiliki kelebihan modal sebesar 7,91.
2. Kewajiban bank untuk menyediakan modal inti tier 1 minimum sebesar 6, Rasio modal inti dibandingkan
ATMR periode Desember 2016 lebih besar dari modal inti minimum yaitu 17,39.
3. Kemampuan akses permodalan berada pada peringkat memadai tercermin dari adanya penambahan modal
inti utama lewat revaluasi aset Rp.159 miliar dan setoran modal dari pemegang saham Rp.44,5 miliar.
Evaluasi Pelaksanaan Sistem Manajemen Risiko
Evaluasi atas efektivitas Sistem Manajemen Risiko dilakukan secara berkala oleh Komite Pemantau Risiko meliputi
aktivitas : 1. Review dan monitoring implementasi manajemen risiko;
2. Penyusunan Laporan Analisa Risiko dan Kepatuhan
secara berkala;
Rentability Assessment
The Bank has adequate rentability, proit exceeds the target and supports the growth of Bank capital. This is relected in:
1. The ROA of December 2016 was 2.07 improvement
compared to 1.43 YoY in December 2015. This is in line with when compared to the RKAP of 2016 ROA plan 1.19,
the achievement of ROA compared to RKAP of 173.95. ROA December 2016 achievement results of 2.07.
2. The results of the December 2016 earning was Rp.266.722
million or 111.11 compared to the RKAP of 2016 Rp.240.694 million.
3. Net interest income compared to the average total assets
of 7.81; When compared to December 2015 increase by 0.27. December 2015 ratio of 7.54.
Capital Assessment
The Bank has adequate capital and adequacy of capital and is accompanied by capital management in accordance with
the characteristics, business scale and complexity of the banks business. This is relected in:
1. CAR in accordance with the Risk Proile ICAAP plus the
required reserves for the period of December 2016 was 10.45. This compares to the CAR of Bank SulutGo in
December 2016 of 18.36, relecting that the bank has a capital surplus of 7.91.
2. The banks obligation to provide core capital tier 1 is
at least 6. The ratio of core capital compared to RWA of December 2016 was greater than the minimum core
capital of 17.39. 3.
Capital access capability is in a reasonable position relected by the addition of core capital through revaluation
of assets of Rp.159 billion and capital payments from shareholders of Rp.44, 5 billion.
Risk Management System Implementation Evaluation
Evaluation of the efectiveness of the Risk Management System shall be conducted periodically by the Risk Oversight Committee
covering the following activities: 1.
Review and monitor the implementation of risk management; 2.
Preparation of the Risk and Compliance Analysis Report periodically;
617
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
3. Rapat pembahasan terkait risiko di tingkat Direksi maupun Dewan Komisaris;
4. Melakukan pengukuran implementasi budaya risiko melalui survey kepada sejumlah responden.
Sedangkan Divisi Manajemen Risiko sebagai Satuan Kerja Manajemen Risiko melakukan evaluasi atas efektivitas sistem
manajemen risiko sebagai berikut : 1. Dalam setiap pengambilan keputusan tindakan
Bank harus mempertimbangkan risiko usaha, maka setiap kebijakan dan aktivitas harus dilakukan kajian
manajemen risiko;
2. Secara rutin melakukan kajian terhadap draft kebijakan, revisi kebijakan dan produkaktivitas baru dari satuan
kerja operasional; 3. melakukan sosialisasi Risk Awareness dan Risk Culture
sebagai upaya dalam membangun budaya risiko pada setiap aktivitas;
4. Melakukan pemantauan terhadap posisi Risiko Likuiditas Bank;
5. Melakukan pemantauan terhadap eksposur Risiko Bank; 6. Menilai pelaksanaan efektivitas sistem manajemen risiko
dengan laporan proil risiko yang meliputi pengelolaan risiko untuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas,
risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik sebagaimana diatur dalam
Peraturan OJK Nomor 18POJK.032016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
Umum;
7. Membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian
dari pelaksanaan program tata kelola Bank; 8. Melaporkan Laporan KPMM Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum; Selain hal di atas sepanjang periode laporan, Bank telah
melakukan Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Risiko, antara lain meliputi :
1. Risiko Kredit Berada pada predikat 3 moderate disebabkan oleh
berpindahnya pembayaran gaji Dinas Dikpora Kab. Kepl. Sangihe dari Bank SulutGo ke BRI serta belum optimalnya
penanganan kredit bermasalah khususnya kredit produktif.
2. Risiko Operasional Berada pada predikat 3 moderate disebabkan masih
adanya permasalahan pada implementasi OLIBs 724,
3. Risk-sharing discussions at the Board of Directors and
Board of Commissioners level; 4.
Measuring the implementation of risk culture through surveys to a number of respondents.
While the Risk Management Division as the Risk Management Unit evaluates the efectiveness of the risk management system
as follows: 1.
In any decision-making the Bank should consider business risks, any policies and activities should be subject to a risk
management review; 2.
Routinely review the policy draft, revision of new policies and products activities of the operational work unit;
3. Socialize Risk Awareness and Risk Culture as an efort to
build a risk culture for each activity; 4.
Monitoring the Banks Liquidity Risk position; 5.
Monitoring Bank risks exposure; 6.
Assess the implementation of the efectiveness of the risk management system with a risk proile report that includes
risk management for credit risk, market risk, liquidity risk, operational risk, compliance risk, legal risk, reputation
risk and strategic risk as stipulated in OJK Regulation No. 18 POJK.03 2016 dated March 16, 2016 concerning
Application of Risk Management for Commercial Banks; 7.
Establish and implement an integrated corporate risk management program that is part of the implementation
of the Banks governance program; 8.
Reporting the CAR Report Minimum Capital Adequacy Requirement;
In addition to the foregoing throughout the reporting period, the Bank has conducted an Evaluation of Risk Management
System Implementation, covering among others: 1. Credit Risk
Being in the predicate 3 moderate is caused by the shifting salary payments Dinas Dikpora Sangihe Regency from
Bank SulutGo to BRI and not yet optimal handling of non performing loans especially productive loan.
2. Operational Risk Being predicate 3 moderate due to the still problems in the
implementation of OLIBs 724, SOTK fulillment has not been
618
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
pemenuhan SOTK belum dilakukan secara optimal, serta belum optimalnya role play sehingga berdampak pada
pelayanan.
3. Risiko Kepatuhan Terjadi perbaikan pada risiko kepatuhan antara lain: Divisi
Trisuri telah menindaklanjuti memorandum contingency funding plan,
pelaksanaan BPPSOP tentang pengelolaan SDM mulai dilaksanakan dengan baik a.l. pemberian
punishment terhadap pelanggaran khususnya fraud dan telah dilaksanakan RUPS Luar Biasa pada tanggal
27 September 2016 dimana terpilih pengurus Bank SulutGo yang baru, sehingga pelanggaran terhadap akta
RUPS tidak akan terjadi lagi; namun masih pada predikat moderate.
Sepanjang tahun 2016 juga telah dilaksanakan proses pengendalian mitigasi risiko antara lain:
1. Divisi Trisuri telah menindaklanjuti memorandum
contingency funding plan sebagai bagian dari
pengendalian likuiditas bank sesuai dengan hasil temuan OJK.
2. Pelaksanaan BPPSOP tentang pengelolaan SDM mulai dilaksanakan dengan baik antara lain pemberian
punishment terhadap pelanggaran khususnya fraud telah dilaksanakan.
3. Telah dilaksanakan RUPS Luar Biasa pada tanggal 27 September 2016 dimana terpilih pengurus Bank SulutGo
yang baru, sehingga pelanggaran terhadap akta RUPS tidak akan terjadi lagi.
Secara keseluruhan penerapan manajemen risiko di Bank SulutGo sepanjang tahun 2016 cukup baik, risikonya dapat
terukur tercermin dari perhitungan modal minimum sesuai proil risiko ICAAP Bank SulutGo yang harus dipelihara
sebesar 10,52, sedangkan capaian CAR desember 2016 sebesar 18,36. Selain itu selang tahun 2016, laporan self
assessment proil risiko dan ICAAP Bank SulutGo tidak ada
catatan atau perubahan koreksi dari Otoritas Jasa Keuangan.
Kecukupan Sistem Informasi Manajemen
Dalam rangka mendukung proses evaluasi efektivitas Sistem Manajemen Risiko, Bank SulutGo sudah menerapkan sistem
manajemen risiko dengan bekerja sama dengan unit bisnis sebagai partner kerja yaitu dengan membentuk manajemen
risiko cabang. Dengan demikian, unit manajemen risiko mempunyai orientasi bisnis dan unit bisnis juga mempunyai
orientasi manajemen risiko, diharapkan penerapan
done optimally, and not yet optimal role play so that impact on service.
3. Compliance Risk Improvements in compliance risks include: Treasury Division
has followed up the memorandum of contingency funding plan, the implementation of BPP SOP on HR management
started well implemented al punishment for infringement, especially fraud and has held Extraordinary SGM on 27
September 2016 were elected the new board of Bank SulutGo, so that the infringement of the SGM deed will not
happen again; But still on moderate predicate.
Throughout the year 2016 has also implemented risk control mitigation process, among others:
1. Treasury Division has followed up the memorandum of
contingency funding plan as part of bank liquidity control in accordance with OJK indings.
2. Implementation of BPP SOP on HR management
started well implemented, among others, provision of punishment against infringement, especially fraud has
been implemented. 3.
The Extraordinary SGM was held on September 27, 2016 where the new board of Bank SulutGo was elected, so that
the violation of the SGM deed will not happen again.
Overall implementation of risk management in Bank SulutGo throughout 2016 is good enough, the risk can be measured as
relected in the calculation of minimum capital in accordance with risk proile ICAAP of Bank SulutGo which must be
maintained at 10.52, while the achievement of CAR December 2016 was 18.36. In addition, in 2016, the self-assessment
report of risk proile and ICAAP Bank SulutGo there is no record or change of correction from the Financial Services Authority.
Adequacy of Management Information Systems
In order to support the process of evaluating the efectiveness of Risk Management System, Bank SulutGo has implemented
a risk management system in collaboration with business unit as a working partner by establishing branch risk management.
Thus, the risk management unit has a business orientation and business units also have a risk management orientation,
it is expected that the implementation of risk management
619
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
manajemen risiko menjadi harmonis. Dalam mengelola bank juga diperlukan harmonisasi antara
pengembangan bisnis dan risk management, agar terdapat iklim kerja yang terkendali dengan baik sehingga tujuan
akhir memperoleh laba secara berkesinambungan dapat dicapai. Bank menyadari dengan cara ukur apapun, soal risiko
tidak dapat diprediksi secara tepat. Oleh karena itu, dalam mengambil keputusan tetap diperlukan judgment yang
berkembang sesuai dengan bertambahnya pengalaman. Dengan demikin, Bank SulutGo sebagai langkah mitigasi
risiko menggabungkan antara ilmu pengukuran risiko dengan seni dalam setiap pengambilan keputusan penting
sehingga keputusan dapat diambil dengan relative cepat tanpa meninggalkan perhitungan kuantitatif sebagai dasar
dan bagian dari pengambilan keputusan tersebut.
Dengan manajemen risiko seperti diuraikan diatas, bank dapat melakukan identiikasi unit bisnis atau produk mana
yang memberikan nilai tambah terbesar bagi bank sehingga bank dapat mengonsentrasikan pengembangan pada unit
yang memberikan nilai tambah yang paling besar, atau dimana bank memiliki keunggulan dibandingkan dengan
pesaing. Dengan demikian, bank dapat melakukan alokasi model dan sumber daya yang dimiliki secara lebih eisien,
dalam upaya memberikan imbal hasil optimal bagi para stakeholders.
Pengungkapan Permodalan
Pengungkapan permodalan di Bank SulutGo diantanranya kebijakan sumber permodalan yang disinkronkan dengan
rencana strategis jangka panjang bank serta kebijakan alokasi modal secara eisien. Pengungkapan permodalan Bank
SulutGo mengacu kepada POJK Nomor 32POJK.032016 tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 6POJK.032015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan SE OJK Nomor 43SEOJK.032016 perihal
Transparansi dan Publikasi Laporan Umum Konvensional. Pengungkapan permodalan Bank SulutGo tahun 2016
sebagaimana lampiran.
becomes harmonious. In managing the bank also required harmonization between
business development and risk management, so there is a well controlled working climate so that the ultimate goal of obtaining
proits on an ongoing basis can be achieved. Banks realize by any measure, the risk is not predictable accurately. Therefore,
in making decisions still needed judgment that develops in accordance with the increase of experience. Thus, Bank SulutGo
as a risk mitigation step combines risk measurement with the art in every important decision making so that decisions can
be taken relatively quickly without leaving the quantitative calculation as the basis and part of the decision making.
With risk management as described above, banks can identify which business units or products provide the greatest
added value to the bank so that the bank can concentrate on developing the units that provide the greatest added value, or
where the bank has advantages over competitors. Thus, banks can allocate their models and resources more eiciently, in an
efort to provide optimal returns for stakeholders.
Capital Disclosure
The capital disclosure in Bank SulutGo includes the capital source policy synchronized with the banks long-term strategic plan and
eicient capital allocation policy. The Capital disclosure of Bank SulutGos refers to POJK Number 32 POJK.03 2016 regarding
Amendment to Regulation of Financial Services Authority Number 6 POJK.03 2015 concerning Transparency and
Publication of Bank Report and SE OJK Number 43 SEOJK.03 2016 regarding Transparency and Publication of Conventional
General Reports. Disclosure of Bank SulutGo capital of 2016 as attached.
620
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
FUNGSI KEPATUHAN
Industri perbankan merupakan industri yang berkaitan erat dengan jasa pelayanan, pengelolaan dana dan kepercayaan
nasabah yang menempatkan dananya di Bank, sehingga sarat dengan ketentuan highly regulated industry yang membatasi
kegiatannya. Di samping hal tersebut mengingat bahwa kompleksitas kegiatan usaha Bank semakin meningkat sejalan
dengan perkembangan teknologi informasi, globalisasi, dan integrasi pasar keuangan. Hal ini memberikan dampak yang
sangat besar terhadap eksposur risiko yang dihadapi oleh Bank sehingga diperlukan penegakan prinsip kehati-hatian
serta upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha Bank, baik yang bersifat preventif ex-ante maupun kuratif ex-
post. Upaya yang bersifat ex-ante dapat ditempuh dengan mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku untuk
mengurangi atau memperkecil risiko kegiatan usaha Bank. Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 132PBI2011
tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, diatur bahwa fungsi kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau
langkah-langkah yang bersifat ex-ante preventif untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk prinsip syariah bagi Unit Usaha Syariah, serta memastikan kepatuhan bank
terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia danatau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Lingkup Fungsi Kepatuhan
Fungsi Kepatuhan Bank meliputi tindakan untuk : 1. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada
semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank; 2. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;
3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia danatau
otoritas pengawas lain yang berwenang; dan 5. Kewajiban untuk memiliki Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan dan membentuk satuan kerja kepatuhan.
COMPLIANCE FUNCTION
The banking industry is an industry that is closely related to the service, fund management and customer trust that puts its funds
in the Bank, so it is a highly regulated industry that limits its activities. In addition to that, given the complexity of the Banks
business activities is increasing in line with the development of information technology, globalization, and inancial market
integration. This has a signiicant impact on the risk exposure faced by the Bank so that it is necessary to enforce prudential
principles and to mitigate the risks of the Banks business activities, both ex-ante and curative ex-post. Ex-ante eforts
can be pursued by complying with various applicable banking rules to reduce or minimize the risks of the Banks business
activities.
In accordance with Bank Indonesia Regulation Number 132 PBI 2011 concerning Implementation of Commercial Bank
Compliance Function, it is stipulated that the compliance function is a set of ex-ante preventive actions or measures to
ensure that policies, rules, systems and procedures, As well as business activities conducted by the bank in accordance with
the provisions of Bank Indonesia and the prevailing laws and regulations, including sharia principles for Sharia Business
Units, as well as ensuring bank compliance with commitments made by the Bank to Bank Indonesia and or other regulatory
authorities.
Scope of Compliance Function
The Banks Compliance function includes measures to: 1.
Achieve the implementation of Compliance Culture at all levels of organization and business activities of the Bank;
2. Managing the Compliance Risk faced by the Bank;
3. Ensure that policies, regulations, systems and procedures
and business activities undertaken by the Bank are in compliance with Bank Indonesia regulations and prevailing
laws and regulations, including Sharia Principles for Sharia Commercial Banks and Sharia Business Units;
4. Ensure the Banks compliance with commitments made
by the Bank to Bank Indonesia and or other regulatory authorities; and
5. The obligation to have a Director in charge of the
Compliance Function and establish a compliance work unit.
621
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Struktur Organisasi Fungsi Kepatuhan
Struktur organisasi Fungsi Kepatuhan Bank mengacu pada PBI No. 132PBI2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum serta telah diatur dalam kebijakan internal bank yang terdiri atas :
1. Direktur Kepatuhan adalah anggota Direksi yang telah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan, untuk
membawahkan Fungsi Kepatuhan Bank dan Satuan Kerja Kepatuhan pada Bank.
2. Divisi Kepatuhan adalah Unit Kerja di Kantor Pusat yang merupakan Satuan Kerja Kepatuhan pada Bank dan
bertugas melaksanakan Fungsi Kepatuhan Bank. 3. Dewan Komisaris adalah yang melakukan pengawasan
aktif terhadap pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank. Untuk melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya,
Direktur Kepatuhan dibantu oleh Divisi Kepatuhan, Divisi Manajemen Risiko dan Unit APU PPT, sebagaimana yang
diatur di dalam Buku Pedoman Perusahaan: Tentang Struktur Organisasi Bank SulutGo pada Buku II: Tentang Uraian Jabatan
Organisasi Kantor Pusat diuraikan tentang struktur organisasi dibawah supervisi Direktur Kepatuhan sebagai berikut :
DIREKTUR KEPATUHAN COMPLIANCE DIRECTOR
DIVISI KEPATUHAN COMPLIANCE DIVISION
DIVISI MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT DIVISION
UNIT APU PPT
Organizational Structure of Compliance Function
The organizational structure of the Bank Compliance Function refers to PBI no. 132 PBI 2011 dated 12 January 2011
concerning the Implementation of the Compliance Function of Commercial Banks and has been regulated in the banks internal
policies consisting of: 1.
The Compliance Director is a member of the BOD that has been approved by the Financial Services Authority,
to oversee the Compliance Function of the Bank and the Compliance Unit at the Bank.
2. The Compliance Division is a Work Unit at the Head Oice
which is the Compliance Unit at the Bank and performs the Bank Compliance Function.
3. The Board of Commissioners shall exercise active oversight
of the implementation of the Banks Compliance Function. To perform its functions, duties and responsibilities, the
Compliance Director is assisted by the Compliance Division, Risk Management Division and APU PPT Units, as set out in the
Company Code of Practice: About the Organizational Structure of Bank SulutGo in BUKU II: About Job Description of the Head
Oice Organization outlined About the organizational structure under the supervision of the Compliance Director as follows:
622
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan
Independensi dan Kriteria
1. Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan wajib memenuhi persyaratan independensi.
2. Direktur Utama danatau Wakil Direktur Utama dilarang merangkap jabatan sebagai Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan. 3. Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dilarang
membawahkan fungsi-fungsi : a. Bisnis dan operasional;
b. Manajemen risiko yang melakukan pengambilan
keputusan pada kegiatan usaha bank; c. Treasury;
d. Keuangan dan akuntansi; e. Logistik dan pengadaan barangjasa;
f. Teknologi informasi; dan g. Audit intern.
4. Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan wajib memiliki integritas dan pengetahuan yang memadai
mengenai ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengangkatan
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan di Bank dilaksanakan oleh Direktur Kepatuhan. Proses pengangkatan,
pemberhentian danatau pengunduran diri Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan Perseroan telah
dilaksanakan dan diatur sebagai berikut : 1. Pengangkatan, pemberhentian, danatau pengunduran
diri Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan mengacu pada ketentuan mengenai pengangkatan,
pemberhentian, danatau pengunduran diri anggota Direksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai Bank Umumdan telah melalui Fit and Proper Test sesuai ketentuan Bank
Indonesia yang berlaku;
2. Dalam hal Direktur Kepatuhan untuk sementara tidak dapat menjalankan tugas jabatannya, maka pelaksanaan
tugas yang bersangkutan digantikan sementara oleh Direktur lain sampai dengan Direktur Kepatuhan dapat
menjalankan tugas jabatannya kembali;
3. Dalam hal Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan mengundurkan diri atau habis masa
jabatannya, maka Bank segera mengangkat pengganti Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dan
Director in Charge of Compliance Function
Independence and Criteria
1. The Director in charge of the Compliance Function shall
comply with the requirements of independence. 2.
The President Director and or the Vice President Director are prohibited from concurrently serving as Directors in
charge of the Compliance Function. 3.
The Director in charge of the Compliance Function is prohibited from assigning functions:
a. Business and operations; b. Risk management making decisions on the Banks
business activities; c. Treasury;
d. Finance and accounting; e. Logistics and procurement of goods services;
f. information Technology; and g. Internal audit.
4. The Director in charge of the Compliance Function shall
have adequate integrity and knowledge of Bank Indonesias provisions and applicable laws and regulations.
Appointment
The Director in charge of the Compliance Function at the Bank shall be executed by the Compliance Director. The process of
appointment, dismissal and or resignation of the Director in charge of the Companys Compliance Function has been
implemented and regulated as follows: 1.
The appointment, dismissal and or resignation of the Director in charge of the Compliance Function shall refer
to the provisions concerning the appointment, dismissal and or resignation of members of the Board of Directors
as referred to in the Bank Indonesia provisions governing Commercial Banks and through Fit and Proper Test
in accordance with the provisions of Bank Indonesia applicable;
2. In the event that the Compliance Director is temporarily
unable to perform his her job duties, the execution of the respective duties shall be temporarily superseded
by another Director until the Compliance Director may perform his her duties again;
3. In the event that the Director in charge of the Compliance
Function withdraws or terminates his term of oice, the Bank shall immediately appoint a substitute of the Director
in charge of the Compliance Function and during the
623
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
selama dalam proses penggantian Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, ditunjuk salah satu
Direktur lainnya untuk sementara melaksanakan tugas Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan;
4. Direktur yang melaksanakan tugas sebagai Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, tidak dirangkap oleh
Direktur Utama dan atau Wakil Direktur Utama dan atau Direktur yang membawahkan fungsi-fungsi yang dapat
mempengaruhi independensinya;
5. Setiap penggantian jabatan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan senantiasa dilaporkan kepada Otoritas
Jasa Keuangan.
Proil Singkat Direktur Kepatuhan Bank SulutGo
Direktur Kepatuhan Bank SulutGo periode Desember 2016 dijabat oleh Machmud Turuis, lahir di Sangihe pada 12 April
1967. Memperoleh Gelar Sarjana dari STIE Perbanas Jakarta D3-1989 STIE PIONER. Mengawali Karier di Bank SulutGo
sejak 1990 dan telah menduduki beberapa jabatan seperti Pemimpin Cabang Kotamobagu, Pemimpin Kelompok
Pengembangan Bisnis Divisi PBC, Wakil Pemimpin Cabang Limboto, Pemimpin Cabang Tahuna,Pemimpin Divisi Umum
pada 2012 dan selanjutnya diangkat sebagai Direktur Kepatuhan Bank SulutGo melalui RUPS-LB pada september
2016. Mengikuti dan Memiliki Sertiikat Manajemen Risiko level 5 yang diperoleh pada tahun 2016.
Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, paling kurang mencakup :
1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya
Budaya Kepatuhan Bank; 2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip
kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi; 3. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan
digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;
4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank
telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank; 6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan
atau keputusan yang diambil Direksi Bank atau pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari
process of the replacement of the Director in charge of the Compliance Function, one Director shall temporarily
exercise the Directors duties in charge of the Compliance Function;
4. The Director performs the duties as Director in charge of
the Compliance Function, shall not be accredited by the President Director and or the Vice President Director and
or the Director in charge of functions that may afect his independence;
5. Any substitution of the Director in charge of the Compliance
Function shall always be reported to the Financial Services Authority.
Brief Proile of Compliance Director of Bank SulutGo
Compliance Director Bank SulutGo period December 2016 held by Machmud Turuis, born in Sangihe on April 12, 1967. Obtained
a Bachelor Degree from STIE Perbanas Jakarta D3-1989 STIE PIONER. He started his career at Bank SulutGo since 1990 and
has held positions such as Kotamobagu Branch Manager, Head of Business Development Group of PBC Division, Limboto
Deputy Branch Manager, Tahuna Branch Manager, General Afair Division Leader in 2012 and subsequently appointed
as Compliance Director of Bank SulutGo through ESGM In September 2016. He has been following and having a Level 5
Risk Management Certiicate obtained in 2016.
Duties and Responsibilities
The duties and responsibilities of the Director in charge of the Compliance Function shall, at a minimum include:
1. Formulate strategies to encourage the creation of a Bank
Compliance Culture; 2.
Propose compliance policies or compliance principles to be determined by the Board of Directors;
3. Establish compliance systems and procedures that will be
used to develop the Banks internal rules and guidelines; 4.
Ensure that all Bank policies, provisions, systems and procedures and business activities are in compliance
with Bank Indonesia regulations and prevailing laws and regulations, including Sharia Principles for Sharia
Commercial Banks and Sharia Business Units; 5.
Minimize Bank Compliance Risk; 6.
Take precaution in order that policies and or decisions taken by the Board of Directors of Banks or the heads of
624
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang- undangan yang berlaku;
7. Bertindak sebagai koordinator atas penerapan Manajemen Risiko dan Fungsi Kepatuhan terhadap
seluruh kegiatan usaha Bank untuk mencapai tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance;
8. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
Sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direktur Kepatuhan telah menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris secara
triwulanan dan laporan Direktur Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK setiap semester sesuai batas waktu
yang telah ditetapkan.
Satuan Kerja Kepatuhan
Untuk melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya, Direktur Kepatuhan Bank dibantu oleh satuan kerja
Kepatuhan yang dalam hal ini adalah Divisi Kepatuhan. Satuan Kerja Kepatuhan merupakan unit independen
yang membantu pelaksanaan tugas dari Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dan bertanggungjawab
langsung kepada Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan. Satuan Kerja Kepatuhan Bank dipimpin oleh
Kepala Divisi yang telah memenuhi kriteria sebagai Kepala Satuan Kerja Kepatuhan sebagaimana yang diatur dalam
PBI No. 132PBI2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan.
Dalam melaksanakan fungsi kepatuhan, Direktur Kepatuhan beserta Divisi Kepatuhan wajib memegang teguh
independensi dalam memberikan pendapat tanpa memihak kepada kepentingan pihak lain, menjunjung tinggi integritas
serta tidak menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan pribadi golongan di luar kepentingan
Bank. Pejabat dan staf di satuan kerja kepatuhan dilarang ditempatkan pada posisi menghadapi conlict of interest
dalam melaksanakan tanggung jawab Fungsi Kepatuhan.
Kriteria Pengangkatan Kepala Satuan Kerja Kepatuhan
Kriteria kepala satuan kerja kepatuhan: 1. Memenuhi persyaratan independensi;
2. Menguasai ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; 3. Tidak melaksanakan tugas lainnya di luar Fungsi
Kepatuhan; dan
Foreign Bank Branch Oices do not deviate from Bank Indonesia regulations and prevailing laws and regulations;
7. Acting as coordinator of the implementation of Risk
Management and Compliance Function on all business activities of the Bank to achieve good corporate
governance; 8.
Perform other tasks related to the Compliance Function.
In relation to the implementation of its duties and responsibilities, the Compliance Director has submitted a report
on the implementation of the Compliance Directors duties to the President Director with copies to the Board of Commissioners
on a quarterly basis and the Compliance Directors report to the Financial Services Authority OJK each semester within the
stipulated deadline.
The Compliance Work Unit
To perform its functions, duties and responsibilities, the Compliance Director of the Bank is assisted by a Compliance
work unit in this case the Compliance Division. The Compliance Work Unit is an independent unit assisting with the performance
of the duties of the Director in charge of the Compliance Function and directly responsible to the Director in charge of
the Compliance Function. The Banks Compliance Work Unit is headed by a Division Head who has met the criteria as Head
of the Compliance Work Unit as stipulated in PBI no. 132 PBI 2011 dated January 12, 2011 on the Implementation of
Compliance Function. In performing the compliance function, the Compliance
Director and the Compliance Division are required to uphold the independence of giving an impartial opinion to the interests of
others, upholding integrity and not using information obtained for personal group interests other than the Banks interests.
Oicials and staf in the compliance work unit are prohibited from being placed in a position to face the conlict of interest in
carrying out the Compliance Functional responsibilities.
Criteria Appointment of Head of Compliance Work Unit
Criteria for head of compliance work unit: 1.
Meet the requirements of independence; 2.
Mastering the provisions of Bank Indonesia and prevailing laws and regulations;
3. Not performing any other task outside the Compliance
Function; and
625
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
4. Memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan dan mengembangkan Budaya Kepatuhan compliance
culture .
Pengangkatan, pemberhentian, atau penggantian kepala satuan kerja kepatuhan wajib dilaporkan kepada Bank
IndonesiaOJK.
Proil Singkat Kepala Satuan Kerja Kepatuhan Bank SulutGo
Satuan Kerja Kepatuhan Bank SulutGo dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi Kepatuhan yaitu Robbynson H. Rorong, Lahir
di Makassar pada 02 Desember 1959. Memiliki gelar Sarjana Ekonomi. Mengawali karier di Bank SulutGo sejak 1983
dan telah menduduki beberapa Jabatan seperti Pemimpin Kelompok Audit 1 pada Divisi SKAI, Pemimpin Kelompok
Perencanaan pada Divisi Perencanaan, Pemimpin Divisi PBC, Pemimpin Divisi Umum, dan selanjutnya diangkat menjadi
Group head bidang Pemasaran dan selanjutnya diangkat menjadi Pemimpin Divisi Kepatuhan hingga sekarang.
Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam rangka melaksanakan Fungsi Kepatuhan, Divisi Kepatuhan secara umum bertanggung jawab untuk :
1. Memastikan bahwa seluruh Kebijakan, Sistim dan
Prosedur yang ada di Bank tidak bertentangan dan telah sesuai dengan ketentuan dan Perundang-undangan
yang berlaku, serta Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan OJK.
2. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan bisnis Bank agar tidak bertentangan atau menyimpang dari
ketentuan yang ada. 3. Melakukan penilaian matriks kepatuhan atas Divisi dan
Unit di Kantor Pusat. 4. Memberikan pertimbangan kepada Direksi dan
Dewan Komisaris agar keputusan yang dibuat tidak bertentangan atau menyimpang dari ketentuan yang
ada.
5. Memberikan opinipendapat atas aspek hukum dan kepatuhan yang berkaitan dengan proses permohonan
kredit yang diatas wewenang Cabang, penanaman dana Bank di pasar uang modal, serta aktivitas sejenis lainnya.
6. Memberikan opinipendapat atas aspek hukum dan kepatuhan yang berkaitan dengan Perjanjian Kerjasama
PKS, produk-produk hukum internal Bank berupa SK, Instruksi dan kebijakanketentuan internal sejenis
lainnya.
4. Having a high commitment to implement and develop a
Compliance Culture.
The appointment, dismissal, or replacement of the compliance work unit shall be reported to Bank Indonesia OJK.
Brief Proile of Bank SulutGo Head of Compliance Working Unit
The Bank SulutGo Compliance Work Unit is headed by a Compliance Division Leader, Robbynson H. Rorong, Born in
Makassar on December 02, 1959. Obtained a Bachelor of Economics degree. He started his career at Bank SulutGo since
1983 and has held several positions such as 1st Audit Group Leader at SKAI Division, Planning Group Leader at Planning
Division, PBC Division Leader, General Afair Division Leader, and subsequently appointed as Group Head of Marketing and
subsequently appointed as Compliance Division Leader until now.
Duties and Responsibilities
In order to implement the Compliance Function, the Compliance Division is generally responsible for:
1. Ensure that all Policies, Systems and Procedures in the
Bank are not in conlict and are in compliance with prevailing laws and regulations, as well as Bank Indonesia
Regulations and OJK Rules. 2.
Monitoring the implementation of the Banks business activities so as not to contradict or deviate from the existing
provisions. 3.
Conducting a compliance matrix assessment of Divisions and Units at Head Oice.
4. Providing consideration to the Board of Directors and
Board of Commissioners in order that the decision made is not contradictory or deviate from the existing provisions.
5. Providing opinions on legal and compliance aspects
relating to credit application process above Branchs authority, Bank fund investment in money capital
markets, and other similar activities. 6.
Providing opinions on legal and compliance aspects relating to Cooperation Agreements PKS, internal legal
products of the Bank in the form of SK, Instruction and other similar internal policies provisions.
626
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
7. Mengelola penyusunan Laporan Tugas Pokok Direktur Kepatuhan, baik internal maupun eksternal.
8. Mengorganisir layanan konsultasi dan bantuan hukum, serta penyelesaian perkara hukum yang dihadapi Bank
dengan para pihak. 9. Mengelola pengumpulan dan pengkinian updating
terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang terkait dengan Divisi Kepatuhan.
10. Mengelola pengadministrasian dan pendistribusian seluruh dokumen kebijakan, sistem dan prosedur Bank
SulutGo, kepada seluruh divisi dan cabang, serta pihak- pihak terkait lainnya, yang terkait dengan kebijakan
Kepatuhan Hukum.
11. Memberikan advis dan bantuan hukum kepada unit kerja kredit dan cabang dalam rangka pencegahan
terjadinya kredit bermasalah. 12. Sebagai contact person OJK untuk memastikan dan
mengkoordinir tindak lanjut temuan seluruh Divisi Unit di Kantor Pusat .
13. Mengelola proses penyusunan, penerapan dan tinjau ulang, Rencana Bisnis KPI, Target Inisiatif, dan Rencana
Anggaran Divisi Kepatuhan 14. Merumuskan, melaksanakan, dan meninjau ulang
Kebijakan, Sistem, dan Prosedur yang terkait dengan pengendalian aspek Kepatuhan dan Hukum.
15. Mengelola proses implementasi dan tinjau ulang pengendalian risiko dan kepatuhan, pada setiap kegiatan
operasional Divisi Kepatuhan. 16. Menindaklanjuti temuan-temuan audit yang terkait
dengan Divisi Kepatuhan. 17. Mengorganisir dan mengawasi, pelaksanaan administrasi
dan pelaporan di Divisi Kepatuhan. 18. Meninjau ulang efektivitas pencapaian tujuan jabatan
dan eisiensi pelaksanaan seluruh tanggungjawab utama Pemimpin Divisi Kepatuhan, serta menentukan dan
melakukan upaya perbaikan dan peningkatannya.
19. Melakukan komunikasi dengan pihak eksternal Bank Indonesia, OJK, instansi PemerintahLembaga lainnya
dalam upaya pencapaian sasaran divisi secara optimal. 20. Melakukan koordinasi dengan divisi lain terkait dengan
kepatuhan hukum. 21. Mengelola aktivitas Divisi Kepatuhan, sesuai tugas dan
wewenang yang dimiliki. 22. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari Direksi.
7. Managing the completion of the Compliance Directors
Main Duties Report, both internal and external. 8.
Organizing legal consultation and assistance services, as well as settlement of legal proceedings facing the Bank
with the parties. 9.
Managing the collection and updating of the provisions and legislation relating to the Compliance Division.
10. Managing the administration and distribution of all documents of Bank SulutGo policies, systems and
procedures, to all divisions and branches, as well as other relevant parties, related to Compliance Legal policy.
11. Providing advice and legal assistance to credit and branch work units in order to prevent the occurrence of non-
performing loans. 12. As a contact person OJK to ensure and coordinate follow-
up indings throughout Division Unit at Head Oice. 13. Managing the process of drafting, implementing and
reviewing, Business Plan KPI, Target Initiative, and Compliance Division Budget Plan
14. Formulate, implement and review Policies, Systems and Procedures related to the control of Compliance and Legal
aspects. 15. Managing the implementation process and review risk
and compliance controls, for each of the operations of the Compliance Division.
16. Follow up audit indings related to the Compliance Division. 17. Organizing and supervising, administering and reporting
in the Compliance Division. 18. Review the efectiveness of the achievement of the
objectives and eiciency of the implementation of all the responsibilities of the Compliance Division Leader, as well
as to determine and undertake the improvement and improvement eforts.
19. Communicating with external parties Bank Indonesia, OJK, Government agencies other Institutions in an efort
to achieve division goals optimally. 20. Coordinate with other divisions related to compliance
law. 21. Managing the activities of the Compliance Division, in
accordance with the duties and authorities it has. 22. Carry out the speciic tasks of the Board of Directors.
627
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
DIREKTUR KEPATUHAN COMPLIANCE DIRECTOR
PEMIMPIN DIVISI KEPATUHAN
COMPLIANCE DIVISION LEADER
PEMIMPIN DEPARTEMEN KEPATUHAN DEPARTMENT COMPLIANCE LEADER
PEMIMPIN DEPARTEMEN HUKUM LEGAL DEPARTMENT LEADER
• ANALIS KEPATUHAN
• ASISTEN ADMINISTRASI
• COMPLIANCE ANALYSIS
• ASSISTANT ADMINISTRATION
• YURIST
• ASISTEN ADMINISTRASI
• YURIST
• ASSISTANT ADMINISTRATION
Struktur Organisasi Divisi Kepatuhan
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 091aSlREN- DlRrulll2015 Tentang Struktur Organisasi Dan Buku Pedoman
Perusahaan BPP Organisasi Bank SulutGo diuraikan tentang struktur organisasi Divisi Kepatuhan adalah sebagai berikut :
Organizational Structure of the Compliance Division
Based on BOD Decree No. 091a Sl REN-DlRrulll 2015 About Organization Structure And Company Guidebook
BPP Organization Bank SulutGo descriptions about the organizational structure of Compliance Division are as follows:
Pelaksanaan Program Kerja Fungsi Kepatuhan
Dalam rangka meningkatkan budaya kepatuhan Bank, satuan kerja kepatuhan telah menyusun program kerja Fungsi
Kepatuhan untuk tahun 2016 yang meliputi serangkaian aktiitas pelaksanaan sebagai berikut :
1. Seluruh manajemen dan pegawai Perseroan
bertanggung jawab mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan. Sepanjang tahun 2016 Bank senantiasa
telah melakukan sosialisasi Budaya Kepatuhan secara berkelanjutan kepada pegawai Perseroan yang bertujuan
untuk meningkatkan awareness tentang Kepatuhan dalam menjalankan tugas dan aktiitasnya pada masing-
masing unit kerja diantaranya melalui pembekalan dan internalisasi kepatuhan dalam pembekalan pegawai
Implementation of the Compliance Job Program
In order to improve the Banks compliance culture, the compliance work units have compiled a Compliance Function
work program for 2016 that includes a series of implementation activities as follows:
1. Management and all employees of the Company are responsible for realizing the Compliance Culture. Throughout
the year 2016, the Bank continuously disseminates the Compliance Culture to employees of the Company, which
aims to increase awareness of Compliance in carrying out its duties and activities in each work unit such as through
debrieing and internalization of compliance in the provision of new employees and in training refreshment for existing
employees, which is done through in-class training method.
628
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
baru maupun dalam training refreshment bagi pegawai existing yang dilakukan melalui metode in class training.
2. Satuan Kerja Kepatuhan Bank berkoordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko yang merupakan Satuan Kerja
Manajemen Risiko Perseroan untuk melakukan identiikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap
risiko kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum. Efektivitas pengelolaan risiko kepatuhan dimuat dalam Laporan Proil Risiko Kepatuhan.
3. Melakukan kajian atas seluruh draft kebijakan yang akan diterbitkan serta produk dan aktiitas baru yang
akan diluncurkan, kajian dimaksud adalah untuk upaya memastikan bahwa kebijakan serta produk dan aktiitas
baru dimaksud telah sesuai dan tidak melanggar ketentuan Regulator dan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
4. Senantiasa memberikan sosialisasi atas ketentuan pihak eksternal yang baru dikeluarkan oleh regulator serta
Peraturan Perundang-undangan. Materi sosialisasi yang disampaikan adalah ringkasan pokok-pokok ketentuan
eksternal serta gap analysis dengan ketentuan internal Perseroan. Materi sosialisasi tersebut disampaikan
kepada unit kerja terkait untuk memastikan penerapan ketentuan tersebut sebagaimana yang telah ditetapkan
oleh pihak regulator .
5. Melakukan pengkajian dan penilaian terhadap kebijakan dan ketentuan internal Perseroan yang berlaku sebagai
bagian dari rangkaian proses untuk menciptakan dan membangun budaya kepatuhan dari setiap unit bisnis
di dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, serta untuk memastikan bahwa peraturan regulator yang terkait
telah diterapkan dalam aktivitas unit bisnis.
6. Menjalankan fungsi monitoring untuk memastikan agar pelaksanan suatu produk atau transaksi sesuai dengan
kebijakan internal dan peraturan Regulator yang berlaku. 7. Berupaya untuk memenuhi seluruh komitmen kepada
Bank Indonesia, Otoritas Jasa keuangan dan otoritas yang berwenang lainnya. Untuk memastikan kepatuhan
terhadap komitmen yang dibuat kepada regulator dan otoritas berwenang tersebut, Divisi Kepatuhan Bank
secara terus menerus melakukan monitoring kepada unit-unit kerja terhadap seluruh komitmen yang
diwajibkan. Bentuk komitmen tersebut dapat berasal dari hasil audit, surat Bank Indonesia, Otoritas Jasa keuangan
dan otoritas yang berwenang lainnya maupun kewajiban pelaporan sesuai ketentuan regulator yang berlaku.
2. The Banks Compliance Work Unit coordinates with the Risk Management Division, which is the Companys Risk
Management Unit to identify, measure, monitor and control compliance risks by referring to Bank Indonesia
Regulation concerning Risk Management Implementation for Commercial Banks. The efectiveness of compliance risk
management is contained in the Compliance Risk Proile Report.
3. Reviewing all the draft policies to be issued and new products and activities to be launched, the review is to
ensure that the new policies and products and activities are in compliance and do not violate the applicable Regulatory
and Regulatory requirements.
4. Always provide socialization on the provisions of external parties issued by new regulators and legislation. The
socialization material presented is a summary of the main points of the external provisions and gap analysis with the
internal requirements of the Company. The socialization material is submitted to the relevant work units to ensure
the application of such provisions as determined by the regulator.
5. Conduct evaluation and assessment of the Companys internal policies and regulations as part of a series of
processes to create and build a compliance culture of each business unit in carrying out its day-to-day tasks, and to
ensure that relevant regulatory regulations have been implemented in business unit activities.
6. Perform a monitoring function to ensure that the implementation of a product or transaction complies with
the applicable internal policies and regulations of the Regulator.
7. Attempts to fulill all commitments to Bank Indonesia, the Financial Services Authority and other competent
authorities. To ensure compliance with commitments made to the regulator and the competent authority, the Banks
Compliance Division continually monitors the work units for all required commitments. Such commitments may
result from audit results, Bank Indonesia letters, Financial Services Authorities and other competent authorities as
well as reporting obligations under applicable regulatory provisions. The results of monitoring of commitment
629
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
PENGEMBANGAN KOMPETENSI FUNGSI KEPATUHAN- COMPETENCE DEVELOPMENT OF COMPLIANCE FUNCTION
No Tanggal
Materi Perlatihan Penyelenggara
Training Materials
1 02 Mar - 03 Mar 2016 Pelatihan Penanganan Benturan Kepentingan
Leinad Aganis Consultant
Conlict of Interest Handling Training 2
20 Apr - 21 Apr 2016 Workshop Hukum Pidana Korporasi Lambert Consulting
Workshop on Corporate Criminal Law 3
20 Apr - 21 Apr 2016 Workshop Credit Remedial Legal Aspect: Prosedur
Lengkap Aspek Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah
RMG Credit Remedial Legal Aspect
Workshop: Complete Procedure Legal Aspects In Troubled Loans Settlement
4 11 Jul - 12 Jul 2016
Peningkatan Pemahaman Tentang Self Assessment
Penilaian GCG Tata Cara Penyusunan Laporan GCG
Leinad Aganis Consultant
Increasing Understanding About Self Assessment GCG Assessment
Procedures for Preparation of GCG Report
5 15 Jul - 16 Jul 2016
Pelatihan Publik Traning Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Peranan Bank Umum Untuk
Mencegahnya Econindo Bina
Utama Public Training Transfers of Money
Laundering and Role of Commercial Banks To Prevent It
6 18 Agu - 19 Agu 2016
Pelatihan Tatacara Penyusunan Kebijakan Remunerasi dalam rangka Implementasi POJK
Melalui GAP Leinad Aganis
Consultant Procedures for Formulating Remuner-
ation Policy in the Implementation of POJK Through GAP Training
Hasil dari pemantauan terhadap pemenuhan komitmen dilaporkan secara berkala dalam Laporan Kepatuhan
kepada Otoritas Jasa keuangan, Direksi dengan tembusan Dewan Komisaris.
Untuk melakukan perbaikan-perbaikan terkait fungsi kepatuhan Bank, manajemen tetap berlandaskan pada
ketentuan otoritas perbankan dan Buku Pedoman Perusahaan yang intinya tercermin pada 3 tiga hal berikut :
1. Menciptakan Budaya Kepatuhan Bank compliance
Culture pada seluruh jenjang organisasi di PT. Bank
SulutGo sebagai implementasi penerapan Good Corporate Governance
GCG. 2. Menciptakan suatu kebijakan dan prosedur operasional
bank telah sesuai dengan prinsip-prinsip kepatuhan dan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, OJK
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Menciptakan kepatuhan bank atas setiap penyampaian laporan ke pihak external maupun penyampaian
komitmen yang dibuat antara Bank dengan BI, OJK, otoritas jasa keuangan lainnya.
Pengembangan Kompetensi Fungsi Kepatuhan
Satuan Kerja Kepatuhan berupaya untuk melakukan pengembangan kompetensi dan kualitas Sumber Daya
Manusia dilingkungan Satuan Kerja Kepatuhan melalui keikutsertaan dalam pendidikan, pelatihan sertiikasi
kepatuhan, seminar baik yang diselenggarakan oleh internal Bank maupun pihak eksternal. Adapun program
pengembangan kompetensi dan kualitas Sumber Daya Manusia tahun 2016 yang telah dilaksanakan oleh pegawai
dan pejabat Divisi Kepatuhan adalah sebagai berikut :
fulillment are reported periodically in the Compliance Report to the Financial Services Authority, the Board of
Directors with a copy of the Board of Commissioners.
To make improvements related to the Banks compliance function, management remains based on the provisions of the
banking authorities and the Company Code of Business which are essentially relected in the following 3 three points:
1. Creating Compliance Culture Bank Compliance Culture
at all levels of the organization at PT. Bank SulutGo as implementation of Good Corporate Governance GCG
implementation. 2.
Creating a banks operational policies and procedures are in conformity with compliance principles and are in
conformity with Bank Indonesia, OJK regulations and prevailing laws and regulations.
3. Creating bank compliance with each report submitted to
external parties as well as delivery of commitments made between the Bank and BI, OJK, other inancial services
authorities.
Compliance Function Competence Development
The Compliance Work unit Unit seeks to develop the competence and quality of Human Resources within the Compliance
Work Unit through participation in education, compliance certiication training, seminars organized by internal Banks
as well as external parties. The development program of competence and quality of Human Resources in 2016 which has
been implemented by employees and oicials of the Compliance Division are as follows:
630
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Penyesuaian Dengan Peraturan Yang Ada
Bank telah menyediakan secara lengkap pedoman, sistem dan prosedur untuk seluruh unit kerja, baik operasional
maupun non operasional, yang senantiasa ter up date dengan baik dan sesuai dengan ketentuan dan perundang–
undangan yang berlaku. Untuk mendukung pelaksanaan berbagai aturan tersebut, bank mencanangkan pelaksanaan
fungsi konsultatif dan sosialisasi, agar sasaran yang telah ditetapkan dapat diwujudkan dan akan diupayakan secara
bertahap dengan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan Bank. Sepanjang tahun 2016, Bank telah berupaya menjaga
kepatuhan terhadap PBIPOJK dan peraturan perundang- undangan yang berlaku, standar-standar kepatuhan lainnya
yang telah ditetapkan secara internal, ketentuan mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik, serta pemenuhan
komitmen yang disepakati, baik kepada pihak internal maupun eksternal.
Walaupun demikian masih terdapat hal-hal yang perlu ditingkatkan, menyangkut pemahaman dan disiplin
pegawai maupun sistem kontrol atasimplementasi peraturan yang berlaku, dengandemikian perbaikan yang
berkesinambungan tetap terus dilakukan agar penerapan praktek-praktek prinsip tata kelola perusahaan yang Baik dan
budaya kepatuhan benar-benar melekat dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Secara umum pelaksanaan kepatuhan
telah berjalan baik dengan meningkatnya pelaksanaan ketentuan prinsip kehati-hatian, adanya percepatan waktu
penyelesaian uji kepatuhan terhadap rancangan prosedur dan kebijakan, analisa dampak peraturan eksternal terhadap
kebijakan internal Bank dengan sistem dan frekuensi yang lebih baik.
Indikator Kepatuhan
Berkaitan dengan pelaksanaan prinsip kehati-hatian, kegiatan operasional Bank selama tahun 2016 tidak menyimpang dari
ketentuan yang berlaku, hal tersebut dapat tercermin dari Indikator Limit Risiko Rasio Bank, antara lain sebagai berikut :
Adjustments with Existing Rules
The Bank has provided a complete set of guidelines, systems and procedures for all work units, both operational and non-
operational, which are always up to date and in accordance with applicable laws and regulations. To support the implementation
of the various rules, the bank proclaimed the implementation of consultative and socialization functions, so that the established
targets can be realized and will be pursued gradually with priority scale in accordance with the needs of the Bank. Throughout the
year 2016, the Bank has sought to maintain compliance with PBI POJK and prevailing laws and regulations, other internally
deined compliance standards, provisions on Good Corporate Governance, as well as the fulillment of agreed commitments,
both to internal or external parties.
Nevertheless, there are still things that need to be improved, regarding the understanding and discipline of employees and
the control system for the implementation of the prevailing regulations, so that continuous improvements will continue to
be implemented so that the implementation of good corporate governance principles and compliance cultures is really inherent
in Implementation of daily work. In general, the implementation of compliance has been going well with the increase in the
implementation of prudential principles, the acceleration of the time of completion of the compliance test on the design
of procedures and policies, analysis of the impact of external regulations on the Banks internal policies with better systems
and frequency.
Compliance Indicators
In connection with the implementation of prudential principles, the Banks operational activities during 2016 do not deviate from
applicable provisions, as relected in the Risk Limit Indicators of the Bank Ratio, among others, as follows:
631
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Dari parameter yang ditetapkan Bank Indonesia, rata-rata rasio Tingkat Kesehatan Bank Tahun 2016 menunjukkan
tingkat rasio Bank yang sehat dan tidak ada pelanggaran yang signiikan terhadap ketentuan Bank Indonesia maupun
peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
Divisi Manajemen Risiko
Setelah Divisi Kepatuhan, struktur organisasi di bawah supervise Direktur Kepatuhan Bank SulutGo adalah Divisi
Manajemen Risiko. Dibentuknya Divisi Manajemen Risiko pada Bank SulutGo didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia
mengenai Penerapan Manajemen Risiko, penerapan Basel II dan PBI No 58PBI2003 tertanggal 19 Mei 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Untuk Bank Umum Jo. PBI No 1125PBI2009. Berdasarkan PBI No.1125PBI2009,
pengaturan manajemen risiko bagi bank umum diatur atas dasar pertimbangan :
1. Bahwa dengan semakin kompleksnya produk dan
aktivitas bank maka risiko yang dihadapi bank akan semakin meningkat;
2. Bahwa peningkatan risiko yang dihadapi bank perlu diimbangi dengan kualitas penerapan manajemen risiko
yang memadai; 3. Bahwa transparansi merupakan salah satu aspek yang
perlu diperhatikan dalam pengendalian risiko yang dihadapi bank;
4. Bahwa peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko akan mendukung efektivitas kerangka pengawasan
bank berbasis risiko.
From the parameters set by Bank Indonesia, the average Bank Rating ratio of 2016 shows a healthy level of Bank ratios and
there are no signiicant infringement of the provisions of Bank Indonesia or any other applicable laws and regulations.
Risk Management Division
After the Compliance Division, the organizational structure under supervision of the Compliance Director of Bank SulutGo
is the Risk Management Division. Establishment of Risk Management Division at Bank SulutGo based on Bank Indonesia
Regulation on Risk Management Implementation, Basel II and PBI Regulation No. 58 PBI 2003 dated May 19, 2003
concerning Application of Risk Management for Commercial Banks Jo. PBI No. 1125 PBI 2009. Based on PBI No.11 25 PBI
2009, risk management arrangements for commercial banks are regulated on the basis of:
1. That with the increasing complexity of Bank products and
activities, the risks faced by the Bank will increase; 2.
That the increase risks faced by the Bank need to be balanced with the quality of the application of adequate
risk management; 3.
That transparency is one of the aspects to be considered in controlling the risks faced by the Bank;
4. That improving the quality of risk management
implementation will support the efectiveness of risk-based bank supervision framework.
R AT I O R E A L I S A S I
R AT I O 31 Des 2016
31 Des 2015 +-
C A R 17.11
13.79 3.32
C A R K A P
K A P -
KAP Kredit Intracomptable 0.85
0.86 0.1
- KAP Intracomptable Loan
- KAP Total Kredit Inclusive AYDA
0.85 0.86
0.1 -
KAP Total Loan Inclusive AYDA N P L Gross
0.94 0.97
0.3 N P L Gross
P P A Prod. 0.55
0.47 0.08
P P A Prod. R O A
2.07 1.56
0.51 R O A
R O E 21.69
20.10 1.59
R O E N I M
9.25 9.19
0.06 N I M
L F R 103.68
95.09 8.59
L F R BOPO
85.88 87.35
1.47 BOPO
632
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Manajemen risiko Bank SulutGo terdiri dari 2 fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi Pengendalian Risiko Membantu manajemen melalui Komite Manajemen
Risiko dalam hal memberikan rekomendasi mengenai hasil pemantauan dari rambu-rambu risiko yang
tertuang dalam kebijakan risiko, yang harus senantiasa diperhatikan, dijaga dan dilaksanakan oleh bank
khususnya unit bisnis, termasuk mitigasi risiko sesuai materialitas risiko yang dihadapi bank, sehingga bank
dapat senantiasa melaksanakan aktivitas danatau transaksinya dengan berbasis kinerja dan berbasis risiko
secara seimbang, serta mampu mengendalikan eksposur risiko, sesuai batas kemampuan bank.
2. Menyusun dan mengkinikan kebijakan risiko Menyusun dan mengkinikan kebijakan risiko yang
disampaikan kepada manajemen melalui Komite Manajemen Risiko, agar senantiasa lengkap up to date
dan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku danatau perkembangan regulasi Basel terkini
serta kebutuhanperkembangan usaha bank.
Proses manajemen risiko Bank SulutGo diarahkan guna mencapai keseimbangan antara pencapaian proit dan
tingkat risiko usaha potensial yang optimal melalui alokasi pengelolaan portofolio bisnis serta meningkatkan
shareholders value Bank SulutGo.
Sasaran kebijakan adalah untuk mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank, dengan tingkat risiko yang wajar
secara terarah, terintegrasi dan berkesinambungan yang dapat diterima oleh semua stakeholders Bank SulutGo, serta
memberikan tanda peringatan dini terhadap seluruh posisi exposure risiko usaha dan penetapan pengendalian risiko
yang diperlukan secara sistematis juga pelaksanaan built in control minimal oleh setiap unti kerja.
Ruang lingkup manajemen risiko Bank SulutGo meliputi: 1. Pengawasan aktif.
2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit
manajemen risiko. 3. Kecukupan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko.
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Bank SulutGos risk management consists of 2 main functions, namely:
1. Risk Control Function Assist management through the Risk Management
Committee in terms of providing recommendations on the monitoring results of the risk guarantees contained in the
risk policy, which must be constantly observed, maintained and implemented by banks in particular business units,
including risk mitigation in accordance with the materiality of risk faced by banks, So that banks can always carry out
their activities and or transactions on a performance- based and risk-based basis, as well as able to control risk
exposure, within the limits of bank capability. 2. Develop and update risk policy
Prepare and update risk policies submitted to management through the Risk Management Committee, to be up to
date and in compliance with applicable Bank Indonesia regulations and or the latest developments in Basel
regulations and the needs developments of the Banks business.
Bank SulutGos risk management process is directed to achieve a balance between the achievement of proit and the optimal
potential business risk level through the allocation of business portfolio management and increase shareholder value of Bank
SulutGo. The policy objective is to control the course of the banks business
activities, with a reasonable, integrated and sustainable level of risk acceptable to all stakeholders of Bank SulutGo, as well
as to provide an early warning sign of all exposure positions of business risk and the determination of risk control required by
Systematically also the implementation of built in control at least by every work unit.
The scope of Bank SulutGos risk management includes: 1.
Active supervision. 2.
Adequacy of risk management policies, procedures and stipulations.
3. Adequacy of process identiication, measurement,
monitoring and risk control and risk management information system.
4. Comprehensive internal control system.
633
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Pelaksanaan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko Bank SulutGo memperhatikan hal-
hal sebagai berikut : 1. Identiikasi risiko dilaksanakan dengan melakukan
analisa yaitu: a. Karakteristik risiko yang melekat pada aktivitas
fungsional bank b. Risiko dari produk dan kegiatan usaha baik yang
eksisting maupun yang baru 2. Pengukuran risiko dilaksanakan dengan melakukan:
a. Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi b. Penyempurnaan sistem pengukuran risiko
3. Pemantauan risiko dilaksanakan dengan melakukan: a. Evaluasi terhadap eksposur risiko.
b. Penyempurnaan proses pelaporan kegiatan usaha. 4. Pelaksanaan proses pengendalian risiko, digunakan untuk
mengelola risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank yaitu: Risiko Kredit, Risiko Pasar,
Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Reputasi, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Stratejik.
Unit APU PPT
Seiring dengan kegiatan operasional perbankan saat ini yang ditandai dengan semakin kompleksnya produk dan aktivitas
perbankan yang ditawarkan, serta meningkatnya kegiatan operasional perbankan, maka kondisi ini meningkatkan
risiko Bank sebagai media atau tujuan kegiatan pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Dalam rangka mencegah Bank dijadikan sasaran kegiatan pencucian uang dan pendanaan terorisme, maka Bank
tunduk pada : 1. UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. 2. UU No. 9 tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme. 3. Peraturan Bank Indoensia No.1427PBI2012 tanggal
28 Desember 2012 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1521DPNP tanggal 14 Juni 2013 tentang Penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum, yang mewajibkan
kepada seluruh Bank di Indonesia untuk menerapkan program Anti Pencucian Uang APU dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme APUPPT.
Agar penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme dapat berjalan efektif,
The implementation process of identiication, measurement, monitoring and risk control of Bank SulutGo pay attention to
the following matters: 1.
Risk identiication is done by analyzing:
a. Characteristics of the risk attached to the functional activities of the bank
b. Risks from existing and new business products and activities
2. Risk measurement is done by doing:
a. Periodic evaluation of the conformity of assumptions b. Improved risk measurement system
3. Risk monitoring is carried out by conducting:
a. Evaluation of risk exposure. b. Completion of business activity reporting process.
4. The implementation of the risk control process is used to
manage certain risks that may compromise the viability of the bank: Credit Risk, Market Risk, Operational Risk,
Liquidity Risk, Reputation Risk, Legal Risk, Compliance Risk, and Strategic Risk.
APU PPT Unit
Along with current banking operations characterized by the increasing complexity of banking products and activities
ofered, as well as increase banking operations, these conditions increase the Banks risk as a medium or purpose of money
laundering and terrorism inancing activities.
In order to prevent the Bank from being targeted for money laundering and inancing of terrorism, Banks are subject to:
1. UU no. 8 of 2010 on the Prevention and Eradication of
Money Laundering Crime. 2.
UU no. 9 of 2013 on the Prevention and Eradication of Criminal Acts of Terrorism Financing.
3. Bank Indonesia Regulation No.14 27 PBI 2012
dated December 28, 2012 and Circular Letter of Bank Indonesia no. 1521 DPNP dated June 14, 2013 on the
Implementation of Anti Money Laundering and Counter- terrorism Financing Program for Commercial Banks,
requiring all Banks in Indonesia to implement Anti Money Laundering and Terrorism Financing APU PPT programs.
In order for the implementation of anti-money laundering and terrorism inancing programs to be efective, the Bank
634
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Bank membentuk Unit Kerja Khusus Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme APU PPT dibawah supervisi Direktur Kepatuhan. Unit Kerja Khusus Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU PPT bertanggungjawab untuk memimpin Unit Kerja
Khusus Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU PPT demi efektifnya program APU PPT.
Tanggung Jawab Utama Unit Kerja Khusus Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU PPT
adalah: 1. Mengelola pelaksanaan analisa dan pengembangan
Kebijakan Prosedur APU PPT Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme agar sesuai
dengan perkembangan Program APU PPT yang terkini.
2. Memantau pengkinian proil nasabah dan transaksi nasabah.
3. Mengelola penerimaan laporan transaksi keuangan yang berpotensi mencurigakan red lag dari unit kerja terkait
dan melakukan analisis atas laporan tersebut. 4. Mengelola penerimaan Laporan Transaksi Keuangan
Tunai LTKT. 5. Mengelola proses identiikasi transaksi yang memenuhi
kriteria mencurigakan. 6. Memastikan tersedianya mekanisme kerja yang memadai
pada setiap unit kerja terkait atau pada setiap pejabat yang bertanggung-jawab terhadap penerapan Program
APU dan PPT, dengan tetap menjaga kerahasiaan informasi.
7. Mengelola pembuatan laporan mengenai dugaan Transaksi Keuangan Mencurigakan pada unit kerja
terkait atau pejabat yang bertanggungjawab terhadap penerapan Program APU PPT.
8. Memantau area yang berisiko tinggi yang terkait dengan APU dan PPT dengan mengacu pada ketentuan yang
berlaku serta pada sumber informasi yang memadai. 9. Mengelola pemantauan, analisis, dan perekomendasian
kebutuhan pelatihan Program APU dan PPT bagi pegawai Bank.
10. Menjalankan peran sebagai contact person bagi otoritas yang berwenang terkait dengan penerapan
APU PPT antara lain: Bank Indonesia, OJK, PPATK, dan Penegak Hukum.
11. Mengelola proses penyusunan, penerapan dan tinjau ulang, Rencana Bisnis KPI, Target Inisiatif, dan Rencana
established a Special Anti-Money Laundering Unit and
Prevention of Terrorism Financing APU PPT under the supervision of the Compliance Director. The Special Anti-Money
Laundering and Counter-Terrorism Prevention Unit APU PPT is responsible for leading the Special Unit for Anti-Money
Laundering and Counter-Terrorism Financing APU PPT for the efectiveness of APU PPT programs.
Main Responsibilities of the Special Unit for Anti Money Laundering and the Prevention of Terrorism Funding APU
PPT are: 1.
Manage the implementation of the analysis and development of APU PPT Policy Procedures Anti Money Laundering and
Terrorism Financing Prevention to be in line with the latest developments in the APU PPT Program.
2. Monitor the updating of customer proiles and customer
transactions. 3.
Manage the receipt of a report of a potentially suspicious red lag inancial transaction from the relevant work unit
and perform an analysis of the report. 4.
Manage the acceptance of Cash Financial Transaction Report LTKT.
5. Manage the transaction identiication process that meets
the suspicious criteria. 6.
Ensure that adequate working mechanisms are provided for each relevant work unit or to any oicer responsible for
the implementation of the APU and PPT Programs, while maintaining the conidentiality of the information.
7. Manage reporting on suspected Suspicious Transaction
Suspicions on the relevant work units or oicials responsible for the implementation of the APU PPT Program.
8. Monitor areas of high risk associated with APU and PPT
with reference to applicable provisions as well as adequate sources of information.
9. Manage monitoring, analysis and recommendations
of training needs of the APU and PPT Program for Bank employees.
10. Conducting the role of a contact person for the authority in charge of APU PPT implementation among others: Bank
Indonesia, OJK, PPATK, and Law Enforcement. 11. Manage the process of drafting, implementing and
reviewing, Business Plan KPI, Target Initiative, and APU
635
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Anggaran Unit APU PPT. 12. Merumuskan, melaksanakan, dan meninjau ulang
Kebijakan, Sistem, dan Prosedur yang terkait dengan APU PPT.
13. Mengelola proses implementasi dan tinjau ulang pengendalian risiko dan kepatuhan, pada setiap kegiatan
operasional Unit APU PPT. 14. Menindaklanjuti temuan-temuan audit yang terkait
dengan Unit APU PPT. 15. Mengorganisir dan mengawasi, pelaksanaan administrasi
dan pelaporan di Unit APU PPT. 16. Meninjau ulang efektivitas pencapaian tujuan jabatan
dan eisiensi pelaksanaan seluruh tanggungjawab utama Pemimpin Unit APU PPT, serta menentukan dan
melakukan upaya perbaikan dan peningkatannya.
17. Melakukan komunikasi dengan pihak eksternal Bank Indonesia, OJK, instansi PemerintahLembaga lainnya
dalam upaya pencapaian sasaran unit secara optimal. 18. Melakukan kordinasi dengan seluruh unit kerja, terkait
dengan APU PPT. 19. Mengelola aktivitas Unit APU PPT, sesuai tugas dan
wewenang yang dimiliki. 20. Melaksanakan tugas-tugas khusus dari Direksi.
Struktur Organisasi Unit APU PPT
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 091aSlREN- DlRrulll2015 Tentang Struktur Organisasi Dan Buku Pedoman
Perusahaan BPP Organisasi Bank SulutGo diuraikan tentang struktur organisasi Unit APU PPT sebagai berikut :
DIREKTUR KEPATUHAN COMPLIANCE DIRECTOR
PEMIMPIN UNIT ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME
APUPPT LEADER
ANTI MONEY LAUNDERING AND PREVENTION OF TERRORISM FINANCING APU PPT
• ANALIS APU PPT • ASISTEN ADMINISTRASI
• ANALYSIS OF APU PPT • ASSISTANT OF ADMINISTRATION
PPT Unit Budget Plan. 12. Formulate, implement and review Policies, Systems and
Procedures related to APU PPT. 13. Manage the implementation process and review the risk
and compliance control, on every operational activity of APU PPT Units.
14. Follow up audit indings related to APU PPT Units. 15. Organizing and supervising, administering and reporting
in APU PPT Units. 16. Review the efectiveness of the achievement of the
objectives and eiciency of the implementation of all the main responsibilities of the Head of Unit APU PPT, and
determine and make eforts to improve and improve it. 17. Communicating with external parties Bank Indonesia,
OJK, Government agencies other Institutions in an efort to achieve the target unit optimally.
18. Coordinate with all work units, related to APU PPT. 19. Manage the activities of APU PPT Units, in accordance
with their duties and authority. 20. Carry out the speciic tasks of the Board of Directors.
Organizational Structure of APU PPT Units
Based on BOD Decree No. 091a Sl REN-DlRrulll 2015 About the Organization Structure And Company Manual BPP
Organization Bank SulutGo described about organizational structure of Unit APU PPT as follows:
636
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
KEBIJAKAN ANTI FRAUD
Dalam rangka mencegah terjadinya kasus-kasus penyimpangan operasional pada perbankan, khususnya
Fraud yang dapat merugikan nasabah atau Bank SulutGo,
maka diperlukan peningkatan efektiitas pengendalian intern, sebagai upaya meminimalkan risiko Fraud dengan
cara menerapkan strategi anti Fraud. Selama ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, pelaksanaan pencegahan
Fraud telah dilaksanakan Bank, antara lain melalui penerapan
Manajemen Risiko khususnya sistem pengendalian intern dan pelaksanaan tata kelola yang baik. Namun demikian,
agar penerapannya menjadi efektif masih diperlukan upaya peningkatan agar pencegahan Fraud tersebut benar-benar
menjadi fokus perhatian dan budaya di Bank pada seluruh aspek organisasi, baik oleh Manajemen maupun karyawan.
Penerapkan Strategi Anti Fraud yang dilakukan Bank saat ini merupakan pelaksanaan atas diterbitkannya Surat Edaran
Bank Indonesia No. 1328 DPNP tanggal 09 Desember 2011, perihal Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum.
Melalui unit Departemen yang berada di bawah Satuan Kerja Audit Intern SKAI, maka penerapan Strategi Anti Fraud
diwujudkan oleh manajemen Bank sebagi bentuk komitmen perusahaan dalam mengendalikan Fraud yang diterapkan
dalam bentuk sistem pengendalian Fraud yang merupakan bagian dari sistem pengendalian internal Bank.
Efektiitas pengendalian Fraud dalam bisnis proses merupakan tanggung jawab Manajemen, sehingga
diperlukan pemahaman yang tepat dan menyeluruh tentang
fraud oleh Manajemen agar dapat memberikan arahan dan
menumbuhkan awareness untuk pengendalian risiko fraud pada Bank. Strategi anti Fraud merupakan wujud komitmen
manajemen Bank dalam mengendalikan Fraud yang diterapkan dalam bentuk sistem pengendalian Fraud. Strategi
ini menuntut Manajemen untuk mengerahkan sumber daya agar sistem pengendalian Fraud dapat diimplementasikan
secara efektif dan berkesinambungan.
Kebijakan Umum Anti Fraud
Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang
sengaja untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan
bank danatau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan bank, nasabah, atau pihak lain menderita
kerugian danatau pelaku fraud frauder memperoleh
ANTI FRAUD POLICY
In order to prevent the occurrence of cases of operational irregularities in the banking sector, especially Fraud which can
harm customers or Bank SulutGo, it is necessary to increase the efectiveness of internal controls, as an efort to minimize
the risk of Fraud by applying anti-Fraud strategy. So far, both directly and indirectly, the implementation of Fraud prevention
has been implemented by the Bank, among others through the implementation of Risk Management, especially the internal
control system and the implementation of good governance. However, in order to be efective in its implementation, there
is still a need for increase eforts to prevent Fraud is really the focus of attention and culture in the Bank on all aspects of the
organization, both by Management and employees.
The implementation of the Banks Anti-Fraud Strategy is currently the implementation of the issuance of Bank Indonesia
Circular Letter no. 1328 DPNP dated December 9, 2011, regarding the Implementation of Anti Fraud Strategy for
Commercial Banks. Through the Departmental unit under the Internal Audit Unit SKAI, the implementation of the Anti Fraud
Strategy is realized by the Bank management as a form of the companys commitment in controlling the Fraud applied in the
form of Fraud control system which is part of the Banks internal control system.
Fraud control efectiveness in the business process is the responsibility of Management, so it takes a proper and
comprehensive understanding of fraud by the Management in order to provide direction and foster awareness for fraud risk
control of the Bank. Anti Fraud strategy is a manifestation of Bank management commitment in controlling Fraud applied
in the form of Fraud control system. This strategy calls for Management to mobilize resources for the Fraud control system
to be implemented efectively and sustainably.
Anti Fraud General Policy
Fraud is a deliberate act or omission to mislead, deceive, or manipulate a bank, customer, or other party, taking place in a
bank environment and or using bank facilities resulting in a bank, customer, or other party sufering loss and or ofender
fraud Frauder obtains inancial beneits either directly or indirectly. The types of deeds classiied as fraud are cheating,
637
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis-jenis perbuatan yang tergolong fraud adalah
kecurangan, penipuan, penggelapan aset, pembocoran informasi, tindak pidana perbankan tipibank, dan tindakan-
tindakan lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Strategi anti fraud adalah strategi bank dalam mengendalikan fraud
yang dirancang dengan mengacu pada proses terjadinya fraud dengan memperhatikan karakteristik
dan jangkauan dari potensi fraud yang tersusun secara komprehensif-integralistik dan diimplementasikan dalam
bentuk sistem pengendalian fraud. Penerapan strategi anti
fraud merupakan bagian dari penerapan manajemen risiko,
khususnya yang terkait dengan aspek sistem pengendalian intern.
Keberhasilan strategi anti fraud dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung terciptanya kondisi yang kondusif sehingga
semua pihak yang terkait dapat berperan dengan baik dalam mengimplementasikan sistem pengendalian fraud.
Implementasi Strategi Anti-Fraud Bank SulutGo dijabarkan melalui 4 empat pilar strategi pengendalian fraud yang
saling berkaitan yaitu: 1. Pencegahan;
2. Deteksi; 3. Investigasi, Pelaporan, dan Sanksi;
4. Pemantauan, Evaluasi dan Tindaklanjut.
Agar penerapan strategi anti Fraud ini menjadi efektif, maka Bank memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kondisi lingkungan internal dan eksternal; 2. Kompleksitas kegiatan usaha;
3. Potensi, jenis dan risiko Fraud; dan 4. Kecukupan sumber daya yang dibutuhkan.
Struktur Organisasi Dan Pertanggungjawaban
Untuk mendukung efektiitas penerapan strategi anti Fraud, Bank memiliki unit kerja yang menangani implementasi
strategi anti Fraud yaitu Satuan Kerja Anti Fraud yang berada langsung di bawah supervise Direktur Utama akan
melengkapi fungsi sistem pengendalian intern Bank SulutGo.
Dalam pembentukan unit atau fungsi tersebut paling kurang sebagai berikut :
1 Pembentukan unit atau fungsi dalam struktur organisasi
telah disesuaikan dengan karakteristik dan kompleksitas
fraud, embezzlement of assets, information leakage, banking crime tipibank, and other actions that can be likened to it.
The anti fraud strategy is a bank strategy in controlling fraud which is designed with reference to the process of fraud taking
into account the character and range of fraud potential that is composed Fraud that is structured comprehensively-
integralistically implemented in the form of fraud control system. Implementation of anti fraud strategy is part of the
implementation of risk management, especially related to internal control system aspect.
The success of the anti fraud strategy is inluenced by the environment that supports the creation of conducive conditions
so that all related parties can play well in implementing the fraud control system.
Implementation of Anti-Fraud Strategy of Bank SulutGo is elaborated through 4 four pillars of interconnected fraud
control strategy: 1.
Prevention; 2.
Detection; 3.
Investigation, Reporting, and Sanctions; 4.
Monitoring, Evaluation and Follow Up. In order for the efective adoption of this anti-Fraud strategy, the
Bank regards the following matters: 1.
Internal and external environmental conditions; 2.
Complexity of business activities; 3.
Potential, type and risk of Fraud; and 4.
Adequacy of resources required.
Organizational Structure and Accountability
To support the efectiveness of the implementation of anti- Fraud strategy, the Bank has a working unit that handles the
implementation of anti-Fraud strategy ie the Anti Fraud Work Unit directly under the supervision of the President Director shall
complement the function of the Banks internal control system. With establishment of such units or functions at least as follows:
1 The establishment of units or functions within the organization structure has been adapted to the
638
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
kegiatan usaha Bank; 2 Penetapan uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas;
3 Pertanggungjawaban unit atau fungsi tersebut langsung kepada Direktur Utama, serta hubungan komunikasi dan
pelaporan secara langsung kepada Dewan Komisaris; 4 Pelaksanaan tugas pada unit atau fungsi tersebut
harus dilakukan oleh SDM yang memiliki kompetensi, integritas, dan independensi, serta didukung dengan
pertanggungjawaban yang jelas.
Berikut merupakan struktur organisasi, penetapan uraian tugas dan tanggung jawab, dan pertanggungjawaban dalam
penerapan strategi anti fraud di Bank SulutGo :
DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners
Direktur Utama President Director
JEFFRY A.M. DENDENG
SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL
Head of Internal Audit
SILVANUS T. R SENDUK
PEMIMPIN DEPARTEMEN INVESTIGASI DAN ANTI
FRAUD Head Dept. of Anti - Fraud
Investigastion
AUDITOR INVESTIGASI DAN ANTI FRAUD
Anti - Fraud and Investigation Auditor
STRUKTUT ORGANISASI PENERAPAN FUNGSI ANTI FRAUD DI PT BANK SULUTGO ORGANIZATIONAL STRUCTUREOF ANTI-FRAUD FUNCTION APPLICATION IN PT BANK SULUTGO
characteristics and complexity of the Banks business activities;
2 Establish clear job descriptions and responsibilities; 3 The responsibility of the unit or function directly to the Presi-
dent Director, as well as the communication and reporting directly to the Board of Commissioners;
4 Implementation of duties on the unit or function must be done by human resources who have competence, integrity,
and independence, and supported with clear responsibility.
Here is the organizational structure, the determination of the description of duties and responsibilities, and accountability in
the implementation of anti fraud strategy in Bank SulutGo:
639
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Tugas dan Tanggung Jawab
Unit atau fungsi yang menangani implementasi strategi anti fraud
di Bank sulutGo adalah satuan kerja audit internal skai cq. Departemen investigasi dan anti fraud. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pemantauan atas eksposur risiko fraud dan
Perkembangannya pada setiap aktivitas fungsional bank; 2. Melakukan review dan análisis indikasi kejadian fraud
yang dilaporkan oleh satuan kerja operasional serta menyampaikan hasil analisisnya kepada direktur utama
melalui pemimpin SKAI.
3. Melaporkan penerapan strategi anti fraud kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK setempat setiap semester.
4. Melaporkan eksposur dan perkembangan parameter fraud
yang menjadi satu kesatuan dalam pelaporan proil risiko operasional bank setiap triwulan kepada direksi
dan dewan komisaris serta kepada OJK melalui divisi manajemen risiko.
5. Melakukan pemantauan atas tindak lanjut penyelesaian kejadian fraud
6. Menindaklanjuti laporan hasil atas indikasi kejadian fraud
yang terjadi pada satuan kerja operasional dengan melakukan review ulang.
7. Melakukan audit investigasi terhadap satuan kerja operasional yang diindikasikan terjadi fraud.
8. Menyusun laporan hasil audit investigasi dan melaporkan kepada Direktur Utama melalui pemimpin skai tembusan
Dewan Komisaris. 9. Memantau hasil tindak lanjut penyelesaian kejadian
fraud dan menyampaikan hasil pemantauannya kepada
direktur utama tembusan Dewan Komisaris.
Realisasi Program Kerja Satuan Kerja Anti Fraud
Realisasi program Kerja Satuan Kerja Anti Fraud pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Duties and Responsibilities
A Unit or function that handles the implementation of anti fraud strategy in Bank SulutGo is aninternal audit work unit SKAI cq.
Department of investigation and anti fraud. The duties and responsibilities are as follows:
1. Monitoring the exposure of fraud risk and its development
in any functional activity of the bank; 2.
Reviewing and analyzing the indications of fraud events reported by the operational work unit and delivering the
results of its analysis to the president director through the leader of the Internal Audit Unit.
3. Reporting the implementation of the anti-fraud strategy to
the local Financial Services Authority OJK every semester. 4.
Reporting the exposure and development of fraud parameters into a single entity in reporting banks
operational risk proile quarterly to directors and board of commissioners and to OJK through the risk management
division. 5.
Monitoring the follow-up of the settlement of fraud incident.
6. Following up the results reported on indications of fraud
incidents that occurred in the operational work unit by reviewing.
7. Conducting an investigative audit of the operational work
units indicated to have occurred fraud. 8.
Preparing a report on the results of the investigative audit and report to the President Director through the copies of
copies of the Board of Commissioners. 9.
Monitoring the results of the follow-up of the settlement of fraud events and submit the results of its monitoring to the
president director copies of the Board of Commissioners.
Realization of Anti Fraud Working Unit Work Program
The realization of the Anti Fraud Work Unit program in 2016 is as follows:
BIDANG PENCEGAHAN PREVENTION- PREVENTION
1 Melakukan sosialisasi anti fraud statemen
To socialize anti fraud statement 2
Melaksanakan program employee awareness Implement employee awareness program
3 Meningkatkan kemampuan dan pemahaman ttg employee
awareness Improve the ability and understanding of employee awareness
4 Meningkatkan kemampuan dan pemahanan tentang Program
Customers Third Party Awareness Improve capability and retention of the Customers Third Party
Awareness Program
640
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
BIDANG DETECTION DETEKSI- FIELD DETECTION DETECTION
1 Meningkatkan Pemahaman pegawai terhadap pentingnya dan
manfaat system WBS untuk mencegah terjadinya fraud Increase Employee Understanding of the importance and
beneits of the WBS system to prevent fraud 2
Meningkatkan kemampuan dan pemahaman untuk mendeteksi kegiatan bank yang memiliki kerawanan fraud
Improve ability and understanding to detect bank activities that have fraud vulnerability
3 Meningkatkan kemampuan dan pemahaman atas produk
kegiatan bank yang berisiko tinggi Improve the capability and understanding of high risk products
activities of banks 4
Melakukan monitoring kredit meningkatkan kemampuan dan pemahaman terhadap produk kredit Bank SulutGo
Credit monitoring enhances the ability and understanding of Bank SulutGos credit products
5 Melakukan monitoring pengadaan barang dan jasa agar kegiatan
pengadaan barang dan jasa, efektif, eisien dan berkualitas Monitoring the procurement of goods and services so that the
procurement activities of goods and services, efective, eicient and quality
6 Melakukan monitoring inventaris agar kegiatan pengelolaan
inventaris milik bank, tertib administrasi maupun lokasi penempatannya diseluruh unit kerja
Monitoring of inventory for inventory management activities owned by banks, orderly administration and location placement
throughout the work unit 7
Melakukan monitoring rekening pasif agar rekening pasif yang ada, dikelola dengan baik dan bebas dari penyalagunaan
Monitoring of passive accounts for existing passive accounts, well managed and free from misuse
8 Melakukan monitoring rekening titipan agar rekening-rekening
titipan yang ada dikelola sesuai dengan ketentuan dan bebas dari penyalagunaan
Monitoring deposit account so that existing deposit accounts are managed in accordance with the provisions and free from
misuse 9
Melakukan monitoring program CSR agar pengelolaan CSR lebih efektif dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Monitoring CSR programs to make CSR management more efective and in accordance with applicable regulations
10 Melakukan monitoring transaksi pasar agar kegiatan transaksi
pasar lebih efektif, menghasilkan return yang maksimal serta nyaman
Monitoring market transactions to make market transaction activity more efectivejy, generate maximum return and
comfortable 11
Melakukan monitoring laporan keuangan agar laporan keuangan lebih akurat terpercaya
Monitoring the inancial statements for more accurate, reliable inancial statements
12 Melakukan monitoring front end control dan back and control
agar proses front end control dan back and control lebih, akurat dan komplit.
Monitoring front end control and back and control for front end control and back and control process are more accurate and
complete.
BIDANG INVESTIGASI DAN LAPORAN- FIELD OF INVESTIGATION AND REPORT
1 Melakukan investigasi terhadap laporan yang diterima
Investigate reports received 2
Menyampaikan laporan tepat waktu, tepat sasaran dan akurat Deliver reports on time, on target and accurate
3 Memastikan setiap pemberian sanksi oleh manajement terlaksana
dengan benar Ensure any sanction by management is done correctly
BIDANG PENCEGAHAN PREVENTION- PREVENTION
5 Meningkatkan kewaspadaan atas setiap kegiatan bank yang
mengandung kerawanan Increase awareness of any bank activities that contain
vulnerabilities 6
Meningkatkan pemahaman ttg maksud dan tujuan program know your employee oleh Divisi SDM
Improving understanding of the intent and purpose of knowing your employee program by the Human Resources Division
7 Meningkatkan pemahaman dibidang employ assistant dan
penerapannya oleh Divisi SDM Increase understanding in the ield of employing assistants and
its application by the Human Resources Division 8
Memastikan setiap temuan internal dan eksternal telah ditindaklanjuti dengan benar
Ensure every internal and external indings have been properly acted upon
9 Meningkatkan pemahaman atas Tingkat Kesehatan Bank TKB
Increase understanding of Sound of Bank Level TKB 10
Meningkatkan pemahaman pegawai tentang bahayadampak fraud
Improve employee understanding about the dangers impacts of fraud
641
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
WHISTLEBLOWING SYSTEM
Dasar Pembentukan
Bank SulutGo memiliki pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran SPP melalui Whistle Blowing System
WBS yang tergabung dalam Pedoman Penerapan Strategi Anti Fraud sebagai suatu panduan untuk
membangun, menerapkan dan mengelola suatu Sistem Pelaporan Pelanggaran melalui suatu sistim yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pedoman ini adalah tindaklanjut dari Ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1328
DPNP Tanggal 9 Desember 2011 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum.
Pedoman tersebut bersifat khusus untuk di lingkungan kerja Bank SulutGo dan akan di review secara berkala sesuai
pertumbuhan dan kompleksitas usaha Bank SulutGo. Melalui pedoman ini akan memberikan manfaat bagi peningkatan
pelaksanaan tata kelola Bank yang baik di Bank SulutGo. Melalui sistem ini dapat meningkatkan tingkat partisipasi
karyawan dalam melaporkan pelanggaran, penyimpangan dan kecurangan fraud yang diketahuinya.
Beberapa alasan penerapan WBS di Bank SulutGo antara lain adalah:
1 Peningkatan kepatuhan terhadap pedoman etika
perusahaan ethical conformance; 2 Bagian dari pengendalian internal perusahaan khususnya
mengurangi risiko terhadap pelanggaran; 3 Tuntutan peraturan perundang-undangan legal
compliance .
Dengan adanya WBS tentunya mampu untuk mengurangi budaya “diam” menuju ke arah budaya “kejujuran dan
keterbukaan” dengan jaminan rasa aman dan jaminan perlindungan bagi pelapor. Terkait dengan usaha
penerapan tata kelola Bank yang baik dan termasuk di dalamnya pemberantasan korupsi, suap, dan praktik
kecurangan lainnya, penelitian dari berbagai institusi, seperti Organization for Economic Co-operation and Development
OECD, Association of Certiied Fraud Examiner ACFE dan Global Economic Crime Survey GECS menyimpulkan
bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah dan memerangi praktik yang bertentangan dengan good
corporate governance adalah melalui mekanisme pelaporan pelanggaran whistle-blowing system.
WHISTLEBLOWING SYSTEM
Basis of Establishment
Bank SulutGo has guidelines of the Reporting System of Infringements SPP through the Whistle Blowing System
WBS incorporated in the Guidelines on Implementing Anti- Fraud Strategies as a guide for establishing, implementing
and managing a Reporting System for Infringements through a system that can be accounted for. Of the Provisions of Bank
Indonesia Circular Letter Number 1328 DPNP Dated December 9, 2011 concerning Implementation of Anti Fraud Strategy for
Commercial Banks.
The guidelines are speciic to the work environment of Bank SulutGo and will be reviewed periodically in accordance
with the growth and complexity of Bank SulutGos business. Through these guidelines will provide beneits for improved
implementation of good Bank governance in Bank SulutGo. Through this system can increase the level of employee
participation in reporting infringement, irregularities and fraud that he knows.
Some of the reasons for WBS implementation in Bank SulutGo are:
1 Increased compliance with ethical conformance guidelines; 2 Part of the companys internal controls in particular reduce
the risk of infringement; 3 Legal compliance requirements.
With WBS it is certainly possible to reduce the culture of silence toward the culture of honesty and openness with the guarantee
of security and guarantee protection for Whistleblowers. In relation to eforts to implement good governance of the Bank
and include combating corruption, bribery and other fraudulent practices, research from various institutions, such as the
Organization for Economic Co-operation and Development OECD, the Association of Certiied Fraud Examiners ACFE and
The Global Economic Crime Survey GECS concludes that one of the most efective ways to prevent and combat practices that
conlict with good corporate governance is through a whistle- blowing system infringement reporting mechanism.
642
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Efektivitasnya WBS ini akan di review secara berkala dengan parameter dari jumlah kecurangan yang berhasil dideteksi
dan juga waktu penindakannya yang diharapkan relatif lebih singkat dibandingkan dengan cara lainnya. Selain itu,
pimpinan organisasi memiliki kesempatan untuk mengatasi permasalahan secara internal dulu, sebelum permasalahan
tersebut merebak ke ruang publik yang dapat mempengaruhi reputasi organisasi.
Mempertimbangkan paparan diatas, maka penyelenggaraan whistle-blowing
system yang efektif terus digalakkan di Bank SulutGo. Secara keseluruhan Whistle-blowing System adalah
bagian dari sistem pengendalian internal dalam mencegah praktik penyimpangan dan kecurangan serta memperkuat
penerapan praktik tata kelola Bank yang baik.
Lingkup Pengaduan
Kebijakan penerapan WBS ini berlaku khusus di Internal Bank SulutGo yaitu seluruh karyawan termasuk Direksi dan Dewan
Komisaris. Secara umum Pelaporan pelanggaran whistle-
blowing adalah pengungkapan tindakan pelanggaran atau
pengungkapan perbuatan yang melawan hukum, perbuatan tidak etistidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat
merugikan Bank SulutGo maupun pemangku kepentingan, yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan.
Sasarantujuan Sistem Pelaporan Pelanggaran SPPWBS adalah:
1. Menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong
pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian inansial maupun non-inansial, termasuk hal-
hal yang dapat merusak citra organisasi;
2. Mempermudah manajemen untuk menangani secara efektif laporan-laporan pelanggaran dan sekaligus
melindungi kerahasiaan identitas pelapor serta tetap menjaga informasi ini dalam arsip khusus yang dijamin
keamanannya;
3. Membangun suatu kebijakan dan infra struktur untuk melindungi pelapor dari balasan pihak-pihak internal
maupun eksternal; 4. Mengurangi kerugian yang terjadi karena pelanggaran
melalui deteksi dini; 5. Meningkatkan reputasi perusahaan.
The efectiveness of this WBS will be reviewed periodically with the parameters of the number of fraud that was detected and
also the expected time of action is relatively shorter than other ways. In addition, organizational leaders have the opportunity
to resolve problems internally irst, before the problem spreads to public spaces that can afect the organizations reputation.
Considering the above exposure, the implementation of an efective whistle-blowing system continues to be encouraged
in Bank SulutGo. Overall Whistle-blowing System is part of the internal control system in preventing the practice of irregularities
and fraud and strengthening the implementation of good Bank governance practices.
Scope of Complaint
This WBS implementation policy applies speciically to the Internal Bank SulutGo namely all employees, including the Board
of Directors and Board of Commissioners. In general, whistle- blowing is a disclosure of unlawful, unethical immoral actions
or other acts that could harm the Bank and its stakeholders, by employees or leaders.
The objectives of the WBS Reporting are: 1. Creating a conducive climate and encouraging WBS on
matters that may incur inancial and non-inancial harm, including those that may damage the organizations image;
2. Facilitate management to efectively handle infringement reports and simultaneously protect the conidentiality of
the reporting identity and keep this information in a secured special ile;
3. Establish a policy and infrastructure to protect the Whistleblower from internal and external counterparts;
4. Reduce losses incurred by infringement through early detection;
5. Improve the companys reputation.
643
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Pelaporan Pelanggaran
1. Pihak-pihak yang dapat menjadi pelapor Whistleblower Pada dasarnya pelapor pelanggaran whistleblower
adalah Pegawai, Pengurus Bank dan pihak-pihak yang terailiasi dengan Bank pihak internal, akan tetapi tidak
tertutup adanya pelapor berasal dari pihak eksternal Nasabah, mitra kerja dan masyarakat.
Agar memudahkan penelusuran, pelapor seyogyanya memberikan bukti, informasi, atau indikasi yang jelas atas
terjadinya pelanggaran yang dilaporkan, sehingga dapat ditelusuri atau ditindaklanjuti.
2. Pelanggaran yang dapat dilaporkan, antar lain : ·
Korupsi; ·
Kecurangan; ·
Ketidakjujuran; ·
Perbuatan melanggar hukum termasuk pencurian, penggunaan kekerasan terhadap karyawan atau
pimpinan, pemerasan, penggunaan narkoba, pelecehan, perbuatan kriminal lainnya
· Pelanggaran ketentuan perpajakan, atau peraturan
perundang-undangan lainnya lingkungan hidup, mark-up, under invoice, ketenagakerjaan, dan
lainlain.;
· Pelanggaran Pedoman Etika Perusahaan atau
pelanggaran norma-norma kesopanan pada umumnya;
· Perbuatan yang membahayakan keselamatan dan
kesehatan kerja, atau membahayakan keamanan perusahaan;
· Perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian
inansial atau non-inansial terhadap perusahaan atau merugikan kepentingan perusahaan;
· Pelanggaran prosedur operasi standar SOP
perusahaan, terutama terkait dengan pengadaan barang dan jasa, pemberian manfaat dan remunerasi.
· Perbuatan lainnya yang dikategorikan perbuatan
yang tidak patut dan melanggar Peraturan Perusahaan dan BPP SDM.
Apabila terdapat perbuatan yang dalam hal yang meragukan, apakah suatu perbuatan dapat dilaporkan atau tidak, pelapor
dapat berkonsultasi dengan yang menangani fungsi yang menjalankan Strategi Anti Fraud di Kantor Pusat yaitu SKAI
Cq. Departemen Investigasi dan Anti Fraud. Konsultasi dapat melalui email, nomor telepon, dan atau kunjungan langsung
ke SKAI Cq. Departemen Investigasi dan Anti Fraud.
WBS Reporting
1. Parties who may be Whistleblower Basically whistleblower whistleblowers are Employees,
Bank Managers and parties ailiated with Banks internal parties, but not closed to whistleblowers from external
parties Clients, partners and the public. In order to facilitate the search, the whistleblower should
provide clear evidence, information or indication of a reported infringement, so that it can be traced or acted
upon. 2. Infringement can be reported, among other things:
· Corruption;
· Fraud;
· Dishonesty;
· Unlawful acts including theft, the use of force against
employees or the leadership, extortion, drug use, harassment, other criminal acts
· Infringement of taxation provisions, or other legislation
environment, mark-up, under invoice, employment, etc.;
· Infringement of Company Code of Conducts or
infringement of norms of decency in general; ·
Acts that jeopardize occupational safety and health, or endanger corporate security;
· Acts which may cause inancial or non-inancial loss to
the enterprise or harm the interests of the enterprise; ·
Infringement of standard operating procedures SOP of the company, mainly related to the procurement of
goods and services, beneits and remuneration. ·
Other acts are categorized as inappropriate and violate Company Regulations and BPP HR.
In the case of any act which, in the case of doubt, whether an act can be reported or not, the Whistleblower may consult with
the person in charge of the function of running the Anti-Fraud Strategy at the Head Oice, namely SKAI Cq. Department of
Investigation and Anti Fraud. Consultation can be via email, phone number, and or visit directly to SKAI Cq. Department of
Investigation and Anti Fraud.
644
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Waktu Penyampaian Laporan
Pelapor harus mempunyai alasan yang kuat dalam menyampaikan laporan pelanggaran ataupun potensi
pelanggaran. Pelaporan seyogyanya dilakukan segera dan dalam waktu tidak lebih dari satu bulan, karena semakin
lama ditunda semakin menyulitkan investigasi dan tindak lanjut. Begitu juga bagi pelapor mungkin akan kehilangan
alasan untuk melaporkan bila hal tersebut sudah terlanjur dikoreksi sehingga tidak diketemukan bukti lagi.
Penyampaian Pelaporan Pelanggaran
Pelapor harus mempunyai iktikad baik dalam menyampaikan laporan pelanggaran ini, karena laporan yang disampaikan
tidak dengan iktikad baik itnah akan memperoleh sanksi. Laporan dapat disampaikan secara langsung kepada :
WBS Submission Time
The Whistleblower must have a good reason to submit an infringement report or potential infringement. Reporting should
be done immediately and in no more than one month, as the long delayed, the more diicult the investigation and follow-up.
Likewise, the Whistleblower may lose reason to report if it has been corrected so that no further evidence is found.
WBS Submission Reporting
The Whistleblower must have good faith in reporting this infringement, because the report submitted not in good faith
slander will get the sanction. Reports can be submitted directly:
Divisi SKAI Bank SulutGo
Cq. Departemen Investigasi dan Anti Fraud Alamat Surat Mailing Address : Kantor PT. Bank SulutGo Kompleks Marina Plaza lantai 3
cq. Bagian SKAI Departemen Investigasi dan Anti Fraud Telephon Phone
: 0431-8819757 TeleponSMS
: 0811-43-8560 Email
: wbs.bsgobanksulutgo.co.id Laporan harus dengan menyertakan bukti-bukti awal,
laporan dapat secara lisan dan tulisan. Laporan lisan secara langsung akan dibuatkan Berita Acara Laporan oleh SKAI
Cq. Departemen Investigasi dan Anti Fraud. Laporan dapat melalui e mail, telepon dan surat. Laporan minimal berisi
nama yang diduga sebagai pelaku, tempat tempus dilecti dan waktu kejadian locus dilecti dan jenis perbuatan
modus.
Kewajiban Menyampaikan Laporan
Pegawai Bank yang mengetahui terjadinya perbuatan fraud dilingkungan unit kerjanya atau unit diluar lingkungan
kerjanya, wajib menyampaikan laporan. Pegawai yang membiarkan terjadinya fraud akan diberikan sanksi
sesuai ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. Jika perbuatan fraud telah dilakukan investigasi dan
ternyata terdapat pegawai-pegawai lain yang mengetahui pelanggaran tersebut namun membiarkan berlangsungnya
pelanggaran tersebut, akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Berikut ini bagan alur lowchart penanganan
pelaporan :
The report should include the initial evidence, the report can be oral and written. Direct oral reports will be made Oicial
Report Report by SKAI Cq. Department of Investigation and Anti Fraud. Reports can be via e mail, phone and mail. Minimum
reports containing alleged names as perpetrators, places dilecti tempus and time of incident dilecti locus and type of deed
mode.
Responsibility to Submit Report
Bank employees who are aware of fraud in their work unit or units outside their working environment must submit a report.
Employees who are allowed the occurrence of fraud will be given sanctions in accordance with the provisions of applicable
legislation. If the act of fraud has been investigated and it turns out there are other employees who know the infringement
,but let the ongoing infringement, will be given sanctions in accordance with applicable provisions. Here is a lowchart of
WBS handling:
645
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Whistleblower SKAI Cq. Dept
Insvestigasi Anti
Fraud
Dirut
SKAI Cq. Dept Insvestigasi Anti
Fraud
Insvestigasi
Lap. Insvestigasi
Dokumentasi simpan
Jaminan Perlindungan
Lap Ke BI OJK
Monitoring Review
Keputusan Direktur Utama Tidak Setuju
Setuju LHA
Bagan Alur Flowchart Penanganan Pelaporan Flowchart of Handling of Whistle-blowing
646
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Dalam hal pelanggaran dilakukan oleh anggota Direksi, atau orang yang mempunyai hubungan khusus dengan
anggota Direksi, maka SKAI Cq. Departemen Investigasi dan Anti Fraud sesegera mungkin membuat Laporan Hasil
Analis LHA dan segera meneruskan laporan pelanggaran tersebut kepada Komisaris Utama. Penanganan lebih lanjut
diserahkan kepada Dewan Komisaris dan bila diperlukan investigasi, disarankan untuk menggunakan investigator
auditor luar yang independen.
Dalam hal pelanggaran dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris, maka laporan pelanggaran tersebut diserahkan
kepada Direktur Utama. Penanganan lebih lanjut atas laporan pelanggaran tersebut dilakukan oleh Direksi, dan
bila diperlukan investigasi, disarankan menggunakan
investigatorauditor eksternal yang independen. Dalam hal pelanggaran dilakukan oleh anggota SKAI Cq.
Departemen Investigasi dan Anti Fraud. maka laporan pelanggaran tersebut diserahkan langsung kepada Direktur
Utama, sesuai dengan prosedur yang diuraikan diatas. Pananganan lebih lanjut atas laporan pelanggaran tersebut
dilakukan oleh Direksi, dan bila diperlukan investigasi, disarankan untuk menggunakan investigatorauditor
eksternal yang independen.
Dalam hal pelanggaran dilakukan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan SKAI Cq. Departemen Investigasi dan
Anti Fraud, maka laporan pelanggaran tersebut diserahkan kepada penegak hukum yang berwenang seperti Polisi,
Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, atau Penyidik Pegawai Negeri
Sipil.
Setiap laporan akan dievaluasi terlebih dahulu apakah dapat ditindaklanjuti atau tidak. Ini tergantung dari informasi awal
yang disampaikan tadi. Pihak-pihak yang dapat dilaporkan terlapor adalah Pengurus Bank dan Karyawan Bank dan
mitra Bank.
Kekebalan Administratif dan Insentif Kepada Pelapor
Pelapor yang dilakukan dengan etikad baik dan laporannya terbukti benar, maka akan diberikan reward. Reward dapat
berupa kenaikan pangkat dan berupa uang penghargaan. Jika pelapor berkehendak maka reward dapat diberikan secara
tertutup sebagai bagian dari perlindungan identitas pelapor.
In the case of an infringement committed by a member of the Board of Directors, or a person having a special relationship with
a member of the Board of Directors, the SKAI Cq. Department of Investigation and Anti Fraud as soon as possible. make Report
of Analysts Result LHA and immediately forward the report of the infringement to the President Commissioner. Further
handling is left to the Board of Commissioners and, if necessary, investigations are advised to use external independent
investigators auditors. In case the infringement is committed by a member of the Board
of Commissioners, the infringement report shall be submitted to the President Director. Further handling of the infringement
report is done by the Board of Directors, and if necessary investigation, it is recommended to use an independent external
investigator auditor. In case the ofense is committed by members of SKAI Cq.
Department of Investigation and Anti Fraud. Then the infringement report shall be submitted directly to the President
Director, in accordance with the procedure described above. Further action on the infringement report is made by the Board
of Directors, and if necessary investigation, it is advisable to use an independent external investigator auditor.
In the case of infringement committed by members of the Board of Commissioners, members of the Board of Directors and SKAI
Cq. Department of Investigation and Anti Fraud, the infringement report is submitted to the law enforcement authorities such as
Police, Attorney, the Corruption Eradication Commission KPK, Business Competition Supervisory Commission, or Civil Servant
Investigator. Each report will be evaluated in advance whether it can be acted
upon or not. This depends on the initial information presented earlier. Reportable parties are Bank Managers and Employees of
Banks and Bank partners.
Administrative Impunity and Incentives To Whistleblowers
The Whistleblower is done with good faith and his report proves true, then rewards will be given. The Reward can be a promotion
and a reward. If the Whistleblower wishes, then the reward can be given in a closed manner as part of the protection of the
reporting identity. This is done with the aim of providing impunity
647
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Hal ini dilakukan dengan tujuan memberikan kekebalan atas sanksi administratif kepada para pelapor yang beritikad baik.
Kebijakan tersebut diatas dapat diberikan kepada pelapor yang belum pernah melakukan pelanggaran berat, atau bila
dia “terpaksa” terlibat dalam pelanggaran berat, tetapi dengan iktikad baik melaporkan adanya pelanggaran tersebut. Perlu
dipahami bahwa kekebalan terhadap sanksi administratif ini hanya berlaku internal perusahaan. Perusahaan tidak dalam
posisi untuk memberikan kekebalan hukum, kecuali untuk hal-hal yang diatur dalam undang-undang atau diberikan
oleh Jaksa, Penuntut Umum hak opportunitas.
Komunikasi Dengan Pelapor
Komunikasi dengan pelapor akan dilakukan secara rahasia SKAI Cq. Departemen Investigasi dan Anti Fraud. Pelapor
berhak mendapatkan informasi mengenai kelanjutan proses penanganan laporan yang disampaikan. Identitas pelapor
akan dijaga kerahasiaan dan keamanannya. Komunikasi dengan Pelapor akan dilakukan melalui satu petugas,
yaitu petugas yang menerima laporan pelanggaran yang ada pada SKAI Cq. Departemen Investigasi dan Anti Fraud
Dalam komunikasi ini pelapor juga akan memperoleh informasi mengenai penanganan kasus yang dilaporkannya,
apakah dapat ditindaklanjuti atau tidak. Bila pelapor adalah karyawan perusahaan, maka perusahaan memberikan
informasi perkembangan penanganan hasil pelaporan pelanggaran tersebut. Pemberian informasi ini dilakukan
dengan mengingat azas kerahasiaan antara pelapor dengan perusahaan, termasuk di dalamnya kerahasiaan terhadap
apa yang terjadi pada terlapor. Pembocoran sifat kerahasiaan ini oleh pelapor akan menghapuskan kewajiban perusahaan
atas jaminan kerahasiaan yang diberikan kepadanya dan dalam kasus tertentu dapat mengakibatkan hilangnya
perlindungan kepada pelapor.
Dalam hal pelapor adalah orang luar dan bukan karyawan perusahaan, kebijakan komunikasi dengan pelapor ini
dapat diberikan kepadanya. Hal ini berlaku bila ia bersedia menandatangani kesepakatan tertulis tentang kerahasiaan
informasi baik yang ia terima dari perusahaan, maupun yang disampaikan kepada perusahaan.
Pelapor Anonim
Pelapor anonim dapat diterima, namun diingatkan bahwa akan terdapat kesulitan untuk melakukan komunikasi dan
klariikasi atas laporannya tersebut. Pelaporan pelanggaran dapat dilakukan secara anonym, maupun dengan dilengkapi
to administrative sanctions to well-informed whistleblower.. The above policy may be granted to a Whistleblower who has
not committed a gross infringement, or if he is compelled to be involved in a serious ofense, but with good faith to report
the infringement. It should be understood that this impunity to administrative sanctions only applies to the internal company.
The Company is not in a position to impunity, except for matters governed by law or granted by the Attorney, the Prosecutor the
right of opportunity.
Communication with Whistleblower
Communication with the Whistleblower will be conducted in secret by SKAI Cq. Department of Investigation and Anti
Fraud. The Reporting Party is entitled to receive information on the continuation of the report handling process. The
identity of the Whistleblower will be kept conidential and secure. Communication with the Reporting Entity will be
conducted through one oicer, i.e. oicers receiving reports of infringement in SKAI Cq. Department of Investigation and
Anti Fraud In this communication the whistleblower will also obtain information on the handling of the case he reported,
whether it can be followed up or not. If the whistleblower is a company employee, then the company provides information
on the progress of handling the results of WBS reporting. The provision of this information is made in view of the principle of
secrecy between the Whistleblower and the company, including the conidentiality of what happens to the whistleblower. This
disclosure of the nature of conidentiality by the Whistleblower will eliminate the companys liability for the guarantee of
conidentiality given to it and in certain cases may result in loss of protection to the Whistleblower.
In case the whistleblower is an outsider and not a company employee, communication policy with this whistleblower may
be given to him her. This applies if he is willing to sign a written agreement on the conidentiality of the information either he
receives from the company, or that is submitted to the company.
Anonymous Whistleblower
Anonymous whistleblowers may be accepted, but be reminded that there will be diiculties in communicating and
clarifying the reports. Reporting infringement can be done anonymously, as well as to the identity of the Whistleblower.
648
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
identitas pelapor. Pelapor anonimitas, dipastikan akan mendapatkan perlindungan pelapor, kerahasiaan pelapor
dan jaminan keamanan akan diberikan oleh Bank.
Kerahasiaan Conidentiality
Pelapor yang menginginkan dirinya tetap dirahasiakan akan tetap diberi jaminan atas kerahasiaan identitas pribadinya
sampai ke pengadilan, karena ada kemungkinan proses hukum memerlukan kesaksian ataupun pernyataannya.
Perlindungan hukum yang paling maksimal adalah perlindungan hukum seperti yang dijamin dalam kebijakan
perlindungan pelapor yaitu pemberian keterangan tanpa bertatap muka dengan terlapor pada setiap tingkat
pemeriksaan perkara. Informasi dan identitas pelapor pelanggaran dibatasi hanya pada SKAI Cq. Departemen
Investigasi dan Anti Fraud. Berkasnya disimpan pada tempat yang aman. SKAI Cq. Departemen Investigasi dan Anti Fraud
akan memeriksa apakah informasi pelanggaran ini memang berada pada jalur yang benar serta memerlukan tindak lanjut
investigasi. Bila tidak, maka akan disampaikan kepada pelapor untuk menyampaikan laporan atau keluhannya pada jalur
yang sesuai untuk itu. Bila benar, maka informasi mengenai pelanggaran akan disampaikan hanya kepada petugas
investigasi. Penyampaian informasi untuk proses investigasi dilakukan tanpa mengungkapkan sumber informasi.
Perlindungan Terhadap Pelapor
Selain mendapatkan perlindungan dan jaminan keamanan, maka pelapor dapat mengadukan bila mendapatkan balasan
berupa tekanan atau ancaman atau tindakan pembalasan lain yang dialaminya. Pengaduan ini harus disampaikan
langsung kepada SKAI Cq. Departemen Investigasi dan Anti
Fraud . Dalam hal perlindungan tidak dapat diberikan secara
baik oleh Bank secara internal, maka Bank wajib meminta aparat hukum untuk memberikan perlindungan dengan
biaya Bank. Pelapor pelanggaran akan mendapatkan perlindungan dari perusahaan terhadap perlakuan yang
merugikan seperti: 1. Pemecatan yang tidak adil;
2. Penurunan jabatan atau pangkat; 3. Pelecehan atau diskriminasi dalam segala bentuknya;
4. Catatan yang merugikan dalam ile data pribadinya
personal ile record. Selain perlindungan di atas, untuk pelapor yang beritikad
baik, perusahaan juga akan menyediakan perlindungan hukum, sejalan dengan yang diatur pada pasal 43 UU No.15
Anonymity whistleblower, will certainly get the protection of the Whistleblower, the secrecy of the Whistleblower and the security
guarantee will be provided by the Bank.
Conidentiality
Any Whistleblower who wishes to remain anonymous will remain assured of the conidentiality of his her personal identity to the
court, as there may be a legal process requiring testimony or statements. The maximum legal protection is the legal protection
as guaranteed in the reporting protection policy, namely the provision of information without face-to-face with the
whistleblower at each case examination level. The information and identity of the infringing whistleblower are limited to SKAI
Cq. Department of Investigation and Anti Fraud. The ile is stored in a safe place. SKAI Cq. The Department of Investigation and
Anti Fraud will check whether this infringement information is on the right track and requires follow-up investigation. If not, it
will be submitted to the Whistleblower to submit his report or complaint on the appropriate path to it. If true, then information
on infringement will be submitted only to the investigation oicer. Submission of information to the investigation process is
done without disclosing the source of information.
Whistleblowers Protection
In addition to obtaining protection and security guarantees, the Whistleblower may complain in the event of a reply in the form
of pressure or threat or other reprisals. This complaint must be submitted directly to SKAI Cq. Department of Investigation and
Anti Fraud. In the event that the protection can not be properly provided by the Bank internally, the Bank shall require the
law enforcement agencies to provide protection at the Banks expense. The Whistleblower will obtain protection from the
company against harmful treatment such as:
1. Unfair dismissal;
2. Downgrading job position or rank;
3. Harassment or discrimination in all its forms;
4. Adverse note in personal ile record.
In addition to the protection of the above, for whistleblower in good faith, the company will also provide legal protection, in
line with stipulated in article 43 of Law 15 of 2002 jo Law No. 25
649
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
tahun 2002 jo UU No.25 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dan pasal 13 UU No.13 tahun 2006 tentang
Perlindungan Saksi dan Korban, dan pasal 5 PP No.57 tahun 2003 tentang Tata Cara Perlindungan Khusus bagi Pelapor
dan Saksi dalam Tindak Pidana Pencucian Uang, yaitu: 1. Perlindungan dari tuntutan pidana danatau perdata;
2. Perlindungan atas keamanan pribadi, danatau keluarga
Pelapor dari ancaman isik danatau mental; 3. Perlindungan terhadap harta Pelapor;
4. Perahasiaan dan penyamaran identitas Pelapor; danatau 5. Pemberian keterangan tanpa bertatap muka dengan
terlapor, pada setiap tingkat pemeriksaan perkara dalam hal pelanggaran tersebut masuk pada sengketa
pengadilan.
Dalam hal pelapor merasa perlu, maka Bank akan menfasilitasi permintaan bantuan pada Lembaga Perlindungan Saksi
dan Korban LPSK, sesuai UU No.13 tahun 2006. Bank akan menyiapkan Advokat dengan biaya Bank, jika pelapor
ternyata memerlukan jasa Advokat.
Bank tidak memberikan jaminan dan perlindungan dalam bentuk apapun atas laporan itnah atau melakukan
pelaporan palsu dan akan kehilangan hak mendapatkan perlindungan terhadap ancaman. Bank akan memberikan
punishment dengan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Monitoring, Review dan Laporan
1. Dewan Komisaris dan Direksi wajib mereview kebijakan SPPWBS ini, paling kurang 1 tahun 1 kali atau sesuai
kebutuhan dan jika ada regulasi pihak berwenang. Hal ini menunjukkan komitmen Direksi untuk selalu
memperbaiki dan meningkatkan efektiitas pelaksanaan SPPWBS.
2. SKAI Cq. Departemen Investigasi dan Anti Fraud mengadakan monitoring terhadap efektiitas kebijakan
SPPWBS ini paling kurang setiap semester berupa laporan internal yang disampaikan kepada Dewan Komisaris dan
Direktur Utama Laporan Hasil Analisa LHA Fraud wajib dibuat paling lama 3 hari setelah adanya Laporan dugaan
kejadian Fraud oleh Whistleblower dinyatakan lengkap.
of 2003 on Money Laundering Act and article 13 of Law No.13 2006 on Protection of Witnesses and Victims, and article 5 of PP
No.57 of 2003 on Special Protection Procedures for Reporting and Witnesses in Money Laundering Crimes, namely:
1. Protection from criminal and or civil charges;
2. Protection of personal security, and or the whistleblower
Family from physical and or mental threats; 3.
Protection of Whistleblowers property; 4.
The conidentiality and disguise of the identity of the whistleblower; And or
5. Provision of information without face to face with the
whistleblower, at every level of case examination in case the infringement is entered in court disputes.
In the event that the whistleblower feels the need, the Bank will facilitate the request for assistance to the Witness and Victim
Protection Agency LPSK, pursuant to Law No.13 of 2006. The Bank will prepare the Advocate with the Banks fee, if the
Whistleblower requires the services of the Advocate. The Bank does not provide any warranty and protection of
any defamation report or false WBS and will lose the right to protection against threats. The Bank will provide punishment
with sanctions in accordance with applicable regulations.
Monitoring, Review and Report
1. The Board of Commissioners and the Board of Directors
shall review the policy of SPP WBS, at least 1 year 1 times or as required and if there is regulation of the authorities.
This shows the commitment of the Board of Directors to always improve and improve the efectiveness of SPP WBS
implementation. 2.
SKAI Cq. The Department of Investigation and Anti Fraud monitors the efectiveness of the SPP WBS policy at least
every semester in the form of internal reports submitted to the Board of Commissioners and the President Director of
the Fraud Analysis Report LHA must be made no later than 3 days after the Report of Fraud alleged by Whistleblower
Otherwise complete.
650
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
Publikasi dan Sosialisasi
Bank wajib mempublikasikan serta mensosialisasikan Kebijakan Pengelolaan Laporan Pelanggaran kepada seluruh
pegawai Bank SulutGo maupun stakeholder melalui media perusahaan seperti :
1. Mencetak, mensosialisasikan dan mendistribusikan
dokumen kebijakan ini; 2. Website perusahaan;
3. Forum internal pegawai; 4. Aplikasi Strategi Anti Fraud Bank SulutGo;
Data Whistle-blowing System
Laporan yang masuk ke SKAF kebanyakan menggunakan whistle-blowing
system berupa Surat Resmi dan di email ke SKAF dan beberapa sudah ditindaklanjuti. Berikut ini adalah
data whistle-blowing system selama tahun 2015 dan 2016.
Publication and Socialization
Banks are required to publish and disseminate the WBS Management Policy to all employees of Bank SulutGo as well as
stakeholders through corporate media such as: 1.
Print, socialize and distribute this policy document; 2.
Company website; 3.
Internal forum of employees; 4.
Application of Anti Fraud Strategy of Bank SulutGo;
Whistle-blowing System Data
Reports that received by SKAF mostly use whistle-blowing system in the form of Oicial Letters and in email to SKAF and
some have been acted upon. The following is the whistle- blowing system data for 2015 and 2016.
DATA WHISTLEBLOWING SYSTEM Tahun
Year Jumlah Laporan Yang Masuk
Number of Incoming Reports Sudah Ditindaklanjuti STL
Already Followed STL Belum Ditindaklanjuti BTL
Not Followed BTL
2015
1 1
-
2016
1 1
-
651
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
INTERNAL FRAUD
Untuk pencegahan dan pemberantasan fraud Bank telah mengimplementasikan pencegahan, deteksi, investigasi,
pelaporan, sanksi, dan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut. Program seperti pelatihan fraud awareness, audit
internal, quality assessment, Know Your Employee, tone of
the top dan komitmen manajemen senior melalui e-mail
kepada seluruh karyawan sudah dijalankan secara rutin. Sampai dengan akhir Desember 2016, jumlah penyimpangan
internal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
INTERNAL FRAUD
For prevention and eradication of fraud Banks have implemented prevention, detection, investigation, reporting, sanctions, and
monitoring, evaluation and follow-up. Programs such as fraud awareness training, internal audit, quality assessment, Know
Your Employee, the tone of the top and senior management commitments via e-mail to all employees are routinely executed.
Until the end of December 2016, the number of internal deviations can be seen in the table as follows:
Dari keseluruhan kasus tersebut bank tidak mengalami kerugian inansial atau mendapat dampak negatif akibat dari
insiden tersebut.
Of the total cases the bank did not sufer inancial losses or had a negative impact as a result of the incident.
Rupiah dalam jutaan- Rupiah in millions
JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL FRAUD YANG TERJADI - TOTAL DISTRIBUTION INTERNAL FRAUD HAPPENED Nama Produk
Jumlah Kasus Yang Dilakukan - Number of Cases
Conducted Product name
Pengurus Pegawai Tetap
Pegawai tidak Tetap 2015
2016 2015
2016 2015
2016
Total Fraud -
- -
4 -
1 Total Fraud
Telah diselesaikan -
- -
4 -
1 Completed
Dalam proses penyelesaian di internal
- -
- -
- -
In the internal completion process Belum diupayakan
penyelesaiannya -
- -
- -
- The solution has not been attempted
yet Telah ditindaklanjuti melalui
proses hukum -
- -
- -
- Has been followed up through legal
process
652
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
ETIKA PERUSAHAAN
Pengaturan dan implementasi penerapan tata kelola Bank yang baik GCG memerlukan komitmen dari top
management dan seluruh jajaran organisasi. Pelaksanaannya dimulai dari penetapan kebijakan dasar strategic policy
dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak dalam perusahaan. Bagi perbankan Indonesia, kepatuhan
terhadap kode etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan perbuatan, merupakan faktor penting sebagai landasan
penerapan tata kelola Bank yang baik. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank SulutGo mengupayakan penerapan
standar etika terbaik sesuai dengan pedoman perilaku dan etika bisnis untuk menunjang pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan yang baik pada setiap insan Bank SulutGo.
Rumusan Kede Etik Perusahaan
Salah satu upaya pelaksanaan kode etik adalah bank mengikuti dan tunduk pada seluruh Undang-Undang
Pemerintah, Peraturan yang berhubungan dengan bisnis. Kode Etik menjadi acuan bagi organ bank dan semua
pegawai dalam menerapkan nilai-nilai values dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya bank. Setiap
bank harus memiliki nilai-nilai bank corporate values yang menggambarkan sikap moral bank dalam pelaksanaan
usahanya. Untuk dapat merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan usahanya, bank harus memiliki rumusan
etika bisnis yang disepakati oleh organ bank dan semua pegawai. Pelaksanaan etika bisnis yang konsisten dan
berkesinambungan akan membentuk budaya bank yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai bank. Nilai-nilai dan
rumusan etika bisnis bank perlu dituangkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku agar dapat dipahami
dan diterapkan. Nilai-nilai bank merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi bank. Nilai-nilai bank yang
universal antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur. Tujuan dari Pernyataan etika Bisnis adalah :
1. Meningkatkan kepedulian dan memberikan panduan
bagi manajemen dan pegawai di bank dalam melakukan kegiatan keseharian dan dalam membuat keputusan
bisnis.
2. Memacu kepedulian terhadap isu etika dan aksi perlawanan dalam keseharian aktivitas bisnis dan
menjunjung nilai seperti kepercayan, keterbukaan, kejujuran, dan akuntabilitas dalam setiap kesepakatan.
3. Mempromosikan dan menjaga standar etika, patuh pada Undang-Undang, Peraturan, menghormati kebudayaan
lokal dan nasional.
CORPORATE CODE OF CONDUCT
Setting and implementing good corporate governance GCG implementation requires commitment from top management
and the whole range of organizations. The Implementation starts from the determination of the basic policy strategic
policy and code of conducts that must be obeyed by all parties in the company. For Indonesian banking, adherence to the
code of conducts embodied in the only word and deeds is an important factor as a foundation for the implementation of
good Bank governance. In conducting its business activities, Bank SulutGo seeks to apply the best ethical standards in
accordance with business conduct and ethics guidelines to support the implementation of Good Corporate Governance in
every Bank SulutGo.
Corporate Code of Conduct Formulation
One of the attempts to implement the code of conducts is that the bank follows and is subject to all Government Act, Business-
related Regulations. The Code of Conducts is a reference to bank organs and all employees in applying business values and ethics
to become part of the culture of the bank. Each bank must have the values of the bank corporate values that describe the moral
attitude of the bank in the implementation of its business. To be able to realize a moral attitude in the conduct of its business,
the bank must have a business ethics formula agreed by the banks organs and all employees. Continuous and consistent
implementation of business ethics will shape the bank culture that is a manifestation of banks values. The values and business
ethics of the bank need to be outlined and further elaborated in the code of conduct to be understood and applied. Bank values
are the moral foundation in achieving the vision and mission of the bank. Universal bank values are trustworthy, fair and honest.
The objectives of the Business code of conduct Statement are: 1. Increase awareness and provide guidance for management
and employees in the bank in performing daily activities and in making business decisions.
2. Encourage ethical issues and resistance actions in daily business activities and uphold values
such as trust, openness, honesty, and accountability in every deal.
3. Promote and maintain ethical standards, comply with the Laws, Regulations, respect local and national cultures.
653
Laporan Tahunan BANK SULUTGO
2016 |
Annual Report BANK SULUTGO 2016
4. Membangun kerangka kerja bagi perilaku profesional dan bertanggung jawab untuk berprestasi untuk semua
individu di bank. 5. Menanamkan kejelasan dan prinsip-prinsip realistis
atau nilai yang diberikan kepada manajemen, pimpinan dan pegawai dalam memformulasikan dan
mengimplementasikan kode etik, penghargaan klien dan
best practices , membuatnya sebagai bagian dari Budaya
Bank Ruang lingkup pedoman ini meliputi hubungan-hubungan
Bank dalam berperilaku terhadap stakeholder dan juga mengatur pedoman etika dan perilaku lingkungan internal
dan eksternal.
Etika dan Perilaku Komisaris
Dalam hubungannya dengan penerapan fungsi Kepatuhan, Komisaris harus:
a. Memahami fungsi Kepatuhan dan melaksanakannya
sebagai contoh perilaku bagi Pegawai. b. Menghindari timbulnya benturan kepentingan baik
secara langsung maupun tidak langsung. c. Menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi bank.
Etika dan Perilaku Direksi
Dalam hubungannya dengan penerapan fungsi Kepatuhan, Direksi harus:
a. Memahami fungsi Kepatuhan dan melaksanakannya
sebagai contoh perilaku bagi Pegawai. b. Menghindari timbulnya benturan kepentingan baik
secara langsung maupun tidak langsung. c. Menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi Bank.
Etika Dan Perilaku Pegawai 1. Pegawai dalam Bank
. a. Pegawai harus senantiasa menjunjung tinggi etika
bisnis yang berlaku umum dan tata nilai bank dalam tugasnya sehari – hari.
b. Pegawai wajib mendahulukan kepentingan bank dari pada kepentingan golongan, pribadi, keluarga,
kerabat. c. Setiap pegawai wajib menjaga harta milik dan nama
baik bank. d. Pegawai wajib bersikap, berperilaku baik dan
menjaga kesopanan didalam ataupun di luar Bank. e. Pegawai wajib menerima penempatan tugas,
melaksanakan perjalanan dinas, rotasi dan mutasi,
4. Building a framework for professional behavior and
responsible for achievement of all individuals in the bank. 5. Inculcate realistic clarity and principles or values
given to management, leaders and employees in formulating
and implementing ethical codes, client awards and best practices, making them part of Bank Culture.
The scope of these guidelines include the Banks relationships behave towards stakeholders and also set the guidelines for
ethics and conduct internal and external environment.
BOC Code of Conduct
In relation to the implementation of the Compliance function, the Board of Commissioner shall:
a. Understand the Compliance function and execute it as an example of behavior for Employees.
b. Avoidance of conlict of interest either directly or indirectly. c.
Maintain the security and conidentiality of bank information.
BOD Code of Conduct
In connection with the implementation of the Compliance function, the Board of Directors shall:
a. Understand the Compliance function and execute it as an example of behavior for Employees.
b. Avoidance of conlict of interest either directly or indirectly. c.
Maintain the security and conidentiality of Bank information.
Employee Code of Conduct