Kualitas aset produktif PRODUCTIVE ASSETS RATIO FOR TOTAL ASSETS Continued

851 Laporan Tahunan Bank SULUTGO 2016 | Annual Report Bank SULUTGO 2016 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI UTARA GORONTALO PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI UTARA GORONTALO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA FOR THE YEARS ENDED ON 31 DESEMBER 2016, 2015 SERTA 1 JANUARI 2015 DECEMBER 31, 2016, 2015 AND JANUARY 1, 2015 Dinyatakan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain Expressed in Rupiah, unless otherwise stated

39. MANAJEMEN RESIKO Lanjutan

39. RISK MANAGEMENT Continued Resiko Kredit

Credit Risk Resiko Kredit Credit Risk - Kredit konsumtif sementara zero growth - Consumtif loan held in zero growth - Pemberian kredit produktf secara selektif - Productive loan selectively - Loan rewiews seluruh fasilitas kredit yang diberikan - Loan reviews for all credit facilities - Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia - Increasing of Human Resources Quality - Efisiensi yang lebih ketat - More tight efficiency - Market intelegence - Market intelegence - Peningkatan fee based income dan bisnis chanelling - Increasing fee based income and chanelling business - Mengoptimalkan penagihan kredit macet - Optimalized non performing loans - Meningkatan frekuensi dan kualitas pengawasan intern - Increasing frequency and quality of intern control - Memperbaiki funding mix atau mencari dana murah - Fixing funding mix or finding a cheap fund - Meminta pemegang saham menambah modal - Proposed shareholder to increasing capital Resiko Likuiditas Liquidity Risk Resiko Likuiditas Liquidity Risk Resiko Operasional Operational Risk Resiko Pasar Market Risk

40. JAMINAN TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM

40. GUARANTEE TOWARDS LIABILITIES OF COMMERCIAL BANKS PAYMENT

Berdasarkan Undang-Undang No.24 tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjaminan Simpanan LPS dibentuk untuk menjamin kewajiban tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku. Undang-Undang tersebut telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.3 tahun 2008, yang mana telah ditetapkan menjadi Undang- Undang sejak tanggal 13 Januari 2009 berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 2009. Under Law 24 dated 22 September 2004, effective since September 22, 2005, the Deposit Insurance Agency LPS was formed to guarantee certain liabilities of commercial banks based on the applicable guarantee program. The Act has been amended by Government Regulation in Lieu of Law 3 of 2008, which has been set into the Act since January 13, 2009 under Act 7 of 2009. Pengelolaan resiko operasional dilakukan dengan terus melakukan penyempurnaan atau penyesuaian sistem dan prosedur, pengembangan teknologi informasi secara kesinambungan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan atau harapan nasabah. Untuk memenuhi kebutuhan ini harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai integritas yang tinggi melalui program penetapan limitotorisasi, pendidikan dan pelatihan yang dilakukan baik inhouse training maupun eksternal dan berkesinambungan serta menetapkan prinsip pengenalan nasabah dengan harapan resiko operasional dapat terkelola dengan baik. Operational risks management is performed by continuosly improving or adjusting the systems and procedures, sustainable development of information technologies to meet customers needs and expectations. To meet this requirement, it must be supported by high quality and integrity human resources through limitsauthorization setting programs, education and training, both internally and externally and sustainably and applied the customer knowing principles so as to manage the operational risk properly. Resiko pasar merupakan risiko yang timbul dari pergerakan tingkat suku bunga maupun nilai tukar yang ada di pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Bank, sehingga pengendalian resiko pasar hanya melalui mekanisme penempatan dana pada bank lain dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga dan kesehatan Bank yang menawarkan. The market risks occurred from interest rate movement and foreign exchange rate in market from securities and bonds owned by Bank, therefore market rsik controlling only from fund placement to other bank with considering interest rate and the offered well-being level of Bank. Dengan diterbitkannya peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Resiko Bank Umum maka program kerja bank dalam manajemen resiko diarahkan sesuai dengan pedoman kerja Bank Indonesia tersebut. When Bank regulation was issued about the Implementation of Risk Management in Commercial Banks, the banks working program in risk management has been oriented and developed to in accordance with the Regulation. Bank menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aset likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah, dan menjaga agar jumlah aset yang jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi jumlah Liabilitas yang jatuh tempo. The Bank keeps its liquidity by maintaining sufficient amount of liquid assets to pay deposits from customers and maintaining the number of assets due in each period sufficiency to cover the amount of liabilities due. Aset likuid bank terutama terdiri dari penempatan pada bank-bank lain dan lembaga keuangan lainnya, giro pada Bank Indonesia dan kas. Apabila Bank memerlukan likuiditas, dengan segera Bank dapat menarik cadangan dana dalam giro pada Bank Indonesia atau mencari pinjaman di pasar uang antar bank di Indonesia. Cadangan utama Bank terdiri dari cadangan Giro Wajib Minimum dan kas di kantor-kantor cabang. Liquid assets of bank consists of placement with other banks and other financial institutions. Current Account with Bank Indonesia and cash. If the Bank needs liquidity, the Bank can immediately withdraw its fund reserves in the forms of demand deposits from Bank Indonesia, sell SBI with sale purchase agreement or seek credits at inter-bank money market in Indonesia. The banks main reserves consist of the Minimum Compulsory Demand Deposits and Cash at branches office. Saat ini peraturan Bank Indonesia mewajibkan bank-bank di Indonesia untuk menjaga Giro Wajib Minimum secara harian, dalam bentuk simpanan tanpa bunga pada Bank Indonesia sekurang-kurangnya sebesar 5 dari Liabilitas pihak ketiga bukan bank dalam Rupiah. Currently, Bank Indonesia Regulation requires commercial banks in Indonesia to retain the Minimum Compulsory Demand Deposits on daily basis, in the form of non-interest deposits with Bank Indonesia at least 5 of the non-banks third parties liabilities in Rupiah. Sebagai media intermediary, Bank ikut menyampaikan fasilitas kredit dan tidak dapat di pungkiri akan berhadapan dengan resiko sebagai akibat kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Untuk mengeliminasi risiko maka Bank dalam menyalurkan kredit tetap selektif dan mengacu pada prinsip pemberian kredit yang sehat dan prinsip kehati-hatian secara konsisten, memantau dan mengevaluasi pekembangan kolektifitas kredit, penyelamatan kredit berkala sesuai ketentuan. Membentuk penyisihan penghapusan aset produktif untuk mengcover aset produktif bermasalah. Sebagai tindakan preventif dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan pengelola kredit baik secara intern maupun ekstern. As an intermediary institution, Bank transfered credit facilities and it is unquestionable it wil confront to the risk due to counter partys failures to meet its obligations. To eliminate the risks, the Bank remains selective in channeling the credits and refers to healthy and prudent credit transferring principles consistently. The Bank also monitors and evaluates credit colectibility and saves credit periodicaly. The bank established Allowance for Impairment Losses CKPN to cover non-performing productive assets. As the preventive action, the Bank has improved its human resources quality via training and educations on credit management, both internally and externally. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Sulut yang diaktakan dengan akta No. 128 tanggal 24 November 2008 oleh M.S.E. Pangemanan, S.H., notaris di Manado, pemegang saham telah menyetujui dan mengesahkan kebijakan Bank dalam menghadapi dampak krisis financial global, adalah sebagai berikut : Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Bank Sulut No. 128 dated November 24, 2008 notarized by the Deed by M.S.E.Pangemanan, S.H. Shareholders decided and legalized Bank policies to face global financial crisis impact, with detail as folows : Bank sangat mementingkan penjagaan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah, maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional. Bank particularly emphasizes on maintaining its liquidity adequacy to meet its commitments to customers and other parties, within the framework of credits channeling, repay of customers deposits or to fulfill operational liquidity need. Pengendalian likuiditas senantiasa dilakukan dengan cara melakukan keseimbangan antara sumber-sumber dana dan pemanfaatannya, sehingga benar-benar masih dalam limit risiko yang dapat diterima dan memberikan kontribusi berupa profit yang wajar, yang pengelolaannya oleh Divisi Treasury dan tim ALCO Asset Liability Comitee . The liquidity control is always done through balancing fund resources and their applications to keep the risks under acceptable limits and provides contribution in the form of proper profits, managed by Treasury Division and Asset Liability Committee Team.