25
www.kinerja.or.id Modul Keuangan dan Operasional
1.9 Pengelolaan Cuti
Organisasi mendorong Karyawan untuk mengambil cuti setiap tahun yang menjadi hak mereka. Cuti
diberikan kepada Karyawan agar dapat memulihkan diri dari sakit, dapat beristirahat, dapat merayakan
peristiwa penting atau menyelesaikan urusan pribadi.
1.9.1. Hari Libur Umum dan Cuti Bersama
Pada setiap awal tahun, Organisasi akan menetapkan hari libur resmi untuk tahun tersebut.
1. Organisasi akan memberi semua Karyawan Indonesia setiap hari libur umum yang
ditetapkan oleh Pemerintah. 2. Apabila hari libur yang ditetapkan pemerintah
jatuh pada periode cuti tahunan Karyawan maka cuti tahunan yang diambil pada hari libur umum
itu tidak akan mengurangi hak cuti Karyawan. 3. Organisasi berhak meminta semua Karyawan
untuk mengambil cuti pada waktu yang sama “cuti bersama” berdasarkan kebutuhan
operasional Organisasi. Jika Organisasi memutuskan untuk mengikuti anjuran
pemerintah agar semua Karyawannya mengambil cuti pada waktu bersamaan maka
cuti bersama itu bukan merupakan hak cuti tambahan melainkan akan dipotong dari hak cuti
tahunan Karyawan.
1.9.2. Cuti Tahunan
1. Setiap Karyawan dengan perjanjian kerja jangka waktu tertentu maupun tak tertentu, berhak
mendapatkan cuti tahunan dengan upah penuh. 2. Cuti tahunan dihitung dari tanggal mulai bekerja,
dengan lama cuti dua puluh 20 hari per tahun. Cuti diperoleh selama 1,67 hari, atau 13,33 jam,
per bulan. 3. Cuti tahunan yang tidak diambil oleh Karyawan
dengan perjanjian kerja jangka waktu tertentu tidak dapat diteruskan ke perjanjian kerja
berikutnya dan harus diambil selama periode perjanjian kerja bersangkutan; jika tidak maka
cuti tahunan yang tidak diambil itu akan hangus. 4. Karyawan dengan perjanjian jangka waktu tidak
tertentu diperbolehkan meneruskan hak cuti yang belum diambil maksimal lima 5 hari ke
tahun kalendar berikutnya. Jadi, cuti maksimal yang dapat diambil dalam tahun kalendar
bersangkutan adalah dua puluh lima 25 hari kerja.
5. Hak cuti terkumpul sejak dimulainya masa kerja yang dihitung secara proporsional untuk
setiap bulan kerja penuh yang dilakukan oleh Karyawan.
6. Karyawan wajib mengajukan permohonan cuti tahunan paling lambat satu 1 minggu sebelum
dimulainya cuti tahunan yang dimaksud dan wajib mendapatkan persetujuan tertulis dari
Atasan langsungManajer. Karyawan yang telah mengajukan surat pengunduruan diri tidak
diizinkan mengambil sisa hak cuti tahunan yang belum diambilnya.
26
Modul Keuangan dan Operasional www.kinerja.or.id
BAB 1 - Pengembangan Sumber Daya Manusia
7. Karyawan yang akan mengambil cuti harus memberikan nomor telepon dan alamatnya
kepada Organisasi seandainya ada kebutuhan dinas untuk menghubungi Karyawan, serta
menyampaikan kepada AtasanManajernya perincian pekerjaan yang belum diselesaikan
Karyawan. 8. Pengambilan hak cuti tahunan dijadwalkan
sesuai dengan kebutuhan operasional Organisasi. Organisasi akan melakukan setiap
tindakan yang masuk akal agar Karyawan bersangkutan dapat mengambil cuti pada waktu
memintanya. 9. Cuti yang tidak diambil tidak dapat diganti
dengan pembayaran tunai kecuali ada bukti tertulis yang memperlihatkan bahwa Karyawan
tersebut telah berupaya mengambil cutinya namun ditolak karena ia harus menjalankan
tugasnya untuk kebutuhan operasional. Organisasi hanya akan mengganti cuti
yang tidak diambil dengan uang tunai pada waktu terjadinya pemutusan hubungan kerja
sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.
10. Karyawan dapat mengambil cuti tahunan jika saldo cutinya nol dalam keadaan darurat atau
dalam kasus-kasus lain sebagaimana yang disetujui oleh DirekturManajer Unit. Direktur
Manajer Unit akan mengkomunikasikan persetujuannya kepada Atasan langsung
Karyawan dan kepada Departemen SDM Proyek. Saldo cuti Karyawan yang negatif tidak
boleh melebihi sepuluh 10 hari kerja. Jika Karyawan di-PHK oleh Organisasi ketika saldo
cutinya negatif maka nilai yang sebanding pada gaji akan dipotong dari penyelesaian akhir
Karyawan. 11. Karyawan dapat mengambil cuti tahunan yang
melebihi saldo cutinya setelah mendapatkan persetujuan dari Atasan langsung dan
DirekturManajer Unit asalkan cuti yang akan diperolehnya cukup untuk sisa kontrak jangka
waktu tertentu yang sedang berjalan atau tahun kalendar, bagi pegawai berjangka waktu tidak
tertentu untuk menutupi saldo cuti tahunan negatif. Setiap saldo cuti negatif pada saat
terjadi pemutusan hubungan kerja akan dihitung dalam penyelesaian akhir dan dipotong dari
Karyawan.
1.9.3. Cuti Khusus
1. Karyawan diperbolehkan meninggalkan pekerjaan dengan upah penuh dengan meminta
izin kepada AtasanManajer, dengan ketentuan Karyawan harus menyampaikan bukti yang
wajar tentang keadaan bersangkutan sebagai berikut:
a. Pernikahan Karyawan: 3 hari kerja b. Pernikahan Anak Karyawan: 2 hari kerja
c. Pernikahan saudara kandung Karyawan: 1 hari kerja
d. Kematian IstriSuamiAnak Karyawan: 3 hari kerja