Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tujuh hal, yaitu 1 latar belakang penelitian, 2 rumusan masalah, 3 tujuan penelitian, 4 spesifikasi produk yang diharapkan, 5 manfaat penelitian, 6 batasan istilah, dan 7 sistematika penyajian.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Membaca merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Kegiatan membaca bertujuan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang segala hal. Seseorang yang dapat menguasai keterampilan membaca dengan baik akan membantunya menjadi pribadi yang dapat berpikir secara runtut, menguasai logika dengan tepat, cepat, dan matang, serta mampu berpikir kritis. Melihat hal tersebut, sebaiknya keterampilan membaca perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tampubolon 2008: 4 yang mengatakan bahwa membaca merupakan salah satu kemampuan yang harus dibina dan dikembangkan. Atas dasar tersebut, sebaiknya kemampuan membaca harus dibina dan ditingkatkan agar menjadi sebuah kebiasaan yang dapat tumbuh dalam diri seseorang. Membaca dalam pengertian yang luas menjadi proses awal bagi manusia untuk memahami, berpikir, dan memutuskan sikap dan perilakunya Nuriadi, 2008: 30. Aktivitas membaca menjadi kegiatan yang tidak asing lagi untuk dilakukan meskipun tingkat kebiasaan habits membaca setiap orang berbeda-beda. Kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membaca sebaiknya dibiasakan sejak dini, karena kemampuan membaca tidak terjadi secara otomatis dan harus didahului oleh kebiasaan membaca yang merupakan wujud dari minat baca. Sebaliknya, kegiatan membaca dikatakan otomatis, apabila seseorang yang memiliki kebiasaan membaca akan memiliki keinginan untuk membaca. Seseorang yang sudah mempunyai kebiasaan membaca tidak terlepas dari latihan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang relatif lama. Kebiasaan membaca dapat terjadi jika situasi dan kondisi seperti waktu, tempat, dan jenis bacaan juga dapat terpenuhi. Upaya menumbuhkan minat baca yang akan menjadi kebiasaan membaca menjadi lebih mudah dan efektif apabila dilakukan sejak dini. Seseorang yang terbiasa membaca buku akan terasah pola pikirnya sehingga dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih baik lagi. Usaha pembentukan kebiasaan membaca mempunyai dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu minat dan keterampilan membaca Tampubolon, 2008: 227. Minat yaitu perpaduan antara keinginan, kemauan, dan motivasi. Keterampilan membaca yang dimaksud adalah keterampilan mata dan penguasaan teknik-teknik membaca. Kalau minat tidak berkembang, maka kebiasaan membaca tentu tidak akan berkembang. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dengan meningkatkan minat dan keterampilan membaca. Seseorang yang memiliki kebiasaan membaca yang tinggi akan memiliki kemampuan untuk memahami isi bacaan dengan lebih baik. Kemampuan membaca seseorang sangat ditentukan oleh tingkat keseringan frekuensi dan panjang pendeknya waktu durasi untuk membaca. Seseorang yang memiliki kebiasaan membaca yang tinggi akan mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pula jika dibandingkan dengan seseorang yang kebiasaan membacanya rendah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin sering dan banyak waktu untuk membaca, kemungkinan besar seseorang akan memiliki tingkat kemampuan yang tinggi dan semakin mudah dalam memahami isi bacaan. Tingkat keseringan membaca yang tumbuh akan membuat seseorang memiliki kebiasaan membaca. Di Indonesia, kenyataan memperlihatkan bahwa kebiasaan membaca masih kurang diminati di kalangan pelajar. Hal tersebut dibuktikan dengan fakta yang dipaparkan dalam salah satu berita bahwa, “Anak Indonesia ternyata paling malas membaca buku. Salah satu indikatornya, Indonesia menduduki peringkat kedua terbawah survei minat baca yang dilakukan The Programme for International Student Assessment ” news.okezone.com diakses pada 12 Oktober 2015. Selanjutnya, survei dari Organization for Economic Cooperative and Development OECD tahun 2009 menyebutkan pula bahwa kemampuan membaca masyarakat di Indonesia berada pada posisi 57 dari 62 negara anggotanya http:www.perpustakaan.depkeu.go.id diakses pada 27 September 2015. Kemampuan membaca masyarakat Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Survei dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization UNESCO juga memaparkan tentang rendahnya minat baca dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001. Hal tersebut memperlihatkan bahwa dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi kompasiana.com. diakses pada 15 Oktober 2015. Keadaan tersebut membuka pandangan bahwa minat baca di Indonesia sangat memprihatinkan dan mengakibatkan kondisi membaca di kalangan pelajar berdampak pada rendahnya kebiasaan membaca. Rendahnya kebiasaan membaca yang dimiliki mahasiswa dari data di atas, memperlihatkan bahwa membaca belum menjadi budaya baca di kalangan pelajar. Padahal, budaya baca menjadi salah satu langkah untuk memajukan bangsa ini melalui kemampuan membaca pemahaman. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Haras dalam Maria 2015: 1 yang memaparkan bahwa seorang politikus asal Amerika Serikat bernama Horian mengatakan bahwa “If we want to be a super power we must have individuals with much higher levels of literacy ”. Artinya jika kita menginginkan menjadi bangsa yang kuat dan adidaya, kita harus memiliki lebih banyak anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tinggi dalam literasi atau baca tulis. Hasil dari data penelitian dalam survei di atas menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum sampai pada tahap atau tingkatan membaca pemahaman. Di kalangan pelajar, khususnya mahasiswa di jenjang perguruan tinggi mungkin masih memiliki banyak kelemahan dalam membaca pemahaman. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengambil subjek penelitian dari mahasiswa semester VI Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 20152016. Tujuan peneliti memilih mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia karena mahasiswa tersebut pada nantinya akan menjadi calon guru bahasa Indonesia. Sebaiknya, calon guru bahasa Indonesia mampu memiliki kemampuan membaca pemahaman yang lebih baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil observasi proses perkuliahan pada tanggal 14 April 2016 di ruang 404 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta menunjukkan kurangnya pemahaman dalam diri mahasiswa. Dosen bertanya kepada mahasiswa ketika mengawali proses perkuliahan berkaitan dengan materi perkuliahan yang diberikan di pertemuan sebelumnya, tetapi ternyata hanya terdapat beberapa mahasiswa yang bisa menjawab pertanyaan dari dosen. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kurangnya pemahaman mahasiswa dapat disebabkan oleh kebiasaan membaca yang minim dilakukan oleh mahasiswa. Permasalahan dari berbagai survei dan kondisi di atas belum memperlihatkan sebuah solusi karena selama ini kebiasaan membaca dan teori kemampuan membaca pemahaman belum diterapkan dengan baik, sehingga harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena ingin mengembangkan kebiasaan membaca pemahaman yang efektif bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Peneliti menganggap permasalahan ini penting untuk dilakukan agar solusi dari permasalahan tersebut dapat ditemukan karena selama ini kebiasaan membaca dan kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa masih sangat memprihatinkan. Dampak negatif yang timbul apabila masalah ini tidak segera diteliti dan dicari solusinya akan berdampak pada sikap mahasiswa yang kesulitan dalam menumbuhkan kebiasaan membaca pada dirinya. Sebaliknya, apabila peneliti dapat menemukan solusi dari permasalahan ini dampak positif yang dapat dirasakan adalah mahasiswa dapat menumbuhkan dan mengembangkan kebiasaan membaca PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemahaman pada dirinya dengan lebih baik. Mahasiswa diharapkan dapat memiliki kemampuan memahami isi bacaan yang lebih baik setelah memiliki kebiasaan membaca yang telah tumbuh dalam dirinya. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan upaya untuk mengembangkan kebiasaan membaca pemahaman bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Kebiasaan Membaca Pemahaman Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Tahun Akademik 20152016.

1.2 Rumusan Masalah