Faktor Kondisi Emosi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

d. Faktor Kondisi Emosi

Faktor kondisi emosi memengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang. Hal ini terlihat ketika kondisi emosi akan membuat pembaca sulit berkonsentrasi dalam memahami bahan bacaan yang sedang dibaca. Berkaitan dengan angket penelitian, berbagai dorongan untuk melakukan sesuatu tindakan dapat dilihat melalui subindikator seperti 1 merasa bangga jika hasil membaca yang saya lakukan dapat dipresentasikan di kelas dan mendapat kritik serta masukan dari dosen, 2 merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas secara maksimal, dan 3 dengan rajin membaca, tidak terbersit sedikitpun untuk mengungguli teman-teman saya. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.12 Faktor Kondisi Emosi No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP 1. Setelah selesai membaca, saya merasa bangga jika hasil membaca yang saya lakukan dipresentasikan di kelas mendapat kritik dan masukan dari dosen. 38 6 4 2. Saya merasa puas jika dapat menyelesaikan secara maksimal tugas yang diberikan kepada saya. 45 2 1 3. Selama perkuliahan dengan rajin membaca, tidak terbersit sedikitpun untuk mengungguli teman- teman saya. 29 16 3 Berdasarkan tabel 4.12 yang terdiri dari tiga subindikator faktor kondisi emosi dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat dijelaskan sebagai berikut. Subi ndikator pertama, “Setelah selesai membaca, saya merasa bangga jika hasil membaca yang saya lakukan dipresentasikan di kelas mendapat kritik dan masukan dari dosen. Terdapat 38 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 38 mahasiswa dengan persentase 79,17 mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran setelah selesai membaca, merasa bangga jika hasil membaca yang dilakukan dipresentasikan di kelas mendapat kritik dan masukan dari dosen. Sebanyak 6 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 6 mahasiswa atau 12,5 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa sudah memiliki kesadaran setelah selesai membaca, merasa bangga jika hasil membaca yang dilakukan dipresentasikan di kelas mendapat kritik dan masukan dari dosen. Selanjutnya, sebanyak 4 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 8,33 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban. Subi ndikator kedua, “Saya merasa puas jika dapat menyelesaikan secara maksimal tugas yang diberikan kepada saya.” Terdapat 45 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 45 mahasiswa dengan persentase 93,75 mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas secara maksimal. Akan tetapi, sebanyak 2 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 2 mahasiswa atau 4,17 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas secara maksimal. Selanjutnya, sebanyak 1 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 2,08 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Subi ndikator ketiga, “Selama perkuliahan dengan rajin membaca, tidak terbersit sedikitpun untuk mengungguli teman-teman saya. ” Terdapat 29 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 29 mahasiswa dengan persentase 60,42 mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa sudah memiliki kesadaran untuk rajin membaca, meskipun tidak terbersit sedikitpun mengungguli teman-temannya. Akan tetapi, sebanyak 16 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 3 mahasiswa atau 33,33 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk rajin membaca, meskipun tidak terbersit sedikitpun mengungguli teman-temannya. Selanjutnya, sebanyak 3 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 6,25 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

e. Faktor Cara Membaca