kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk berusaha sampai dapat memahami isi bacaan meskipun
sesulit apapun isi dalam bacaan. Selanjutnya, sebanyak 5 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 10,42 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak
memiliki jawaban. Subi
ndikator ketiga, “Saya menyadari bahwa membaca merupakan kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki wawasan dan
pengetahuan luas.” Terdapat 46 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 46 mahasiswa dengan persentase 95,83 mahasiswa termasuk dalam kategori
tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran untuk membaca sebagai kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin
memiliki wawasan dan pengetahuan luas. Akan tetapi, sebanyak 2 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 2 mahasiswa atau 4,17 mahasiswa
termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk membaca sebagai kebutuhan pokok
bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki wawasan dan pengetahuan luas. Tidak terdapat mahasiswa yang menyatakan tidak memiliki pilihan dalam
subindikator ini.
h. Faktor Intelegensi
Tingkat intelegensi setiap orang tentu berbeda-beda. Seseorang yang memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi, dapat memahami suatu bacaan walaupun
dengan membacanya sekali. Akan tetapi, ada pula orang yang memiliki tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
intelegensi rendah, sehingga harus membaca berulang-ulang bacaan yang sama untuk memahami isi bacaan tersebut. Berkaitan dengan angket penelitian,
berbagai dorongan untuk melakukan suatu tindakan dapat dilihat melalui indikator seperti tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti
dapat memahami isi bacaan. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.16 Faktor Intelegensi
No. Subindikator
Rentang Skor 3
S 2
TS 1
TMP 1.
Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami
isi bacaan. 36
7 5
Berdasarkan tabel 4.16 yang terdiri dari satu subindikator faktor intelegensi, dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat
dijelaskan sebagai berikut. Subindikator pertama, “Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun
dan rajin membaca pasti dapat memahami isi b acaan.” Terdapat 36 mahasiswa
memilih setuju sehingga sebanyak 36 mahasiswa dengan persentase 75 mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif,
karena mahasiswa memiliki kesadaran tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. Akan tetapi,
sebanyak 7 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 7 mahasiswa atau 14,58 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap
negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan.
Selanjutnya, sebanyak 5 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 10,42 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
4.2.3.2 Analisis Faktor Eksternal Kemampuan Membaca Pemahaman
Faktor eksternal membaca adalah faktor yang memengaruhi membaca pemahaman dan berasal dari luar diri seseorang. Faktor ekternal yang dominan
memengaruhi kmampuan membaca adalah a faktor kesulitan bacaan, b faktor latar belakang sosial ekonomi keluarga, c faktor suasana lingkungan dan waktu,
d faktor teks, e faktor kuatnya pengaruh budaya lisan, dan f faktor kuatnya pengaruh televisi. Analisis faktor eksternal dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a. Faktor Kesulitan Bacaan