kenyataannya kebiasaan membaca belum diterapkan dengan baik dalam diri mahasiswa. Salah satu bukti transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran 19.
4.3. Pengembangan Kebiasaan Membaca Pemahaman
Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca pemahaman, peneliti dapat mengetahui bahwa langkah-langkah
kebiasaan membaca mahasiswa tergolong dalam kategori tinggi. Mahasiswa telah menerapkan langkah-langkah tertentu ketika melakukan kegiatan membaca untuk
mencapai tujuan membaca yang telah dibuat. Meskipun kategori langkah-langkah kebiasaan membaca pemahaman mahasiswa masuk dalam kategori tinggi, tetapi
masih terdapat kelemahan-kelemahan yang dimiliki mahasiswa. Mahasiswa kurang menerapkan langkah-langkah kebiasaan membaca
dengan baik. Hal tersebut terlihat dari jenis bacaan seperti buku ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan mata kuliah kurang menjadi perhatian mahasiswa.
Mahasiswa lebih memilih mencari referensi bacaan lewat internet. Terlihat pula kondisi mahasiswa yang kurang bisa membaca di manapun tempatnya dan di waktu
kapanpun sehingga hal ini menghambat mahasiswa untuk membaca karena mereka tidak bisa melakukan kegiatan membaca di waktu dan tempat yang kurang
kondusif. Mahasiswa juga jarang membawa buku bacaan ketika sedang pergi karena mereka jarang mengisi waktu luang dengan membaca ketika sedang pergi.
Kelemahan pada kebiasaan membaca mahasiswa juga terlihat dari jadwal membaca yang kurang teratur di setiap hari. Bahkan mahasiswa juga kurang
memiliki bacaan rutin setiap minggu, sehingga target untuk membaca beberapa buku dalam sebulan juga kurang tercapai. Kebiasaan sederhana seperti
menyempatkan untuk membaca minimal 10 menit di setiap pagi menjadi hal yang sulit dilakukan.
Hasil analisis angket faktor membaca pemahaman mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan angket faktor membaca, peneliti dapat
mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi kegiatan membaca pemahaman mahasiswa. Meskipun faktor membaca mahasiswa termasuk
dalam kategori tinggi namun terdapat beberapa faktor yang dianalisis oleh peneliti menjadi penghambat melakukan kegiatan membaca. Faktor tersebut seperti
dorongan membaca mahasiswa sangat kuat jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester. Hal tersebut memperlihatkan bahwa mahasiswa
melakukan kegiatan membaca pada saat ujian saja. Dalam keseharian, mahasiswa membaca hanya tertuju pada bacaan yang
sifatnya menghibur. Mahasiswa membaca buku agar mendapat pujian dari dosen atau teman. Hal tersebut memperlihatkan bahwa dorongan membaca buku bukan
atas kesadaran diri sendiri tetapi karena ada alasan dari faktor eksternal. Apabila mahasiswa menemukan pendapat ahli yang dikutip dalam suatu artikel, buku, atau
hasil penelitian, keinginan mereka cukup rendah untuk melacak sumber asli. Padahal, jika hal tersebut mereka lakukan, mereka dapat memahami secara lebih
komprehensif tentang suatu informasi. Mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan meskipun
bacaan tersebut berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari. Pemahaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mahasiswa yang cukup terlihat dari pemahaman isi bacaan dilakukan dengan cara mengingat-ingat isinya saja. Mahasiswa juga mengalami kesulitan ketika
menemukan kata-kata yang tidak diketahui artinya. Kalimat yang panjang dan struktur teks yang tidak sistematis juga mempersulit mahasiswa dalam memahami
isi bacaan. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka kurang memiliki kebiasaan membaca yang rutin sehingga mereka mengalami kesulitan untuk memahami
bacaan yang panjang. Keadaan tersebut juga didukung dengan masih kuatnya pengaruh bahasa lisan di lingkungan mahasiswa sering mempersulit pemahaman isi
bacaan. Di sisi lain, mahasiswa juga memiliki kelebihan yang dapat dinilai sebagai
sikap positif seperti mahasiswa akan berusaha menyelesaikan tugas membaca yang diberikan oleh dosen dengan tepat waktu. Hal tersebut dilakukan mahasiswa karena
mahasiswa ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan rajin membaca. Mahasiswa juga memiliki kesadaran yang cukup tinggi meskipun dalam hal
pelaksanaan membaca kurang menjadi kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Keinginan mahasiswa
cukup tinggi untuk mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca karena mahasiswa lebih suka membaca sendiri sumber informasi daripada mengikuti
pendapat orang lain. Teknik membaca juga membantu mempermudah mahasiswa untuk memahami isi bacaan.
Keadaan di atas, juga didukung dengan keinginan mahasiswa untuk membaca kembali bacaan yang pernah dibaca untuk menyegarkan ingatan sehingga
mahasiswa dapat mengungkapkan gagasan hasil membaca secara tertulis dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bentuk artikel, makalah, atau bentuk lain. Keberadaan buku yang dibutuhkan oleh mahasiswa juga sudah disiapkan di tempat terjangkau sehingga mahasiswa tidak
kesulitan dalam mencari sumber referensi. Mahasiswa juga memiliki kesadaran untuk pergi ke perpustakaan. Mahasiswa juga mampu berpikir kritis ketika
memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain. Pengembangan kebiasaan membaca yang akan dikembangkan peneliti akan menutup kekurangan-kekurangan
yang dimiliki mahasiswa dan meningkatkan sikap positif yang telah dimiliki sebelumnya.
Hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa kelas G dan H semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 20152016 termasuk ke dalam kategori cukup. Tes kemampuan membaca pemahaman memiliki enam aspek. Aspek-aspek
dalam tes kemampuan membaca pemahaman yaitu aspek menangkap arti kataistilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik
kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan. Dari hasil tersebut, mahasiswa sudah mampu memahami empat aspek yaitu
menangkap arti kataistilah, menarik kesimpulan isi bacaan
,
memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan. Keempat aspek tersebut menjadi kekuatan bagi
mahasiswa untuk mengasah kemampuan membaca pemahaman agar semakin meningkat. Terdapat pula dua aspek yang menghambat mahasiswa yaitu aspek
menangkap maksud tersurat dan menangkap makna tersirat. Hal tersebut menjadi kelemahan bagi mahasiswa yang perlu diperbaiki.
Terjadi ketidakselarasan antara angket faktor membaca pemahaman dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Angket faktor membaca
pemahaman menunjukkan pada kategori tinggi, sedangkan hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa termasuk dalam kategori cukup. Kedua hasil
tersebut akan digabungkan dengan hasil angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca pemahaman sehingga menghasilkan langkah-langkah yang
mampu menumbuhkan
kebiasaan membaca
pemahaman mahasiswa.
Pengembangan kebiasaan membaca yang baru bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca pemahaman mahasiswa yang berguna untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam membaca pemahaman. Pengembangan kebiasaan membaca pemahaman yang dikembangkan
merupakan gabungan dari berbagai macam langkah-langkah yang sudah ada sebelumnya. Langkah-langkah kebiasaan membaca tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi mahasiswa yang sudah diketahui. Peneliti berharap langkah- langkah kebiasaan membaca yang baru dapat menjadi solusi untuk mengurangi
kelemahan mahasiswa dalam kegiatan membaca dan meningkatkan kemampuan membaca menjadi lebih tinggi serta menumbuhkan kebiasaan membaca
pemahaman. Pengembangan kebiasaan membaca pemahaman ini memiliki tujuh langkah
yang dapat diterapkan mahasiswa pada saat melakukan kegiatan membaca pemahaman. Langkah-langkah tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat
menumbuhkan kebiasaan membaca pemahaman. Selain itu, tujuan dari langkah ini agar mahasiswa lebih memahami 6 aspek membaca pemahaman yaitu menemukan
arti kataistilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan, membuat prediksi, dan mengevaluasi bacaan.
Kebiasaan membaca pemahaman yang dikembangkan dalam penelitian ini berguna untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa
menjadi lebih baik lagi. Langkah-langkah yang terdapat dalam kebiasaan membaca pemahaman yaitu:
1. Menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi
Alasan mahasiswa ingin mengetahui informasi tentang suatu topik karena mereka ingin menambah wawasan ilmu pengetahuan berkaitan dengan bidang yang
digelutinya maupun dalam bidang yang tidak berhubungan dengan bidang yang digelutinya. Mahasiswa yang sudah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pasti
memiliki semangat untuk membaca buku. Ketika mahasiswa menemukan pendapat ahli yang dikutip dalam suatu artikel, buku, atau hasil penelitian, mahasiswa dapat
melacak sumber asli untuk menemukan jawaban seperti yang dibutuhkan. Apabila mahasiswa melakukan hal tersebut, selain dapat memahami secara lebih
komprehensif tentang suatu informasi, mereka juga dapat melatih kebiasaan membaca secara perlahan-lahan.
2. Memiliki minat dan membangun motivasi untuk membaca
Mahasiswa yang ingin menumbuhkan minat baca perlu memiliki niat yang tulus untuk membaca. Penyediaan buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas
judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dapat menumbuhkan minat seseorang untuk membaca buku. Setelah memiliki minat membaca, kemudian
bangunlah motivasi membaca. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Membangun motivasi saat membaca harus dimulai dari dalam diri sendiri. Tanamkan pada diri sendiri bahwa membaca merupakan suatu kebutuhan.
Mahasiswa yang sudah memiliki motivasi akan menimbulkan rasa antusiasme terhadap pentingnya membaca buku. Mahasiswa yang sudah memiliki minat dan
motivasi membaca akan berpengaruh pada prestasi belajarnya. Prestasi yang baik tentu tidak terlepas dari informasi akan pengetahuan yang dimilikinya karena
kegiatan membaca yang telah dilakukannya. 3.
Pilih jenis bacaan yang sesuai dengan kebutuhan Sebelum membaca, sebaiknya mahasiswa perlu memilih bacaan dengan
memperhatikan bahwa topik yang mereka terima dari buku sesudah dibaca akan memberikan manfaat dan tidak merugikan. Bahan bacaan yang dipilih diharapkan
dapat menambah ilmu pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Pemilihan bahan bacaan yang tepat akan membuat mahasiswa tertarik untuk membaca buku.
Selain itu, mahasiswa akan memiliki manfaat setelah membaca buku. Mahasiswa dapat memilih bahan bacaan yang sesuai dengan bidang yang
digelutinya, karena bahasa dalam informasi dari bahan bacaan tersebut mungkin tidak sulit untuk dipahami. Apabila mahasiswa mengalami kesulitan ketika sedang
membaca buku dan menemukan kata-kata yang tidak diketahui artinya, maka langkah yang tepat adalah mahasiswa dapat mencatat kata-kata tersebut lalu
mencarinya di dalam kamus. Keadaan tersebut akan menuntun mahasiswa untuk membaca referensi buku yang lain. Hal tersebut dapat menumbuhkan kebiasaan
membaca mahasiswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mencari rekomendasikan buku menjadi salah satu cara yang efektif untuk membangkitkan kebiasaan membaca. Rekomendasi buku dapat diperoleh dari
orang terdekat. Meminta pendapat atau rekomendasi buku dari seseorang yang sudah membaca akan membangkitkan semangat untuk menumbuhkan kebiasaan
membaca yang mulai menurun. Mahasiswa dapat memiliki manfaat dari mencari rekomendasi buku untuk mengetahui isi buku secara langsung.
4. Atur waktu dan ciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca
Mahasiswa yang ingin meningkatkan kualitas dan kemajuan pribadinya perlu mengatur waktu untuk membaca buku dengan baik. Pemilihan waktu untuk
membaca dapat ditentukan pada pagi, siang, sore, atau malam hari. Mahasiswa perlu mengelola waktu dengan baik sehingga memiliki kesempatan untuk
membaca. Keberhasilan membaca tidak ditentukan dengan waktu lama yang dibutuhkan
ketika membaca melainkan keefektifan dan keefisiennya. Lebih baik sebentar, tetapi sering dan berkelanjutan, daripada hanya sesekali menyempatkan waktu
untuk membaca. Mengatur waktu yang tepat untuk membaca dapat dilakukan dengan menggunakan waktu yang santai atau pada saat memiliki semangat yang
tinggi untuk membaca sehingga dengan mudah otak dapat memusatkan konsentrasi pada saat membaca.
Mahasiswa yang ingin menumbuhkan kebiasaan membaca yang baik perlu memiliki komitmen sebagai salah satu upaya untuk memiliki sikap disiplin diri.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan membaca materi bacaan yang mudah dan menarik setidaknya setengah jam setiap hari. Kemudian waktu membaca dapat
ditingkatkan dan selanjutnya bahan-bahan bacaan dapat diganti dengan jenis bacaan yang lain sesuai dengan kebutuhan pembaca. Apabila disiplin waktu untuk
membaca sudah dimiliki, maka kebiasaan membaca yang baik juga akan melekat pada diri mahasiswa.
Mahasiswa juga perlu menyadari bahwa ketika membaca dilakukan dengan suasana hati yang senang maka kegiatan membaca dapat menjadi hal yang
mengasyikkan. Mahasiswa dapat menciptakan lingkungan yang kondusif ketika membaca agar terciptanya suasana yang diharapkan. Suasana yang nyaman untuk
membaca akan membuat mahasiswa semakin tertarik dengan kegiatan membacanya.
Mahasiswa yang ingin memiliki suasana yang nyaman ketika sedang membaca, perlu mengendalikan diri sehingga dapat mengatur kondisi emosi
dengan lebih baik. Kondisi emosi dapat memengaruhi pemahaman mahasiswa dalam menangkap informasi yang diterima pada saat membaca. Apabila
mahasiswa dapat menciptakan lingkungan kondusif maka kebiasaan membaca dengan sendirinya dapat tumbuh dalam diri mahasiswa.
5. Membuat Jam Wajib Baca dengan Gerakan Cinta Buku dan Hari Buku
Mahasiswa dapat membuat kegiatan bagi dirinya untuk mewujudkan sikap yang baik dalam menumbuhkan kebiasaan membaca. Salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan adalah dengan mengatur jadwal dalam seminggu atau sebulan untuk membuat Gerakan Cinta Buku. Kegiatan ini dimaksudkan agar mahasiswa
yang ingin memiliki kebiasaan membaca yang baik dapat mempunyai rasa suka pada buku. Jangan sampai berpikir ketika melihat buku yang tebal pikiran
langsung terbawa pada beban yang harus ditempuh ketika membaca buku. Hal lain yang dapat dilakukan adalah selalu menyempatkan membaca minimal 10
menit di setiap pagi atau membaca buku sebelum tidur, dan mahasiswa dapat membawa buku bacaan untuk mengisi waktu luang dengan membaca ketika
sedang pergi. Buku-buku yang akan dibaca hendaknya disiapkan di tempat yang mudah dijangkau.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan mengatur jadwal rutin untuk melaksanakan kegiatan Hari Buku. Hari Buku dilaksanakan dengan
tujuan agar mahasiswa mempunyai jadwal membaca secara teratur di setiap hari. Alangkah baiknya ketika dalam membuat jadwal harian ini mahasiswa juga
membuat target yang harus dilakukan pada saat membaca buku. Mahasiswa dapat membuat daftar buku-buku yang belum atau sudah dibaca agar ketika
membutuhkan sumber bacaan yang terkait dengan topik tertentu dapat menemukannya dengan mudah.
Gerakan Cinta Buku dan Hari Buku dapat dilakukan dengan membuat
komitmen pada diri sendiri sebagai salah satu langkah terwujudnya kebiasaan membaca dalam diri mahasiswa. Kedua kegiatan tersebut dapat mendorong
mahasiswa untuk melakukan kegiatan membaca, sehingga mahasiswa tidak hanya membaca pada saat ujian tengah semester atau akhir semester saja.
6. Tentukan teknik membaca yang tepat
Teknik membaca membantu mahasiswa untuk melakukan kegiatan membaca dan mehamami isi bacaan dengan mudah. Ketika mahasiswa sudah menemukan
teknik yang dikuasai dalam memahami isi bacaan, maka dengan mudah mahasiswa dapat memiliki waktu membaca secara rutin. Mahasiswa yang sudah
mempunyai teknik membaca dapat dipastikan hal tersebut dapat membuatnya memiliki keinginan untuk membaca buku.
7. Tumbuhkan kegemaran untuk menulis
Mahasiswa yang memiliki kegemaran untuk menulis pasti harus membaca banyak buku referensi. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi dari
materi yang akan dijadikan topik ketika menulis. Banyaknya sumber informasi yang dimiliki akan membuat materi untuk menulis menjadi semakin baik.
Kegemaran untuk menulis dapat menjadi langkah yang baik untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dan mengembangkan budaya baca dalam diri mahasiswa.
Peneliti membuat pengembangan kebiasaan membaca pemahaman dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti kebutuhan mahasiswa dalam
melakukan kegiatan membaca, situasi dan kondisi, dan sumber belajar yang digunakan.
4.4 Deskripsi Produk