Motivasi Minat Strategi MURDER Strategi KWL

2. Faktor Intelektual

Faktor intelektual yang dimaksud adalah metode mengajar guru dan prosedur kemampuan guru dan siswa. Keberhasilan seseorang dalam memahami bacaan mungkin saja disebabkan oleh cara mengajar guru dan kemampuan siswa dalam menangkap pengetahuan yang diperoleh.

3. Faktor Psikologis

Faktor psikologis mencakup a motivasi, b minat, c dan kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. Adapun penjelasan cakupan psikologis sebagai berikut.

a. Motivasi

Motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu Gray dalam Winardi 2008: 31. Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang yang menimbulkan keinginan untuk belajar. Seseorang yang sudah memiliki motivasi yang tinggi juga akan memiliki keinginan yang tinggi pula untuk membaca.

b. Minat

Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memerhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Slameto 2010: 180 menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat menumbuhkan adanya hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Kematangan Sosial, Emosi, dan Penyesuaian Diri

Rahim 2007: 29 menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek kematangan emosi dan sosio yaitu stabilitas emosi, kepercayaan diri, dan kemampuan berpartisipasi kelompok. Seseorang harus dapat mengontrol emosi pada dirinya. Biasanya seseorang yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan ketika menjalani hidupnya akan berpengaruh pada kesulitan ketika sedang melakukan kegiatan membaca. Berbeda dengan seseorang yang lebih mudah mengontrol emosinya, mereka akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada bahan bacaan sehingga memungkinkan terjadinya kemampuan untuk memahami bacaan.

4. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik dan pertimbangan neurologis. Beberapa ahli mengemukakan bahwa kondisi fisik dan keterbelakangan neurologis merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Kesehatan fisik yang kurang stabil dapat memengaruhi keadaan membaca seseorang karena cara membaca yang dipilih akan berbeda ketika dalam keadaan yang lebih stabil sehat. Pembaca yang memiliki kesehatan fisik yang kurang stabil akan memilih cara membaca dengan membaringkan badannya. Hal tersebut akan mengakibatkan konsentrasi pembaca dalam menangkap pemahaman kurang maksimal. Somadayo 2011: 30 juga berpendapat bahwa faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses membaca pemahaman sebagai berikut. a. Tingkat intelegensi, dua orang yang berbeda IQ-nya sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya. b. Kemampuan berbahasa, apabila pembaca menghadapi bahan bacaan yang bahasanya tidak pernah didengar membuatnya memiliki keterbatasan kosakata sehingga akan membuat sulit dalam memahami bahan bacaan. c. Sikap dan minat, sikap biasanya ditunjukkan oleh rasa senang atau tidak senang, sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. d. Keadaan bacaan yang berkenaan dengan tingkat kesulitan yang dikupas, aspek perwajahan, atau desain halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya bisa memengaruhi proses membaca. e. Kebiasaan membaca, kebiasaan yang dimaksud adalah apakah seseorang mempunyai tradisi membaca atau tidak, atau banyak waktu dan kesempatan yang disediakan seseorang sebagai sebuah kebutuhan. f. Pengetahuan tentang cara membaca, misalnya dalam menentukan ide pokok secara cepat, menangkap kata-kata kunci secara cepat, dan sebagainya. g. Latar belakang sosial, ekonomi dan budaya. Pembaca akan kesulitan dalam menangkap isi bacaan jika bacaan yang dibacanya kurang sesuai dengan latar sosial, ekonomi, dan budaya yang dimilikinya. Pembaca perlu menyesuaikan diri ketika membaca apabila latar belakang sosial, ekonomi dan budaya berbeda dengan dirinya. h. Emosi, keadaan emosi yang berubah akan memengaruhi membaca seseorang. i. Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Berdasarkan faktor-faktor di atas ada banyak faktor yang memengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang. Peneliti kemudian mengklasifikasikan faktor-faktor tersebut ke dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pembaca. Faktor internal meliputi faktor motivasi, faktor sikap dan minat, faktor kebiasaan membaca, faktor kondisi emosi, faktor cara membaca, pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, faktor ketertarikan terhadap bacaan, serta faktor integensi. Faktor eksternal berbeda dengan faktor internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar pembaca. Faktor eksternal meliputi faktor kesulitan bacaan, faktor latar belakang sosial ekonomi keluarga, faktor suasana lingkungan dan waktu, faktor teks, faktor pengaruh budaya lisan, serta faktor kuatnya pengaruh televisi.

2.2.4 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman memiliki tingkatan yang meliputi 1 mengidentifikasi arti kataistilah, 2 menangkap makna tersurat dan tersirat, 3 menyimpulkan, 4 memprediksi, 5 mengevaluasi Anderson dalam Tarigan 1986: 12. Nuriadi 2008: 57 menjelaskan bahwa membaca pemahaman memiliki tiga tipe kemampuan membaca yaitu 1 kemampuan membaca literal; kemampuan pembaca mengenal dan menangkap bahan bacaan yang tertera secara tersurat eksplisit, 2 kemampuan membaca kritis; kemampuan pembaca mengolah bahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bacaan, baik tersurat maupun tersirat, dan 3 kemampuan membaca kreatif; pembaca tidak hanya menangkap makna tersurat, makna antarbaris, dan makna dibalik baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari- hari. Kemampuan membaca pemahaman berdasarkan tingkatan kognitif dalam taksonomi Bloom juga dijelaskan oleh Nurgiyantoro dalam Suyatmi 1988: 10 seperti di bawah ini. a. Kemampuan membaca tingkat ingatan, bertujuan agar pembaca dapat menyebutkan fakta, definisi, atau konsep yang terdapat dalam wacana. b. Kemampuan membaca tingkat pemahaman, bertujuan agar pembaca dapat mencari hubungan antarhal, mencari perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam wacana yang dibacanya. c. Kemampuan membaca tingkat penerapan, bertujuan agar pembaca dapat menerapkan pemahamannya pada situasi atau hal lain yang saling berhubungan. d. Kemampuan membaca tingkat analisis, bertujuan agar pembaca dapat menganalisis informasi tertentu yang terdapat dalam wacana, mengenali, mengidentifikasi, atau memberikan informasi. e. Kemampuan membaca tingkat sintesis, bertujuan agar pembaca dapat menghubungkan antara konsep, masalah, dan pendapat yang terdapat dalam wacana. f. Kemampuan membaca tingkat evaluasi, bertujuan agar pembaca dapat memberikan penilaian yang berkaitan dengan wacana yang dibacanya. Berdasarkan tingkatan kemampuan membaca pemahaman di atas, tingkatan kemampuan membaca pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1 menangkap arti kataistilah, 2 menangkap makna tersurat, 3 menangkap makna tersirat, 4 menarik kesimpulan isi bacaan, 5 memprediksi maksud penulis, dan 6 mengevaluasi bacaan.

2.2.5 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman

Strategi pembelajaran membaca pemahaman pada dasarnya menjadi pedoman untuk menentukan langkah-langkah bagi seseorang ketika membaca. Hal tersebut dilakukan agar pembaca dapat memahami dan memperoleh makna dari teks yang dibacanya. Peneliti memilih beberapa macam-macam strategi pembelajaran yaitu MURDER, KWL, dan PORPE. Di bawah ini akan dijelaskan setiap jenis-jenis strategi pembelajaran.

a. Strategi MURDER

Strategi MURDER terdiri dari: 1 Mood, yang diperlukan untuk menciptakan suasana hati yang positif terhadap materi yang akan dipelajari, 2 Understand, pembaca perlu memahami bahan bacaan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Recall, pembaca perlu mengulangi materi yang pernah dibaca dengan cara meringkas, 4 Digest, pembaca perlu menelaah dan mencari informasi yang belum dipahami melalui berbagai cara, 5 Expand, pembaca perlu mengembangkan materi yang telah dibaca untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, 6 Review, pembaca perlu mempelajari kembali materi yang pernah dipelajari agar semakin mengingat isi bahan bacaan. http:id.scribd.comdoc diakses pada 13 Oktober 2015 pukul 15:30.

b. Strategi KWL

Stategi KWL merupakan singkatan dari What I Know apa yang saya ketahui, What I Want to Learned apa yang saya pelajari, dan What I Learned apa yang telah saya pelajari. Strategi ini menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca. Rahim 2007: 41 menjelaskan strategi KWL sebagai berikut. 1 Langkah What I Know, meliputi a membimbing mahasiswa menyampaikan ide-ide tentang topik bacaan yang akan dibaca, b mencatat tentang topik yang akan dibaca, c mengatur diskusi tentang ide-ide yang diajukan mahasiswa, dan d memberikan penyelesaian contoh mengenai kategori ide. 2 Langkah What I Want to Learn, meliputi a membimbing mahasiswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik bacaan, dan b membimbing mahasiswa untuk membuat skala prioritas tentang pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar mereka inginkan jawabannya. 3 Langkah What I Learned, meliputi dosen membimbing mahasiswa menuliskan kembali apa yang telah dibaca dengan bahasanya sendiri.

c. Strategi PORPE