Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa

tersebut membuat mahasiswa sering kesulitan dalam memahami isi bacaan karena ada kata-kata asing yang belum diketahui artinya. Kedua, faktor kuatnya pengaruh televisi terlihat dari kemajuan dan teknologi di zaman ini yang memperlihatkan bahwa adanya acara televisi yang menarik serta kehadiran alat komunikasi seperti gadget , membuat mahasiswa lebih tertarik mengisi waktu luangnya untuk menikmati hiburan pada alat tersebut daripada hanya membaca buku. Peneliti memperkuat penentuan hasil kategori faktor membaca pemahaman tersebut dengan menghitung skor total angket faktor membaca pemahaman. Peneliti mendapatkan skor total angket faktor kemampuan membaca pemahman dengan cara menjumlahkan keseluruhan skor yang terdapat dalam setiap pernyataan. Peneliti mendapatkan kesimpulan hasil angket faktor membaca pemahaman dengan menggunakan perhitungan rumus index . Rumus tersebut yaitu skor total dibagi skor ideal dikali 100. Hasil perhitungan angket faktor kemampuan membaca yaitu 11445:14.400x100=79,48. Dari data persentase yang sudah diperoleh, peneliti dapat membuat kesimpulan bahwa faktor membaca mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi .

4.6.2 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa

Peneliti menggunakan tes kemampuan membaca pemahaman untuk mengukur tingkat kognitif dan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Tes kemampuan membaca pemahaman mencakup 6 aspek membaca pemahaman yaitu aspek menangkap arti kataistilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi isi bacaan. Berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI aspek tersebut peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki mahasiswa dalam setiap aspek yang diujikan. Tes menggunakan tes objektif yang berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 40 butir soal. Peneliti mengetahui hasil tes dilakukan dengan memberi jawaban benar dengan skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Jumlah benar dalam satu tes merupakan nilai keseluruhan yang diperoleh mahasiswa. Langkah selanjutnya yaitu mencari nilai rata-rata yang diperoleh dengan cara jumlah skor 1081 dibagi dengan jumlah mahasiswa 48 dan diketahui rata-ratanya adalah 22,52. Rata-rata responden harus mencapai nilai 30 sampai 40 untuk mencapai kategori yang baiktinggi. Kemampuan membaca pemahaman mahasiswa yang kurang terlihat dari tingkat pemahaman mahasiswa dalam aspek menangkap makna tersurat dan makna tersirat yang masih kurang dalam diri mahasiswa. Kemampuan mahasiswa dalam hal menangkap makna tersurat dan tersirat memang masih kurang, akan tetapi mahasiswa memiliki kemampuan untuk menangkap arti kataistilah, menangkap kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan. Kemampuan tersebut terlihat dari jawaban benar yang dimiliki mahasiswa lebih banyak daripada jawaban salah. Hasil tes menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dikatakan cukup. Hal tersebut tidak sesuai dengan faktor membaca mahasiswa yang masuk dalam kategori tinggi. Hasil tes yang tidak maksimal dipengaruhi oleh pemahaman mahasiswa yang minimal. Kondisi tersebut tidak terlepas dari tingkat kebiasaan membaca mahasiswa yang tidak memiliki jadwal secara teratur untuk membaca. Motivasi membaca mahasiswa juga hanya terlihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ketika akan menempuh ujian saja. Membaca belum menjadi kebutuhan pokok yang perlu mereka laksanakan. Kondisi emosi dan ketertarikan yang lebih tinggi dengan kehadiran alat teknologi membuat mahasiswa tidak memiliki rutinitas untuk membaca buku. Faktor tersebut ternyata memengaruhi kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Mahasiswa belum mampu menemukan langkah yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Peneliti berpendapat bahwa untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dibutuhkan langkah untuk menumbuhkan kebiasaan membaca pemahaman. Berdasarkan teori yang sudah ada dengan memerhatikan kebutuhan dan kondisi mahasiswa.

4.6.3 Pengembangan Kebiasaan Membaca Pemahaman