membedakan kemampuan antara peserta uji kedua kelompok tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan analisis butir soal dengan menggunakan program
Anatest V4 yang terdapat pada lampiran 17.
3.7 Teknik Analisis Data Penelitian
Analisis data bertujuan untuk mengubah data mentah dari hal pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberi arah untuk pengkajian lebih lanjut
Sudjana, 1989: 128. Berikut ini, deskripsi teknik analisis data yang dilakukan peneliti untuk mendeskripskan hasil observasi, analisis kebutuhan pengembangan
kebiasaan membaca pemahaman, faktor membaca pemahaman, tingkat hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa, wawancara, dan penilaian produk.
3.7.1 Teknik Analisis Data Observasi
Data observasi diperoleh dari hasil observasi ketika dosen dan mahasiswa melaksanakan proses perkuliahan. Data observasi dianalisis dengan menuliskan
kegiatan yang terjadi selama proses perkuliahan. Peneliti menggunakan panduan observasi yang dapat mempermudah dalam melaksanakan kegiatan observasi.
3.7.2 Teknik Analisis Data Angket Analisis Kebutuhan
Peneliti menggunakan skala likert untuk menganalisis angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca pemahaman dan faktor membaca
pemahaman. Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu
gejala atau fenomena Sumanto, 2014: 102. Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan yaitu bentuk penyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap
positif dan bentuk pernyataan negatif yang berfungsi untuk mengukur sikap negatif objek sikap. Berikut tabel penjelasannya.
Tabel 3.1 Pernyataan Positif dan Negatif Skala Likert Pernyataan Positif
Skala Pernyataan Negatif
Skala Sangat Setuju SS
5 Sangat Setuju SS
1 Setuju S
4 Setuju S
2 Netral N
3 Netral N
3 Tidak Setuju TS
2 Tidak Setuju TS
4 Sangat Tidak Setuju STS
1 Sangat Tidak Setuju STS
5
Riduwan 2002: 12 juga menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini gejala sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian, dengan
menggunakan skala likert. Maka variabel dijabarkan menjadi dimensi. Dimensi akan dijabarkan menjadi subvariabel kemudian subvariabel dijabarkan lagi menjadi
indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur dapat dijadikan titik tolak untuk membuat instrumen yang berupa pernyataan yang
dijawab oleh responden. Di bawah ini penjelasan kriteria interpretasi skor. Tabel 3.2 Kategori Skala Likert
Rentang Skor Kriteria
0-20 Sangat Rendah
21-40 Rendah
41-60 Cukup
61-80 Tinggi
81-100 Sangat Tinggi
Suharso 2009: 44 menjelaskan bahwa dalam skala likert kemungkinan jawaban tidak sekedar “setuju” dan “tidak setuju”, tetapi dibuat lebih banyak
kemungkinan jawabannya, yaitu 5= Sangat Setuju SS, 4= Setuju S, 3= Tidak Memiliki Pilihan TMP, 2= Tidak Setuju TS, dan 1=Sangat Tidak Setuju STS.
Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala liket yang sudah dimodifikasi atau diubah dengan pilihan jawaban, yaitu 3=Setuju S, 2=Tidak
Memiliki Pilihan TMP, dan 1=TS Tidak Setuju. Alasan peneliti memodifikasi skala likert agar kriteria dalam analisis kebutuhan yang diperlukan dapat ditemukan
dengan lebih mudah. Menghitung skor dalam skala likert dengan cara menghitung jumlah skor
mahasiswa untuk satu pernyataan dalam angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca pemahaman dan angket faktor membaca pemahaman dengan
rumus:
T = Total jumlah responden yang memilih Pn = Pilihan angka skor Likert
Setelah peneliti mengetahui total skor, tahap selanjutnya adalah menginterpretasi skor perhitungan. Peneliti perlu menentukan skor ideal X dan
skor rendah Y sebelum melakukan tahap interpretasi skor perhitungan. Berikut rumus menentukan skor ideal X dan skor rendah Y.
T x Pn
Skor ideal X = skor tertinggi Likert x jumlah responden Skor ideal Y = skor terendah Likert x jumlah responden
Peneliti menginterpretasi hasil nilai analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca pemahaman dan angket faktor membaca pemahaman
mahasiswa menggunakan rumus index , yaitu:
Index = total skor
skor ideal x
Sebelum melanjutkan pada langkah menginterpretasi, peneliti harus mengetahui interval dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan
metode mencari interval skor persen I. Berikut ini adalah rumus menentukan interval I.
I = jumlah skor Likert
I = 3 = 33,33 Setelah mengetahui interval skor, maka peneliti dapat membuat tabel kategori
interpretasi berdasarkan analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca dan faktor membaca pemahaman sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kategori Analisis Kebutuhan Kebiasaan Membaca dan Faktor Membaca Pemahaman
Rentang Skor Kategori
66,8-100 Tinggi
33,4-66,7 Cukup
0-33,3 Rendah
Suharso juga menjelaskan cara mengerjakan skala likert yaitu: 1.
Mengumpulkan sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Responden diwajibkan memilih satu dari sejumlah
kategori jawaban yang tersedia. Masing-masing jawaban diberi penilaian tertentu misalnya 1,2, 3.
2. Membuat nilai total untuk setiap responden dengan menjumlah nilai untuk
seluruh jawaban. 3.
Menilai kekompakan antarpernyataan. Caranya dengan membandingkan jawaban antara dua responden yang mempunyai skor total yang sangat berbeda,
tetapi memberikan jawaban yang sama untuk pernyataan tersebut. Pernyataan tersebut dinilai tidak baik, sehingga harus dikeluarkan tidak digunakan untuk
mengukur konsep yang diteliti.
3.7.3 Teknik Analisis Data Tes Kemampuan Membaca Pemahaman