Faktor Kuatnya Pengaruh Budaya Lisan Menangkap Arti KataIstilah

sebagai sikap positif, karena mahasiswa optimis tingkat keterbacaan teks yang terlalu sulit tidak terlalu menghambat pemahaman bacaan. Selanjutnya, sebanyak 1 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 2,08 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

e. Faktor Kuatnya Pengaruh Budaya Lisan

Budaya lisan di lingkungan masyarakat masih kuat, sehingga memengaruhi kegiatan membaca seseorang untuk memahami isi bacaan. Berkaitan dengan angket penelitian, terdapat subindikator faktor masih kuatnya pengaruh budaya lisan seperti kuatnya pengaruh bahasa lisan, sering mempersulit pemahaman isi bacaan. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.21 Faktor Kuatnya Pengaruh Budaya Lisan No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP 1. Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup saya, sering mempersulit pemahaman isi bacaan. 17 25 6 Berdasarkan tabel 4.21 yang terdiri dari satu subindikator faktor masih kuatnya pengaruh budaya lisan, dengan jumlah responden 48 mahasiswa, subindikator dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator pertama, “Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup saya, sering mempersulit pemahaman isi bacaan.” Terdapat 17 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 17 mahasiswa dengan persentase 35,42 mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap negatif, karena masih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, sering mempersulit pemahaman isi bacaan. Sebanyak 25 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 25 mahasiswa atau 52,08 mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, meskipun masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, tidak mempersulit pemahaman isi bacaan. Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 12,5 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

f. Faktor Kuatnya Pengaruh Televisi

Faktor kuatnya pengaruh televisi dapat dilihat dari kecanggihan dan pesatnya dunia teknologi, khususnya televisi. Acara televisi yang semakin menarik menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat memengaruhi kegiatan membaca pemahaman. Berkaitan dengan angket penelitian, terdapat subindikator kuatnya pengaruh televisi seperti jika acara televisi menarik, kegiatan membaca ditinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.22 Faktor Kuatnya Pengaruh Televisi No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP 1. Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca saya tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi. 33 10 5 Berdasarkan tabel 4.22 yang terdiri dari satu subindikator faktor kuatnya pengaruh televisi dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat dijelaskan sebagai berikut. Indikator pertama, “Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca saya tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi.” Terdapat 33 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 33 mahasiswa dengan persentase 68,75 mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa akan meninggalkan kegiatan membaca jika acara televisi menarik. Sebanyak 10 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 10 mahasiswa atau 20,83 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa tidak akan meninggalkan kegiatan membaca meskipun acara televisi menarik. Selanjutnya, sebanyak 5 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 10,42 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban. Hasil tabulasi angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman di atas telah menunjukkan faktor-faktor yang terdapat dalam diri mahasiswa ketika melakukan kegiatan membaca. Peneliti mentabulasikan skor dari setiap pilihan yang telah dipilih oleh mahasiswa. Berdasarkan tabulasi skor yang telah diperoleh, peneliti dapat mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi membaca pemahaman. Faktor internal dominan yang dimiliki oleh mahasiswa yaitu faktor motivasi, faktor sikap dan minat, faktor pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, serta faktor suasana lingkungan dan waktu. Pertama, mahasiswa memiliki faktor motivasi ketika melakukan kegiatan membaca pemahaman. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan bukti seperti mahasiswa ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca. Hal tersebut diperkuat dengan bukti bahwa mahasiswa merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dosen dengan tepat waktu dan maksimal. Kedua, mahasiswa memiliki sikap dan minat yang tinggi ketika melakukan kegiatan membaca pemahaman. Mahasiswa dapat menghadapi masalah dengan mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca. Terlihat pula situasi yang memperlihatkan bahwa mahasiswa ingin membaca kembali bacaan yang pernah dibaca untuk menyengarkan ingatan. Kondisi emosi mahasiswa terlihat baik ketika mahasiswa merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dosen secara maksimal. Tugas tersebut diselesaikan dengan memahami isi bacaan dengan merumuskan bahasa sendiri. Hal tersebut juga memperlihatkan bahwa faktor cara membaca mahasiswa terlihat baik. Ketiga, faktor membaca yang dimiliki mahasiswa mempunyai kategori baik tidak terlepas dari pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Hal tersebut dapat membantu mahasiswa dalam memahami isi bacaan. Ketertarikan mahasiswa terhadap bacaan juga diperlihatkan mahasiswa ketika mahasiswa memiliki kesadaran bahwa membaca merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dilakukan untuk mendapatkan wawasan yang luas. Apabila mahasiswa memiliki masalah maka mereka akan pergi ke perpustakaan untuk membaca. Keempat, faktor suasana lingkungan dan waktu turut memengaruhi faktor membaca mahasiswa yang tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Peneliti juga menemukan faktor membaca mahasiswa yang berkategori dominan eksternal. Faktor eskternal yang memengaruhi membaca pemahaman mahasiswa yaitu faktor teks dan faktor kuatnya pengaruh televisi. Pertama, faktor teks terlihat dari mahasiswa yang memperlihatkan cara belajar mahasiswa yang memahami isi bacaan dengan mengingat-ingat saja. Dampak dari cara belajar tersebut membuat mahasiswa sering kesulitan dalam memahami isi bacaan karena ada kata-kata asing yang belum diketahui artinya. Kedua, faktor pengaruh televisi terlihat dari kemajuan dan teknologi di zaman ini yang memperlihatkan bahwa adanya acara televisi yang menarik serta kehadiran alat komunikasi seperti gadget, membuat mahasiswa lebih tertarik mengisi waktu luangnya untuk menikmati hiburan dalam alat tersebut daripada hanya membaca buku. Peneliti memperkuat kategori faktor membaca pemahaman dengan melakukan penghitungan total skor dengan rumus jumlah responden yang memilih T dikalikan dengan pilihan angka skor likert Pn. Maka ditemukan total skor 11445. Setelah total skor diketahui, peneliti melanjutkan mencari skor ideal dan skor rendah. Penghitungan skor ideal dengan cara jumlah seluruh responden dikalikan 3, sehingga 3x48=144x100=14.400. Jadi skor idealnya sebesar 14.400. penghitungan skor rendah dengan cara jumlah seluruh responden dikalikan 1, sehingga 1x48=48x100=4800. Jadi diketahui skor rendahnya sebesar 4800. Tahap selanjutnya, peneliti mulai menginterpretasikan hasil angket tersebut namun terlebih dahulu peneliti perlu melakukan penghitungan indeks . Penghitungan indeks dengan rumus total skor:skor ideal x 100 = 11445 : 14.400 x 100 =79,48. Hasil perhitungan angket faktor membaca pemahaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat dilihat pada lampiran 11. Berdasarkan hasil penghitungan di atas berkaitan dengan faktor yang memengaruhi kemampuan membaca pemahaman menunjukkan sikap mahasiswa terhadap kegiatan membaca masuk dalam kategori tinggi.

4.2.4 Analisis Data Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Tes kemampuan membaca pemahaman yang digunakan dalam pengumpulan data berupa tes objektif atau pilihan ganda. Tes kemampuan membaca pemahaman digunakan untuk mengukur tingkat kognitif mahasiswa dalam memahami isi bacaan. Mahasiswa diharapkan dapat memilih jawaban yang tepat untuk setiap pertanyaan yang terdapat di dalam tes kemampuan membaca pemahaman. Tes kemampuan membaca pemahaman berjumlah 40 butir pertanyaan. Teks yang digunakan dalam tes ini diambil dari beberapa penggalan paragraf yang bersumber dari surat kabar. Mahasiswa diharapkan mampu menjawab pertanyaan yang berupa penggalan paragraf yang bersumber dari surat kabar tersebut. Pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa, yaitu 1 menangkap arti kata artiistilah, 2 kemampuan menangkap makna tersurat, 3 kemampuan menangkap makna tersirat, 4 kemampuan menarik kesimpulan isi bacaan, 5 kemampuan memprediksi maksud penulis, dan 6 kemampuan mengevaluasi bacaan. Tes membaca pemahaman berupa tes objektif dan hanya mempunyai satu jawaban yang benar. Oleh karena itu, penilaian tes objektif adalah jawaban benar mendapat skor satu 1, sedangkan untuk jawaban salah mendapatkan skor nol 0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kemudian jumlah benar dalam satu tes untuk setiap mahasiswa menjadi nilai keseluruhan dalam tes kemampuan membaca pemahaman. Sebelum membahas tentang analisis tes kemampuan membaca pemahaman, peneliti akan memaparkan hasil perhitungan indeks tingkat kesulitan untuk mengetahui layak atau tidak layaknya butir soal. Maka dari itu, di bawah ini akan dipaparkan tabel indikator sulit, sedang, dan mudah. Tabel 4.23 Tabel Indeks Tingkat Kesulitan Kategori Rentang Indeks Sangat Sulit 0-0,20 Sulit 0,21-0,40 Sedang 0,41-0,60 Mudah 0,61-0,80 Sangat Mudah 0,81-1,00 Setelah dilakukan perhitungan indeks tingkat kesulitan, maka peneliti mendapatkan butir-butir soal yang layak dan tidak layak seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 4.24 Hasil Indeks Tingkat Kesulitan Kategori Butir Soal Keterangan Sulit 7,13, 24, 28, 33, 34, dan 35 Layak 8 Tidak Layak Sedang 4, 5, 6, 9, 10, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 32, 36, 37, 38, dan 39. Layak Mudah 1, 3, 12, 14, 15, 17, 20, 27, 29, dan 31 Layak 2, 11, 16, 30, dan 40 Tidak Layak Tabel 4.24 menunjukan bahwa terdapat 34 butir soal dianggap layak dan 6 butir soal dianggap tidak layak. Oller Nurgiantoro, 2012: 195 mengatakan bahwa soal yang dianggap layak adalah soal dengan rentangan skala 0,15-0,80, namun skala tersebut masih dianggap sulit. Peneliti memutuskan untuk memilih tingkat kesulitan soal yaitu soal yang dianggap layak adalah soal dengan rentang 0,21-0,80. Butir soal yang berada dalam kategori sangat sulit adalah butir soal nomor 8. Butir soal yang mempunyai kategori sangat mudah adalah 2, 11, 16, 30, dan 39. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat 6 butir soal termasuk dalam kategori tidak layak, dan 34 butir soal dinyatakan layak. Butir soal berkategori sulit dan memiliki kelayakan terdapat pada nomor 7, 13, 24, 28, 33, 34, dan 35. Kesulitan tersebut dibuktikan dengan terdapat mahasiswa berjumlah 231 dari jumlah total 336 mahasiswa tidak dapat menjawab dengan benar ketujuh butir soal tersebut. Soal nomor 8 dikatakan tidak layak karena masuk dalam kategori sangat sulit karena terdapat 42 mahasiswa dari jumlah total 48 orang mahasiswa yang tidak dapat menjawab dengan benar butir soal tersebut. Butir soal berkategori sedang dan memiliki kelayakan terdapat pada nomor 4, 5, 6, 9, 10, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 32, 36, 37, 38, dan 39. Sejumlah 414 mahasiswa menjawab butir soal dengan benar dan sebanyak 402 mahasiswa salah memilih jawaban dalam menjawab butir soal tersebut. Hal yang diharapkan sebenarnya jumlah total jawaban mencapai 816 mahasiswa. Butir soal mudah dengan kategori layak terdapat pada nomor 1, 3, 12, 14, 15, 17, 20, 27, 29, dan 31. Terdapat 344 mahasiswa yang dapat menjawab butir soal tersebut dengan mudah meskipun 136 mahasiswa menjawab salah dalam butir soal tersebut. Butir soal yang tidak layak dan masuk ke dalam kategori sangat mudah terdapat pada nomor 2, 11, 16, 30, dan 40. Terdapat 213 mahasiswa dari jumlah total 240 orang mahasiswa yang dapat menjawab dengan benar lima butir soal tersebut. Data di atas dapat menunjukan indeks tingkat kesulitan tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas G dan H Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta masuk dalam kategori sedangcukup . Peneliti menganalisis soal tes yang dianggap layak ke dalam aspek membaca pemahaman setelah mengetahui ITK dari soal tes tersebut. Peneliti menentukan aspek membaca pemahaman yaitu, mendefinisikan arti kataistilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan. Peneliti juga membuat diagram untuk menjelaskan keenam aspek yang terdapat dalam tes kemampuan membaca pemahaman. Tujuan peneliti membuat diagram tersebut untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang menjawab pertanyaan dengan benar dalam setiap aspek. Jumlah mahasiswa yang menjawab benar tersebut dilakukan dengan mengalikan jumlah mahasiswa dengan jumlah butir soal tiap aspek. 4.1 Diagram Pie Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman 28 82 122 221 343 89 Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Aspek Menangkap ArtiIsilah Aspek Menangkap Makna Tersurat Aspek Menangkap Makna Tersirat Aspek Menarik Kesimpulan Aspek Memprediksi Maksud Penulis Aspek Mengevaluasi Bacaan

a. Menangkap Arti KataIstilah

Aspek membaca pemahaman yang pertama adalah aspek menangkap arti kataistilah. Dalam aspek ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui definisi dari kataistilah. Berikut tabel dan penjelasan mengenai aspek menangkap arti kataistilah dalam soal tes kemampuan membaca pemahaman. Tabel 4.25 Aspek Menangkap Arti KataIstilah Aspek No. Soal Jumlah Jawaban Benar Persentase Jumlah Jawaban Salah Persentase Jumlah Responden Menangkap Arti KataIstilah 1 38 79,17 10 20,83 48 Total 1 38 79,17 10 20,83 48 Sebanyak 48 mahasiswa mengikuti tes kemampuan membaca pemahaman yang berjumlah 40 butir soal. Tes kemampuan membaca pemahaman tersebut berbentuk pilihan ganda yang mengandung 6 aspek kemampuan membaca pemahaman. Terdapat 2 butir soal menangkap arti kataistilah, yaitu butir soal nomor 1 dan 2. Tetapi soal nomor 2 tidak layak, maka peneliti hanya akan menganalisis pada butir soal nomor 1. Pada butir soal nomor 1 mahasiswa yang berhasil menjawab soal dengan benar ada 38 mahasiswa dengan persentase 79,17 sedangkan mahasiswa yang memilih jawaban salah sejumlah 10 mahasiswa dengan persentase 20,83. Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa dapat menangkap arti kataistilah. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah mahasiswa yang menjawab benar lebih banyak yaitu sebesar 38 mahasiswa dari jumlah total 48 mahasiswa dengan persentase 79,17 sedangkan mahasiswa yang menjawab salah berjumlah 10 mahasiswa dengan persentase 20,83. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat menangkap arti kataistilah.

b. Menangkap Makna Tersurat