kemampuan membaca. Faktor internal kemampuan membaca pemahaman yaitu a faktor motivasi, b faktor sikap dan minat, c faktor kebiasaan, d faktor kondisi
emosi, e faktor cara membaca, f faktor pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, g faktor ketertarikan terhadap bacaan dan manfaat, dan h faktor intelegensi.
Analisis faktor internal dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a. Faktor Motivasi
Faktor motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Berkaitan dengan angket penelitian, berbagai dorongan untuk melakukan suatu
tindakan dapat dilihat melalui subindikator seperti 1 dorongan untuk membaca setiap akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, 2 dorongan
untuk membaca hanya tertuju pada bacaan-bacaan hiburan, 3 dorongan menyelesaikan tugas secara tepat waktu, 4 dorongan untuk mencapai prestasi
setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca, dan 5 dorongan untuk mendapat pujian dari dosen atau teman. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi
membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.9 Faktor Motivasi
No. Subindikator
Rentang Skor 3
S 2
TS 1
TMP 1.
Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca saya sangat kuat.
45 3
2. Dalam keseharian, dorongan membaca saya hanya
tertuju pada bacaan-bacaan hiburan. 30
15 3
3. Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha
menyelesaikannya tepat waktu. 33
9 6
4. Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi
setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca. 34
6 8
No. Subindikator
Rentang Skor 3
S 2
TS 1
TMP 5.
Jika berhasil menyelesaikan tugas membaca, saya merasa dihargai jika mendapat pujian dari dosen atau
teman. 24
18 6
Berdasarkan tabel 4.9 yang terdiri dari lima subindikator faktor motivasi, dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat
dijelaskan sebagai berikut. Subi
ndikator pertama, “Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca saya sangat kuat”. Terdapat 45 mahasiswa memilih
setuju, sehingga sebanyak 45 mahasiswa dengan persentase 93,75 mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena
mahasiswa memiliki kesadaran ketika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca sangat kuat. Akan tetapi, sebanyak 3 mahasiswa
memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 3 mahasiswa atau 6,25 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena
mahasiswa belum memiliki kesadaran ketika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca sangat kuat. Tidak terdapat
mahasiswa yang menyatakan tidak memiliki pilihan dalam subindikator ini. Subi
ndikator kedua, “Dalam keseharian, dorongan membaca saya hanya tertuju pada bacaan-
bacaan hiburan.” Terdapat 30 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 30 mahasiswa dengan persentase 62,5 mahasiswa termasuk
dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki dorongan yang tinggi untuk membaca bacaan-bacaan ilmu
pengetahuan. Sebanyak 15 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 15 mahasiswa atau 31,25 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang
sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki dorongan yang tinggi untuk membaca bacaan-bacaan ilmu pengetahuan. Selanjutnya, sebanyak 3 mahasiswa
tidak memiliki pilihan atau 6,25 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
Subi ndikator ketiga, “Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha
menyelesaikannya tepat waktu.” Terdapat 33 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 33 mahasiswa dengan persentase 68,75 mahasiswa termasuk dalam
kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran untuk menyelesaikan tugas membaca secara tepat waktu. Akan tetapi,
sebanyak 9 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 9 mahasiswa atau 18,75 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap
negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk menyelesaikan tugas membaca secara tepat waktu. Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki
pilihan atau 12,5 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban. Subi
ndikator keempat, “Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-
tingginya dengan cara rajin membaca”. Terdapat 34 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 34 mahasiswa dengan persentase 70,83 mahasiswa
termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan
cara rajin membaca. Akan tetapi, sebanyak 6 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 6 mahasiswa atau 12,5 mahasiswa termasuk dalam kategori
rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca.
Selanjutnya, sebanyak 8 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 16, 67 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
Subind ikator kelima, “Jika berhasil menyelesaikan tugas membaca, saya
merasa dihargai jika mendapat pujian dari dosen atau teman.” Terdapat 24
mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 24 mahasiswa dengan persentase 50 mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap
negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk menyelesaikan tugas membaca. Sebanyak 18 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 18
mahasiswa atau 37,5 mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran untuk menyelesaikan
tugas membaca. Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 12,5 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
b. Faktor Sikap dan Minat