Indikator Kesempatan untuk Membaca

Subindikator keempat , “Saya suka membaca opini di majalah karena bacaan opini sifatnya menghibur.” Terdapat 32 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 32 mahasiswa dengan persentase 66,66 mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran membaca opini di majalah. Akan tetapi, sebanyak 8 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 8 mahasiswa dengan persentase 16,67 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran membaca opini di majalah. Selanjutnya, sebanyak 8 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 16,67 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

d. Indikator Kesempatan untuk Membaca

Kesempatan untuk membaca membuat mahasiswa memiliki waktu untuk membaca. Semakin banyak kesempatan yang diperoleh mahasiswa untuk membaca maka akan semakin tinggi pula kebiasaan membaca yang mereka miliki. Terdapat lima subindikator yang termasuk dalam indikator kesempatan untuk membaca, yaitu 1 lebih banyak memiliki kesempatan membaca di malam hari, 2 membaca di manapun tempatnya, dan di waktu kapanpun, 3 membawa buku bacaan ketika sedang pergi, 4 jika mempunyai waktu luang, selalu menyempatkan waktu untuk membaca buku, dan 5 sering mengunjungi perpustakaan untuk membaca. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.5 Kesempatan untuk Membaca No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP 1. Saya memiliki lebih banyak kesempatan untuk membaca di malam hari. 36 8 4 2. Saya bisa membaca di manapun tempatnya, dan di waktu kapanpun. 27 16 5 3. Saya selalu membawa buku bacaan ketika sedang pergi. 15 24 9 4. Jika saya mempunyai waktu luang, saya selalu menyempatkan waktu untuk membaca buku seperti novel. 33 9 6 5. Saya sering mengunjungi perpustakaan untuk membaca. 30 9 9 Berdasarkan tabel 4.5 yang terdiri dari lima subindikator kesempatan untuk membaca dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator pertama, “Saya memiliki lebih banyak kesempatan untuk membaca di malam hari.” Terdapat 36 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 36 mahasiswa dengan persentase 75 mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk membaca di malam hari. Akan tetapi, sebanyak 8 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 8 mahasiswa dengan persentase 16,67 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki lebih banyak kesempatan untuk membaca di malam. Selanjutnya, sebanyak 4 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 8,33 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Subindikator kedua, “Saya bisa membaca di manapun tempatnya, dan di waktu kapanpun.” Terdapat 27 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 27 mahasiswa dengan persentase 56,25 mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa dapat membaca di manapun tempatnya, dan di waktu kapanpun. Akan tetapi, sebanyak 16 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 16 mahasiswa dengan persentase 33,33 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum dapat membaca di manapun tempatnya, dan di waktu kapanpun. Selanjutnya, sebanyak 5 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 10,42 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban. Subindikator k etiga, “Saya selalu membawa buku bacaan ketika sedang pergi.” Terdapat 15 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 15 mahasiswa dengan persentase 31,25 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa membawa buku bacaan ketika sedang pergi. Akan tetapi, sebanyak 24 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 24 mahasiswa dengan persentase 50 mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum dapat membawa buku bacaan ketika sedang pergi. Selanjutnya, sebanyak 9 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 18,75 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban. Subindikator keempat, “Jika saya mempunyai waktu luang, saya selalu menyempatkan waktu untuk membaca buku seperti novel.” Terdapat 33 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 33 mahasiswa dengan persentase 68,75 mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena ketika mahasiswa mempunyai waktu luang selalu menyempatkan diri untuk membaca buku. Akan tetapi, sebanyak 9 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 9 mahasiswa dengan persentase 18,75 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum mempunyai waktu luang dan menyempatkan diri untuk membaca buku. Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 12,5 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban. Subindikator kelima, “Saya sering mengunjungi perpustakaan untuk membaca”. Terdapat 30 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 30 mahasiswa dengan persentase 62,5 mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa sudah memiliki kesadaran mengunjungi perpustakaan untuk membaca. Akan tetapi, sebanyak 9 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 9 mahasiswa dengan persentase 18,75 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran mengunjungi perpustakaan untuk membaca. Selanjutnya, sebanyak 9 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 18,75 mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

e. Indikator Rutinitas Membaca