Fungsi alih kode untuk menggambarkan suatu pemikiran atau wawasan

Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 7 , Eh, eh gara-gara uyah-sera bisa cerai „Eh, eh gara-gara garam-terasi bisa cerai‟ Peralihan kode itu dilakukan oleh O 2 dari BI pada K 5 , Ya saya kadang-kadang bertengkar cuma masalah makanan, ke BBC pada K 7 . Alih kode itu disebabkan oleh keinginan O 2 mengutip pepatah dalam bahasa Bali. Fungsi imajinatif tampak pada K 7 , Eh, eh gara-gara uyah-sera bisa cerai. „Eh, eh gara-gara garam-terasi bisa cerai‟ Berhubung tuturan tersebut hanya berupa pepatah dan tidak memiliki arti yang sebenarnya, fenomena bahasa tersebut dapat dikatakan memiliki fungsi imajinatif.

6.4.5 Fungsi alih kode untuk menggambarkan suatu pemikiran atau wawasan

Fungsi alih kode untuk menggambarkan suatu pemikiran atau wawasan dapat dilihat data berikut. Data 17 Latar : Halaman rumah Topik : Tugas Pradah Partisipan : Tetangga 01 Tuan rumah 02 Ketua adat 03 01 : 1 … Berarti secara tidak langsung ikut juga melestarikan ajeg Bali Pak Tut ya. 02 : 2 Ya secara tidak langsung tujuannya untuk ngajegang Bali sebenarnya, ten kenten? „Ya secara tidak langsung tujuannya untuk mengajegkan Bali sebenarnya, kan begitu?‟ : 3 Pradah yang tiang tahu paling mendasar ya merupakan beban orang tua, ten kenten? „Pradah yang saya tahu paling mendasar ya merupakan beban orang tua, kan begitu?‟ 01 : 4 Nggih. 03 : 5 Pradah itu termasuk tulang punggungnya dari umat. Beberapa tuturan yang terdapat pada data 17 menggunakan BBC pada K 2 , K 3 ; BB pada K 4 ; dan BI pada K 1 dan K 5 . Penggunaan beberapa bahasa tersebut dipengaruhi oleh situasi peristiwa tutur yang tergolong situasi takresmi. Oleh karena itu, partisipan menggunakan BBC, BB, dan BI, seperti tampak pada data 17. Fenomena alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 5 . Alih kode itu disebabkan oleh keinginan O 3 memperjelas keterangan yang dipaparkan oleh O 2 pada K 2 dan K 3 . Dengan demikian, muncullah tuturan, seperti tampak pada K 5 , Pradah itu termasuk tulang punggungnya dari umat. Penjelasan yang terdapat pada K 5 tersebut dapat dikatakan memiliki fungsi untuk menggambarkan pikiran atau wawasan kepada orang lain. Maksudnya, penggunaan alih kode itu untuk menggambarkan pemikiran atau wawasan serta penyampaiannya kepada orang lain. Fungsi alih kode untuk menggambarkan suatu pikiran atau wawasan lainnya dapat dilihat pada data berikut. Data 8 02 : 4 Sing dini aman. „Tidak di sini aman.‟ : 5 Kehidupan antarsuku dini baik. „Kehidupan antarsuku di sini baik.‟ : 6 Yang penting iraga sing mengganggu penduduk asli dini. „Yang penting kita tidak mengganggu penduduk asli di sini. : 7 Seperti pepatah, ‘di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. : 8 Artinya, di mana pun kita berada harus bisa menyesuaikan diri. Pembicaraan di atas dimulai dengan menggunakan BBC pada K 4 , K 5 , dan K 6 . Penggunaan BI hanya terdapat pada K 7 dan K 8 . Penggunaan BBC dan BI pada data 8 sangat wajar karena situasi yang melingkupi peristiwa tutur itu adalah situasi takresmi. Alih kode terjadi ketika pembicaraan sampai pada K 7 dan K 8 . Alih kode itu dilakukan oleh O 2 dari BBC pada K 6, Yang penting iraga sing mengganggu penduduk asli dini „Yang penting kita tidak mengganggu penduduk asli di sini‟. ke BI pada K 7 , Seperti pepatah, ‘di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Sehubungan dengan fenomena alih kode tersebut, penjelasan yang terdapat pada K 7 dapat dikatakan memiliki fungsi untuk menggambarkan suatu pikiran atau wawasan. Maksudnya, penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta penyampaiannya kepada orang lain.

6.4.6 Fungsi alih kode untuk menunjukkan rasa sosial